You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

Mata merupakan alat indera yang terdapat pada manusia yang secara konstan
menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek
yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera
dihantarkan pada otak.1
Kedua mata digerakkan oleh otot-otot mata ekstraokuler yang sedemikian
rupa sehingga bayangan benda yang dilihatnya akan selalu jatuh tepat di kedua makula.
Dengan demikian didapat fungsi penglihatan normal. Gerakan-gerakan otot ini teratur
dan seimbang sehingga didapat penglihatan binokuler yang normal pula. Ada enam
otot penggerak bola mata yang melekat pada bola mata. Keenam otot ini harus bekerja
secara bersama-sama secara sinkron dan tepat serta serentak agar manusia bisa melihat
secara normal untuk melihat ke atas, bawah, samping kanan, samping kiri dan rotasi
atau memutar.1,2

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Otot Mata


2.1.1 Otot Ekstrinsik Bola Mata (Otot Lurik)

Gambar 2.1 Anatomi otot ekstrinsik bola mata

a. Musculus Rectus2,3,4
Keempat otot rectus berasal dari puncak orbital pada anulus Zinn. Otot
rectus medial adalah yang paling dekat dengan limbus (5,5 mm), kemudian
rectus inferior (pada 6,5 mm), rectus lateral (pada 7,0 mm), dan rectus superior
adalah yang terjauh dari limbus (8,0 mm). Panjang otot rectus yaitu 40 mm
untuk semua otot rectus.

2
Gambar 2.2 Jarak musculus rectus dari limbus

1. Musculus Rectus Horizontal


Otot rectus horizontal terdiri dari otot rectus medial dan lateral.
Dalam posisi utama, setiap otot memiliki satu tindakan: rectus medial
adalah adduktor dan rectus lateral adalah abduktor. Ketika mata “naik,”
otot-otot rectus horizontal mengambil tindakan sekunder supraduksi,
dan ketika mata “turun”, tindakan sekunder adalah infraduksi.
- Musculus Rectus Medial
Otot rectus medial dipersarafi oleh nervus oculomotorius (saraf
kranial ketiga) dan dalam posisi utama adalah adduktor murni.
Rectus medial secara unik sangat kecil. Otot ini memiliki lengkung
terpendek kontak ke sklera (6 mm) dan panjang tendon terpendek
dari otot rectus (4 mm). Otot oblique inferior sebenarnya memiliki
tendon terpendek (1 mm) dari otot-otot ekstraokular, tetapi otot
tersebut bukan otot rectus.
- Musculus Rectus Lateral
Otot rectus lateral dipersarafi oleh nervus abducens (saraf kranial
keenam) dan merupakan abduktor murni. Berbeda dengan otot
rectus medial, rectus lateral memiliki tendon terpanjang (8 mm) dan
lengkung terpanjang kontak ke sklera (10 mm) dari otot rectus.

3
2. Musculus Rectus Vertical
Otot rectus superior dan inferior masing-masing adalah otot rectus
vertikal dan merupakan elevator dan depresor utama pada mata.
Tindakan sekunder masing-masing otot ini adalah adduksi, dan itu
terjadi karena otot-otot rectus vertikal menarik bagian depan mata nasal
ke sumbu visual. Tindakan tersier adalah torsional, yang terdiri dari
intorsi untuk otot rectus superior dan ekstorsi untuk otot rectus inferior.
Tindakan otot sekunder dan tersier ini tergantung pada posisi mata.
Dalam posisi abduksi 23° ini, rectus superior bertindak murni sebagai
elevator, dan rectus inferior murni sebagai depressor. Dengan posisi
abduksi lebih lanjut melewati 23 °, tindakan sekunder dan tersier dari
otot-otot rectus vertikal kembali, tetapi dalam bentuk yang berbeda.
Tindakan sekunder untuk kedua otot rektus vertikal menjadi abduksi,
dan fungsi tersier menjadi ekstorsi untuk rectus superior dan intorsi
untuk otot rectus inferior.

