Professional Documents
Culture Documents
NIM : 15C11553
KELAS : C
STIKES BALI
2016/2017
Pemeliharaan Peralatan Dari Logam
Prosedurnya :
- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak
oli, minyak rem atau parafin cair.
1. Jarum suntik
Alat untuk menyuntik dengan alat suntik (spuit)
2. Pinset
Untuk menjepit, baik benda kecil atau jaringan yang membantu menyingkap kulit sehingga
lapangan pandangan operasi menjadi lebih luas serta untuk memberi tanda sebelum sayatan
dimulai.
Pinset memiliki berbagai macambentuk dan fungsinya antara lain :
a. Pinset sirugis (chirurgische pinset)
Untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit
sebelum memulai insisi dengan ciri ujung keduanya bergerigi
b. Pinset anatomis
Untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak
c. Pinset splinter
Untuk mengadaptasi tepi – tepi luka (mencegah overlapping). Kedua ujung runcing seperti
ujung tombak
d. Pinset agrave
Untuk menjepit elip pada luka – luka sehingga tidak terbuka, ciri – cirinya yaitu kedua
ujungnya bergerigi dan di bawah kedua gigi terdapat lekukan yang berfungsi untuk tempat
ujung elip supaya dapat ditekan
Cara sterilisasinya yaitu :
- Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas dengan air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk
menghilangkan kotoran yang melekat , kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang -
kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien penyakit menular harus
direndam sekurang – kurangnya 24 jam.
- Peralatan disabuni satu per satu kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus di
dalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya dimasak sampai mendidih. Setelah air mendidih
sekurang – kurangnya 15 menit baru diangkat.
- Peralatan yang sudah disterilkan diangkat atau dipindahkan dengan korentang steril ketempat
penyimpanan yang steril
- Setelah selesai peralatan dibersihkan dan dibereskan serta dikembaikan ke tempat semula.
3. Gunting
Untuk memotong. Jenis – jenis gunting antara lain :
a. Bandage scissors (ing.)
Verbandschaar (beld.) gunting perban atau gaas
Fungsi : memotong perban dan kain kasa
d. Gunting Haectting Up
Fungsi : untuk memotong benang jaitan operasi atau bekas jaitan operasi
e. Gunting Mayo
Fungsi : untuk menggunting kulit bagian luar saat operasi khususnya pada
cedera kepala. Panjang gunting ini 18 cm.
f. Gunting Metzenbaum
Fungsi : untuk menggunting Kulit bagian dalam saat operasi.
Panjangya 14 cm.
Cara sterilisasinya yaitu :
- Gunting yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kototran yang melekat bisa hilang
- Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang – kurangnya 2 jam
- Setelah itu gunting di sabunkan dan di sikat, kemudian di bilas sampai bersih. Selanjutnya
gunting dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan kedalam sterilisator setelah
air mendidih dan di tunggu selama 3 sampai 5 menit
- Setelah di gunting diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril
a. Scalpel blade
Pisau saja tanpa pegangan atau gagangnya
b. Scalpel handle
b. Cone Knife
5. Speculum
Untuk memeriksa/melihat bagian yang berada di dalam liang rongga tsb.
Jenis – jenis speculum yaitu :
a. Nasal speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga hidung
b. Ear speculum
Fungsi : untuk memriksa rongga telinga
c. Rectum speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang anus/rectal
d. Vaginal speculum
Fungsi : untuk memriksa lubang vagina
6. Nierbeken (bengkok)
Untuk tempat alat – alat yang sudah terpakai saat menolong persalinan/merawat luka, dsb
Cara sterilisasinya yaitu :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan menggunakan kain bersih
- Setelah digunakan pastikan bengkok dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan dan
simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena darah,
cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan bengkok tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam bengkok kedalam
cairan DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi sedikit
hitam kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk
mempertahankan kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman
7. Cucing (kom)
Untuk merendam kapas. Biasanya digunakan sebagai tempat steril ataupun tidak steril
dalam proses perawatan luka, mengangkat drain, mengganti balutan pada pasien dengan
luka ganggren, persiapan sirkumsisi. Selain itu berguna untuk merendam jari atau tangan,
atau kom khusus untuk lengan atau kaki, atau bak rendam atau bak duduk.
8.
9.
10.
- Setelah digunakan pastikan cucing dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan dan
simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena darah,
cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan cucing tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam cucing kedalam cairan
DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi sedikit hitam
kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk
mempertahankan kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman
8. Bak Instrumen
Untuk meletakkan atau menyiapkan alat-alat steril atau instrument yang akan
digunakan untuk melaksanakan tindakan keperawatan atau tindakan medis tertentu.
