Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. SKIZOFRENIA
1. Konsep Skizofrenia
Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang artinya retak atau pecah
(split), dan “frenia” yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita
gangguan jiwa Skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan
sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi area fungsi individu, termasuk berpikir
menunjukkan emosi, dan beperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial
Isaacs, 2004, menurut Kreapelin pada penyakit ini terjadi kemunduran intelegensi
gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,
pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan
berkembang kemudian (Sadock, 2003). Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di
bagi dalam dua kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa
delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh atau bermusuhan
sedangkan gejala negatif adalah alam perasaan (afek) tumpul atau mendatar, menarik
diri atau isolasi diri dari pergaulan, ‘miskin’ kontak emosional pendiam, sulit diajak
9
10
bicara, pasif, apatis atau acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangan dorongan
skizofrenia juga berisiko untuk bunuh diri dan perilaku menyerang. Bunuh diri
merupakan penyebab kematian pasien skizofrenia yang terbanyak, hampir 10% dari
pasien skizofrenia yang melakukan bunuh diri (Kazadi, 2008). Fase aktif skizofrenia
ditandai dengan gangguan jiwa yang nyata secara klinis, yaitu adanya kekacauan dalam
pikiran, perasaan dan perilaku. Penilaian pasien skizofrenia terhadap realita terganggu
dan pemahaman diri (tilikan) buruk sampai tidak ada. Fase residual ditandai dengan
menghilangnya beberapa gejala klinis skizofrenia yang tinggal hanya satu atau dua
gejala sisa yang tidak terlalu nyata secara klinis, yaitu dapat berupa penarikan diri dan
sindrom atau psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang terjadi pada
individu dan terjadi pada individu dan sindrom itu di hubungkan dengan adanya distress
Data statistik yang di kemukakan oleh World Health Organitation (WHO), 2016
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang kena bipolar, 21 juta orang
terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Data yang di temukan oleh peneliti
di Harvard University dan University Collage London, yang di muat dalam VOA
11
Indonesia mengatakan penyakit kejiwaan pada tahun 2016 meliputi 32% dari semua
jenis kecacatan di seluruh dunia, angka tersebut meningkat dari tahun sebelum nya.
a. Skizofrenia simplex
Sering timbul pertama kali pada masa pubertas, gejala utama pada jenis simplex
b. Skizofrenia bebefrenik
Permulaan nya perlahan-lahan/sub akut dan sering timbul pada masa remaja antara
15-25 tahun gejala yang mencolok ialah gangguan proses berpikir, gangguan
c. Skizofrenia katatonik
Timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut sering di
katatonik.
d. Stupor katatonik
Pada stupor katatonik penderita tidak menunjukan perhatian sama sekali kungan
nya, emosinya sangat dangkal, gejala yang paling penting ialah gejala psikomotor
seperti mutisme, muka tanpa mimic, tidak bergerak sama sekali, menolak makan
e. Gaduh-gelisah katatonik
f. Jenis paranoid
Skizofrenia paranoid agak berlebihan dari jenis-jenis yang lain dalam jalan nya
demikian halnya dengan skizofrenia paranoid yang jalan nya agak konstan.
Linda Carman (2007) menyebutkan bahwa riwayat klinis Skizofrenia sering kali rumit
a. Fase Prodomal
1) Kemunduran dalam waktu lama (6-12 bulan) dalam tingkat fungsi perawatan
b. Fase Aktif
c. Fase Residual
3) Adaptasi
13
a. Gangguan pada isi pikiran delusi atau kepercayaan salah yang mendalam
kesalahan diri, kontrol, nihil atau doss dan pengkhianatan. Delusi lain berkenan
bahwa pikiran bisa disiarkan, dimasuki yang lain atau hilang dari alam
pikirannya karena paksaan dari orang lain atau objek dari luar. Delusi somatik
meliputi kepercayaan yang salah dan aneh tentang kerja tubuh, misalnya pasien
b. Gangguan pada bentuk pikiran, bahasa dan komunikasi proses berpikir dari
yang salah.
