You are on page 1of 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENGAWAS MINUM OBAT OLEH KELUARGA PADA PASIEN


GANGGUAN JIWA

Disusun Oleh :

Nur Sayyid J. R, S. Kep 131723143030

Oktapianti S. Kep 131723143024

Rifaldi Zulkarnaen S. Kep 131723143050

Alpian Umbu Dewa S. Kep 131723143055

PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Materi : Pengawasan Minum Obat oleh Keluarga pada Pasien dengan Gangguan
Jiwa
Tempat : Ruang Sejahtera
Tgl/waktu : 23 Mei 2018
Durasi : 1 pertemuan (1x 30 menit)
Kel. Peserta : Keluarga pasien dengan gangguan jiwa

I. LATAR BELAKANG
Menurut Siswono (2003) mengemukakan bahwa, sekitar 1-2% dari
seluruh penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam hidupnya.
Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia antara lain: penderita
tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara teratur, menghentikan sendiri
obat tanpa persetujuan dari dokter, kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat,
serta adanya masalah kehidupan yang berat yang membuat stres, sehingga penderita
kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu pengawasan minum obat
oleh keluarga dengan gangguan jiwa sangat penting demi kesembuhan
pasien gangguan jiwa.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL


Mengurangi resiko terjadinya kekambuhan pada pasien dengan gangguan jiwa dengan
memberikan penjelasan tentang cara pengawasan minum obat.
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga lebih menyadari akan
pentingnya pengawasan minum obat pada pasien dengan gangguan jiwa sehingga
dapat mengurangi resiko untuk mengalami kekambuhan penyakit.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan menit diharapkan keluarga pasien mampu :
- Memahami obat-obat yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa
- Memahami manfaat obat
- Memahami reaksi yang efektif setelah minum obat
- Memahami 5 benar pemberian obat
- Memahami tanda-tanda kekambuhan

c. Karakteristik Peserta
Keluarga pasien dengan gangguan jiwa.

III. POKOK BAHASAN


Pengawasan Minum Obat oleh Keluarga pada Pasien dengan Gangguan Jiwa

IV. SUB POKOK BAHASAN


- Obat-obat yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa
- Manfaat obat
- Reaksi yang efektif setelah minum obat
- 5 benar pemberian obat
- Tanda-tanda kekambuhan

V. MATERI PENGAJARAN
Dilampirkan

VI. ALOKASI WAKTU


 Setting/Apersepsi : 5 menit
 Uraian Materi : 10 menit
 Mini Clossure : 10 menit
 Clossure : 5 menit
Total : 30 menit

VII. STRATEGI INSTRUKSIONAL


- Menjelaskan materi-materi pengajaran
- Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta
- Memberikan kesempatan bertanya pada peserta jika ada yang kurang
dimengerti
- Mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
- Memberikan penguatan tentang materi yang telah diberikan
VIII. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Kegiatan
Tahap Metode Media
Pendidik Peserta Didik
Kegiatan  Menyiapkan
Awal perlengkapan
- - -
 Menyiapkan
ruangan/ tempat
Kegiatan  Melakukan Menyimak -
Pembuka/ perkenalan
Apersepsi  Menjelaskan tujuan Menyimak Ceramah -
penyuluhan

Uraian  Menjelaskan obat-


Materi obat yang sering
digunakan untuk
pasien M C P
gangguan jiwa E E O
 Menjelaskan manfaat N R W
obat Y A E
 Menjelaskan reaksi I M R
yang efektif M A P
setelah minum obat A H O
 Menjelaskan 5 benar K I
pemberian obat N
 Menjelaskan tanda- T
tanda kekambuhan
Mini  Memberikan Mengutarakan Tanya
Clossure kesempatan pada pertanyaan, jawab
peserta untuk pendapat dan ide
mengajukan
pertanyaan dan
komentar
 Menjawab Menyimak Tanya
pertanyaan dan jawab
komentar dari
peserta
 Mengajukan Mengutarakan Tanya
pertanyaan kepada pertanyaan jawab
peserta tentang
materi yang telah
diberikan (evaluasi)
 Menjelaskan Menyimak Tanya
kesimpulan dari jawab
pembahasan yang
telah diberikan
Clossure  Menutup rangkaian
penyuluhan dan Menyimak Ceramah
mengucapkan terima
kasih atas kesediaan
mengikuti
penyuluhan

