You are on page 1of 27

Makalah Ilmu Kealaman Dasar

Makhluk Hidup Dalam Ekosistem Alami

DISUSUN OLEH:

1. MOH. FIRZON FIRDAUS (150810301020)


2. DINDA PUTRI WULANSARI (150810301022)
3. SAFIRA DAMAYANTI (150810301026)
4. ALIFIERA PUTRI AFIFAH (150810301028)

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
ANGKATAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan atau
menyusun makalah Ilmu Kealaman Dasar ini yang berjudul Makhluk Hidup Dalam
Ekosistem Alami.

Tugas makalah ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pembaca tentang


pengertian dari ekosistem yang sebenarnya, faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan populasi dalam suatu ekosistem serta bagaimana pengaruh faktor alam
terhadap suatu ekosistem.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari dosen pembina mata kuliah dan rekan-rekan yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.

Jember, April 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


2.1. Pengertian Makhluk Hidup ........................................................... 3
2.2. Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup ..................................... 3
2.3. Pengertian Ekosistem .................................................................... 6
2.4. Berbagai Bentuk Ekosistem Alami ............................................... 12
2.5. Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem Alami ....................... 15
2.6. Macam-Macam Bentuk Pola - Pola Kehidupan ........................... 18

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 22


3.1. Kesimpulan ................................................................................... 22
3.2. Saran .............................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 23

ii
ABSTRAK

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara
utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Semua
ekosistem merupakan sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer energi maupun material ke
dalam dan ke luar. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan faktor biotik dan menempati
daerah biosfer dan membentuk organisasi alam hayati. Taraf organisasi tersebut digambarkan
sebagai suatu spectrum biologi yang tersusun atas sitoplasma sebagai substansi dasar kehidupan
yang akan membentuk sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas,
ekosistem, dan biosfer. Sementara air, udara, batuan, mineral, dan energi merupakan faktor abiotik.
Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas ekosistem-ekosistem yang
lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya.

Kata Kunci : Populasi, Komunitas, Ekosistem, Transfer Energi

ABSTRACT

An ecosystem is an ecological system formed by the interrelationships between the living and
the environment. Ecosystems can be regarded as a unit arrangement completely and thoroughly
between all elements of the environment affect each other. All of the ecosystem is an open system
in the sense that there is a transfer of energy and material into and out. Plants, animals, and
microorganisms are biotic factors and occupies the area of the biosphere and natural form
organizations. The organizational level is defined as a biological spectrum that is composed of
cytoplasm as the basic substance of life that will form cells, tissues, organs, organ systems,
organismal, population, community, ecosystem, and biosphere. While water, air, rocks, minerals,
and energy is the abiotic factors. Earth as a single very large ecosystem composed of ecosystems
that are smaller and intertwined with each other.
Keywords: Population, Communities, Ecosystems, Energy Transfer

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Ekosistem juga merupakan suatu sistem ekologik yang merupakan unit fungsional
yang dihasilkan dari interaksi komponen biotic (makhluk hidup atau organisme), komponen abiotik
(benda mati), dan juga komponen kebudayaan (antropogenik). Kedua komponen yaitu biotik dan
abiotik tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.

Individu adalah makhluk tunggal. Sejumlah individu sejenis (satu spesies) pada tempat
tertentu akan membentuk Populasi. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena
kelahiran, kematian, dan migrasi (emigrasi dan imigrasi). Sedangkan Komunitas yaitu seluruh
populasi makhluk hidup yang hidup di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling
berinteraksi. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut
Habitat.

Semua ekosistem merupakan sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer energi
maupun material ke dalam dan ke luar. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan faktor
biotik dan menempati daerah biosfer dan membentuk organisasi alam hayati. Taraf organisasi
tersebut digambarkan sebagai suatu spectrum biologi yang tersusun atas sitoplasma sebagai
substansi dasar kehidupan yang akan membentuk sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme,
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Sementara air, udara, batuan, mineral, dan energi
merupakan faktor abiotik. Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas
ekosistem - ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan makhluk hidup ?
2. Apa yang dimaksud dengan populasi dan komunitas makhluk hidup ?
3. Apa yang dimaksud dengan ekosistem itu sebenarnya ?
4. Apa saja bentuk dari ekosistem alami ?
5. Bagaimanakah pengaruh faktor alam terhadap suatu ekosistem ?
6. Apa sajakah macam - macam bentuk pola - pola kehidupan ?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Memahami yang dimaksud dengan makhluk hidup
2. Megetahui tentang populasi dan komunitas makhluk hidup
3. Memahami yang dimaksud dengan ekosistem
4. Mengetahui berbagai bentuk ekosistem alami
5. Mengetahui pengaruh faktor alam terhadap suatu ekosistem
6. Mengetahui berbagai macam - macam bentuk pola - pola kehidupan