yang merupakan kesalahan dalam persepsi yang melibatkan kelima alat indera
kita walaupun halusinasi tidak begitu terikat pada stimulus yang di luar tetapi
kelihatan begitu nyata bagi pasien skizofrenia. Halusinasi tidak berada dalam
14
untuk menghalanginya.
perasaan itu konsisten dengan emosi tetapi reaksi ditampilkan tidak sesuai
dengan perasaannya.
e. Gangguan psikomotor pasien skizofrenia kadang akan terlihat aneh dan cara
yang berantakan, memakai pakaian aneh atau membuat mimik yang aneh atau
keadaan di mana pasien tidak lagi merespon stimulus dari luar, mungkin tidak
suatu posisi tubuh atau tidak mengadakan gerakan) dan katatonik gerakan
sosial.
5. Penatalaksanaan Skizofrenia
Ada berbagai macam terapi yang bisa kita berikan pada skizofrenia. Hal ini
diberikan dengan kombinasi satu sama lain dan dengan jangka waktu yang relatif
cukup lama. Terapi skizofrenia terdiri dari pemberian obat -obatan, psikoterapi, dan
penanganan masalah gangguan jiwa, baik berbasis masyarakat maupun pada tatanan
Level 4: melakukan home visit, namun tidak ke semua pasien (hanya yang
aktivitas ini di pelajari dari waktu ke waktu dan menjadi kebiasaan seumur hidup,
kegiatan perawatan diri tidak hanya melibatkan apa yang harus di lakukan tetapi juga
berapa, kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana (Miller dalam Carpenito-Moyet,
2009).
dengan defisit perawatan diri, tidak ada keinginan klien untuk mandi secara teratur,
tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada klien
gangguan jiwa, klien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian untuk
merawat diri, keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan klien di
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya (Aziz R., 2003).
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. (Menurut Depkes, 2000) penyebab
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
diri.
4) Sosial
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah yang di alami individu
diri
a. Makan
cara yang di terima masyarakat, mengambil gelas, serta mencerna makanan dengan
aman.
b. Eliminasi
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk
toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram kamar
mandi.
c. Berpakaian/berhias
d. Mandi/hygiene
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :
a. Secara fisik : badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan
kotor, gigi kuning di sertai mulut bau dan penampilan tidak rapi.
b. Secara psikologis : malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak
c. Secara sosial : interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai
norma, cara makan tidak teratur, BAB/BAK di sembarangan tempat, gosok gigi
a. Dampak fisik
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
b. Dampak psikososial
20
rasa nyaman, kebutuhan mencintai dan di cintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
6. Mekanisme Koping
status social ekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang dinaungi oleh
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and
Sundeen, 1998).
7. Masalah Keperawatan
Menurut Keliat (2006) masalah keperawatan yang muncul untuk kasus ini adalah :
c. Menarik diri.
C. Kemandirian
1. Konsep Kemandirian
dimilikinya sendiri yaitu mengetahui bagaimana mengelola waktu, berjalan dan berfikir
secara mandiri, disertai dengan kemampuan dalam mengambil resiko dan memecahkan
masalah. Dengan kemandirian tidak ada kebutuhan untuk mendapat persetujuan orang
lain ketika hendak melangkah menentukan sesuatu yang baru. Individu yang mandiri
tidak dibutuhkan yang detail dan terus menerus tentang bagaimana mencapai produk
akhir, ia bisa berstandar pada diri sendiri. Kemandirian berkenaan dengan pribadi yang
21
mandiri, kreatif dan mampu berdiri sendiri yaitu memiliki kepercayaan diri yang bisa
membuat seseorang mampu sebagai individu untuk beradaptasi dan mengurus segala hal
terhadap ide-ide diri sendiri. Kemandirian berkenaan dengan menyelesaikan sesuatu hal
sampai tuntas, kemandirian berkenaan dengan hal yang dimilikinya tingkat kompetensi
fisikal tertentu sehingga hilangnya kekuatan atau koordinasi tidak akan pernah terjadi
ditengah upaya seseorang mencapai sasaran serta kemandirian berarti tidak adanya
keragu-raguan dalam menetapkan tujuan dan tidak dibatasi oleh kekuatan akan
kegagalan (Parker, 2006). Dari berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kemandirian adalah suatu keadaan seseorang dimana seseorang berusaha berdiri sendiri
dalam arti tidak bergantung pada orang lain dalam keputusan dan mampu melaksanakan
Menurut Erikson kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua
dengan maksud untuk melepaskan dirinya dengan proses mencari identitas ego yaitu
perkembangan kearah individualitas yang mantap untuk berdiri sendiri Monks, (2006),
2. Perkembangan Kemandirian
normatif. Ini mengandung makna bahwa kemandirian merupakan suatu proses yang
arah perkembangan tersebut harus sejalan dan berlandaskan pada tujuan hidup manusia
(Ali, 2006).