IX. METODE PENGAJARAN


1. Ceramah
2. Tanya Jawab

X. VARIASI MEDIA
Leaflet

XI. EVALUASI
Evaluasi diberikan untuk mengetahui sejauh mana peserta menangkap,
memahami dan mempraktekkan tentang materi yang telah dikemukakan oleh pendidik
dalam penyuluhan yang telah diberikan, dengan memberikan pertanyaan:
1. Apakah PMO atau Pengawas Minum Obat itu ?
2. Sebutkan jenis obat yang sering digunakan pada pasien gangguan jiwa ?
3. Sebutkan 5 prinsip minum obat ?
4. Sebutkan minimal 3 tanda-tanda kekambuhan?

Jawaban :
1. PMO adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengingatkan pasien untuk
minum obat untuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatan. Sebaiknya PMO
adalah seseorang yang dekat dan di percaya oleh pasien sehingga pasien akan
menuruti ketika minum obat.
2. Obat-obatan yang sering digunakan pada pasien gangguan jiwa
- Anti psikotik
- Anti depresi
- Anti maniak
- Anti cemas
- Anti insomnia (sulit tidur)
- Anti panik
3. Prinsip 5 Benar minum obat:
- Benar Pasien
- Benar Obat
- Benar Dosis
- Benar Cara
- Benar Waktu
4. Tanda kekambuhan:
- Menolak minum obat
- Sulit tidur dan mondar-mandir
- Malas berbicara dengan orang lain
XII. Lampiran Materi

PMO atau PENGAWAS MINUM OBAT


adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat
untuk menjamin seseorang menyelesaikan pengobatan. Sebaiknya PMO adalah seseorang
yang dekat dan di percaya oleh pasien sehingga pasien akan menuruti ketika minum obat.

