You are on page 1of 4

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan pangan untuk kehidupan manusia adalah kebutuhan yang fundamental, yaitu

sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan tubuh agar dapat tetap bekerja.

Pertanian merupakan suatu metode yang dilakukan manusia agar dapat memenuhi

kebutuhan pangan, yaitu dengan cara memanfaatkan sumberdaya alam untuk kemudian

dibudidayakan dan menjadi produk yang dapat dikonsumsi. Sumberdaya alam yang biasa

dimanfaatkan manusia berupa sumberdaya alam nabati ataupun hewani. Sayuran

merupakan komoditas tanaman yang termasuk salah satu sumberdaya alam nabati.

Sayuran menjadi kebutuhan pangan yang penting karena nilai gizinya yang tinggi,

terutama vitamin dan mineral yang dapat mendukung kecukupan gizi masyarakat. Oleh

karena itu tak heran jika permintaan masyarakat akan komoditas sayuran kian hari

semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perkembangan di bidang

teknologi budidaya tanaman sayuran menjadi sangat dibutuhkan.

Dalam memenuhi kebutuhan permintaan tanaman sayuran, alternatif yang dapat menjadi

pilihan yaitu menggunakan teknologi hidroponik. Hidroponik merupakan suatu inovasi

yang dapat menjawab segala permasalahan yang ada di dalam budidaya tanaman sayuran

atau yang sering disebut tanaman hortikultura. Selain dapat memenuhi permintaan

masyarakat akan tanaman sayuran, hidroponik juga dapat membuat kualitas sayuran

menjadi lebih baik, khususnya untuk bayam merah. Hidroponik adalah suatu metode

bercocok tanam dengan tidak menggunakan tanah (soil less) yaitu memanfaatkan aliran

air yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Air nutrisi tersebut dialirkan

langsung pada akar tanaman. Karena tidak membutuhkan tanah dalam budidayanya,
metode hidroponik dapat dilakukan dimana saja bahkan di lahan yang tidak berpotensi

sekalipun, serta dapat dibuat bertingkat sehingga hemat dalam penggunaan lahan. Selain

keuntungan tersebut, menurut Resh (1981), berbudidaya tanaman secara hidroponik

memiliki keuntungan diantaranya kemudahan dalam sterilisasi media, nutrisi tanaman

dapat terkontrol dengan baik, mudah dalam penanganan hama dan penyakit, kemudahan

dalam hal penyiraman, kualitas produk lebih baik serta panen lebih besar.

Kunci dari teknologi hirdoponik adalah nutrisi. Dalam proses pemeliharaan tanaman

secara hidroponik kualitas nutrisi harus dikontrol secara berkala dan setiap hari agar

sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pengontrolan nutrisi hidroponik biasanya dengan

menjadikan nilai EC (Electrical Conductivity) dan pH larutan nutrisi sebagai acuan untuk

mengetahui kualitas nutrisi. Pada umumnya, nutrisi dikontrol dengan cara menambahkan

larutan nutrisi ke dalam bak penampung ketika nilai EC dan pH sudah tidak sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Oleh karena hal itu, nilai EC dan pH larutan harus dipantau

setiap hari menggunakan alat ukur EC meter dan pH meter. Nilai EC dan pH yang tidak

dikontrol secara teliti dapat menghambat pertumbuhan bahkan dapat pula menghasilkan

hasil panen yang kurang berkualitas.

Perkembangan teknologi di bidang pertanian hidroponik sangat diperlukan, yaitu untuk

mencapai hasil yang maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan pasar akan tanaman

sayuran. Salah satu teknologi yang dapat ditawarkan yaitu, sistem kontrol otomatis dalam

pengontrolan larutan nutrisi. Sistem kontrol otomatis merupakan salah satu topik

teknologi yang sedang dikembangkan di berbagai bidang keilmuan, termasuk dalam

bidang pertanian. Sistem kontrol yang dimaksud untuk diaplikasikan dalam pengontrolan

larutan nutrisi hidroponik yaitu dengan cara menempatkan sensor EC dan pH pada bak

penampung nutrisi. Sensor akan bertugas untuk mengetahui nilai EC dan pH pada waktu
yang telah ditentukan secara akurat. Selain itu, komponen yang lain adalah aktuator

berupa keran otomatis yang terhubung ke penampung nutrisi dan air. Keran akan hidup

ketika sensor mendapatkan nilai EC dan pH di batas bawah toleransi tanaman, dan akan

mati kembali ketika nilai EC dan pH telah sesuai dengan setpoint yang telah ditentukan.

Dengan adanya sistem kontrol pada nutrisi hidroponik tersebut pemeliharaan tanaman

hidroponik dapat menjadi lebih mudah dan efektif, serta tidak perlu khawatir hasil panen

tidak berkualitas karena nutrisi akan diberikan pada tanaman sesuai dengan kebutuhan

tanaman secara akurat. Melihat potensi yang telah dijabarkan di atas, maka adanya

pengembangan suatu kit hidroponik yang terintegrasi dengan sistem kontrol otomatis

perlu dilakukan.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari kegiatan ini yaitu membangun perusahaan yang bergerak di bidang sistem

kontrol pertanian, dengan produk yang dikembangan “Kit Hidroponik Otomatis”.

Sedangkan, sasaran dari kegiatan ini yaitu para petani hidroponik, penghobi hidroponik

dan masyarakat umum.


BAB II. ASPEK TEKNOLOGI

A. Kesiapan teknologi

B. Keunggulan dan Keunikan Produk

Produk ini memiliki keunggulan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Produk ini dapat dapat mengurangi beban pekerja dalam hal perawatan tanaman

hidroponik.

2. Produk ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan larutan nutrisi hidroponik

pada produksi tanaman hortikultura.

3. Produk ini hanya membutuhkan energi listrik dan tidak menghasilkan limbah

ataupun polusi yang dapat merusak lingkungan.

4. Fluktuasi nilai EC dan pH dapat disimpan secara realtime, sehingga memudahkan

apabila ingin melakukan riset terkait nilai EC dan pH nutrisi hidroponik pada

suatu tanaman yang lebih sesuai.

5. Produk ini dapat digunakan pada bidang industri maupun penghobi hidroponik

skala rumahan.

You might also like