BAB Il
KONSEP GENDER DALAM KESEHATAN
Pendekatan gender dalam kesehatan mengenali bahwa faktor
sosiobudaya, serta hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan,
merupakan faktor penting yang berperan dalam mendukung atau
mengancam kesehatan seseorang. Hal ini dinyatakan dengan jelas oleh
WHO dalam Konferensi Perempuan Sedunia ke lV di Beijing pada tahun
1995.
A. denis Kelamin, Gender dan Kesehatan
Pola kesehatan dan penyakit pada lakitaki dan perempuan menunjukkan
perbedaan yang nyata. Perempuan, sebagai kelompok, cenderung
mempunyai angka harapan hidup yang labin panjang danpada lakitaki,
yang secara umum dianggap sebagai faktor biologis. Namun dalam
kehidupennya perempuan lebih banyak mengalami kesakitan dan
tekanan daripada laki-daki. Walaupun faktor yang malatar-belakanginya
berbeda-beda pada berbagal kelompok sosial, hal tersebut
menggambarkan bahwa dalam menjalani kehidupannya Perempuan
kurang sehat dibandingkan laki-laki. Penjelasan terhadap paradoks ini
berakar pada hubungan yang kompleks antara faktor biologis jenis
kelamin dan sosial (gender) yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Sgjumiah penelitian menunjukkan bahwa berbagai penyakit menyerang
laki-taki dan perempuan pada usia yang berbeda, misalnya penyakit
kardiovaskular ditemukan pada usia yang lebih tua pada perempuan
dibandingkan pada laki-laki. Beberapa penyakit, misalnya anemia,
gangquan makan dan gangguan pada otot serta tulang lebih banyak
ditemukan pada perempuan daripada laki-laki, Berbagai penyakit atau
gangguan hanya Menyerang perempuan, misainya gangguan kesehatan
yang berkaitan dengan kehamilan dan kanker serviks, sementara itu
hanya laki-taki yang dapat terkena kanker prostal. Kapasitas perempuan
untuk hamil dan melahirkan menunjukkan bahwa mereka memerukan
pelayanan kesehatan reproduksi yang berbeda, balk dalam keadaan
sakit maupun sehat. Perempuan memerlukan kemampuan untuk
mengendalikan fertilitas dan melahirkan dengan selamat, sehingga akses
terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas sepanjang
siklus hidupnya sangat menentukan kesejahteraan dirinya.
6Kombinasi antara faktor janis kelamin dan peran gender dalam kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya seseorang dapat meningkatkan risiko
terhadap terjadinya beberapa penyakit, sementara di sisi lain memberikan
Perlindungan terhadap penyakit lainnya. Perbedaan yang timbul dapat
berupa keadaan sebagai berikut:
Perjalanan penyakit pada lakitaki dan perempuan
Sikap lakitaki dan perempuan dalam menghadapi suatu penyakit
Sikap masyarakat terhadap laki-laki dan perempuan yang sakit
Sikap lakitaki dan perempuan terhadap pengobatan dan akses
pelayanan kesehatan
Sikap petugas kesehatan dalam memperlakukan faki-laki dan
perempuan.
fp fe
Sebagai contoh, respon terhadap epidemi HIV/AIDS dimulai dengan
pemberian fokus pada kelompok risiko tinggi, termasuk pekerja seks
komersial. Laki-aki dianjurkan untuk menjauhi pekerja seks komersial
atau memakai kondom. Secara bertahap, fokus beralih pada perilaku
risiko tinggi, yang kemudian menekankan pentingnya laki-laki
menggunakan kondom. Hal ini menghindari isu gender dalam hubungan
seksual, karena perempuan tidak menggunakan kondom tetapi
bernegosiasi untuk pengggunaannya oleh laki-laki. Dimensi gender
tersebut tidak dibahas, sampai pada saat jumlah Ibu rumah tangga biasa
yang tertular penyakit menjadi banyak. Dewasa ini, kerapuhan
perempuan untuk tertular HIV/AIDS dianggap sebagai akibat dari
ketidaktahuan dan kurangnya akses terhadap informasi, ketergantungan
‘ekonomi dan hubungan seksual yang dilakukan atas dasar pemaksaan.
Untuk itu, upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dewasa ini didasarkan
pada upaya pemantapan atau modifikasi peran gender.
‘Sebagai contoh lain, tindak kekerasan pada umumnya berkaitan dengan:
gender. Secara umum pelaku kekerasan biasanya laki-laki, yang
merefleksikan keinginan untuk menunjukkan maskulinitas, dominasi,
serta memaksakan kekuasaan dan kendalinya terhadap perempuan,
seperti terlihat pada kekerasan dalam rumah tangga (domestik). Karena
itu kekerasan terhadap perempuan sering disabut sebagai “kekerasan
berbasis gender".Akibat Kekeras.an berbasis Gender terhadap Kesehatan
Akibat Nonfatal-Fisik Akibat Nonfatal) Akibat Fatal
Mental
1, IMS, HIV/AIDS 1. Stres pasca- | 1. HIV/AIDS
2. Trauma lisik trauma 2, Bunuh diri
3&2. Kehamilan yang tidak 2. Depresi 3. Pembunuhan
diinginkan 3. Camas korban
4, Keguguran 4. Disfungsi
5. Nyeri kepala. seksual
6. Masalah ginekologis 5. Gangguan
7. Ketergantungan obai/ makan
alkohol 6. Gangguan
8. Asma kepribadian
9. Gangguan saluran ganda
pencemaan 7.Gangguan
10. Perilaku yang merugikan obsesif-
kesehatan (merokok, hu- kompuisif
bungan seksual tak .
terlindungi
Sumber: Heise, Pitapguy dan Germain, 1994
8. Ketidak-setaraan dan Kétidak-adilan Gender dalam
Pelayanan Kesehatan
LakHaki dan perempuan cenderung diperlakukan secara berbeda oleh
sistem pelayanan kesehatan. Perbedaan tersebut dapat berakibat
terhadap perbedaan akses dan kualitas pelayanan yang diterima.