Gambar 2.3 Fungsi musculus rectus vertikal

4
Ket: (A) Mata berada di posisi utama dengan sumbu visual 23° dari
nasal ke sumbu otot. (B) Mata abduksi 23° dari posisi utama dan sumbu
visual sesuai dengan sumbu otot. (C) Mata abduksi lebih dari 23° dari
posisi utama dan sumbu visual dari temporal ke sumbu otot.

- Musculus Rectus Superior


Bagian atas dari nervus oculomotorius (saraf kranial ketiga)
mempersarafi otot rectus superior. Otot ini adalah elevator utama
mata dan fungsinya antara lain supraduksi (primer), adduksi
(sekunder), dan intorsi (tersier).
- usculus Rectus Inferior
Otot rectus inferior dipersarafi oleh bagian bawah dari nervus
oculomotorius (saraf kranial ketiga) dan merupakan depresor utama
mata. Fungsi dari otot rectus inferior antara lain infraduksi (primer),
adduksi (sekunder), dan ekstorsi (tersier). Rectus inferior diapit di
antara obliqus inferior (bagian bawah) dan sklera (bagian atas).

b. Musculus Oblique2,3,4
Seperti otot rectus vertikal, otot-otot oblique memiliki fungsi primer,
sekunder, dan tersier.
1. Musculus Oblique Superior
Fungsi utama dari otot oblique superior adalah intorsi, tetapi otot ini
juga bertindak sebagai depressor (sekunder) dan abduktor (tersier).
Depresi dan abduksi terjadi saat bagian belakang mata tertarik ke atas
dan menuju trochlea. Otot ini berasal dari puncak orbital tepat di atas
anulus Zinn dan secara bertahap menjadi tendon di trochlea. Setelah
melewati trochlea, tendon oblique superior berbalik ke arah temporal
posterior untuk melewati bawah otot rectus superior untuk masuk pada
sklera di sepanjang perbatasan temporal otot rectus superior. Meskipun
secara anatomi asalnya berada di puncak orbit, asal fungsional dari

5
oblique superior adalah di trochlea. Tendon ini adalah tendon terpanjang
pada otot ekstraokular yaitu 26 mm. Serat posterior bertanggung jawab
untuk depresi bola mata dan abduksi, sedangkan serat tendon anterior
dikhususkan untuk intorsi. Nervus trochlearis (saraf kranial keempat)
mempersarafi otot oblique superior.

Gambar 2.4 Diagram otot dan tendon oblique superior, sumbu otot
54 ° nasal ke sumbu visual

2. Musculus Oblique Inferior


Fungsi utama dari otot oblique inferior adalah ekstorsi, tetapi otot ini
juga bertindak sebagai elevator (sekunder) dan abduktor (tersier). Otot
oblique inferior berasal dari fossa lakrimal yang terletak di aspek
anterior kuadran nasal inferior dari orbita. Ketika otot-otot oblique
inferior berkontraksi, otot ini menarik bagian belakang mata ke bawah
dan menuju insersi di fossa lakrimal. Tindakan ini menghasilkan
elevasi, abduksi, dan ekstorsi. Otot oblique inferior hanya memiliki 1
mm tendon pada insersinya. Otot oblique inferior dipersarafi oleh
cabang inferior nervus oculomotorius (nervus kranial ketiga) pada suatu
titik di bagian lateral otot rectus inferior.

6
Gambar 2.5 Diagram inferior oblique, sumbu otot 51° nasal ke
sumbu visual.

2.1.2 Otot Intrinsik Bola Mata (Otot Polos)2,3


a. Musculus Sphincter Pupillae
Otot ini berfungsi untuk konstriksi pupil dan dipersarafi oleh saraf
parasimpatik melalui nervus oculomotorius (saraf kranial ketiga).
b. Musculus Dilatator Pupillae
Otot ini berfungsi untuk dilatasi pupil dan dipersarafi oleh saraf
simpatik.
c. Musculus Ciliaris
Otot ini berfungsi untuk mengatur bentuk lensa (pada akomodasi
membuat lensa lebih bulat) dan dipersarafi oleh saraf parasimpatik melalui
nervus oculomotorius (saraf kranial ketiga).