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mendapatkan gambaran tentang makhluk hidup dalam ekosistem alami


2. Mendapatkan pemahaman tentang pentingnya memahami makhluk hidup dalam ekosistem
alami

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Makhluk Hidup

Makhluk hidup adalah struktur biologis yang merespon perubahan lingkungan atau
dalam entitas sendiri. Ini termasuk hewan, tumbuhan, jamur dan organisme bersel tunggal yang
dikenal sebagai bakteri. Makhluk hidup memiliki organisasi biokimia yang kompleks yang
memungkinkan mereka untuk memproses zat dan memanfaatkan energi untuk merespon perubahan
di sekitar mereka.

Menurut New Mexico Tech, semua makhluk hidup menampilkan tujuh karakteristik
kehidupan. Yang pertama adalah bahwa mereka terdiri dari sel-sel. Organisme bersel tunggal hanya
memiliki satu sel yang melengkapi semua tugas yang diperlukan dalam kehidupan, sedangkan
organisme multisel memiliki banyak sel-sel khusus.

Makhluk hidup juga secara kompleks terorganisir, baik pada tingkat molekuler dan
seluler. Pada organisme multiseluler, sel-sel tersebut akan disusun dalam jaringan, dan jaringan
tersebut akan disusun dalam organ.

Dalam rangka untuk dianggap sebagai makhluk hidup, struktur harus mengambil energi
dan menggunakannya tidak hanya untuk merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh dan
mempertahankan dirinya. Makhluk hidup tumbuh dalam beberapa cara; Sel-sel membelah untuk
membentuk sel-sel baru, sel-sel menjadi lebih besar, dan peningkatan organisme dalam ukuran
jumlah kantor sel meningkat. Karakteristik keenam hidup adalah kemampuan untuk mereproduksi,
dan ketujuh adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Meskipun organisme
individu mungkin tidak memuaskan akhir ini dua karakteristik, kelompok organisme yang sama
harus dalam rangka untuk dianggap “makhluk hidup”.

2.2. Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Di dalam
ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila

3
membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan menentukan
batas-batas waktunya serta tempatnya.
Jadi populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama yang
menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan
milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam kelompok itu. Contoh
populasi yaitu: populasi ikan lele, populasi udang, populasi kura- kura, dan populasi tanaman air
tawar, dsb.

Ukuran populasi bervariasi dari waktu ke waktu. Beberapa populasi mempertahankan


ukuran populasinya secara konstan, sedangkan populasi lain mengalami ledakan penambahan
jumlah yang sangat besar. Salah satu contohnya adalah populasi burung red grouse (lagopus
scaticus) satu jenis burung di Skotlandia barat laut. Populasi burung ini berada di dua tempat yang
terpisah. Lokasi pertama mempunyai luas 49 Ha, sedangkan yang satunya lagi berukuran 47 Ha. Di
satu lokasi pertumbuhan burung ini relatif konstan, tetapi di lokasi satunya lagi mengalami
pelonjakan populasi namun beberapa tahun kemudian terjadi penurunan kembali.

Hal ini bisa terjadi karena, makanan pokok jenis burung ini adalah tanaman heather
(colluna vulgaris). Tanaman muda dan sedang tumbuh sangat disukai oleh jenis burung ini.
Sehingga pembakaran lahan di salah satu lokasi menyebabkan ketersediaan tanaman muda
melimpah. Populasi burung ini pun meningkat dengan pesat. Namun, pertumbuhan ini kembali lagi
seperti asalnya setelah lahan dikembalikan seperti semula beberapa tahun kemudian, populasi
menjadi konstan kembali.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi diantaranya :

a) Kompetisi, ini dapat terjadi antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam
mempertahankan hidupnya
b) Mortalitas, terjadinya suatu kematian/punahnya individu karena kekurangan sumber
makanan, terserang penyakit,dll.
c) Natalitas, yaitu adanya kelahiran yang menyebabkan pertambahan jumlah individu.
d) Migrasi, yaitu keluar dan masuknya populasi yang sama.
e) Predasi, yaitu interaksi antar organisme dimana satu organisme dimangsa oleh organisme
lainnya
f) Suksesi, yaitu proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah
lingkungan yang lebih teratur dan stabil.