- Setelah digunakan pastikan bak instrumen dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan
dan simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena
darah, cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan bak instrumen tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam bak instrumen
kedalam cairan DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi
sedikit hitam kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk
mempertahankan kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman
9. Bak Spuit
Alat untuk menampung spuit yang masih steril. Bentuknya persegi empat, berisi tutup
di atasnya, bahan berupa aluminium atau stainless steel dan berukuran lebih kecil dari
bak instrument.Tujuannya untuk memudahkan membawa alat dan menjaga kesterilan
alat-alat tersebut. Bentuknya persegi empat , berisi tutup di atasnya, bahan berupa
aluminium atau stainless steel.
- Setelah digunakan pastikan bak spuit dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan dan
simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena darah,
cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan bak spuit tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam bak spuit kedalam
cairan DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi sedikit
hitam kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk mempertahankan
kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman
10. Korentang
Untuk mengambil alat steril
- Retractor yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat bisa hilang
- Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang – kurangnya 2 jam
- Setelah itu retractor di sabunkan dan di sikat, kemudian di bilas sampai bersih. Selanjutnya
retractor dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan kedalam sterilisator setelah
air mendidih dan di tunggu selama 3 sampai 5 menit
- Setelah itu retractor diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril
- Jarum heacting yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat bisa
hilang
- Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang – kurangnya 2 jam
- Setelah itu jarum heacting di sabunkan dan di sikat, kemudian di bilas sampai bersih. Selanjutnya
jarum heacting dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan kedalam sterilisator
setelah air mendidih dan di tunggu selama 3 sampai 5 menit
- Setelah itu jarum heacting diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril
a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27ºC - 37ºC dan diberi tambahan lampu
b. Ruang tempat penyimpanan diberikan silikom sebagai zat higroskopis
c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihkan lensa
sampai merusak lapisan lensa
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh
melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex
e. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan langsung dimasukkan kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan – lahan. Sebaliknya untuk pendingin mendadak tidak diperkenankan
f. Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan :
- Air yang bersih
- Detergent : dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik
- Larutan : kalium dishromat 10 gram
Asam belerang 25 ml
Aquadest 75 ml
- Kadang memerlukan perendam sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan
air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yang kering
Contoh – contoh alat kesehatan gelas
1. Pipet
Untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain. Terdapat
beberapa jenis pipet :
a. Pipet tetes
b. Pipet volume
c. Pipet ukur
d. Pipet biuret
- Buka tutup karet pipet, cuci bersih dengan air dan detergen , simpan di tempat kering bebas
lembab
2. Tabung reaksi
Tempat mereaksikan suatu zat dan sebagai tempat pengembangan mikroba. Tabung reaksi
dapat diisi media padat atau cair. Jika media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat
diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya yaitu :
a. Media agar tegak (deep tube agar)
b. Media agar miring (slants agar)
- Bungkuslah dengan kertas atau aluminium foil terlebih dahulu dan bagian mulutnya ditutupi
kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya uap air di dinding dan di dalam alat –
alat yang dipanaskan
- Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan
- Masukkan ke dalam autoclave
- Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada autoclave.
Tunggu hingga alat mencapai suhu 121ºC (2atm) selama 15 menit sampai 30 menit. Autoclave
akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai
- Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan dan
suhunya
- Sebelum digunakan sebaiknya alat gelas dibilas terlebih dahulu menggunakan larutan yang akan
dimasukkan kedalamnya
- Alat gelas yang telah digunakan harus dicuci dan dibersihkan
- Untuk alat gelas yang terkontaminasi dipisahkan dari alat gelas yang lain bila perlu dilakukan
sanitasi
- Ketika merawat alat gelas sebaiknya menggunakan perlengkapan pelindung, seperti sarung
tangan, kaca mata lab, apron, dan jas lab.
- Periksa semua alat gelas dari kemungkinan adanya kerusakan
- Jangan memanaskan gelas yang rusak karena ketahanan dari pemanasan menjadi berkurang
- Gunakan kasa sebagai alas saat menggunakan pemanasan langsung, atau gunakan tingkat
pemanasan medium ketika menggunakan hot plate
- Lakukan secara perlahan dalam melakukan proses sterilisasi
- Temperatur maksimum saat penggunaan gelas adalah 500ºC
- Susun alat gelas berdasarkan bentuk dan bukan berdasarkan kerapuhan alat gelas
4. Cawan petri
Wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media
- Cuci dengan aquades dan deterjen simpan di tempat yang kering dan tidak lembab
5. Erlenmeyer
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrasi hasil penyaringan, menampung
titran (larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi
Cara sterilisasinya yaitu :
- Sterilisasi dengan udara panas (dry heat sterilization)
- Bungkus alat – alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil
- Atur pengatur suhu oven menjadi 180ºC dan alat disterilkan selaam 2-3jam
- Sebelum digunakan sebaiknya alat gelas dibilas terlebih dahulu menggunakan larutan yang akan
dimasukkan kedalamnya
- Alat gelas yang telah digunakan harus dicuci dan dibersihkan
- Untuk alat gelas yang terkontaminasi dipisahkan dari alat gelas yang lain bila perlu dilakukan
sanitasi
- Ketika merawat alat gelas sebaiknya menggunakan perlengkapan pelindung, seperti sarung
tangan, kaca mata lab, apron, dan jas lab.
