Professional Documents
Culture Documents
* Darmi Arda *
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, saraf dan pembuluh darah.
Pada DM terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor pada membrane sel
yang selnya responsive terhadap insulin, pemahaman tentang pemberian insulin sangat penting
untuk diketahui sehingga pemberiannya tepat. Tujuan penelitian ini adalah di ketahuinya
hambaran pengetahuan perawat tentang penggunaan insulin pada pasien diabetes mellitus di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskritif. Penelitian telah dilaksanakan di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dari tanggal 01 Juni – 03 Juli. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan Skala Gutman, dimana jumlah
sampel sebanyak 53 responden dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling.
Pengolaan Data menggunakan computer (Microsoft Excel 2007).
Hasil penelitian dari 53 responden diperoleh pengetahuan baik sebanyak 49 (92%)
responden, dan kurang sebanyak 4 (8%) responden.
Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan perawat tentang penggunaan insulin pada
pasien diabetes melitus di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar sudah baik yaitu 49 (92%)
responden.
Kata Kunci : Pengetahuan, Penggunaan Insulin
Pendahuluan
Dalam dunia kesehatan penyakit diabetes kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh
melitus termasuk penyakit yang tidak menular, darah (Suyono, 2006).
namun merupakan salah satu penyakit Penyakit diabetes adalah penyakit yang
degeneratif yang bersifat kronis. Diabetes timbul dari adanya kondisi kadar gula darah
Melitus merupakan gangguan kesehatan dan yang tinggi (Hiperglikemia). Kadar gula darah
kumpulan gejala yang disebabkan oleh yang tinggi bisa disebabkan oleh kelainan
peningkatan kadar gula darah akibat yang berkaitan dengan hormon insulin yang
kekurangan ataupun resistensi insulin, serta berfungsi sebagai penyeimbang kadar gula
adanya komplikasi yang bersifat akut dan darah. Gangguan hormon insulin sendiri di
kronik. sebabkan oleh ketidakmampuan organ
Diabetes Militus (DM) adalah keadaan pankreas dalam memproduksi insulin secara
hiperglikemia kronik disertai berbagai optimal, yaitu jumlahnya kurang. Selain
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, karena ketidakmampuan pankreas dalam
yang menimbulkan berbagai komplikasi memproduksi insulin, gangguan juga terjadi
karena sel-sel tubuh tidak dapat
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah dengan lambat dari tempat
karbohidrat, kurang gerak badan dan penyuntikan sehingga efek yang
faktor keturunan atau herediter. Pada dirasakan cukup lama, yaitu
diabetes melitus tipe 2 jumlah sel beta sekitar 24-36 jam. Preparat :
berkurang sampai 50-60% dari Protamine Zinc Insuline (PZI),
normal dan jumlah sel alpa Ultratard.
meningkat (Utama, 2007). 4) Insulin campuran
Merupakan kombinasi insulin
4. Pengertian Insulin kerja cepat dengan kerja sedang.
Insulin adalah suatu hormon yang di Insulin jenis ini yang beredar di
produksi oleh selbeta pulau Langerhans Indonesia adalah Mixtard 30/70
kelenjar pankreas. Insulin menstimulusi dan Humulin 30/70. (Soegondo,
pemasukan asam amino kedalam sel dan 2006)
kemudian meningkatkan sintesa protein. b. Peran Insulin
Insulin meningkatkan penyimpanan lemak DM dapat dibedakan menjadi DM tipe 1,
dan mencegah penggunaan lemak sebagai adanya gangguan produksi insulin akibat
bahan energi. Insulin menstimulasi penyakit autonium atau ediopatik. Tipe ini
pemasukan glukosa ke dalam sel untuk sering disebut insulin dependent diabetes
digunakan sebagai sumber energi dan melitus atau IDDM karena pasien mutlak
membantu penyimpanan glikogen di membutuhkan insulin. DM tipe 2 akibat
dalam sel otot dan hati. Insulin endogen resistensi insulin atau gangguan sekresi
adalah insulin yang dihasilkan oleh insulin. Pada tipe ini tidak selalu di
pankreas, sedangkan insulin eksogen butuhkan insulin, cukup dengan diet dan
adalah insulin yang disuntikan dan antidiabetik oral. Karenanya tipe ini juga
merupakan suatu produk farmasi. disebut non insulin dependen diabetes
(Soegondo, 2006) melitus NIDDM, jenis lainnya misalnya
a. Macam – Macam Kerja Insulin gestational diabetes melitus, DM pada
1) Insulin kerja singkat kehamilan (Gunawan dkk, 2007).
Yang termasuk disini adalah Kadar glukosa darah sangat di pengaruhi
insulin regular (Crystal Zinc oleh fungsi Hepar, pangkreas,
Insulin/CZI). Saat ini dikenal 2 adenohiposis dan adrenal. Kecuali fungsi
macam insulin CZI, yaitu dalam tiroid, kerja fisik, faktor imunologik dan
bentuk asam dan netral. Preparat genetik dapat mempengaruhi paada kadar
yang ada antara lain : Actrapid, glukosa darah.