pribadi secara normal berkembang hingga pada saat apabila seseorang telah mencapai
kondisi psikologis yang lain, dapat berkembang dengan baik jika diberikan kesempatan
untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan
sejak dini.
(Qomariyah, 2011) :
a. Tahap pertama, mengatur kehidupan dan diri mereka sendiri, misalnya: makan,
sebagainya.
masyarakat.
e. Tahap kelima, mengurus orang lain baik didalam maupun diluar rumah, misalnya
3. Ciri-ciri Kemandirian
Tentang ciri kemandirian (Gea, 2002) menyebutkan beberapa hal yaitu percaya
diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian dan keterampilan, menghargai waktu
23
a. Tanggung jawab berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu dan diminta
b. Independensi adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung kepada otoritas
c. Otonomi dan kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri, berarti mampu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi apa yang akan terjadi kepada dirinya sendiri.
berfikir secara mandiri, disertai dengan kemampuan dalam mengambil resiko dan
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahtraan fisik dan psikisnya ,
seseorang di katakan mandiri dalam perawatan diri apabila orang tersebut dapat
menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut,
rambut, mata, hidung, telinga, kaki, kuku, genetalia, serta kebersihan dan kerapian
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001
(Yosep, 2008). Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada waktu yang sama untuk memantau dan
meningkatkan hubungan antar anggota (Depkes RI, 1997). Terapi aktivitas kelompok
merupakan salah satu terapi modalitas yang di lakukan perawat kepada sekelompok
pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama, aktivitas di gunakan sebagai
pengobatan atau terapi pemulihan kesehatan. Keuntungan yang di dapat dari terapi
2011). Dalam terapi aktivitas kelompok ini penderita akan didorong untuk
diri berupa tanya jawab dan melakukan kegiatan perawatan diri secara langsung
a. Umum
2) Membentuk sosialisasi
b. Khusus
berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase yaitu : Fase prakelompok,
26
fase awal kelompok, fase kerja kelompok, fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia,
2001).
a. Fase prakelompok
anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang di gunakan . Menurut Yosep,
2007 jumlah anggota kelompok yang ideal dengan cara verbalisasi biasanya 7-8
orang, sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang
memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah sudah punya diagnose yang jelas,
Fase ini di tandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru
Stuart dan Laraia (2001) fase ini di bagi menjadi 3 yaitu tahap orientasi, tahap
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim, kelompok menjadi stabil dan realistis
(Keliat, 2004). Pada akhir fase ini, anggota kelompok meyadari produktivitas dan
kemampuan yang bertambah di sertai percaya diri dan kemandirian (Yosep, 2007).
d. Fase Terminasi
Terminasi yang sukses di tandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok
keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, waktu
b. Tugas sebagai leader dan coleader, meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi
c. Tugas sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai
anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain
e. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi. masalah yang
keterbukaan resistensi baik individu atau kelompok dan adanya anggota kelompok
28
yang drop out, cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok
terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas tersebut.
untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat (emergency dalam terapi) yang
pernah dialami. Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif / persepsi adalah terapi
menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta
Tujuan :
5) Mengemukakan perasaannya
Karakteristik :
d) Kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi ferbal, kooperatif dan mau mengikuti
kegiatan
kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi emosi atau perasaan
Tujuan :
4) Mengekspresikan perasaan
Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar pasien yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada disekeliling pasien atau orang yang dekat dengan
pasien, lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan pasien dan waktu
saat ini dan yang lalu. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah
Tujuan :
sensasi somatik) dan stimulasi ekternal ( iklim, bunyi, situasi alam sekitar)
Karakteristik :
lain
b) Penderita dengan GOR terhadap orang lain, waktu dan tempat yang
c) Penderita kooperatif
d. Penyaluran energi
katarsis, peluap marah dan rasa batin secara kontuksi dengan tanpa menimbulkan
Tujuan :
31
2) Mengepresikan perasaan
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Karakteristik :
32
a) penderita kurang berniat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
sesuai pertanyaan
E. TERAPI SUPORTIF
Kelompok suportif merupakan suatu kelompok atau peer dimana setiap anggota
saling berbagi masalah baik fisik maupun emosional atau menanggapi isu tertentu
untuk mengubah fungsi sosial dan kemampuan koping kliennya. Tujuan dari terapi ini
untuk menyembuhkan klien dari gangguan psikologis seperti harga diri rendah.Perawat
sebagai pemberi asuhan memberikan terapi suportif sesuai dengan nilai yang ada dalam
keperawatan.
masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir,
a. Sikap Terapis
membebaskan nya dari impuls yang menggangu secara masuk akal dan sesuai
hati nurani.
2) Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya
akan hilang.
b. Topik pembicaraan yaitu ide dan kebiasaan pasien yang mengarah pada terjadinya
gejala.
b. Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik
Menurut Peterson dan Zderad (1976, dalam Setyoadi & Kushariyadi 2011) terdapat tiga
a. Kongruen
memiliki perhatian tulus dan menghargai klien sebagai seorang manusia dalam
menjalankan perannya.
klien sebagai seorang manusia tanpa membedakan siapa dan apa pekerjaan atau
jabatannya.
c. Empati
Merupakan upaya secara tulus untuk memahami bagaimana perasaan klien dan
a. Klien yangh sedang mengalami stress emosional, takut, merasa sendiri atau saat
b. Klien yang gagal mengatasi stress yang sedang dihadapinya tanpa mempedulikan
c. Klien dengan gangguan psikiatri yang berat (seperti skizofreni dan gangguan
afektif berat)
Klien dianjurkan untuk melakukan terapi sekali atau lebih dalam seminggu untuk
beberapa minggu atau bulan (bahkan mencapai tahunan). Termasuk juga intervensi
Tehnik terapi supportif yang digunakan didalam terapi supportif adalah sebagai berikut :
manipulasi lingkungan.
optimistis (mendengarkan klien, mengerti hal-hal yang menjadi perhatian klien dan
tangga)
depan
h. Menemui klien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali perminggu) secara teratur,
j. Pemberian medikasi.
sehari-hari secara mandiri, serta tidak ada keinginan klien untuk mandi secara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi . Defisit
36
perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada klien gangguan jiwa, salah
satu tindakan yang dapat di lakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan cara
melakukan atau memberikan suatu terapi seperti terapi aktivitas kelompok suportif.
secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal
(Yosep, 2008), dan juga merupakan salah satu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis
terhadap sejumlah pasien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan
hubungan antar anggota (Depkes RI, 1997), sering di manfaatkan sebagai salah satu terapi
modalitas yang di lakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama, aktivitas di gunakan sebagai terapi, dan kelompok di gunakan
Penggunaan TAK suportif dalam praktik keperawatan jiwa lebih efektif di berikan
untuk memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi
B. Kerangka Teori
Berdasarkan landasan teori yang di susun pada bab II, dapat di susun kerangka teori
berikut :
Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
2. Faktor biologis
3. Faktor sosial
4. Kemampuan realitas
Defisit perawatan diri turun
pasien skizofrenia
Faktor prespitasi
37