You are on page 1of 6

2.

1 Definisi

Trauma ginjal adalah trauma sistem perkemihan yang paling sering dan
terjadi antara 8-10% pasien dengan trauma tumpul maupun trauma tembus
abdomen. Pada kebanyakan kasus,trauma ginjal bersamaan dengan trauma
organ-organ lain (baverstock,2001).

Trauma ginjal adalah kecederaan yang paling sering pada sistem urinari.
Walaupun ginjal mendapat proteksi dari otot lumbar, thoraks, badan vertebra
dan viscera, ginjal mempunyai mobiliti yang besar yang bisa mengakibatkan
kerusakan parenchymal dan kecederaan vaskular dengan mudah. Trauma sering
kali disebabkan kerana jatuh, kecelakaan lalu lintas, luka tusuk, dan luka tembak.
Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai
macam rudapaksa baik tumpul maupun tajam.

2.2 Klasifikasi trauma


Tujuan pengklasifikasian trauma ginjal adalah untuk memberikan
pegangan dalam terapi dan prognosis.
Menurut derajat berat ringannya kerusakan pada ginjal, trauma ginjal
dibedakan menjadi: (1) trauma minor, mencakup kontusio
(memar),hematom (pendarahan di bawah kulit), dan beberapa liserasi di
kortek ginjal
(2) trauma mayor, mencakup laserasi mayor disertai ruptur (robek) kapsul
ginjal
(3) trauma ginjal kritis meliputi laserasi multiple yang parah pada gnjal di
sertai cidera pada suplai darah ginjal
Sebagian besar (85%) trauma ginjal merupakan cedera minor (derajat I
dan II), 15% termasuk cedera mayor (derajat III dan IV), dan 1% termasuk cedera
pedikel ginjal.
Klasifikasi trauma ginjal menurut Sargeant dan Marquadt yang
dimodifikasi oleh Federle :

1
Gambar pengklasifikasian trauma gin
Keterangan :
Derajat Jenis kerusakan
a. Kontusio ginjal.
b. Minor laserasi korteks dan medulla tanpa gangguan pada
sistem pelviocalices.
Grade I
c. Hematom minor dari subcapsular atau perinefron (kadang
kadang).
75 – 80 % dari keseluruhan trauma ginjal
a. Laserasi parenkim yang berhubungan dengan tubulus kolektivus
sehingga terjadi extravasasi urine.
b. Sering terjadi hematom perinefron.
Grade II
c. Luka yang terjadi biasanya dalam dan meluas sampai ke
medulla.
10 – 15 % dari keseluruhan trauma ginjal.
a. Laserasi ginjal sampai pada medulla ginjal, mungkin terdapat
trombosis arteri segmentalis.
Grade III
b. Trauma pada vaskularisasi pedikel ginjal
5 % dari keseluruhan trauma ginjal
a. Laserasi sampai mengenai kalikes ginjal.
Grade IV
b. Laserasi dari pelvis renal
a. Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis arteri renalis.
Grade V
b. Ginjal terbelah (shattered).

2.3 etiologi

Trauma ginjal dapat terjadi akibat berbagai macam mekanisme. Di


Amerika serikat,kecelakaan kendaraan bermotor adalaha penyebab yang paling
sering terjadi yang menyebabkan trauma tumpul abdomen yang sampai
mengenai ginjal.jatuh dari ketinggian termasuk cidera tembus merupakan
penyebab yang jarang terjadi. Pada kasus yang lain,trauma ginjal merupakan
sekunder akibat masa pada ginjal

Mekanisme trauma yang dapat menyebabkan injury pada ginjal adalah


sebagai berikut:

1. Trauma penetrasi (misalnya: luka tembak,luka tusuk)

2
2. Trauma tumpul (misalnya : kecelakaan kendaraan
bermotor,olahraga,jatuh)
3. Latrogenik (misalnya : prosedur endourologi,ESWL,biopsi ginjal,prosedur
perkutaneus pada ginjal)
4. Intraoperatif ( misalnya diagnostik peritoneal lavage)
5. Lainnya (misalnya : penolakan transplantasi ginjal,melahirkan (dapat
menyebabkan laserasi spontan ginjal))

2.4 manifestasi klinis

a) hematuria (adanya darah dalam urine)


b) hematuria merupakan manifestasi yang umum terjadi. Oleh karena
itu,adanya darah dalam urine setelah suatu cidera menunjukkan
kemungkinan cidera renal. Namun demikian,hematuria mungkin tidak
muncul atau terdeteksi hanya melalui pemeriksaan mikroskopik
c) nyeri
d) kolik renal (akibat bekuan darah/fragmen dari sistem duktus kolektivus
yang terobstruksi)
e) ekimosis
f) laserasi (luka) di abdomen lateral dan rongga panggul.
g) Tanda dan gejala syok hipovolemia akibat perdarahan

2.5 Patofisiologi

Secara anatomis ginjal dilindungi oleh susunan tulang iga,otot punggung


posterior,lapisan dinding abdomen,serta visera anterior. Oleh karena itu, cedera
ginjal tidak jarang diikuti oleh organ-organ yang mengitarinya.

