Professional Documents
Culture Documents
Restorasi Mahkota Jaket Porselin Fusi Metal dan Crown Lenghtening pada Gigi 11 dan 21
Pasca Trauma
ABSTRAK
Laporan kasus ini bertujuan untuk melaporkan perawatan kasus fraktur subgingival dua gigi anterior maksila dengan
pendekatan konservatif pada sisa jaringan keras gigi yang sehat. Perawatan pada gigi 11 dan 21 didahului perawatan
saluran akar kemudian dilanjutkan dengan prosedur crown lenghtening dan restorasi mahkota penuh porselin fusi metal
yang diperkuat dengan pasak metal customized. Perawatan ini merupakan alternatif untuk menghindari pencabutan gigi
dan mengoptimalkan jaringan keras gigi tersisa untuk membangun sebuah restorasi estetis yang fungsional.
MKGK. Desember 2015; 1(2): 140-146
ABSTRACT: Restoration Using Jacket Crown of Porcelain Fused-to-Metal and Crown Lengthening on
Post-Traumatic Teeth 11 and 21. The aim of this case report was to describe the restoration of subgingival fractured two
maxillary anterior teeth conservatively on healthy remaining tooth structure. Teeth #11 and #21 were initially treated by root
canal treatment followed by crown lengthening and restored using porcelain fused-to-metal full crown retained by metal
customized post. This treatment was an alternative to avoid tooth extraction and designed to optimize the remaining tooth
structure in order to obtain a fully functional and esthetic restoration.
MKGK. Desember 2015; 1(2): 140-146
Keywords: trauma, crown lenghtening, porcelain fused to metal, full crown, anterior restoration
140
MKGK. Desember 2015; 1(2): 140-146
e-ISSN: 2460-0059
(A) (B)
Gambar 1. Fraktur 2/3 mahkota gigi 11 dan 21 (A) dan foto radiograf preoperatif (B)
inti mahkota selesai dilakukan masih memadai pulpa, (perkusi vertikal : -, perkusi horizontal :
maka tidak diperlukan pasak sebab pada +, luksasi: -). Akhiran fraktur permukaan
dasarnya pasak tidak memperkuat gigi palatal terletak sub gingiva.
maupun akar gigi. Pasak digunakan apabila Pemeriksaan radiograf preoperatif
pada suatu kasus hanya terdapat sisa jaringan menunjukkan gigi 11 dan 21 fraktur hingga
keras koronal yang minimal yang tidak mencapai ruang pulpa, tidak tampak adanya
memungkinkan dilakukannya pembentukan garis fraktur di daerah akar, tampak penebalan
inti.3 Restorasi mahkota penuh porselin fusi jaringan ligamentum periodontal (Gambar 1B).
metal adalah salah satu pilihan perawatan Berdasarkan pemeriksaan subjektif,
yang optimal untuk merestorasi kasus fraktur klinis dan radiografis diagnosis gigi 11 dan 21
gigi anterior. Alasan digunakannya restorasi fraktur ellis kelas III, dengan rencana
jenis ini adalah untuk memperoleh gabungan perawatan sebagai berikut, dilakukan
antara kekuatan dari substruktur logam perawatan saluran akar kemudian dilanjutkan
dengan kualitas estetik porselin.2 Laporan dengan gingivektomi regio palatal yang
kasus ini bertujuan untuk melaporkan bekerjasama dengan sejawat bagian
perawatan kasus fraktur subgingival dua gigi periodonsia. Perawatan diselesaikan dengan
anterior maksila dengan pendekatan restorasi mahkota penuh porselin fusi metal
konservatif pada sisa jaringan keras gigi yang (PFM) dengan pasak metal customized dan
sehat. Pada kasus ini telah didapatkan Dental Health Education (DHE), setelah
persetujuan dari pasien untuk dijadikan mempertimbangkan pemeriksaan subjektif,
sebagai materi laporan kasus. objektif dan pendukung maka prognosis kasus
ini baik.
