You are on page 1of 42

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

OUTLINE DESAIN REPORT STRUKTUR:

A. PENDAHULUAN
B. BEBAN BEBAN YANG DIPERHITUNGKAN DAN MATERIAL PROPERTIS
C. KOMBINASI BEBAN TERMASUK GEMPA.
D. PROSEDUR DESAIN
E. PERIODE BANGUNAN
F. DRIFT ANTAR LANTAI
G. TABEL TULANGAN
H. TABEL GAYA UNTUK PERHITUNGAN PONDASI
I. KESIMPULAN
LAMPIRAN PRINT OUT KOMPUTER

OUTLINE REPORT PONDASI


A. PENDAHULUAN
B. KONDISI TANAH
C. PERHITUNGAN PONDASI PILE CAP DAN SOOLF
D. SKETSA PONDASI
OUTLINE RAB DAN SPEK

A. PENDAHULUAN
B. REKAP RAB HARGA TOTAL
C. LAMPIRAN PERHITUNGAN M EXELL DAN HARGA SATUAN

OUTLINE GAMBAR

A. GAMBAR DENAH
B. GAMBAR PONDASI PILE CAP.
C. GAMBAR TULANGAN LANTAI
D. GAMBAR TULANGAN BALOK DAN SLOOF
E. TABEL TULANGAN KOLOM.

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 1
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

A. PENDAHULUAN.

Struktur bangunan merupakan komponen utama yang menunjang berdirinya suatu


bangunan. Struktur bangunan gedung terdiri dari komponen-komponen di atas tanah dan
komponen komponen di bawah yang direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat
menyalurkan beban ke tanah dasar.Konstruksi dari sebuah bangunan merupakan kebutuhan
dasar manusia, dimana tingkat kebutuhan tersebut terus meningkat sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi. Konstruksi bangunan pada saat ini merupakan suatu
objek yang kompleks, dimana didalam bangunan tersebut diperlukan perhitungan dan analisa
yang cermat serta pertimbangan tertentu yang akan menghasilkan suatu bangunan yang
memenuhi syarat kokoh, ekonomis maupun estetika.
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure)dan
struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud adalah
pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, sedangkan yang
dimaksud dengan struktur atas (upper structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas
permukaan tanah seperti kolom, balok, plat, tangga. Setiap komponen tersebut memiliki
fungsi yang berbeda-beda di dalam sebuah struktur.

Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan terhadap
keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu
perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi kriteria kekuatan (strenght),
kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan umur rencana bangunan (durability).

Perkembangan rekayasa teknologi telah berkembang dengan sangat cepat, termasuk


dengan perkembangan rekayasa konstruksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
pertumbuhan pembangunan, sehingga mendorong untuk berkreatifitas untuk
mengembangkan ide dalam menemukan dan mengembangkan serta memodifikasi berbagai
alternatif bahan dan metode yang digunakan di masa yang akan datang, pemilihan dan
penggunaan bahan-bahan dalam pembuatan beton sangat penting untuk mendapatkan mutu
beton yang diinginkan sesuai dengan kegunaan beton. Beton merupakan material konstruksi
yang paling sering dipakai dan diminati karena beton mempunyai keunggulan yang dimiliki
beton. Dari segi harganya yang relatif murah, kekuatannya yang tinggi, kemudahan dalam
pelaksanaannya, perawatannya dan mudah dibentuk membuat beton semakin tak tergantikan

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 2
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

dalam dunia konstruksi,akan tetapi selain keunggulan yang dimilikinya beton sebagai bahan
struktur bangunan juga memiliki beberapa kekurangan seperti kuat tarik yang rendah,
daktibilitas rendah, berat sendiri yang besar, dan bersifat getas (brittle). Sifat getas yang
dimiliki beton memungkinkan terjadinya keruntuhan mendadak akibat terlampauinya beban
batas, misalnya beban gempa. Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat
kasar, air yang kemudian mengeras membentuk benda padat. Pemilihan bahan atau material
dalam pembuatan beton sangat penting, selain dapat mempengaruhi mutu beton juga kita
mendaatkan material pembuatan beton yang efisien.
Perencanaan struktur atas harus mengacu pada peraturan atau pedoman standar yang
mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton bertulang, yaitu Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 3
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

B. BEBAN BEBAN YANG DIPERHITUNGKAN DAN MATERIAL PROPERTIS

Dalam melakukan pemodelan, analisis dan desain suatu struktur, perlu ada gambaran
mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur tersebut.Gaya statis adalah
gaya yang bekerja secara terus-menerus pada struktur dan mempunyai karakter steady-states.
Gaya dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba pada struktur, pada umumnya tidak
bersifat steady-states dan mempunyai karakteristik besar dan lokasinya berubah dengan
cepat.Pemodelan beban pada struktur digunakan untuk menyederhanakan di dalam
perhitungan analisis dan desain struktur.

Beban-beban yang bekerja pada suatu struktur dapat diklasifikasikan kedalam beberapa
kategori, yaitu :

a. Beban Mati
Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk
segala beban tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari gedung tersebut.