4
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia,
individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,
kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Serigala, rusa, berang-berang, pohon
cemara dan pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale.
Ahli ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas
mereka. Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa
komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah,
sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.

Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti “kesamaan”, kemudian
dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”.
(Wenger, 2002: 4).

Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu komunitas


merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah
kehidupan.

Menurut Crow dan Allan, komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:


1. Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah
Sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang
mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
2. Berdasarkan Minat
3. Berdasarkan Komuni
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.

Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan
suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme.

Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi
dan interaksi satu dengan yang lainnya. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan
saling berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas
adalah sekelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama pada
suatu daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah dan
saling berinteraksi. Contoh komunitas yaitu : kumpulan populasi ikan, udang dan kura- kura di air
tawar (komunitas air tawar),komunitas air laut, komunitas hutan hujan tropis,dll.

5
Dalam setiap komunitas, setiap populasi dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari
kelompok berikut :

a. Produsen, yaitu suatu jenis makhluk hijau daun yang bisa merubah energi surya menjadi
energi kimia dalam jaringannya, seperti : rumput, pohon,dsb.
b. Konsumen pertama, yaitu makhluk herbivora, suatu organisme pemakan tumbuhan, seperti
sapi, kerbau, gajah, kambing,dsb.
c. Konsumen kedua, yaitu karnivora, suatu organisme pemakan herbivora, seperti manusia
harimau, ular, dsb.
d. Konsumen ketiga, yaitu karnivora, suatu organisme pemakan karnivora lainnya.
e. Parasit, yaitu organisme yang memakan makanan yang telah dicerna oleh organisme lain
sebagai tempat hidupnya. Seperti benalu, jamur,dsb.
f. Pemakan bangkai, organisme yang hidup dari kotoran hewan atau tumbuhan yang sudah
membusuk.
g. Pengurai, yaitu mikroba yang menguraikan organisme atau sampah organik menjadi zat
kimia atau energi ke lingkungannya dan dapat diserap kembali oleh makhluk hidup.

2.3. Pengertian Ekosistem

Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan hubungan
timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
dapat juga dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh serta menyeluruh antara unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan hubungan


interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari
adalah sumber dari semua energi yang ada dalam ekosistem.

Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang secara bersama-sama


dengan lingkungan fisik. Organisme tersebut akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan
sebaliknya organisme juga dapat memengaruhi lingkungan fisik yang digunakan untuk keperluan
hidup. Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber
daya dan kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada pada kisaran yang masih dapat
ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut Hukum Toleransi.

6
Komponen pembentuk ekosistem antara lain :

 Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup merupakan komponen fisik dan kimia yang
medium atau substrat sebagai tempat berlangsungnya kehidupan atau lingkungan tempat
hidup. Sebagian besar dari komponen abiotik memiliki beragam variasi dalam ruang dan
waktu. Komponen abiotik berupa bahan organik, senyawa anorganik, serta faktor yang
memengaruhi distribusi organisme, antara lain:

1. Suhu

Proses biologi dipengaruhi juga oleh suhu. Mamalia dan unggas akan membutuhkan
energi untuk dapat meregulasi temperatur dalam tubuh.

2. Air

Ketersediaan air juga dapat memengaruhi distribusi organisme. Organisme yang


terdapat pada gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air yang ada di gurun tersebut.

3. Garam

Konsentrasi garam juga memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme dengan


melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial mampu untuk dapat beradaptasi di
dalam lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi.

4. Cahaya matahari

Intensitas serta kualitas cahaya matahari dapat memengaruhi proses fotosintesis. Air
dapat menyerap cahaya sehingga yang terjadi pada lingkungan air, fotosintesis terjadi
pada sekitar permukaan yang dapat dijangkau oleh cahaya matahari. Di gurun,
intensitas cahaya matahari yang sangat besar dapat membuat peningkatan suhu, hal
ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan tertekan.

5. Tanah dan batu

Karakteristik tanah yang meliputi antara lain struktur fisik,, komposisi mineral, dan
pH membatasi penyebaran organisme yang berdasarkan kandungan sumber makanan
di tanah.