- Periksa semua alat gelas dari kemungkinan adanya kerusakan
- Jangan memanaskan gelas yang rusak karena ketahanan dari pemanasan menjadi berkurang
- Gunakan kasa sebagai alas saat menggunakan pemanasan langsung, atau gunakan tingkat
pemanasan medium ketika menggunakan hot plate
- Lakukan secara perlahan dalam melakukan proses sterilisasi
- Temperatur maksimum saat penggunaan gelas adalah 500ºC
- Susun alat gelas berdasarkan bentuk dan bukan berdasarkan kerapuhan alat gelas
6. Labu takar
Untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui
dengan pasti dan dengan keakuratan yang sangat tinggi
7. Corong gelas
Untuk memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama wadah yang
bermulut kecil. Selain itu digunakan untuk proses penyaringan dengan menggunakan kertas
saring.
Hal ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme,
patogin, apatogen dan sporanya, untuk mencegah terjadinya infeksi silang dan penularan penyakit dari
seseorang ke orang lain/nosokomial, untk memelihara peralatan dalam kondisi siap pakai.
- Bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun
- Setelah itu keringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara hangat
- Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet
1. Warm Water Zak (Beld) Hot Water Botle (Ing.) Botol Panasa / Buli –
Buli Panas
Untuk kompres panas biasanya berbentuk berupa kantong dari karet dengan tutup di
ujungnya, diisi air panas
3. Bors pomp (Beld.) Breast Pump and Relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)
Untuk memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui
Cara sterilisasinya yaitu :
- Alat direndam di dalam larutan desinfektan selama 2 jam
- Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air yang bersih
- Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya dibersihkan
dengan larutan desinfektan
- Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5 sampai 10 menit
- Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan masukkan alat
ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering)
5. Cathether
Untuk mengeluarkan/pengambilan urine, biasanya yang menggunakannya adalah pasien laki – laki.
Terdapat beberapa jenis cathether yaitu :
a. Nelaton cathether : terbuat dari latex/karet
b. Metal cathether : terbuat dari stainless
c. Balloon cathether/Foley cathether : terbuat dari latex/karet dilengkapi dengan balon dengan cara
menyuntikkan aqua pada ventilnya bila telah masuk ini berfungsi agar cathether tidak copot
- Yaitu menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bial terkena panas
Untuk melindungi tangan agar tidak kontak secara langsung dengan lingkungan atau pasien
Persiapan yang harus disiapkan dalam pemeliharaan atau sterilisasi sarung tangan (handscoon) yaitu :
- Hand scoon atau sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf.
- Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci
dengan air dan sabun
- Sarung tangan yang terkena nanah setelah dicuci bersih dibersihkan lagi dengan lison 0,5% atau
larutan betadin (1 gelas air ditambah 1 sendok teh betadin)
- Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara kedalamnya,
lalu dicelupkan ke dalam air. Bila bocor dipisahkan
- Setelah bersih, sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik atau
langsung dikeringkan luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering
- Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya
- Sarung tangan diatur atau digulung sepasang – sepasang atau dipisahkan misalnya satu kelompok
bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kanan atau kirinya saja, harus diberi label pengenal
yang jelas pada tromol atau stoples masing – masing yang menunjukkan sebelah kanan atau kiri
serta tanggal dan jam dimulainya sterilisasi
- Sarung tangan kemudian dimasukkan ke dalam tromol atau stoples yang telah berisi tablet
formalin untuk disterilkan selama 24 jam sejak saat dimasukkan. Untuk tromol atau stoples
ukuran satu liter digunakan empat tablet formalin 50 gram
- Setelah selesai peralaytan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
- Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara kedalamnya,
lalu dicelupkan ke dalam air. Bila bocor dipisahkan
- Setelah bersih, sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik atau
langsung dikeringkan luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering dan dapat juga
menggunakan sinar matahari atau hembusan udara panas
- Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya
- Sarung tangan diatur atau digulung sepasang – sepasang atau dipisahkan misalnya satu kelompok
bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kanan atau kirinya saja, harus diberi label pengenal
yang jelas pada tromol atau stoples masing – masing yang menunjukkan sebelah kanan atau kiri
serta tanggal dan jam dimulainya sterilisasi