Beban mati yang di perhitungkan terdiri dari :


a. Berat kolom sendiri
b. Berat sendiri balok induk, balok sloof, balok anak, balok ring.
c. Berat dinding precast
d. Berat pelat lantai
e. Berat penutup lantai
Besarnya beban mati pada suatu gedung dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

b. Beban Hidup
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian suatu
gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
berpindah dan/ atau beban akibat air hujan pada atap.
c. Beban Angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau bagiannya karena
adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang). Beban angin ini ditentukan dengan
BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)
PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 4
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (isapan angin), yang bekerja tegak
lurus pada bidang-bidang bangunan yang ditinjau.
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, besarnya tekanan
tiup angin ini harus diambil minimum 25 kg/m2 luas bidang bangunan yang ditinjau.
Sedangkan untuk di laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai tekanan tiup angin ini diambil
minimum 40 kg/m2, serta untuk daerah-daerah di dekat laut dan daerah-daerah lain dimana
kemungkinan terdapat kecepatan angin yang mungkin dapat menghasilkan tekanan tiup yang
lebih besar dari yang ditentukan di atas, maka tekanan tiup angin tersebut harus dihitung
dengan rumus:

p = V2/16 (kg/m2)

Dimana : p = tekanan tiup angin (kg/m2).


V = kecepatan angin (m/detik).
d. Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statistic ekuivalen yang bekerja pada gedung atau
bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal
pengaruh gempa pada struktur gedung di tentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka
yang di artikan dengan beban gempa di sini adalah gaya – gaya dalam struktur tersebut yang
terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 5
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BAB II

PROSEDUR DESAIN

PRA DIMENSI BALOK,KOLOM,PELAT LANTAI

A. DENAH LETAK KOLOM DAN BALOK INDUK

KETERANGAN :

BI = BALOK INDUK

= KOLOM
`

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 6
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

B. ESTIMASI UKURAN BALOK


Berdasarkan SNI 2847: 2013 maka diperoleh:
a. Lebar komponen, bw,tidak boleh kurang dari yang lebih kecil dari 0.3 h atau 250
mm (Pasal 21.5.1.3)
b. Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak
dihitung maka balok dengan kedua ujung tumpuan sederhana , tebal minimum h
adalah ℓ/16.
1
Maka, untuk perhitungan balok dapat digunakan h (tinggi balok) =  dan lebar
16
balok (b) ≥ 0.3h . (Tabel 9.5.a)

1. BALOK INDUK

Dik:
L1 = 5000 mm
1 1
l   5000  312,5mm
h = 16 16

1 1
h= l   5000  238,09mm
21 21
-ambil h= 300 mm.

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 7
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

1 1
b= h   300  150mm
2 2
2 2
b= h   300  300mm
3 3
-ambil b = 200 mm

CROSS CHECK
Dengan b =200 mm ,
h = 2b =2 x 200= 400 mm
300<h<400
3 3
h= b   200  300mm
2 2
jadi dipakai h= 300 mm dan b = 200 mm.
C. ESTIMASI UKURAN PELAT
Pelat direncanakan sebagai pelat dua arah. SNI beton pasal 9.5.3.2 (tabel 9.5c)
memberikan persyaratan tebal minimum pelat untuk membatasi agar defleksi yang terjadi
lebih kecil daripada defleksi yang diizinkan. Tebal yang dibawah tebal minimum masih
diperbolehkan, tetapi perlu dilakukan pengecekan terhadap defleksi yang lebih komprehensif.
Untuk sistem pelat tanpa balok interior, tabel dibawah bisa digunakan sebagai acuan dalam
penentuan tebal minimum pelat.

Sedangkan tebal minimum pelat dua arah dengan balok interior, tebal pelat dua arah dapat
ditentukan dengan pasal 9.5.3.3, yaitu sebagai berikut :
BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)
PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 8
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

a. Untuk αfm yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan 9.5.3.2;
b. Untuk αfm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, h tidak boleh kurang dari
fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 125 mm
36 + 5β(αfm − 0.2)

dan tidak boleh kurang dari 125 mm;


c. Untuk αfm lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari:

fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm;
d. Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan αf tidak
kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang ditentukan Pers. (b)
atau (b) harus dinaikan paling tidak 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak
menerus. Bagian ln dalam (b) dan (c) adalah panjang bentang bersih dalam arah
panjang diukur muka ke muka balok. Bagian β dalam (b) dan (c) adalah rasio bentang
bersih dalam arah panjang terhadap pendek pelat.
dimana :
h = tebal total pelat
ln = panjang bentang bersih terpanjang pelat
β = rasio pelat terpanjang dan terpendek
αfm = nilai rata rata α pada keempat sisi pelat.
Dengan :
Ecb Ib
α = Ecs Is

Dimana :
Ecb = modulus elastis balok beton
Ecs = modulus elastis pelat beton
Ib = Inersia balok (gambar)
Is = Inersia pelat (gambar)
Maka perhitungan perencanaan tebal pelat dihitung terhadap pelat interior, yaitu

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 9
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

L/2 L/2

2 h

Hw
1

bw
(bw+2hw) ≤ (bw +2h)

(i) Untuk perhitungan Ib

L/2 L/2

Hw

bw
(ii) Untuk perhitungan Is

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 10
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Dengan memasukkan nilai awal h = 120 mm, perhitungan inersia balok (Ib) adalah sebagai
berikut :
Dimensi Jarak
Luas
thd Statis Inersia Inersia
Tampang
No Lebar Tinggi Alas Momen Momen
B H A Y A*y A*y^2 Io
(cm) (cm) (cm2) (cm) (cm3) (cm4) (cm4)