METODE Pada kunjungan pertama dilakukan
Pada tanggal 2 Mei 2014 seorang pemeriksaan subjektif, pemeriksaan objektif,
pasien laki-laki 19 tahun datang ke klinik pengambilan foto klinis dan foto radiografis,
konservasi RSGM Prof. Soedomo dengan penentuan diagnosis, rencana perawatan, dan
keluhan kedua gigi depan patah akibat penandatanganan informed consent. Tahap
kecelakaan sepeda motor. Gigi tersebut terasa pertama dilakukan anestesi lokal lidokain
sakit apabila daging yang keluar di dengan adrenalin dan ekstirpasii jaringan
tengah-tengah gigi tersentuh ketika makan. pulpa. Tahap selanjutnya adalah irigasi
Pasien tidak menghendaki gigi tersebut saluran akar pada gigi 11 dan 21
dicabut. menggunakan larutan NaOCl 2,5% dilanjutkan
Pada pemeriksaan klinis didapatkan pengeringan saluran akar. Cotton pellet yang
fraktur 2/3 mahkota gigi 11 dan 21 (Gambar dibasahi dengan cresophene diperas dan
1A). Gigi vital dengan ruang pulpa terbuka, diaplikasikan pada kavitas selanjutnya ditutup
terdapat jaringan pulpa yang keluar dari ruang dengan tumpatan sementara.
141
Saputra dan Nugraheni: Restorasi
Mahkota Jaket....
(A) (B)
Gambar 2. Konfirmasi pengukuran panjang kerja dengan foto radiograf
Kunjungan kedua dilakukan beberapa vertikal dan horizontal serta palpasi negatif.
prosedur seperti pengukuran panjang kerja Pembukaan tumpatan sementara. Irigasi
estimasi. Panjang gigi estimasi dari radiograf dengan larutan NaOCl 2,5% dan air steril
preoperatif adalah 18,5 mm sehingga kemudian dikeringkan dengan paper point.
diperoleh panjang kerja estimasi 17,5 mm. Pengepasan poin guta perca ISO size sesuai
Pengukuran panjang kerja sebenarnya file yang digunakan terakhir yaitu #55, beri
dilakukan dengan metode observasi langsung tanda sesuai dengan panjang kerja (17,5 mm)
dengan memasukkan K-file #55 panjang 17,5 kemudian dikonfirmasi dengan pengambilan
mm yang dikonfirmasi dengan Electronic Apex foto radiografis (Gambar 4).
Locator (Raypex 5, VDW) dan hasil ini Persiapan obturasi saluran akar: poin
kemudian dikonfirmasi menggunakan foto guta perca ISO size didesinfeksi. Saluran akar
radiograf (Gambar 2). diirigasi dengan larutan NaOCl 2,5%, EDTA
Preparasi Saluran akar menggunakan cair 17%, kemudian didesinfeksi dengan
K-file #55 dengan panjang kerja 17,5 chlorhexidine digluconate 2% selama 1 menit
menggunakan teknik terstandar (standardized dan dikeringkan dengan paper point. Teknik
technique) dengan gerakan circumferential obturasi dengan teknik kondensasi lateral
filing. Saluran akar diirigasi dengan larutan menggunakan siler berbasis resin. Poin guta
NaOCl 2,5% dan air steril. Irigasi diakhiri perca ISO size #55 dimasukkan ke dalam
dengan chlorhexidine digluconate 2%. saluran akar setelah sepertiga bagian apikal
Saluran akar dikeringkan dengan paper point, diolesi siler, finger spreader ditekan ke apikal
kemudian diaplikasikan bahan medikasi sehingga guta perca tersisih ke lateral,
intrakanal Ca(OH)2 yang dicampur dengan kemudian ruangan yang terbentuk diisi poin
gliserin menggunakan lentulo, ditumpat guta perca dengan ukuran yang lebih kecil,
sementara dan dilakukan insersi mahkota demikian seterusnya sampai saluran akar terisi
sementara (Gambar 3). Keuntungan penuh. Guta perca pada saluran akar
penggunaan mahkota sementara sebelum kemudian dipotong 2 mm dari orifis ke arah
restorasi definitif selesai dikerjakan di apikal dengan plugger yang dipanaskan dan
laboratorium teknik gigi diantaranya adalah: dikondensasi secara ringan. Orifis ditutup
terjaganya estetika dan fungsi bicara, dengan glass ionomer dan ditumpat
berfungsi sebagai space maintainer, sementara. Hasil pengisian saluran akar
mencegah erupsi pasif, dan berfungsi diperiksa dengan foto radiograf (Gambar 5A).