7
6. Iklim

Iklim adalah kondisi cuaca dalam suatu daerah atau area serta dalam jangka waktu
lama. Iklim makro meliputi iklim global, lokal, dan regional. Iklim mikro meliputi
iklim dalam suatu daerah yang dihuni oleh beberapa komunitas tertentu.

 Biotik

Biotik adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu organisme. Komponen
biotik merupakan suatu komponen yang menyusun ekosistem selain komponen abiotik.
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu
heterotrof atau konsumen dan dekomposer atau pengurai.

1. Heterotrof / konsumen

Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan dari bahan-bahan


organik yang telah disediakan oleh organisme lain sebagai sumber makanannya.
Komponen heterotrof disebut konsumen makro atau fagotrof karena makanan yang
dimakan berukuran kecil. Yang tergolong golongan heterotrof adalah manusia,
hewan, mikroba, dan jamur.

2. Pengurai / dekomposer

Pengurai atau dekomposer merupakan organisme yang menguraikan bahan-bahan


organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Pengurai disebut konsumen
makro atau sapotrof. Hal ini karena makanan yang telah dikonsumsi memiliki ukuran
yang lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil dari penguraian
tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang tergolong golongan pengurai atau dekomposer adalah bakteri dan
jamur. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu:

1. Aerobik : oksigen sebagai penerima elektron atau oksidan

2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat dan bahan organik sebagai penerima elektron
atau oksidan

3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang sudah teroksidasi juga sebagai
penerima elektron. Komponen tersebut berada di suatu tempat serta berinteraksi
membentuk kesatuan ekosistem yang teratur.

8
Tipe - tipe dari ekosistem antara lain :

 Akuatik (Air)

1. Ekosistem air tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi suhu yang tidak menyolok,
penetrasi cahaya yang kurang, serta terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam
tumbuhan yang terbanyak pada ekosistem air tawar adalah jenis ganggang,
sedangkan tumbuhan yang lainnya adalah tumbuhan biji.

2. Ekosistem air laut

Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang tinggi dengan ion CI- dapat
mencapai 55% terutama pada daerah laut tropik, hal ini karena disana memiliki suhu
yang tinggi dan penguapan yang sangat besar. Pada daerah tropik, suhu laut dapat
berkisar 25 °C. Terjadinya perbedaan suhu bagian atas dengan bagian bawah tinggi
dan terdapat batas antara lapisan tersebut yang disebut dengan termoklin.
3. Ekosistem estuari

Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air laut. Estuari
sering dipagari dengan lempengan lumpur intertidal yang cukup luas. Ekosistem
estuari memiliki produktivitas yang sangat tinggi serta memiliki banyak nutrisi.
Komunitas tumbuhan yang dapat hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
fitoplankton, dan ganggang. Komunitas hewannya seperti cacing, ikan, kerang, dan
kepiting.

4. Ekosistem pantai

Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada gundukan
pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae memiliki kemampuan untuk dapat tahan
terhadap hempasan gelombang dan angin.

5. Ekosistem sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah. Air sungai dingin serta
jernih dan memiliki sedikit kandungan sedimen. Aliran air dan gelombang secara
konstan dapat memberikan oksigen pada air. Ekosistem sungai dihuni oleh beberapa
hewan seperti gurame, kura-kura, dan sebagainya.

6. Ekosistem terumbu karang


9
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem terumbu karang sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup pada karang
memakan organisme mikroskopis serta sisa organik lain. Kehadiran terumbu karang
yang berada di dekat pantai membuat pantai dapat memiliki pasir putih.

7. Ekosistem laut dalam

Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat mencapai lebih dari 6.000 m.
Biasanya terdapat lele laut serta ikan laut yang mampu untuk dapat mengeluarkan
cahaya.

8. Ekosistem lamun

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuhan yang dapat berbunga
di lingkungan laut. Tumbuhan tersebut dapat hidup pada perairan pantai dangkal.
Lamun atau seagrass mempunyai tunas berdaun yang tegak serta tangkai-tangkai
yang merayap untuk berbiak. Sebagai sumber daya hayati, tumbuhan lamun banyak
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

 Terestrial (Darat)

Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan dengan temperatur
dan curah hujan. Ekosistem terestrial atau ekosistem darat dapat dikontrol oleh iklim dan
gangguan. Iklim sangat berperan penting untuk menentukan mengapa pada suatu
ekosistem terestrial berada pada tempat tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat berubah
akibat berbagai gangguan misal seperti petir, kebakaran, penebanganan pohon, dan
sebagainya.

1. Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan subtropik. Hutan hujan tropis
memiliki ciri-ciri curah hujan 200 - 225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif
cukup banyak dan jenisnya berbeda tergantung letak geografisnya. Dalam hutan
hujan tropis terdapat tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan dan anggrek sebagai
epifit. Hewannya antara lain, burung, kera, badak, harimau, dan burung hantu.

2. Sabana

Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah hujan 40 – 60
inci per tahun, tetapi temperatur serta kelembaban masih tergantung terhadap musim.

10
Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga serta mamalia seperti zebra, hyena,
dan singa.

3. Padang rumput

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan sekitar 25-30 cm per tahun,
hujan turun secara tidak teratur, porositas atau peresapan air yang tinggi, dan
drainase aliran air yang cepat. Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri
atas tumbuhan terna dan rumput. Hewannya antara lain: bison, serigala, anjing liar,
zebra, gajah, jerapah, serangga, dan sebagainya.

4. Gurun

Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.
Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri gersang dan curah hujan rendah sekitar 25
cm/tahun. Perbedaan suhu yang terjadi antara siang dan malam sangat besar.
Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti kaktus atau tak berdaun dan
memiliki akar yang cukup panjang serta mempunyai jaringan yang dapat menyimpan
air. Hewan yang hidup di gurun seperti ular, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lainnya.

5. Hutan gugur

Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4 musim dan
memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon dalam ekosistem
hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di ekosistem hutan
gugur antara lain rusa, rubah, beruang, dan rakun.

6. Taiga

Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik. Taiga
memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang rendah. Hutan taiga seperti konifer,
pinus, dan sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga antara lain moose, beruang hitam,
dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada saat musim gugur.

7. Tundra

Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran kutub utara serta
terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah tundra hanya

11
sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan pada ekosistem tundra yang dominan adalah
sphagnum, liken, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.

8. Karst (batu gamping /gua)

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping yang terdapat pada wilayah
Yugoslavia. Karst memiliki ciri-ciri tanahnya kurang subur untuk pertanian, mudah
longsor, sensitif terhadap erosi.

 Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah:

1. Bendungan
2. Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
3. Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
4. Sawah irigasi
5. Perkebunan sawit

2.4. Berbagai Bentuk Ekosistem Alami

Setiap komponen yang ada di alam saling mempengaruhi dan berhubungan sehingga
terjadi aliran energi dan materi yang terjadi pada satu sistem dan hal ini sering disebut satu
ekosistem (dari kata ecologycal system). Ekosistem ini meliputi komponen biotik (organisme hidup
lainnya) dan komponen abiotik (tanah, air, udara).

Dalam satu ekosistem yang dapat berdiri sendiri harus memenuhi syarat di bawah ini:

 Sumber energi serta sistem kehidupan yang sanggup mengolah energi untuk kebutuhan
komponen-komponen dalam kehidupan.

 Tersedianya zat-zat kimia, zat dibutuhkan serta mekanisme yang mengatur keseimbangan
zat-zat antara komponen biotik dan biotik dalam ekosistem. Zat-zat kimia yang dibutuhkan
oleh satu ekosistem terutama adalah H2O, CO2, dan O2 serta zat hara lainnya.

Jika persyaratan di atas terpenuhi, maka secara alami akan terbentuk berbagai ekosistem
alami, baik ekosistem darat maupun ekosistem pesisir. Ekosistem darat terdiri dari ekosistem yang
menetap langsung di atas tanah dan ekosistem perairan air tawar, seperti danau. Ekosistem pesisir
terdiri dari ekosistem estuari, pesisir, dan laut.
12
Untuk memelihara kesetimbangan satu ekosistem, maka zat-zat kimia dan unsur hara
lainnya harus seimbang di antara komponen biotik dan biotik. Peristiwa ini disebut sebagai siklus
bioglokimia.

Ekosistem alami ini dapat terpengaruh oleh faktor-faktor alam juga. Misalnya pengaruh
geografis, angin, air laut, dan sebagainya. Satu ekosistem yang sudah stabil akan berubah oleh
pengaruh-pengaruh di atas. Perubahan-perubahan ini biasanya akan dimulai dari perubahan kecil
dan akan terus meningkat hingga tercipta ekosistem baru yang sangat berbeda dengan ekosistem
sebelumnya.
Selain ekosistem alami yang terbentuk dengan sendirinya dan membutuhkan waktu
lama, ekosistem juga dapat dibuat oleh manusia, namanya ekosistem buatan, misal ekosistem
kebun, sawah, dan ladang. Namun, harus diingat bahwa alam memberlakukan konsep
kesetimbangan sehingga pembuatan ekosistem baru harus memperhatikan efek samping yang akan
ditimbulkan, misalnya pembukaan area untuk sawah di daerah resapan air akan menyebabkan efek
samping yang besar seperti banjir dan tanah longsor.

Bentuk-bentuk ekosistem alami, yaitu :

A. Ekosistem Darat
 Hutan Hujan Tropis, Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,Ciri-
cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang
mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d
20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
 Savana, adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
 Stepa, yang dalam Bahasa Inggris disebut steppe, merupakan sebuah padang rumput
biasanya terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah
hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Stepa adalah dataran tanpa pohon
(kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput
pendek.
 Hutan Gugur, Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang
mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d
20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung
pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

13
 Taiga, Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan
hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan
burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
 Tundra, Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran
kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di
daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken,
tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya,
tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
B. Ekosistem Perairan
 Air Tawar, Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,
penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan
yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.
 Air Laut, kumpulan air asin yang sangat luas dan berhubungan dengan samudra.
Sekitar empat miliar tahun silam permukaan bumi terlalu panas.
 estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
 Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan
ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas
dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke
tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut
dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara
horizontal.

 Ekosistem pantai, letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut.Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat
melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat

14
pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska,
dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah
tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
C. Ekosistem buatan
 Bendungan

 Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus

 Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan

 Sawah irigasi

 Perkebunan sawit

2.5. Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem Alami


Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa
kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus tersebut antara lain:

1. Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri
denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi
nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam
ekosistem.
2. Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air
tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan
fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat

15
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus-
menerus.
3. Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan manusia
dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama
akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai
bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.

Terpeliharanya satu komunitas sangat tergantung kepada aliran energi melalui masing-
masing populasi.

 Rantai Makanan

Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri
melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan cahaya
matahari. Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan
dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi
tertentu. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup
tanpa peran makhluk hidup lain. Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut
adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk
suatu rantai makanan.

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan
urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai
produsen, konsumen, dan dekomposer.

Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan. Pada rantai makanan tersebut terjadi
proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang
dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang
berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk tumbuh dan berkembang.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen.
Organisme yang menduduki tingkat trofik kedua disebut konsumen primer (Konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat
16
trofik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan
daging (Karnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat trofik tertinggi
disebut Konsumen Puncak.

Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :


1. Rumput bertindak sebagai Produsen.
2. Belalang sebagai Konsumen I (Herbivora)
3. Katak sebagai Konsumen II (Karnivora)
4. Ular sebagai Konsumen III/Konsumen Puncak (Karnivora)
5. Jamur sebagai Dekomposer.

Ada dua tipe dasar rantai makanan:


1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan =>
herbivora => karnivora.
2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme
(detriivora= organisme pemakan sisa) predator.
 Jaring-Jaring Makanan

Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu
produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu
jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam
ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-
jaring makanan.

Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan


sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan.

 Piramida Makanan
Piramida Makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan
komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam
suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang menempati
dasar piramida.
Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada dasar piramida. Komposisi
biomassa dan energi ini semakin ke atas semakin kecil karena selama proses perpindahan
energi terjadi penyusutan jumlah energi pada setiap tingkat trofik.

17
Dalam ekosistem yang seimbang jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah
konsumen tingkat I, jumlah konsumen tingkat II lebih banyak daripada konsumen tingkat
III, demikian seterusnya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya energi pada setiap tingkatan
makanan. Jika rantai makanan digambarkan dari produsen sampai konsumen tingkat tinggi,
maka akan terbentuk suatu piramida makanan.

2.6. Macam - Macam Bentuk Pola - Pola Kehidupan

Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas,
sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan
lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan. Pola kehidupan dapat dibagi dalam
tiga bagian, yaitu:

A. Pola Kehidupan Di Darat


Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain; keadaan
tanah, suhu , angin, kelembaban udara, curah hujan, dan pancaran sinar matahari.

Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya:

 Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah,
tumbuhan hidup subur.
 Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian
mati.
B. Pola Kehidupan Di Air
 Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit
 Lingkungan air asin: laut
 Lingkungan air payau: danau air tawar

Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri,
misalnya:

1. Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari:


 Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan
hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses
fotosintesis menghasilkan zatmakanan yang berguna bagi tumbuhan air dan
merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air.