1 20 30 600 20 12000 2400000 45000


2 110 12 13200 46 60720 2793120 15840
Total 13800 72720 5193120 60840

 Tinggi total beton, ΣH = 52 cm


 Luas Tampang Total Beton, ΣA = 2520 cm2
 ΣAy = 84720 cm3
 Letak titik berat, Ya = ΣAy / ΣA = 33.619 cm
 Ya = ΣH - Yb = 18.381 cm
 Momen Inersia Terhadap Alas Beton, Ip = ΣA*y^2 + Σio = 3448960 cm4
 Momen Inersia Terhadap Titik Berat Balok, Ix = Ip - ΣA*Yb^2 = 600754.286
cm4
dan perhitungan inersia lantai (Is) adalah sebagai berikut :

Dimensi Luas
Inersia
Lebar Tinggi Tampang
No
B h A Io
(cm) (cm) (cm2) (cm4)

1 500 12 6000 72000


Karena elastisitas beton yang digunakan sama, maka
Ecb Ib Ib 600754.286
α = = = = 8.344
Ecs Is Is 72000

Jadi, α ≥ 2.0 dan ukuran pelat terpanjang dan terpendek sama (β =1), maka tebal pelat
minimum adalah sesuai dengan persamaan berikut adalah
fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 11
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

370
4600(0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
h = 108.794 mm ( ≥ 90 mm)
karena h minimum lebih kecil daripada nilai h yang diperkirakan, maka h rencana bisa
digunakan. Jadi tebal pelat yang digunakan adalah 120 mm

D. ESTIMASI UKURAN KOLOM

Ukuran kolom direncanakan dengan memperhitungkan jumlah kolom dan beban yang
dipikul oleh kolom. Untuk perencanaan awal, ukuran kolom diperkirakan sebagai dasar
perhitungan dan tahanan nominal tereduksi kolom akan dibandingkan terhadap beban
terfaktor. Jika tahanan nominal tereduksi kolom lebih besar, maka kolom bisa menahan
beban dan ukuran kolom bisa digunakan. Jika lebih kecil, maka ukuran kolom harus
diperbesar.

Sebagai acuan, lebar balok yang digunakan adalah 200 mm. Sesuai dengan pasal
21.5.1.4a, ukuran balok harus lebih besar daripada lebar kolom, maka taksiran awal ukuran
kolom persegi yang digunakan adalah 500 x 400 mm.

Pengecekan terhadap kapasitas kolom jika berat kolom telah diperhitungkan :

a. Beban mati akibat berat dinding


Tinggi dinding lantai = tinggi elevasi lantai – tinggi balok
= 4000- 300 mm
= 4700 mm

Panjang (L) = panjang balok – lebar kolom


= 5000 - 400 mm
= 4600 mm
Berat jenis dinding = 0.25 t/m2 =0.25 x 10-6 t/mm2
Berat Dinding tiap dinding tiap 4 m ( sb x) adalah
= (panjang dinding x tebal dinding x bj.dinding x tinggi dinding)
= 11 x (4500 x 0.25x 10-6 x 3600)
BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)
PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 12
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

= 11 x (4.05)

= 44.55 ton
Berat Dinding tiap dinding tiap 4 m ( sb y) adalah
= (panjang dinding x tebal dinding x bj.dinding x tinggi dinding)
= 12 x (4600 x 0.25x 10-6 x 3600)
= 12 x (4.14)

= 49,68 ton

b. Beban mati akibat berat balok

Tinggi balok (h) = 300 mm = 0.3 m

Lebar balok (b) = 200 mm = 0.2 m

Berat Jenis beton = 2,4 t/m3 = 2.4 x 10-9 t/mm3

Panjang balok (L) = Panjang balok – lebar kolom

= 5000 – 400 mm

= 4600 mm

Maka Berat Balok untuk lantai 1 dan 2 (sb x) adalah

= 20 x (b.balok x h.balok x bj.beton x panjang balok)

= 20 x (200 x 300 x 2,4 x 10-9 x 4500)

= 20 x (0,648) = 12,96 ton

Berat Balok untuk lantai 1 dan 2 (sb y) adalah

= 24 x (b.balok x h.balok x bj.beton x panjang balok)

= 24 x (200 x 300 x 2,4 x 10-9 x 4600)

= 24 x (0,6624) = 15,897 ton

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 13
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Maka Berat Balok untuk lantai 3 (sb x) adalah

= 10 x (b.balok x h.balok x bj.beton x panjang balok)

= 10 x (200 x 300 x 2,4 x 10-9 x 4500)

= 10 x (0,468)

= 6,48 ton

Berat Balok untuk lantai 3 (sb y) adalah

= 12 x (b.balok x h.balok x bj.beton x panjang balok)

= 12 x (200 x 300 x 2,4 x 10-9 x 4600)

= 12 x (0,6624) = 7,9488 ton

c. Beban mati akibat beban lantai dan atap


Lantai direncanakan terbuat dari 120 mm pelat beton, 20 mm spesi dan 10 mm
keramik.luas lantai yang diperhitungkan adalah luas total bangunan, dengan ukuran
kolom 500 mm x 400 mm, maka luas lantai kecuali ruangan tangga dari
Kolom = 0.12 m2
Atap = (10 x 15) + (5 x 10) = 200 m2
Lantai 2 dan 3 = (20 x 5)+(5 x 10)–(6 x 0.12)–(2.925 x 4.85) m2 = 135.09 m2