Hambatan dalam akses terhadap pelayanan kesehatan terulama dialami
oleh perampuan dari keluarga miskin, akibat tidak tersedianya biaya
dan transportasi, pélayanan yang tidak sesuai dengan budaya/ tradisi,
tidak mendapat izin dari suami atau stigma sebagai orang miskin.
1. Ketidak-setaraan Gender
Ketidak-setaraan gender merupakan keadaan diskriminatif (sebagai
akibat dari perbedaan jenis kelamin) dalam memperoleh
8kesempatan, pembagian sumber-sumber dan hasil pambangunan,
sera akses terhadap pelayanan. Baberapa contoh ketidak-setaraan
gender dalam bidang kesehatan sebagai berikut:
(i) Bias gender dalam penelitian kesehatan
Ada indikasi bahwa penelitian kesehatan mempunyai tingkat bias
gender yang nyata, baik dalam pemilihan topik, metoda yang
digunakan, maupun dalam anaiisis data, Kebanyakan penelitian
tersebut merefieksikan perspektiflaki-laki, Gangguan kesehatan
biasa yang mengakibatkan gangguan berarti pada perempuan
tidak mendapat perhatian bila tidak mempengaruhi fungsi
reproduksinya, misalnya inkontinensia, dismenore dan oste-
oporesis.
(ii) Perbedaan gender dalam akses terhadap pelayanan
kesehatan
Berbeda dengan negara maju, kaum perempuan di negara
berkembang pada umumnya belum dapat memantaatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu,
perlakuan petugas kesehatan sering dianggap kurang
memperhatikan kebutuhan perempuan. Proses persalinan yang
normal sering dijadikan peristiwa medis yang tidak
mempertimbangkan kebutuhan perempuan, misalnya kebutuhan
untuk didampingi oleh orang terdekat atau mengambil posisi
yang dirasakan paling nyaman. Demikian pula, perempuan yang
mengalami depresi karena kekerasan domestik yang dilakukan
oleh pasangannya hanya diobati dengan antidepresan tanpa
diberl bantuan dalam mengatasi masalah gender yang melatar-
belakanginya,
Ketidak-adilan Gender
Dalam berbagai aspek ketidak-setaraan gender tersebut sering
ditemukan pula ketidak-adilan gender, yaitu ketidak-adilan (unfair-
ness, unjustice) berdasarkan norma dan standar yang berlaku, dalam
hal distribusi manfaat dan tanggung-jawab antara laki-laki dan
perempuan (dengan pemahaman bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyal perbedaan kebutuhan dan kekuasaan}.Keadilan antara
jain ditentukan oleh norma atau standar yang dianggap pantas atau
adil dalam suatu masyarakal, yang mungkin berbeda satu dengan
gC, péreriiadadaH"RezeHutdith dari waktu ke waktu. Seringkall sult
untuk menentukan norma atau standar yang dapat diterima oleh
KonfateiieParerip ulin Sau linia? he hr Gi Belling fadartanansihss
aT Eat nein eeiketoe eas.
yang Uiebuikayl GararnAehcarer ARS! ida hraMaiian Sate yargo
ia lai apakah hal tersebut dapat dlanggap pantas atau
= cath alebed “Bere ripla sBbanjangesiKias” Hidopirgalt
5| Peldyanan kesehatar'yalig Sestian*ténangkaus dank
nethaniahcas informasi dan pelayanan terkait.
2 Memantapkan upaya preventif yang mempromosikan kesehatan
Peence gender dalam kesehatan” menurut WHO.
a Mefigkapkenupayersensitt gender dalam mengatasi masalah infeksi
HorGieesanae| i SFA ORIG eSort inaealahakesetiatard!
ae pot mungkin (fisik, psikologis dan sosial)
4 Mi ermdsikan perelitian' dan diseminasi informasi kesehatan
pet i dalam pelayanun kesenatan, yang berarti bahwa
5. Menitighaikan Sumer Sumber tdhimernantdeupayatkesetiatans
pdudukan sosial seseorang, dan diberikan sebagai respon
terhadap harapan yang pantas dari masyarakat, dengan
Dalam paliksariaar’ keliniAta) car rte sebdt Gitekainkan pulalpentitignya)
pendekalattintagratit dan siklus hidup untuk kesehatan perempuan.
SebdigairStiateli ip oer orem Aa
Sotid i HEGEara, te hTiasUk lidonesiat dai dksetiapsekttkatermasat
kesebalani Uppeiyet ie inj ikl iit finesicalpial de rajesh. Kelsie baat petagh
optirfia HagnlakHaRi danapererpuan yarg setara, Wengarrmeggatas!
hamibiatailljidegeberkchtankdeaganrgenidenerempuan dalam posisi yang
tersisin dan status kesehatannya lebih buruk dari laki-laki