Velosulin, Semilente. Insulin
jenis ini di berikan 30 menit
sebelum makan, mencapai Hasil Penelitian Dan Pembahasan
puncak setelah 1-3 macam dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di
efeknya dapat bertahan sampai 8 laksanakan di Rumah Sakit Islam Faisal pada
jam. tanggal 1-3 Juli 2015, hasil penelitian
2) Insulin kerja menengah menunjukan bahwa jenis kelamin responden
Yang dipakai saat ini adalah sebagian besar berjenis kelamin perempuan
Netral Protamine Hegedorn dibandingkan dengan laki-laki yaitu sebanyak
(NPH). Jenis ini awal kerjanya 41 (77%) responden. Sedangkan hasil
1.5-2.5 jam. Puncaknya tercapai penelitian berdasarkan usia, responden
dalam 4-15 jam dan efeknya terbanyak berusia 26-30 tahun sebanyak 36
dapat bertahan sampai dengan 24 (68%).
jam. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa dari
3) Insulin kerja panjang 53 responden didapatkan tingkat pengetahuan
Merupakan campuran dari perawat mengenai penggunaan insulin pada
insulin dan protamine, diabsorsi pasin diabetes mellitus dengan kategori baik
sebanyak 49 (92%) responden dan kategori Hal ini didukung oleh teori Notoadmojo
kurang baik sebanyak 4 (8%) responden. (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
Menurut asumsi peneliti, responden sudah dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
sering mendengar dan memberikan insulin pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Ini
pada pasien diabetes mellitus dan tahu cara juga didukung oleh Notoadmojo (2010),
pemberian insulin baik dari tenaga kesehatan pendidikan adalah suatu usaha untuk
maupun dari media massa sehingga memiliki mengembangkan kepribadian dan kemampuan
pengetahuan yang baik tentang pemberian di dalamm dan di luar sekolah dan
insulin pada pasien diabetes mellitus. Menurut berlangsung seumur hidup. Pendidikan
Notoadmojo (2010) pengetahuan adalah hasil mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pengindraan manusia, atau hasil tahu pendidikan seseorang, makin mudah orang
seseorang terhadap objek mulai indra yang tersebut menerima informasi. Dengan
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan pendidikan tinggi maka seseorang akan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu cenderung untuk mendapatkan informasi, baik
pengindraan sampai menghasilkan dari orang lain maupun dari media massa.
pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh Semakin banyak informasi yang masuk
intensitas perhatian dan persepsi terhadap semakin banyak pula pengetahuan yang di
objek. dapat tentang kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis data distribusi Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh
frekuensi lama kerja tertinggi yaitu 16-20 faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat
tahun sebanyak 1 (2%) responden, 11-15 tahun erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
sebanyak 5 (9%) responden, 6 -10 tahun diharapkan bahwa dengan pendidikan yang
sebanyak 24 (46%) responden, 1-5 tahun tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
sebanyak 23(43%) responden. Menurut asumsi pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu
peneliti, responden telah mendapat banyak ditekankan, bukan berarti seseorang yang
pengalaman tentang pemberian insulin pada berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan
pasien diabetes mellitus. Menurut Notoadmojo rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang
(2007), pengalaman sebagai sumber suatu objek mengandung dua aspek, yaitu
pengetahuan adalah suatu cara untuk aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan yang akan menentukan sikap seseorang
cara mengulang kembali pengetahuan yang di semakin banyak aspek positif dan objek yang
peroleh dalam memecahkan masalah yang di diketahui, maka akan menimbulkan sikap
hadapi masa lalu. Pengalaman bekerja akan makin positif terhadap objek tertentu. Menurut
dapat mengembangkan kemampuan Teori WHO (World Health Organization) yang
mengambil keputusan yang merupakan di kutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu
manifestasi dari keterpaduan menalar secara bentuk objek kesehatan dapat di jabarkan oleh
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah pengetahuan yang di peroleh dari pengalaman
nyata dalam bidang kerjanya. sendiri (Dewi & Wawan, 2010).
Distribusi frekuensi pendidikan dimana
tingkat pendidikan terbanyak S1 keperawatan
sebanyak 23 (43%) responden, pendidikan
profesi Ners 12 (23%) responden, D3
sebanyak 15 (28%) responden, pendidikan S2
sebanyak 2 (4%) responden, dan S3 sebanyak
1(2%) responden, ini juga bisa didukung
karena responden telah mendapatkan
pengetahuan tentang penggunaan insulin pada
diabetes mellitus selama dalam
pendidikannnya dan sebagian responden telah
mengaplikasikan langsung pemberian insulin
pada pasien diabetes mellitus.