Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Raden Muhammad Angga Bagus P
NIM : B1J009033
Rombongan : III
Kelompok :4
Asisten : Anisaturohmah
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum produksi lipase adalah untuk mengetahui proses enzim
lipase oleh mikroba dan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan suhu terhadap
aktifitas enzim lipase.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, pipet
tetes, jarum inokulasi, pembakar spiritus, erlenmeyer, tabung reaksi, uv cabinet,
inkubator, sentrifuge, shaker inkubator, pipet ukur, mikroskop, haemocytometer,
autoklaf, dan sprayer alkohol.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah (+ 7 sampel dari
kelompok lain), media NA, 5 media selektif, akuades steril, NB, media Rhodamine B
agar, NaOH 0,05 N, phenolphtalien 1%, alkohol, gum arab, dan olive oil.
B. Metode
Media RA Media SA
B. Pembahasan
Kelas Contoh
Alkohol Etanol
Asam Amino Asam glutamat, asam aspartat
Nukleotida 5 'guanylic asam
Antioksidan Isoasorbic asam
Asam
Acetic Acid, Asam Laktat
Organik
Polyols Gliserin
Vitamin B2
1. Fase lag adalah fase dimana bakteri beradapatasi dengan lingkungannya dan
mulai bertambah sedikit demi sedikit.
2. Fase logaritmik adalah fase dimana pembiakan bakteri berlangsung paling
cepat. Jika ingin mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri
dalam fase ini baik sekali untuk dijadikan inokulum.
3. Fase stationer adalah fase dimana jumlah bakteri yang berkembang biak
sama dengan jumlah bakteri yang mengalami kematian.
4. Fase autolisis (kematian) adalah fase dimana jumlah bakteri yang mati
semakin banyak, melebihi jumlah bakteri yang berkembang biak. Fase
kematian ditandai dengan cepat merananya koloni dan jumlah bakteri yang
mati senantiasa bertambah. Keadaan ini dapat berlangsung beberapa minggu
bergantung pada spesies dan keadaan media serta faktor-faktor lingkungan.
Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus, besar kemungkinan bakteri tidak
dapat dihidupkan kembali dalam media baru. Cara menghitung jumlah
bakteri untuk membuat grafik pertumbuhan, yaitu dengan metode penuangan,
penghitungan dengan mikroskop dengan menggunakan haemocytometer, dan
dengan menggunakan turbidometer.
Sampel yang digunakan yaitu sampel tanah dekat perakaran, tanah tumpahan
minyak/oli, tanah liat, limbah cair tapioka, limbah got, limbah kolam, limbah kotoran
sapi, dan limbah sampah organik. Hasil praktikum didapatkan bahwa pada tahapan
skrining bakteri yang tumbuh pada media SA dihasilkan oleh kelompok 1 dan 4.
Hasil menunjukkan positif apabila terdapat zona jernih disekitar koloni. Hasil yang
sama ditunjukkan pada media Pikoskaya, hasil menunjukkan kemampuan bakteri
dalam melarutkan fosfat sangat rendah. Pertumbuhan bakteri pada media SMA lebih
banyak yang positif dari pada yang negatif artinya banyak bakteri yang mampu
tumbuh pada media tersebut. Sementara pada media cythopage menunjukkan hasil
negatif artinya bakteri tidak tumbuh optimal dalam media tersebut. Bakteri yang
tumbuh dengan optimal yaitu pada media RA dimana menunjukkan hasil 100%
positif (Yuneta, 2009)
Menurut Yuneta (2009), bahwa proses pengikatan Rhodamine B dengan asam
lemak dan mono atau digliserida sangat spesifik dan sensitif. Selain itu, pembentukan
dimer kompleks antara Rhodamine B dengan asam lemak dan mono atau digliserida
menghasilkan pendaran yang dapat dideteksi di bawah sinar UV (Darwis, 1995).
Fase eksponensial terjadi pada jam ke-4 (pukul 21.00) dimana jumlah sel meningkat
sangat tajam, hal ini menunjukkan bakteri tumbuh pada kecepatan yang maksimal
(Iwai, 1984).