Dengan berat jenis material :

Pelat beton = 2400 kg/ m2


Spesi = 2100 kg/ m2
Keramik = 24 kg/ m2

Digunakan tangga dari beton dengan panjang horizontal 3 m dan panjang


vertikal 2 m dengan ukuran anak tangga 200 x 200 mm2, terdiri dari 10 buah anak
tangga 1 arah dengan ketebalan bangtalan anak tangga 100 mm dan lebar tangga 3000
mm. Pada lantai selanjutnya, terdapat pelat lantai berukuran 2925 mm x 4850 mm
dan 1000 mm x 1000 mm tepat seblum anak tangga dengan tebal 150 mm. maka berat
dari tangga tiap setinggi lantai adalah

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 14
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

= (jarak diagonal x tebal pelat tangga x lebar tangga x BJ beton) + ( 16 x


(tinggi anak tangga)2 x lebar tangga x BJ beton)

= (5 x 0.1 x 2 x 2400) + (10 x 0.22 x 2 x 2400)


= 4320 kg
= 4.32 ton

dan berat untuk pelat lantainya adalah

= Luas pelat x tebal pelat x BJ beton

= 2.925 x 4.85 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 + 24)

= 5107.05 kg

= 5.107 ton

Maka berat lantai dan atap adalah

Beban yang Lantai


dipikul (kg) 1 2 3
Pelat beton 43944.952 43944.952 62707
Spesi 5663.868 5663.868 8100
Keramik 3236.496 3236.496 0
Tangga 4320 4320 0
Total 57165.316 57165.316 70807

Lantai 1 = 57.165 ton


Lantai 2 = 57.165 ton
Lantai 3 = 70.807 ton

d. Berat sendiri kolom


Berat kolom untuk lantai 1 dihitung sepanjang lantai 1 dan setengah lantai 2,
sedangkan untuk lantai 3, dihitung setengah tinggi lantai 3. Maka berat kolom dengan
dimensi 500 mm x 400 mm tiap 4 m adalah

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 15
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Berat kolom = jumlah kolom x tinggi kolom x Luas penampang x berat jenis beton

= 16 x 4 x 0.5 x 0.4 x 2400 kg

= 30720 kg

= 30,72 ton

e. Beban hidup pada lantai dan atap


Fungsi bangunan adalah untuk SEKOLAH , maka :
-
Beban Hidup pada lantai sekolah : 250 kg/m2
- Koefisien reduksi Beban Hidup : 0.90

Maka beban hidup pada lantai dan atap adalah

Beban hidup luas


Beban hidup luas beban hidup
ruangan daerah beban hidup
Lantai lantai lantai pada tangga
tangga tangga lantai (ton)
(ton/m2) (m2) (ton)
(ton/m2) (m2)

3 0.06 0.18 200 23.5 12 4.23


2 0.15 0.18 134.854 23.5 20.228 4.23
1 0.15 0.18 134.854 0 20.228 0
52.456 8.46
Total
60.916
Jadi berat beban hidup total yang dipikul bangunan adalah 60.916 ton

f. Beban mati tambahan bangunan


Beban mati tambahan bangunan dapat berasal dari komponen berikut ini :
 Beban partisi lantai : 250 kg/m2
 Beban mekanikal, elektrikal dan plafon : 50 kg/m2
 Beban mati tambahan atap : 100 kg/m2

Maka beban mati tambahan pada lantai dan atap adalah :

Beban mati Luas lantai Beban mati


Lantai
tambahan (ton/m2) (m2) tambahan (ton)
3 0.15 200 30
2 0.3 141.45 42.435

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 16
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

1 0.3 141.85 42.435


Total 114.87

Jadi berat beban mati tambahan total yang dipikul bangunan adalah 114.87 ton

Maka, dengan memperkirakan kolom, berat beban yang dipikul tiap lantai adalah

W DL  Berat Sendiri + beban Mati Tambahan

477,66 ton

W ll =60,916 ton

Maka, ukuran kolom 500 x 400 mm dapat memikul beban maksimum bangunan. Dengan
ukuran kolom 500 mm x 400 mm, maka ditentukan besar tulangan yang diperlukan
berdasarkan SNI 2847-2013, yaitu:

1. Pasal 10.9.1 mensyaratkan rasio tulangan longitudinal (ρ) adalah 0.01 ≤ ρ ≤ 0.08.
dimana rasio tulangan adalah :

Ast
ρ = Ag

2. Pasal 10.9.2 mensyaratkan jumlah tulangan minimum yang harus dipasang pada
kolom persegi adalah minimal 4 tulangan pada kolom dengan sengkang persegi atau
sengkang cincin.
3. Pasal 7.10.5.1 mensyaratkan ukuran tulangan lateral pada kolom
a. D ≥ 10 mm jika D longitudinal ≤ 32 mm
b. D ≥ 13 mm jika D longitudinal ≥ 32 mm
4. Pasal 7.10.5.2 mensyaratkan spasi vertikal tulangan (S) lateral pada kolom
a. S ≤ 16 db (db untuk tulangan longitudinal)
b. S ≤ 48 db (db untuk tulangan lateral)
c. S ≤ ukuran kolom terkecil