sebagai pelindung dari lingkungan rongga Perawatan dilanjutkan dengan prosedur crown
mulut jika gigi masih vital.8 lenghtening pada permukaan palatal yang
Pada kunjungan selanjutnya, tidak ada dilakukan oleh sejawat bagian periodonsia
keluhan pada pemeriksaan subjektif. (Gambar 5B). Kontrol hasil crown lenghtening
Pemeriksaan obyektif menunjukkan perkusi dilakukan 1 minggu kemudian (5C).
.
142
MKGK. Desember 2015; 1(2): 140-146
e-ISSN: 2460-0059
Gambar 6. Hasil preparasi koronal Gambar 7. Apical Gambar 8. Hasil cetakan pasak
menyerupai preparasi mahkota jaket seal
143
Saputra dan Nugraheni: Restorasi
Mahkota Jaket....
(A) (B)
Gambar 9. Insersi pasak (A) dan konfirmasi radiograf (B)
Preparasi mahkota gigi 11 dan 21 instruksi margin end porcelain dan warna A3.
untuk pembuatan mahkota penuh PFM diawali Kemudian dilakukan pemasangan mahkota
dengan preparasi bagian labial menggunakan sementara dengan bahan sementasi semen
round end tapered fissure diamond bur dengan seng fosfat.
kedalaman ± 1 mm. Preparasi bagian Pada kunjungan selanjutnya, restorasi
aproksimal masih menggunakan round end mahkota penuh PFM sudah siap diinsersikan.
tapered fissure diamond bur dengan Mahkota sementara diambil menggunakan
pengurangan sebanyak 1 mm - 1,5 mm dan crown remover dan dilakukanpengepasan
membentuk sudut 6o ke arah incisal. mahkota penuh PFM dengan memeriksa
Preparasi bagian palatal di bawah cingulum warna, kontur, embrasur, kerapatan tepi,
menggunakan round edge wheel diamond bur oklusi, dan kontak proksimal. Desinfeksi
kemudian daerah cingulum ke arah servikal tonggak dengan chlorhexidine digluconate 2%
(permukaan palatal aksial) menggunakan selama 1 menit dan daerah sekitar tonggak
round end tapered fissure bur, bentuk akhiran dikeringkan dengan hembusan udara dan
servikal berupa chamfer. Seluruh bagian yang diisolasi dengan cotton roll. Semen resin self
tajam, runcing, tidak rata dan adhesive diaplikasikan pada dinding dalam
undercut-undercut dihilangkan.Preparasi palatal dan labial mahkota penuh PFM.
diakhiri dengan finishing bur sehingga Mahkota selanjutnya diinsersikan
didapatkan hasil preparasi tonggak yang ideal. dandilakukan gerakan pumping untuk
(Gambar 10) mencegah terjadinya gelembung udara,
Pencetakan dilakukan dengan double ditahan selama 10 detik. Kelebihan semen
impression. Pemilihan warna untuk restorasi dibersihkan dan diaktivasi dengan sinar
mahkota penuh poselen fusi metal (Gambar selama 20 detik. Dilakukan penyesuaian oklusi
11) menggunakan Vita Lumin shade guide, dan pasien diinstruksikan untuk kontrol satu
didapatkan warna A3, kemudian dikirim ke minggu kemudian. Hasil insersi dapat dilihat
laboratorium teknik gigi untuk dibuatkan pada Gambar 12.
restorasi mahkota penuh PFM dengan
(A) (B)
Gambar 10. Hasil preparasi tonggak dilihat dari labial (A) dan Gambar 11. Penentuan warna
Palatal (B) dengan vita lumin shade guide
144
MKGK. Desember 2015; 1(2): 140-146
e-ISSN: 2460-0059
(A) (B)
Gambar 12. Hasil insersi mahkota dilihat dari labial (A) dan palatal (B)
146