A. Obat-obatan untuk Pasien Gangguan Jiwa


1. Obat-obatan
a) Anti psikotik
1) Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik :
neuroleptika.
2) Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor dopamin dalam otak
(diganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal.
3) Efek farmakologi : sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,
mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi : delusi, halusinasi,
ilusi dan gangguan proses berpikir.
4) Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan : Chlorpromazine
(thorazin) disingkat (CPZ), Halloperidol disingkat Haldol, Serenase.
b) Anti depresi
1) Efek farmakologi : Mengurangi gejala depresi, penenang.
2) Efek samping : yaitu efek samping kolonergik (efek samping terhadap
sistem saraf perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur,
konstipasi, hipotensi orthostatik.
3) Jenis obat yang sering digunakan : trisiklik (generik), MAO inhibitor,
amitriptyline (nama dagang).
c) Anti maniak
Mekanisme kerja : menghambat pelepasan serotonim dan
mengurangi sensitivitas reseptor dopamine, mengurangi hiperaktivitas, tidak
menimbulkan efek sulit tidur, mengontrol pola tidur dan perasaan mudah
tersinggung.
1) Efek farmakologi : Mengurangi agresivitas, tidak menimbulkan efek
sedative, mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya flight of
idea.
2) Efek samping : Efek neurologik ringan : fatique, lethargi, tremor di
tangan terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi nausea, diare.
3) Efek toksik : Pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang
koordinasi, nistagmus dan disorientasi : pada ginjal (meningkatkan
jumlah lithium, sehingga menambah keadaan oedema.
d) Anti cemas
Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat antara lain :
diazepam (chlordiazepoxide).
e) Anti insomnia
Phenobarbital
f) Anti panik
Imipramine
B. Manfaat Obat
a. Membantu istirahat
b. Membantu mengendalikan emosi
c. Membantu mengendalikan perilaku
d. Membantu proses pikir (konsentrasi)
e. Membantu pasien untuk istirahat
f. Membantu pasien dalam mengendalikan emosi
g. Membantu pasien untuk proses berfikir
h. Membantu pasien dalam berinteraksi dengan orang lain
C. Reaksi obat efektif jika
a. Emosional stabil
b. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
c. Halusinasim agresi, delusi, menarik diri menurun
d. Perilaku mudah diarahkan
e. Proses berpikir ke arah logika
f. Efek samping obat
g. Tanda-tanda vital : tekanan darah, denyut nadi dalam batas normal.
D. Prinsip 5 Benar Pemberian Obat
1. Benar Pasien
Keluarga harus memastikan bahwa pasien benar-benar meminum obat.
2. Benar Obat
Sebelum memberi obat kepada pasien, keluarga harus memeriksa nama dan
label obat pada kemasannya. Keluarga juga harus mengingat fungsi obat dan efek
samping.
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, keluarga harus memeriksa dosisnya. Ada beberapa obat
memiliki dosis yang berbeda setiap pemberiannya.
4. Benar Cara
Obat dapat di berikan melalui beberapa rute:
- Oral: diberikan melalui mulut
- Parenteral: diberikan melalui infuse
- Topikal: diberikan melalui kulit seperti salep
- Rektal: diberikan melalui rektal/anus
- Inhalasi : diberikan melalui saluran pernafasan
5. Benar Waktu
Obat yang diberikan harus sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
sebelumnya, misalnya apakah obat tersebut diberikan sebelumatau sesudah makan.
E. Tanda-Tanda Kekambuhan
1. Menolak minum obat
2. Sulit tidur dan mondar-mandir
3. Malas berbicara dengan orang lain
4. Banyak menyendiri dan melamun
5. Malas melakukan aktivitas harian
6. Malas perawatan diri
7. Cemas dan khawatir belebihan
8. Cepat marah dan mudah tersinggung
9. Keluyuran/pergi tanpa tujuan
10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan
11. Merusak alat-alat rumah tangga
12. Memukul atau melukai orang lain
13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)
14. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri
15. Mengancam orang lain
16. Teriak-teriak
17. Bicara dan tertawa sendiri
F. Penyebab Pasien Gangguan Jiwa Tidak Mau Minum Obat
a. Banyaknya obat yang harus dikonsumsi
b. Merasa bosan
c. Takut mengalami efek samping
Sebagai contoh adalah pengalaman partisipan lima macam dalam satu hari.
Kompleksitas pengguna obat (jumlah maupun dosis) merupakan faktor resiko
ketidak patuhan pasien yang mendapatkan 3 jenis medikasi dalam satu hari atu jika
medikasinya harus digunakan lebih dari 4 kali dalam sehari cenderung tidak patuh
terhadap pengobatannya.
G. Alasan Pentingnya Minum Obat
Banyak orang berharap bisa segera kembali normal dalam beberapa hari setelah
berhenti minum obat. Sama halnya dengan saat mulai minum obat, orang ingin
merasakan hasil yang instan, tetapi ternyata hasilnya baru terasa setelah beberapa
minggu, menghentikan obat terlalu cepat dapat membuat otak seperti dialiri listrik.
Seperti obat antidepresan yang paling umum adalah jenis selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI), yang menurut penjelasan Valuck, memblokir reabsorpsi
serotonin kimia otak dan meninggalkannya mengambang bebas. Berhenti minum
obat, maka serotonin akan diserap lagi. Ini dapat mengakibatkan perubahan suasana
hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika orang berhenti minum
antidepresan, mereka mungkin menghadapi peningkatan risiko keinginan untuk
bunuh diri. Adapun akibat lain ketika pasien tidak patuh minum obat sebagai
berikut :
a. bisa menyebabkan parahnya penyakit
b. penyakit bisa menjadi kronis dan susah disembuhkan
c. terjadinya overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)
d. penyakit yang diderita sering kambuh kembali
H. Menyebutkan Cara Atau Tips Dukungan Keluarga Dalam Minum Obat
a. Buat kesepakatan dengan penderitaan (membuat jadwal minum obat).
b. Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita. Serta akibat jika lupa atau menolak
minum obat.
c. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat
d. Modifikasi pemebrian obat seperti diberikan / dimunumkan bersama-sama saat
makan buah

e. Memberikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan sendiri


untuk minum obat
f. Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat (memastikan
obat bener-bener diminum)
XIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Siswono. 2003. Dinamika keluarga dengan skizoprenia. Diakses pada 12
Agustus2010 dari http://onlineassociate.net/pdf/angka-kejadian-skizofrenia-di-
indonesia/ -
2. http://nursingbegin.com/prinsip-enam-benar-dalam-pemberian-obat/
3. Rsud.kebumenkab.go.id/mencegah-memahami-dan-menanggulangi-gangguan-
jiwa/
4. Wardani, ice yulia. 2009. Pengalaman keluarga analisis. Diakses dari lib.ui.ac.id
pada tanggal 17 Agustus 2017.

You might also like