Hasil praktikum didapatkan bahwa aktivitas enzim lipase tertinggi ada pada
jam ke-4. Hasil yang diperoleh kelompok empat pada jam ke-0 adalah 1,05 x 107,
pada jam ke-2 adalah1,76 x 107, pada jam ke-4 adalah0,5 x 108. Hasil yang diperoleh
semua kelompok tertinggi ada pada jam ke -4. Jumlah nya yaitu : kelompok satu
1,64 x 109, kelompok dua 2,8 x 108, kelompok tiga 1,6 x 108, kelompok empat 0,5 x
108, kelompok enam 1,33 x 108, kelompok tujuh 1,48 x 109, kelompok delapan 3,69 x
108. Kelompok lima menghasilkan jumlah yang paling sedikit. Hal ini menurut
asisten Mikrobiologi Industri dikarenakan pada saat pengambilan mikroba yang
berpendar pada media RA jumlahnya terlalu sedikit sehingga bakteri yang tumbuh
jumlahnya sedikit pula pada media NB. Hasil skrining yang dilakukan oleh
kelompok 1 menghasilkan hasil positif bagi media Starch Agar, Skim Milk Agar,
Rhodamine agar, dan Cytophage, sedangkan Pikovskaya menghasilkan hasil negatif.
Menurut Yuneta (2009) Aktivitas lipase diuji dengan metode dari Kwon
menggunakan spektrofotometer dan metode Bradford digunakan untuk menguji
kandungan proteinnya. Kandungan protein yang diperoleh sebesar 4,002 mg protein
tiap 1 mg sel kering. Aktivitas spesifik lipase tertinggi adalah 0,120 U/mg pada suhu
45oC (Yuneta, 2009)
Media produksi yang digunakan dalam produksi lipase adalah media SA
(Starch Agar), untuk menumbuhkan mikroba yang menghasilkan enzim amylase
ditambahkan dengan indikator lugols iodine, tumbuhnya bakteri ditunjukkan
terbentuknya zona jernih di dekat bakteri tersebut. Media SMA (Skim Milk Agar),
media untuk menumbuhkan mikroba yang mampu menghasilkan enzim protease,
tumbuhnya bakteri ditunjukkan dengan adanya zona jernih. Media RA (Rodhamine
Agar) merupakan media untuk menumbuhkan mikroba yang mampu menghasilkan
enzim lipase, tumbuhnya bakteri ditunjukkan dengan adanya perpendaran.
Cythopage merupakan media pelarut selulosa, idikator pewarna berupa congo red.
Pikovskaya merupakan media yang dapat memudahkan isolasi mikrobia pelarut
fosfat (MPF) baik bakteri pelarut fosfat (BPF) maupun fungi pelarut fosfat (FPF).
Zona jernih mencirikan bahwa bakteri tersebut mampu melarutkan fosfat dari bentuk
kalsium fosfat yang digunakan dalam media Pikovskaya tersebut (Schuepp et al.,
1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim lipase (Verpoorte, 2000) :
Suhu
Suhu optimal lipase adalah 30-400C, aktivitas akan berkurang pada suhu
dibawah 300C dan diatas 400C.
pH
Lipase memiliki pH optimal 8-9, beberapa golongan dapat bekerja pada pH
4,1-6,3
Konsentrasi substrat
Jika konsentrasi substrat rendah maka semua substrat akan berikatan dengan
enzim, jika konsentrasi substrat naik maka akan lebih banyak enzim yang
berikatan dengan substrat. Semakin tinggi konsentrasi substrat tidak akan
meningkatkan kecepatan reaksi.
Konsentrasi enzim
Kecepatan aktivitas enzim berbanding lurus dengan konsentrasi enzim.
Adanya aktivator
Beberapa ion dan molekul mempunyai kemampuan menonaktifkan enzim.
Spesifisitas substrat
Lipase akan bekerja degan baik jika enzim menemukan substrat yang sesuai
dengan karakteristik dan kemampuannya.
Pelarut organik
Pelarut organik digunakan untuk melarutkan lemak agar pada suhu kamar ada
pada keadaan cair, dalam menggunakan pelarut organik yang harus diperhatikan
adalah jenis pelarutnya dan volume nya.
Lipase merupakan kelompok enzim yang secara umum berfungsi dalam
hidrolisis lemak, mono-, di-, dan trigliseridauntuk menghasilkan asam lemak bebas
dan gliserol. Enzim ini juga digunakan dalam hidrolisis triasilgliserol (TAG)
menghasilkan diasilgliserol (DAG) dan asam lemak bebas. DAG adalah ester gliserol
dengan dua molekul asam lemak (Putranto, 2006). Enzim lipase sangat berperan
dalam pemisahan asam lemak dan pelarutan noda minyak pada alat industri agar
minyak dapat dilarutkan dalam air. Lipase yang berasal dari mikroorganisme
termofilik (dapat tumbuh pada suhu 45oC-70oC) penting dalam proses industri karena
sifatnya yang stabil, sangat cocok dengan kondisi proses di industri yang
membutuhkan kondisi khusus, seperti suhu tinggi, tahan terhadap denaturasi dan
proteolisis (Darwis, 1995).