2.1.3 Otot Palpebra2,3


a. Musculus Orbicularis Oculi
- Pars palpebralis
Otot ini berfungsi untuk menutup kelopak mata dan dilatasi saccus
lacrimalis, dipersarafi oleh nervus facialis (saraf kranial ketujuh).

7
Otot ini berorigo di ligamentum palpebrale medial dan insersinya di
raphe palpebralis lateralis.
- Pars orbitalis
Otot ini berfungsi untuk melipat kulit di sekitar orbita untuk
melindungi bola mata dan dipersarafi oleh nervus facialis (saraf
kranial ketujuh). Otot ini berorigo di ligamentum palpebrale medial
dan tulang didekatnya serta insersinya di lengkungan yang kembali
ke origo.
b. Musculus Levator Palpebra Superior
Otot ini berfungsi untuk mengangkat palpebral superior, persarafan
pada otot lurik oleh nervus oculomotorius (saraf kranial ketiga) dan pada otot
polos oleh saraf simpatik. Otot ini berorigo di belakang cavitas orbitalis dan
insersinya di permukaan anterior dan pinggir atas lamina tarsalis superior.

2.2 Pergerakan Bola Mata


2.2.1 Pergerakan Satu Mata4
1. Duksi
Duksi adalah rotasi monokuler dengan mata lain ditutup.
a. Adduksi : Rotasi monokuler ke arah nasal
b. Abduksi : Rotasi monokuler ke arah temporal
c. Supraduksi (Elevasi) : Rotasi monokuler ke arah atas
d. Infraduksi (Depresi) : Rotasi monokuler ke arah bawah
2. Torsi
Torsi adalah pergerakan memutar bola mata
a. Intorsi : Memutar satu mata ke arah nasal
b. Ekstorsi : Memutar satu mata menjauhi nasal

8
Gambar 2.6 Duksi dan torsi

2.2 Pergerakan Kedua Mata4


1. Versi
a. Dextroversi/Levoversi : Pergerakan dari kedua mata kearah kanan/kiri
b. Supraversi/Infraversi : Pergerakan dari kedua mata kearah atas/bawah
c. Dextrocycloversi : Pergerakan memutar kedua mata kearah kanan
d. Levocycloversi : Pergerakan memutar kedua mata kearah kiri
2. Vergens
a. Konvergens : Kedua mata bergerak ke arah nasal
b. Divergens : Kedua mata bergerak ke arah temporal

Pada pergerakan mata yang terkoodinir , satu otot dari satu mata bergandengan
dengan satu otot dari mata yang lain untuk melakukan pergerakan dalam 6 arah jurusan
kardinal dari penglihatan. Otot-otot yang berpasangan itu disebut “Yoke Muscles”.
Menurut hukum “Hering” : Pada setiap gerakan mata bersama ke 6 arah kardinal ,
Yoke Muscles ini mendapat rangsangan kekuatan yang sama.4

9
Yoke Muscles (Hering’s Law) :
“ Dalam pergerakan bola mata, salah satu otot mata berpasangan dengan
otot mata lain pada bola mata yang lain ”.4

Tabel 2.1 Yoke Muscles

Pergerakan mata lurus ke bawah/ ke atas tidak dianggap sebagai jurusan


penglihatan kardinal, karena tak ada pasangan “ Yoke Muscles ” yang terutama
bertanggung jawab terhadap gerakan ini.4

Gambar 2.7 Fungsi otot ekstraokuler

10
Gambar 2.8 Yoke Muscles

Hukum Sherrington : 2-3 otot pada satu mata bekerja bersama-sama untuk
mengadakan suatu gerakan ( sinergistik ) dan apabila 1 otot distimulus maka secara
simultan otot lain akan dihambat (antagonistik).