Maka perhitungan kebutuhan tulangan :

Digunakan rasio tulangan (ρ) ≈ 0.03

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 17
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Untuk kolom persegi dengan menggunakan tulangan sengkang ikat, r = 0.8, ϕ = 0.65.
jadi :

Ast = ρ Ag = 0.03 (500 x 400) =6000 mm2

Jika menggunakan tulangan D28 ulir. Maka jumlah tulangan longitudinal yang digunakan:

AD28 = 0.25 x 3.14 x 282 = 615,44 mm2

Ast 6000
n = = = 9,7 = 10 buah
AD28 615,44

jika digunakan 10 buah tulangan longitudinal D28, maka

Ast = 10 x AD28 = 6154,4 mm2

Maka tulangan longitudinal 8D29 dapat digunakan.

Pemeriksaan Po :

Po = ϕ r (0.85 f’c (Ag – Ast) + fy Ast)

= 0.65 x 0.8 x (0.85 x 25 x 193845,6) + (370 x 6154,4)

= 0.65 x 0.8 (4119219 N + 2277128N)

= 0.52 x 6396347 N

= 332,61 ton

Nilai Po akan diperiksa terhadap kolom yang memikul beban paling besar yaitu kolom yang
berada pada tengah bangunan dan memikul beban tangga.

Beban yang dipikul kolom adalah :

1. Berat sendiri
Wk = Ak x hk x γbeton
= 0.12 x 12 x 2400
= 3456 kg
= 3.456 ton

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 18
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

2. Berat balok per lantai dan atap


Wb lantai = 2 x Ab x (L-Sk) x γbeton
= 2 x 0.3 x 0.4 x (5 – 0.4) x 2400
= 2649.6 kg
= 2.65 ton
3. Berat pelat lantai 2 dan 3 (kecuali ruangan tangga)
Wlantai = Al x tl x γbeton  (Al = Ag - Ak - Ad)
Alantai = (12.5 – (0.5 x 0.12) - ( 3 x 0.075 x (2.5 - 0.15) )
= 11.191 m2
Maka, Wlantai = 11.191 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 x 24)
= 11.191 x 354
= 3961.61 kg
= 3.961 ton
4. Berat Tangga
Wt = 6.8 ton
Wpelat = 5.107 ton
5. Berat atap
Wa = Aa x ta x γbeton  (Aa = Ag)
Aa = 25 m2
Maka, Wa = 25 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 x 24)
= 25 x 354
= 8850 kg
= 8.85 ton
6. Berat dinding per lantai
Wd = Ad x 3 x γbata  Ad dihitung di tiap sisi kolom
Ad = (h – hb) x 0.5 (L – Sk))
Aa = 3.6 x 2.3 = 8.28 m2
Maka, Wa = 3 x Ad x γbata
= 3 x 8.28 x 250
= 6210 kg
= 6.21 ton
7. Beban hidup tambahan lantai dan atap (LL)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 19
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

WLL lantai = Alantai x LLlantai

= (11.191 x 250 ) + (0.5 x 11.191 x 300 ) = 4476.4 kg

= 4.476 ton

WLL atap = Aatap x LLatap

= 25 x 100 = 2500 kg

= 2.5 ton

8. Beban mati tambahan pada lantai dan atap

WDL lantai = Alantai x DLlantai

= (1.5 x 11.191 x 300 ) = 5035.95 kg

= 5.035 ton

WDL atap = Aatap x DLatap

= 25 x 150 = 3750 kg

= 3.75 ton

Maka, total beban yang dipikul kolom paling besar adalah :


WDL = 4.476 + 3(2.65) + 2(3.961) + 8.85 + 2(5.107) +2(6.8) + 2(6.21) +
2(5.035) + 3.75 ton
= 79.252 ton
WLL = 2(4.476) + 2.5 = 11.452 ton

Dengan kombinasi beban, maka beban yang paling besar adalah :


1. Wu = 1.4 D = 1.4 (79.252)
= 110.9528 ton
2. Wu = 1.2 DL + 1.6 LL = 1.2 (79.252) + 1.6 (11.452)
= 113.425 ton

Beban terbesar yang dipikul kolom adalah 113.425 ton.

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 20
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Dengan Po = 332,61 ton dan Wu = 113.425 ton, maka

Po ≥ Wu (AMAN)

maka , kolom 500 mm x 400 mm bisa menahan beban paling besar dan dapat digunakan
sebagai ukuran kolom rencana.

Perencanaan tulangan sengkang


Tulangan yang digunakan sebagai tulangan longiudinal adalah D29. Sesuai pasal 7.10.5
untuk tulangan longitudinal dengan diameter ≤ 32 mm, maka tulangan sengkang yang
digunakan adalah D10. Spasi yang digunakan pada tulangan sengkang adalah ≤ 48 D.
Digunakan 20 tulangan sengkang, maka spasi antar tulangan sengkang adalah 200 mm.

Kontrol terhadap tekuk


Ukuran suatu kolom harus diperhitungkan terhadap tekuk yang terjadi. Tekuk akan
mengurangi kapasitas daya dukung kolom. Tekuk terjadi karena batang yang digunakan
terlalu langsing. Untuk itu, perlu diketahui tingkat kelangsingan kolom yaitu :
k x Lu
λ= ≤ 40 ,
r

dimana : 𝜆 : kelangsingan kolom


k : faktor kekakuan kolom (0.7 untuk tumpuan sendi-sendi)
Lu : Tinggi kolom
r : Jari jari inersia
I bh3 /12 416666,6 cm4
r2 = = = = 208,33 cm2
A bh 2000 cm2

Maka, r = 14,43 cm
k x Lu 0.7 x 400
𝜆= = = 19,40 ≤ 40
r 14,43
𝜆 ≤ 40, maka kolom termasuk kolom pendek dan tidak mengalami tekuk..

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 21
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

GAYA GEMPA YANG BEKERJA PADA BIDANG

Informasi mengenai gedung :


◘ Tinggi lantai dasar - lantai (h) = 4 m
◘ Tinggi lantai lainnya/ Lantai Diatasnya ( h1 ) = 4 m
◘ Dimensi kolom untuk semua lantai = 50 × 40 cm
◘ Dimensi balok untuk semua lantai = 30 × 20 cm
◘ Tebal pelat lantai dan pelat atap = 12 cm

Beban mati, DL tambahan pada lantai :


◘ Berat partisi = 2,5 kN/m2
◘ Beban screed + keramik, plafond, mekanikal, elektrikal = 1,5 kN/m2
Beban hidup, LL pada lantai :
◘ Beban occupancy = 2,5 kN/m2
Beban mati, DL tambahan pada atap :
◘ Beban plafond, mekanikal, dan elektrikal = 0,5 kN/m2
Beban hidup, LL pada atap :
◘ Beban = 1,0 kN/m2
Berat Struktur

1. Berat sendiri struktur lantai 1


a. Berat kolom lantai 1
= {(0,5 x 0,4 x 4) m³ x 24 kN/m³ x 16} + {(0,5 x 0,4 x 2) m³ x 24 kN/m³ x 16}
= 307,2 kN + 153,6 kN
= 460,8 kN
b. Berat balok lantai 1
= {(0,3 x 0,2 x 4,5) m³ x 24 kN/m³ x 10} + {(0,3 x 0,2 x 4,6) m³ x 24 kN/m³ x 12}
= 64,8 kN + 79,488 kN
= 144,288 kN
c. Berat pelat lantai 1
= ((10x15)+(10x5)) m² x 0,12 m x 24 kN/m³
= 576 kN
2. Berat sendiri struktur lantai 2
a. Berat kolom
= {(0,5 x 0,4 x 4) m³ x 24 kN/m³ x 16}
= 307,2 kN
b. Berat balok
= Berat balok lantai 1
= 144,288 kN
c. Berat pelat
BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)
PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 22
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

= (200-5x10) m² x 0,12 m x 24 kN/m³


= 432 kN
3. Berat sendiri struktur lantai 3 (atap)
a. Berat kolom
= {(0,5 x 0,4 x 2) m³ x 24 kN/m³ x 16}
= 153,6 kN
b. Berat balok
= {(0,3 x 0,2 x 4,5) m³ x 24 kN/m³ x 11} + {(0,3 x 0,2 x 4,6) m³ x 24 kN/m³ x 12}
= 71,28 kN + 79,488 kN
= 150,768 kN
c. Berat pelat lantai 3
= Berat pelat lantai 2
= 432 kN

4. Beban mati tambahan tiap lantai


= 4 kN/m² x (200) m²
= 800 kN (lantai 1)
= 4 kN/m² x (150) m²
= 600 kN (lantai 2)

5. Beban hidup tiap lantai (occupancy load)


= 2,5 kN/m² x 200m²
= 500 Kn (lantai 1) direduksi 50%=250 kN
= 2,5 kN/m² x 150m²
= 375 Kn (lantai 2)
Direduksi 50% =187,5 kN
6. Beban mati tambahan untuk atap
= 0,5 kN/m² x 200 m²
= 100 kN

7. Beban hidup pada atap


= 1,0 kN/m² x 200 m²
= 200 kN
Beban hidup pada atap juga dapat direduksi sehingga beban hidup yang bekerja hanya
50% saja = 100 kN

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 23
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Total Berat Struktur

Berat sendiri struktur tiap lantai (KN) Beban Tiap Lantai


Beban Berat Lantai
Lantai Beban Mati
Kolom Balok Pelat Hidup (Wx)
Tambahan
Tambahan
3 153,6 150,768 432 100 100 936,37
2 307,2 144,288 432 600 187,5 1670,99
1 406,8 144,288 576 800 250 2177,09
TOTAL 4784,45
Total W = 4784,45 KN
KATEGORI RESIKO STRUKTUR BANGUNAN

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 24
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 25
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

 Untuk Gedung Sekolah maka berdasarkan SNI 2012 masuk kategori resiko IV
 Untuk Kategori resiko IV nilai faktor keutamaan gempa sama dengan 1,50

MENENTUKAN NILAI Ss DAN S1 PADA PETA GEMPA


Lokasi Gedung : Palembang – Sumatera Selatan
Dari gambar peta gempa diperoleh :
 Ss = 0.25 g
 S1 = 0.2 g

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 26
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 27
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 28
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 29
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

 Dari Data Boring Profil didapatkan Nilai N SPT = 36,05

Penentuan kelas lokasi

Maka jenis tanah lunak termasuk pada kelas lokasi D

Maka Nilai Fa

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 30
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Diperoleh Fa= 1,6

Diperoleh Fv = 2
Nilai SDS yang diperoleh adalah :

2 2
𝑆𝐷𝑆 = ∗ 𝐹𝑎 ∗ 𝑆𝑠 = ∗ 1,6 ∗ 0,25 = 0,2666667
3 3

Nilai SD1 yang diperoleh :

2 2
𝑆𝐷1 = ∗ 𝐹𝑣 ∗ 𝑆1 = ∗ 2 ∗ 0,2 = 0,2666667
3 3

SPEKTRUM RESPON DESAIN

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 31
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

𝑆𝐷1
T0=0,2 𝑆𝐷𝑆

0,2666667
= 0,2 x 0,2666667

= 0,2
𝑆𝐷1
Ts =𝑆𝐷𝑆

0,2666667
=0,2666667
=1

Dari table kriteria desain gempa :

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 32
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Apabila S1 lebih kecil dari 0,75, maka penentuan KDG berdasarkan tabel 4.5-3 maka
KDG bangunan Masuk ke kelas C

Kelas C tingkat Resiko Kegempaannya Menengah

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 33
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 34
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 35
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 36
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

 Pada struktur gedung direncanakan sebagai rangka beton bertulang pemikul momen
khusus
 Maka dari tabel diperoleh 𝑅 𝑎 =8

PERHITUNGAN GAYA LATERAL BANGUNAN


Ta=Ct.hnx
Dimana:
Ta= periode fundamental pendekatan (detik)
hn= ketinggian struktur (m)
Ct dan x ditentuakan dari tabel

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 37
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Ta= 0,0466(12)0.9
= 0,436

Perhitungan Koefisien Seismik (s)


𝑆𝐷𝑠 𝑆𝐷1
0,044* SDS* Ie < (𝑅⁄ ) <𝑇(𝑅⁄ )
𝐼𝑒 𝐼𝑒

Dimana:
SDs = parameter percepatan spektrum respons desain pada periode pendek
R = faktor modifikasi respons
Ie = faktor keutamaan gempa
SD1 = parameter percepatan spektrum respon desain pada periode 1 detik
T = periode fundamental struktur (detik)
0,26667 0,26667
0,044*0,26667*1,5 < < 8
8/1,5 0,436( )
1,5
0,0176<0,05<0,1146.................(OK)

 Tentukan Base Shear V

V = Cs . W

= 0,05 (4784,45) KN

= 239,2225 KN

 Hitung FX Untuk setiap lantai

FX = CVX . V

𝐖 𝐡 𝒌
CVX 𝐗 𝐗
= ∑𝒏 𝐖
𝟏 𝐡𝑲
𝐢 𝐢

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 38
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

𝟏.𝟑𝟖𝟑,𝟓𝟒 𝐖 𝐡 𝒌
FX = 𝐗 𝐗
∑𝒏𝟏 𝐖𝐢 𝐡𝐢
𝑲

 Tentukan eksponen distribusi K.

Nilai T = 0,436
Maka K=1 untuk T ≤ 0,5

Berat
Tinggi
Lantai
LANTAI hx K Hx ^ K Wx* (𝐇𝐱 𝐊 ) Cvx Fx Sa
Wx
(KN)
(KN)
3 12 936,37 12 11236,44 0,337 80,617 0,0861

2 8 1 1670,99 8 13367,92 0,401 95,928 0,0574


62,676
1 4 2177,09 4 8708,36 0,262 0,0287

∑ 4784,45 24 33312,72 1.0 239,221

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 39
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

BAB III
PERENCANAAN STRUKTUR TANGGA

Tangga akan nyaman digunakan bila pemakai tidak merasa sulit dan lelah saat
menggunakannya. Karena dalam mendesain tangga, perhatikan dulu siapa saya yang
menggunakan tangga; apakah mereka anak -anak atau orang lanjut usia. Intinya, siapapun
yang menggunakan tangga, mereka harus merasa nyaman.

Untuk memberikan rasa nyaman ketika menaiki tangga, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan saat perencanaannya, seperti :

· Tinggi dan ukuran anak (pijakan) tangga

· Kemiringan (kecuraman)

· Penggunaan pagar tangga (railing & bluster)

· Penggunaan borders

· Material anti slip, dan

· Pencahayaan pada ruang tangga

1.1 Dimensi Tangga

Kenyaman sebuah tangga harus memenuhi syarat-syarat teknis, seperti:

 Panjang pijakan datar (riser atau aantrede) berkisar antara 20 cm sampai dengan 30 cm,
supaya langkahnya sesuai.
 Tinggi pijakan (optrede) berkisar antara 15 cm sampai dengan 20 cm, supaya tidak terlalu
tinggi mengangkat kaki terutama bagi anak-anak dan orang tua.
 Sudut kemiringan tangga berkisar 25 - 40 derajat

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 40
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Syarat perencanaan antride dan optride tangga serta kemiringan tangga sebagai
berikut :
60 < (2t+I) < 65
Direncanakan tinggi optride (t) = 20 cm
Sehingga injakan (i) = 30 cm
- Jumlah tanjakan (nt) = 200/20 cm = 10 buah
- Jumlah Injakan = 10 – 1 =9 buah
2
- KemiringanTangga () = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑎𝑛 = 34,59o
2.9