18
 Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan
daerah yangtidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah
pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan
dari bahan-bahan yang Macam- Macam Bentuk Pola Kehidupan
 Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke
tumbuhan air ke konsumen.
2. Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut

Limbah - limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan


produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan
dan akhirnya mati. Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar
tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di
dalam air tidak kekurangan makanan.

3. Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas

Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman
air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang
hidup di daerah permukaan.

4. Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu

Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam


air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya. Pola kehidupan
di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk
hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-masing
lingkungan air tersebut.

C. Pola Kehidupan Yang Khas

Hubungan timbal-balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem


merupakan pola kehidupan dalam suatu komunitas.Pola kehidupan yang khas terbagi
atas:

1. Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda
dalam hubungan yang erat. Jenis - jenis simbiosis yaitu:
a) Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang
menguntungkan bagi kedua belah pihak, misalnya: kupu - kupu dengan
bunga, badak dengan sejenis burung, dan lain-lain.
19
b) Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup
yang berbeda,yang satu mendapat keuntungan, yang lainnya dirugikan,
misalnya: benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang,
kutu buah dengan tumbuhan inang,dan lain-lain
c) Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup
yang berbeda,yang satu diuntungkan sedangkan yang lainnya tidak
dirugikan, misalnya: ikan hiudengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku
dengan pohon yang tinggi, dan lain-lain.
2. Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis
makhluk hidup, yangsatu menghambat kehidupan makhluk hidup lainnya.
Misalnya: Pennicillium dengan jamur dan bakteri tertentu pennicillium
dapat menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat
pertumbuhan jamur dan bakteri tertentu. Macam-macam antibiotika yang
dihasilkan dari pola kehidupan sebagai antibiosis, antara lain: Penisilin,
Streptomisin, Kloromisin, Anreomisin, Teramisin, Tetraksiklin, dan lain-lain.

Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang
luas.

1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun, banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.
2. Bioma Padang Rumput, membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah
beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.
3. Bioma Sabana, adalah pandang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Sabana Murni: bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis
tumbuhan saja.
 Sabana Campuran: bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-
jenis pohon.
4. Bioma Hutan Tropis, merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan
dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco,
Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah
Kongo di Afrika.
5. Hutan Musim, di daerah tropis selain hutan tropis terdapat pula hutan musim. adalah
suatu bioma berupa hutan yang biasa ditemukan di wilayah tropika dan subtropika atau
20
iklim monsoon (kemarau dan hujan) dengan macam tumbuhan sejenis. Wilayah-wilayah
ini memiliki iklim hangat sepanjang tahun, tapi mengalami musim kering (kemarau)
yang tak kalah panjangnya selama beberapa bulan.
6. Hutan Lumut, banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada
ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Di hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya
lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut.
7. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest), ciri khas dari hutan ini adalah tumbuhannya
sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika
Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
8. Bioma Hutan Taiga/Hutan Homogen, bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara
subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska,
Kanada.
9. Bioma Huta Tundra, terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya
adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi
oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput - rumputan dan sedikit
tumbuhan berbunga berukuran kecil.
10. Hutan Bakau/Mangrove, banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah
tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp),
sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon
Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan saling
ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain. Makhluk hidup
membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingungan
juga membutuhkan makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk


hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas tiga komponen , yaitu komponen biotik, komponen
abiotik dan komponen pengurai (dekomposer). Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang
hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen
abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya
matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas. Komponen pengurai (dekomposer) adalah
organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati.

3.2. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal.
Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar
tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.

22
DAFTAR PUSTAKA

 STAR. (2002). Biologi untuk SLTP kelas 1. Media Karya Putra.


 WAJAR. (2002). LKS Biologi SLTP kelas 1. Jakarta: Graha Pustaka.
 http://linayuliana15.blogspot.com/2011/02/ekosistem.html diakses pada 24
Februari 2015
 http://woocara.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-ekosistem-komponen-dan-
tipe.html diakses pada 24 Februari 2015
 http://iwak-pithik.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-ekosistem.html diakses
pada 24 Februari 2015
 http://www.softilmu.com/2015/10/makhluk-hidup-dalam-ekosistem-
alami.html diakses pada 25 Februari 2015
 http://www.ataya.xyz/2015/04/pengertian-makhluk-hidup-organisme.html
diakses pada 26 Februari 2015

23

You might also like