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal.


Dengan lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan,
kejadian trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.

Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.


Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga,
kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga
mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian
yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga
peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan
tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.

Ginjal yang terletak pada rongga retroperitoneal bagian atas hanya


terfiksasi oleh pedikel pembuluh darah serta ureter, sementara masa ginjal
melayang bebas dalam bantalan lemak yang berada dalam fascia Gerota. Fascia

3
Gerota sendiri yang efektif dalam mengatasi sejumlah kecil hematom , tidak
sempurna dalam perkembangannnya. Kantong fascia ini meluas kebawah
sepanjang ureter ,meskipun menyatu pada dinding anterior aorta serta vena
cava inferior, namun mudah untuk sobek oleh adanya perdarahan hebat
sehingga perdarahan melewati garis tengah dan mengisi rongga
retroperitoneal.Purnawan. (Corwin, 2000)

Karena miskinnya fiksasi, ginjal mudah mengalami dislokasi oleh adanya


akselerasi maupun deselerasi mendadak, yang bisa menyebabkan trauma seperti
avulsi collecting system atau sobekan pada intima arteri renalis sehingga terjadi
oklusi parsial maupun komplet pembuluh darah. Sejumlah darah besar dapat
terperangkap didalam rongga retroperitoneal sebelum dilakukan stabilisasi.
Keadaan ekstrem ini sering terjadi pada pasien yang datang di ruang gawat
darurat dengan kondisi stabil sementara terdapat perdarahan retroperitoneal.
Korteks ginjal ditutupi kapsul tipis yang cukup kuat.

Trauma yang menyebabkan robekan kapsul sehingga menimbulkan


perdarahan pada kantong gerota perlu lebih mendapat perhatian dibanding
trauma yang tidak menyebabkan robekan pada kapsul.

Vena renalis kiri terletak ventral aorta sehingga luka penetrans didaerah
ini bisa menyebabkan trauma pada kedua struktur. Karena letaknya yang
berdekatan antara pankreas dan pole atas ginjal kiri serta duodenum dengan tepi
medial ginjal kanan bisa menyebabkan trauma kombinasi pada pankreas,
duodenum dan ginjal.. Anatomi ginjal yang mengalami kelainan seperti
hidronefrosis atau tumor maligna lebih mudah mengalami ruptur hanya oleh
adanya trauma ringan.

4
2.6 WOCTRAUMA GINJAL

TRAUMA GINJAL

Trauma tumpul Trauma tajam Trauma Iatrogenik

Pergerakan ginjal tiba2 benda tajam menusuk RPG, precutaneos nephrostomy, PCNL
Dalam peritoneum abdomen DX : Nyeri akut
invasif memasukan kateter ke traktus urinary
Dislokasi ginjal melukai daerah DX : resiko infeksi secara berlawanan arah
Retroperineal
Robekan tunika intima Dx : resiko masuk melalui ureter DX : Resk.Infeksi
Arteri renalis trauma vaskuler perdarahan hebat DX : resk. ketidakseimbangan
Volume cairan salah prosedur
Bekuan2 darah ggn. Hemodinamik DX : penurunan curah
Jantung injury ureter DX : Nyeri akut
Trombosis arteri renalis DX : resiko syok
Perdarahan saluran kencing
Arteri renalis tertutup pasokan darh murni benda tajam melukai benda tajam menusuk
dari aorta ke ginjal me fascia gerota ginjal darah masuk ke kantong kemih dan keluar
darah terperangkap bersama urin
dalam rongga peritoneal kontusio renis menembus korteks, medula
DX : gangguan perfusi dan kaliks ginjal hematuria
hematom di daerah renal tidak efektif perdarahan di ginjal
pinggang tanpa kerusakan hematom subkapsuler yg penurunan Hb DX : penurunan
jaringan menekan ginjal curah jantung
peregangan saraf kemih
hematuria infark segmental daerah
kolik renal DX : Nyeri akut ginjal

intervensi bedah DX : resiko perdarahan cedera arteri dan vena renalis

Pre – operasi DX : Ansietas devaskularisasi ginjal DX : gangguan perfusi renal tidak efektif

Post – operasi DX : nyeri akut nekrosis ginjal Gagal Ginjal penurunan fisiologi ginjal
DX : resiko infek
5
Sumber :

Muttaqin Arif,Sari Kumala.2012.”Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.”


Jakarta : Salemba medika
Suharyanto Toto, Madjid Abdul.2013 “ Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan”. Jakarta : Trans info Media
Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
http://id.scribd.com/doc/81798526/Askep-Trauma-Ginjal

Hashim.H. dkk. Urological Emergencies in Clinical Practice. Springer : Philadelphia.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39768/4/Chapter%20II.pdf

You might also like