- Lebar bordes = 180 cm


- Tebal tangga = 18 cm
- Tebal rata-rata = (i/2) . sin α = (0,3/2) . sin 36,5 = 0,089 m
- Tebal total = 0,18 + 0,089 = 0,269 m

1.2 Pembebanan Tangga

1. Beban Mati (DL)


Berat sendiri = (0,269x 2400) / cos 36,5 = 803,13 kg/m2
Spesi (2cm) = 2 x 21 = 42 kg/m2
Tegel (1cm) = 1 x 24 = 24 kg/m2
Sandaran (Railing) = 50 kg/m2+
DL = 919,13 kg/m2
2. Beban Hidup (LL) LL = 300 kg/m2
Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 11.1(1)
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 x 919,13+ 1,6 x 300
= 1582,956 kg/m2

1.2.1Pembebanan Bordes

1. Beban Mati (DL)


Berat sendiri = 0,25 x 2400 = 600 kg/m2

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 41
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL (BETON)

Spesi (2cm) = 2 x 21 = 42 kg/m2


Tegel (1cm) = 1 x 24 = 24 kg/m2
Sandaran (Railing) = 30 kg/m2+
DL= 696 kg/m2
2. Beban Hidup (LL) LL= 300 kg/m2

Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal
11.1(1)
qu= 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 x 696 + 1,6 x 300
= 1315,2 kg/m2

BELLA TAMINTA TARIGAN (15 0404 024)


PUTRA NATAL GINTING (15 0404 075)
GOHIRO RICHI.C. PANE (15 0404 085)
NIA SANTIA (15 0404 143) Page 42

You might also like

  • Perhitungan Beban Gempa Pada Bangunan
    Perhitungan Beban Gempa Pada Bangunan
    Document11 pages
    Perhitungan Beban Gempa Pada Bangunan
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • PONDASI
    PONDASI
    Document13 pages
    PONDASI
    Rahmat Dinata
    No ratings yet
  • RAB Gedung Kantor
    RAB Gedung Kantor
    Document0 pages
    RAB Gedung Kantor
    Aniz DonuTz
    No ratings yet
  • Tugas Beton NEW
    Tugas Beton NEW
    Document271 pages
    Tugas Beton NEW
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Balok Gerber Eksplanasi
    Balok Gerber Eksplanasi
    Document4 pages
    Balok Gerber Eksplanasi
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Karya Ilmiah
    Karya Ilmiah
    Document1 page
    Karya Ilmiah
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • BAB V Cobaa
    BAB V Cobaa
    Document3 pages
    BAB V Cobaa
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • BAB 7 Perencanaan Balok Kolom VIVI
    BAB 7 Perencanaan Balok Kolom VIVI
    Document59 pages
    BAB 7 Perencanaan Balok Kolom VIVI
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • XCL Xontoh
    XCL Xontoh
    Document79 pages
    XCL Xontoh
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • BAB 9 Ikatan Angin
    BAB 9 Ikatan Angin
    Document14 pages
    BAB 9 Ikatan Angin
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • 04.prosedur Desain Print
    04.prosedur Desain Print
    Document22 pages
    04.prosedur Desain Print
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • BAB 9 Ikatan Angin
    BAB 9 Ikatan Angin
    Document14 pages
    BAB 9 Ikatan Angin
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Ms Project Tutorial
    Ms Project Tutorial
    Document7 pages
    Ms Project Tutorial
    maruhawa88
    No ratings yet
  • Tugas Beton Fix
    Tugas Beton Fix
    Document2 pages
    Tugas Beton Fix
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Surat Mentor Bella
    Surat Mentor Bella
    Document1 page
    Surat Mentor Bella
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Bab I1
    Bab I1
    Document17 pages
    Bab I1
    mirdawati yasin
    No ratings yet
  • RRR
    RRR
    Document87 pages
    RRR
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Kuliah Psda WADUK
    Kuliah Psda WADUK
    Document23 pages
    Kuliah Psda WADUK
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • KEL150404052
    KEL150404052
    Document2 pages
    KEL150404052
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Jembatan
    Jembatan
    Document32 pages
    Jembatan
    Afdhal Adiwijaya
    No ratings yet
  • BETON PRATEGANG
    BETON PRATEGANG
    Document10 pages
    BETON PRATEGANG
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • 3106 Book1
    3106 Book1
    Document6 pages
    3106 Book1
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Rich
    Rich
    Document4 pages
    Rich
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Lirik
    Lirik
    Document1 page
    Lirik
    Kusnul Hidayatinur Aliyah
    No ratings yet
  • Erosi Sungai Garang
    Erosi Sungai Garang
    Document10 pages
    Erosi Sungai Garang
    Azis Ali Wibowo
    No ratings yet
  • Bab V
    Bab V
    Document1 page
    Bab V
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet
  • Aali - LK Tahunan 2016
    Aali - LK Tahunan 2016
    Document73 pages
    Aali - LK Tahunan 2016
    naufal
    No ratings yet
  • IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
    IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
    Document4 pages
    IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
    Cremorlab
    No ratings yet
  • 247 Book2
    247 Book2
    Document2 pages
    247 Book2
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    No ratings yet