Menurut Falony et al., (2006), tahapan produksi lipase dari Aspergillus niger
adalah sebagai berikut :
Regenasi Kultur Aspergillus niger
Aspergillus niger dari stok kultur ditumbuhkan pada media PDA miring dan
diinkubasi pada suhu ruang. Setelah berumur 5 hari, Aspergillus niger siap untuk
digunakan.
Pembuatan Media Propagasi
Pembuatan media propagasi dilakukan dengan melarutkan 0,05 g MgSO4.7H2O,
0,1 g KH2PO4, 0,3 g NaNO3, 0,1 g ektrak khamir, 3 g pepton dan 1 g glukosa
dengan 100 ml aquades pada erlenmeyer, yang sebelumnya sudah ditambah
dengan minyak 1% sebanyak 2. Saat pembuatan media, larutan gula dipisahkan
dengan bahan media lainnya. Selanjutnya media diatur pH-nya menjadi 7 dan
disterilisasi pada suhu 121oC, selama 15 menit.
Pembuatan Media Fermentasi
Pembuatan media fermentasi dilakukan dengan melarutkan minyak 1% (b/v),
ekstrak khamir 1 g/l, MgSO4.7H2O 0,5 g/l, KH2PO4 1 g/l, NaNO3 3 g/l, pepton 30
g/l, glukosa 10 g/l. Saat pembuatan media, larutan gula dipisahkan dengan bahan
media lainnya. Volume untuk seluruh erlenmeyer adalah 1,2 liter. Selanjutnya
media diatur pH-nya menjadi 7 dan disterilisasi pada suhu 121 oC selama 15
menit.
Produksi Lipase
Kapang Aspergillus niger yang telah tumbuh pada media agar miring, diberi
aquades steril sebanyak 10 ml. Kemudian spora A. niger dilepaskan dari agar
dengan menggunakan ose. Selanjutnya spora A. niger diinokulasi pada media
propagasi sebanyak 5% (v/v) dan diinkubasi pada inkubator goyang (shaker)
pada suhu kamar selama 24 jam. Suspensi A. niger yang sudah tumbuh pada
media propasi diinokulasikan pada kedua jenis bioreaktor sebanyak 5% (v/v) dan
diinkubasi pada inkubator goyang (shaker) pada suhu kamar. Selanjutnya
pengamatan dan pengambilan sampel dilakukan setiap hari.
Uji enzimatik dilakukan untuk melihat aktivitas bakterin penghasil enzim.
Menurut Sulistiyo (1999) Uji aktivitas enzimatik dapat dilakukan dengan cara
menumbuhkan bakteri dalam media produksi. Media produksi tersebut adalah:
Starch Agar : digunakan untuk mengetahui aktivitas enzim amilase.
Rhodamine Agar : digunakan untuk mengetahui aktivitas enzim lipase.
Skim Milk Agar : digunakan untuk mengetahui aktivitas enzim protease.
Pikovskaya : digunakan untuk mengetahui aktivitas enzim pelarut
phospat.
Cytopage : digunakan untuk mengetahui aktivitas enzim selulose.
Menurut Sumiyanah (2001), media pertumbuhan mikroba penghasil lipase
harus mengandung unsure karbon, nitrogen dan mineral. Isolat yang dipilih untuk
pengujian aktivitas lipolitik adalah bakteri yang diisolasi dari sampel limbah
mengandung minyak. Isolat yang telah diidentifikasi, tiga biakan penghasil enzim
lipase yaitu C. rugosa, B. subtilis dan P. aerogenes menunjukkan aktivitas lipolitik
secara signifikan, masing-masing sebesar 32.10 U/mL, 37,05 U/mL dan 36,08 U/mL,
setelah ketiga biakan tersebut diprakulturkan pada substrat mengandung minyak
zaitun 2% dan pada suhu ruang (Sumiyanah, 2001),
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR REFERENSI
Darwis, A, A. Suryani, Y.H. Fatahilah. 1995. Mempelajari Pengaruh Kondisi
Fermentasi Pada Produk lipase dari Aspergillus niger. Bogor
Iwai, M & Y. Tsujisaka. 1984. Fungal lipases. Dalam: Borgstrom, B. & H.L.
Brockman (eds). Lipases. Elsevier Science Publishers. Amsterdam.
Yuneta Rena., Prof. Dr. Surya Rosa Putra, M.S1 . 2009. Pengaruh Suhu pada Lipase
dari Bakteri Bacillus subtilis. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember.