You are on page 1of 5

A.

Dissolved Oxygen (DO)

Kebutuhan oksigen terlarut (DO) untuk organisme air dalam keadaan diam relatif lebih

sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan

tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih

terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut. Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum

adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik).

Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme.

Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam

dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70 % (HUET, 1970). KLH menetapkan bahwa

kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm.1[4]

Kualitas air untuk pemenuhan kebutuhan manusia dapat ditentukan dengan cara fisik,

kimia dan biologi. Air secara alami tidak pernah dijumpai dalam keadaan yang benar murni.

Ketika uap air mengembun di udara dan jatuh dalam bentuk hujan di permukaan bumi, air

tesebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas

lain.2[5]

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen= DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk

pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk

pertumbuhan dan pembiakan. Selain itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan

organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan
berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup

dalam perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberap faktor,

seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang

dan pasang surut. ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan

bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas.

Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air

dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis yakni bertambahnya kedalaman akan terjadi

penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar

oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan

anorganik Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis,

stadium dan aktifitasnya.3[6]

Limbah domestik dapat dilakukan dengan cara karakteristik fisika antara lain adalah

parameter kekeruhan dan TSS, karakteristik kimia antara lain adalah parameter DO, BOD,

COD, pH, dan Deterjen dan karateristik biologi antara lain adalah parameter Coliform.4[7]

Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :5[8]

1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER

2. Metoda elektrokimia
B. Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah

oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam sampel air atau

banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O.

Penetapan COD gunanya untuk mengukur banyaknya oksigen setara dengan bahan organik

dalam sampel air, yang mudah dioksidasi oleh senyawa kimia oksidator kuat. Penetapan ini

sangat penting untuk dapat diuraikan secara kimiawi. Maka dapat dikatakan COD adalah

banyaknya oksidator kuat yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung

sebagai mg/l O2. Beberapa zat organik yang tidak terurai secara biologik antara lain asam asetat,

asam sitrat, selulosa dan lignin (zat kayu).6[9]

C. Biological Oxygen Demand (BOD)

Biological Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan ppm

yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk memecahkan berbagai bahan-bahan organik

yang terdapat di dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban

pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri.

BOD= DOi – DO5

Ket : BOD = Bological oxygen demand (mg/L)

DOi = Oksigen terlarut 0 hari

DO5 = Oksigen terlarut 5 harI


Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen

terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh dengan menggunakan DO

meter, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi

selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5.7[10]

Pemeriksaan pencemaran pada air, biasanya dibutuhkan analisis kejernihan air,

oksigen terlarut dan BOD (biologycal oxygen demand) untuk mengetahui seberapa besar

pencemaran yang terjadi di dalam air. Air yang digunakan pun bersumber dari beberapa tempat

agar bisa saling dibandingkan dan lebih melihat pada perbedaan kualitas air.8[11]

Penentuan BOD dianggap sebagai suatu prosedur oksidasi dimana organisme hidup

bertindak sebagai medium untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2 dan H2O. Reaksi

oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis dengan kecepatan

reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu. Karenanya selama

pemeriksaan BOD, suhu harus diusahakan konstan pada 20°C yang merupakan suhu yang umum

di alam. Secara teoritis, waktu yang diperlukan untuk proses oksidasi yang sempurna sehingga

bahan organik terurai menjadi CO2 dan H2O adalah tidak terbatas.9[12]

Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang

diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik.
Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organism sebagai

bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi. Parameter BOD, secara umum

banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD sangat

penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya

penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya

oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik

yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di

alam.

You might also like