2.3 Mekanisme Gerak Bola Mata


Bola mata dapat bergerak karena adanya 6 otot penggerak bola mata (otot
ekstraokuler), yaitu M.Rectus Superior, M. Rectus Lateral, M. Rectus Medial, M.
Rectus Inferior, M. Rectus Medial, M. Oblique Superior, dan M.Oblique Inferior. Otot
ekstraokuler masing-masing memainkan peran dalam menentukan kedudukan bola
mata karena adanya 3 sumbu rotasi (yaitu sumbu vertikal, transversal, dan sagital),
serta keseimbangan posisi tarikan keenam otot tersebut.5

11
Pada arah pandang (direction of gaze) tertentu, otot agonis berkontraksi dan
menggulirkan bola mata ke arah tersebut, sedangkan otot antagonisnya mengendor.
Gerak horizontal pada pada sumbu vertikal meliputi gerak adduksi dan abduksi. Gerak
vertikal pada sumbu transversal meliputi gerak elevasi dan depresi, sedangkan gerak
pada sumbu sagital menyebabkan siklorotasi bola mata berupa insikloduksi dan
eksikloduksi.5
Gerak bola mata berfungsi untuk menempatkan stimuli visual dari lapang
pandangan perifer (retina perifer) ke titik pusat yang mempunyai tajam penglihatan
yang baik (fovea), dan juga mempertahankan fiksasi fovea pada objek yang bergerak.
Fungsi ini bersama dengan fungsi mempertahankan bayangan objek di fovea serta
stabilisasi bayangan di fovea selama gerakan kepala adalah merupakan fungsi dasar
gerakan mata pada manusia.5
Gerak bola mata dikendalikan lewat pengaturan supranuklear yang berpusat di
korteks frontalis dan korteks oksipitoparietalis, jalur dari kedua korteks tadi ke batang
otak, Formatio Retikularis Paramedian Pontis (FRPP) di batang otak, dan Fasikulus
Longitudinalis Medialis (FLM) di batang otak. FLM menghubungkan nukleus ketiga
saraf penggerak bola mata (N.III, IV, dan VI) baik antara nuclei homolateral maupun
kontralateral, sehingga gerakan bola mata dapat terkoordinasi dengan baik dan maksud
gerak bola mata seperti tersebut diatas dapat terlaksana.5

12
BAB III
KESIMPULAN

Mata merupakan alat indera yang terdapat pada manusia yang secara konstan
menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek
yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera
dihantarkan pada otak.
Seseorang mempunyai penglihatan binokuler yang normal tergantung dari
gerakan dari otot-otot mata luar yang sedemikian rupa , sehingga bayangan benda yang
dilihatnya akan selalu jatuh tepat di kedua makula . Gerakan-gerakan otot ini teratur
dan seimbang sehingga didapat penglihatan binokuler yang normal pula. Setiap mata
terdapat 6 otot yang berfungsi menggerakkan bola mata yaitu 4 musculus rectus dan 2
musculus oblique yang memiliki fungsi dan gerak yang dilakukan oleh otot itu sendiri,
berpasangan dengan otot mata lain pada bola mata yang lain ( yoke muscles ) , ataupun
bersama-sama baik secara sinergistik maupun antagonistik

13
DAFTAR PUSTAKA

1. American Academy of Ophtalmology. Eye Globe Anatomy (diakses 2 Mei


2018). Diunduh dari URL:
https://emedicine.medscape.com/article/1923010-overview
2. Snell, Richard. S. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC; 2012
3. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jilid Ketiga. Jakarta:
EGC; 2013
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi Keenam. Jakarta: EGC; 2012
5. Vaughan GD, Asbury T, Eva RP. Oftalmologi Umum Edisi ke-17. Jakarta:
Widya Medika; 2015

14

You might also like