Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Latar belakang: Hipertensi merupakan faktor pemicu terjadinya penyakit ginjal akut serta penyakit ginjal kronis
karena dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dalam ginjal sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk
memfiltrasi darah dengan baik.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat antihipertensi secara retrospektif dengan
gagal ginjal berdasarkan kriteria panduan penggunaan obat, sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan penggunaan
secara tepat, aman, benar, efektif dan memastikan bahwa pasien menerima obat dengan rasional.
Metode : Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan deskriptif evaluative yang dilakukan secara
retrospektif dengan pengumpulan data obat-obat antihipertensi yang tersedia di depo farmasi rawat jalan, lalu
dilanjutkan dengan pengumpulan data rekam medik pasien.
Hasil penelitian : Jumlah pasien gagal ginjal kronik yang dievaluasi adalah 50 orang. Penggunaan obat antihipertensi
secara tunggal adalah sebanyak 56%, dengan golongan obat diuretik, CCB (calcium channel blocker), ACEI (angiotensin
converting enzyme inhibitor), ARB (angiotensin receptor blocker). Sebanyak 46% pasien menggunakan kombinasi ≥2
golongan obat antihipertensi (golongan CCB dan diuretik), pasien dengan tepat dosis adalah sebanyak 97,6%,
sedangkan pasien tidak tepat dosis sebanyak 2,4%.
Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitian, secara umum penggunaan obat antihipertensi pada pasien gagal ginjal
kronik di rumah sakit tersebut sudah tepat. Namun masih terdapat kombinasi penggunaan obat antihipertensi yang
tidak tepat , masih terdapat ketidak tepatan dosis, dan potensi terjadinya interaksi obat.
Kata kunci : Hipertensi, Evaluasi penggunaan obat, golongan obat antihipertensi.
penyakit jantung koroner, strok, DM, dan penggunaan obat antihipertensi pada pasien
kanker, angka ini jauh lebih kecil, akan tetapi gagal ginjal kronik, pada pasien rawat
menimbulkan masalah besar. Dari data Negara jalan.Penelitian dilakukan dalam kurun waktu 3
maju didapatkan variasi yang cukup besar pada bulan yaitu oktober 2015 hingga desember 2015.
insiden berkisar antara lain perbedaan kriteria, Penelitian ini diawali dengan
geografis, etnik, dan fasilitas kesehatan yang penelusuran pustaka untuk memperoleh
disediakan (Lydia, 1999). informasi yang mendasari dan menunjang
Penelitian ini bertujuan untuk pelaksanaan penelitian.Penelusuran pustaka ini
mengevaluasi penggunaan obat antihipertensi dilakukan dari pustaka primer, sekunder dan
secara retrospektif dengan gagal ginjal kronik tersier.Penelusuran pustaka yang dilakukan
berdasarkan kriteria panduan penggunaan obat, mencangkup tentang hipertensi, gagal ginjal
sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan kronik dan evaluasi penggunaan
penggunaan secara tepat, aman, benar, efektif obat.Selanjutnya dilakukan penetapan kriteria
dan memastikan bahwa pasien menerima obat pasien yang dijadikan sampel dan kriteria
dengan rasional. penggunaan obat untuk menilai ketepatan
penggunaan obat pada pasien.Pada penelitian ini
2. METODELOGI PENELITIAN dilakukan pengumpulan data obat-obat
Penelitian ini merupakan penelitian antihipertensi yang tersedia di depo farmasi
deskriptif kualitatif yang dilakukan secara rawat jalan.
retrospektif dengan tujuan mengevaluasi
Golongan OAH Σ %
ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor) 2 4
ARB ( Angiotensin Receptor Blocker) 7 14
β-bloker 2 4
CCB ( Calcium Channel Blocker) 5 10
Diuretik 10 20
Kombinasi ≥ 2 golongan OAH 23 46
Vasodilator 1 2
Total 50 100
159
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
Pemberian amlodipin sebanyak 20 mg dosis lebih karena pasien mengalami kasus yang
perhari dimana seharusnya dosis amlodipin 10 berat.Pemberian obat pada masing-masing pasien
mg perhari sedangkan untuk pemberian zanidip memiliki dosis yang berbeda-beda.Di mana
10 mg sebanyak 3X2 tab , dimana seharusnya penyesuaian dosis didasarkan kepada tingkat
dosis zanidip adalah 10 mg per hari. Hal ini bisa keparahan gangguan ginjal.Serta efek terapi
mengakibatkan timbulnya gejala lain, hal ini setiap obat akan berbeda-beda pada setiap
bertujuan agar obat yang diekskresikan oleh individu terkait dengan fisiologis individu dan
ginjal yang melakukan kompensasi, tidak proses kinetika obat. Efek terapi yang optimal
terakumulasi dalam ginjal dan menyebabkan diperoleh dengan mempertimbangkan respon
toksisitas. Dan kemungkinan juga diberikan klinis pasien dengan menggunakan dosis
minimal terapi.
Interaksi Σ %
Tanpa Interaksi 49 98
Interaksi 1 2
Jumlah Pasien 50 100
DAFTAR PUSTAKA
1. Aida Lydia. Gagal Ginjal Kronik.Dalam :
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Edisi 3 1999. FKUI, Jakarta; 427-437.
2. Dipiro et al., 2008. Pharmacotherapy
Patophysiologic Approach (Seventh
Edition), United State : McGraw – Hill
Companies, Inc
3. Gormer, Beth, 2007, terj. Diana Lyrawati,
2008.Farmakologi Hipertensi
lyrawati.files.wordpress.com.
4. Naga, S.Sholeh. (2012). Buku Panduan
Lengkap Ilmu Penyakit Dalam.Jogjakarta:
Diva Press.
5. Roesli, R., 2008. Hipertensi, diabetes, dan
gagal ginjal di Indonesia.Dalam: Lubis,
H.R., et al (eds). 2008. Hipertensi dan
Ginjal. USU Press, Medan: 95-108.
6. Supadmi, woro. 2011. Evaluasi Penggunaan
Obat Antihipertensi pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisis.
Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 1, No. 1,
2011 : 67 - 80
161