You are on page 1of 15

Tugas Oral Assesment

Dept. Oral Medicine


1. Eritema Multiform
suatu kondisi kulit akut, terkadang reccurent akibat reaksi hipersensifitas
yang berhubungan dengan infeksi, medikasi dan pemicu yang lainnya. Kelainan
mukokutan akut yang diyakini merupakan sequel dari serangan imunologi
sitotoksik terhadap keratinosit, Penyakit ini biasanya disebabkan oleh oleh mikroba
(virus) “Y. F. Huang, H.W. Yang, J. H. Yang 2006’
Eritema Multiforme dapat terjadi sekali atau kambuh dan harus
dipertimbangkan dalam diagnosa suatu ulser mulut akut yang multiple apakah
terdapat riwayat kekambuhan yang serupa atau tidak.
DD: Stomatitis Venenata
Exfoliatif Cheilosis
Infeksi herpes simplex
Etiologi
Reaksi hipersensifitas : tipe III (EM Minor) tipe IV(EM Mayor), defisiensi nutrisi
Factor spesifik yang mencetuskan : alergi makanan, alergi obat, reaksi terhadap
miikro organisme, radio terapi, penyakit sistemik dan neoplasia
Mafinestasi klinis
- Kulit lesi target (macula, krusta, papul ditengah lesi dengan dikelilingi eritema)
di ekstremitas wajah dan leher
- Oral : macula dan papula → bula → ulser dan krusta merah kehitaman pada
bibir, mukosa bukal dan lidah
Terapi
- Oles bibir dengan campuran amox, prednisone, avil, lanolin, vaselin
- Intraoral : kumur chlorhexidine
- Hentikan obat penyebab
Foto klinis menunjukan ulserasi besar dengan cincin batas eritematosa pada mukosa kiri
dekat sudut mulut

Biopsi lesi pada ujung lidah menunjukan fokal ulserasi permukaan (panah putih), vesikel
intraepithelial (panah hitam) dilapisan atas spinosus, sebuah peradangan kronis yang
intens pada sel infiltrasi di lamina propia (panah hitam)
2. Rhomboid Media Glossitis
Dikenal sebagai atrofi papiler sentral dan garis tengah posterior, Suatu kondisi
abnormal pada pertengahan permukaan dorsum lidah pada pertautan 2/3 anterior
dengan 1/3 posterior lidah. Median rhomboid glossitis merupakan gangguan
developmental, diperkirakan akibat persistensi tuberculum impar dan kegagalannya
untuk berfusi selama embryogenesis. Bercak kronik eritematous (akibat atrofi pada
lidah) berbentuk rhomboid / diamond biasa terjadi sebanyak 1% orang dewasa.
“Brenda L. Nelson, DDS; Lester D.R. Thompson, MD, FASCP 2005”
DD : Geograpic tounge
Etiologi
- Candida
- Penggunaa steroid inhalers terlalu sering
- Tobacco smokers
Terapi
- Swep membersihkan saat menyikat gigi
- Nistatin oral suspention

Daerah eritematosa berbatas tegas pada posterior lidah menunjukan hilangnya


papilla filiform
Gambaran pseudoepitheliomatous hyperplasia dari epitel skuamosa terlihat pada
perbesaran gambar menengah, terlihat parakeratosis.

Hyphae candida terlihat pada median rhomboid glossitis, organisme (panah) dapat
dilihat (A) Pembesaran asli x300 (B) menggunakan light green untuk melihat
fungal jenis lain
3. Tatto Amalgam
Di definisikan sebagai lesi hitam atau abu-abu kebiruan pada selaput lender mulut,
yang disebabkan oleh implantasi amalgam perak yang tidak sengaja masuk
kedalam jaringan selama restorasi gigi atau ekstraksi gigi,
“GANAPATHY.N.M, M.A.KUTTAPPA, ANIL.M 2005”
DD : Melanotic macule, nevus, melanoma
Etiologi
Bahan restorasi (amalgam)
Manifestasi Klinis
Diskolorisasi mukosa berbatas jelas, nonpalpable (tidak menonjol), relative tidak
berubah, permukaan halus dan intact, lokasi biasanya berdekatan dengan impaksi
material asing (gigi ditambal amalgam)
Terapi
Menjaga OH dan hilangkan factor etiologi
4. Epulis Fibromatosa
Epulis jenis ini lebih sering dijumpai dibandingkan jenis lainnya dan sering
mengalami rekuren (kambuh) bila operasi pengangkatannya tidak sempurna. Epulis
ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi
pada pipi dan lidah
DD : epulis giant cell
Etiologi
- Trauma
- Iritasi kronis ( sharp edge gigi kronis, denture dll)
Manifestasi Klinis
- Loka si antara 2 gigi
- dapat bertangkai/tidak
- warna agak pucat
- konsistensi kenyal
- tidak mudah berdarah dan sakit
- padat
- dapat disertai pembentukan tulang
Terapi
Eliminasi penyebab, eksisi
Epulis Conginetal Newborn (ECN)
Adalah tumor konginetal yang langka pada masa bayi, yang berefek pada mukosa alveolar
pada rahang, pertumbuhan mukosa ini pertama kali dijelaskan oleh Neumann pada tahun
1871. Sebutan lainya, myoblastoma sel glanular konginetal, epulis granular pada masa
bayi, granular cell fibroblastoma.

Gambaran klinis epulis konginetal newborn

Foto stain mikogram menunjukan sel spindle bulat dengan sitoplasma granular
eosinofilik melimpah, pembesaran 40x
Epulis Gingivalis
Epulis dengan pertumbuhan local pada gingiva, biasanya dimulai pada papilla interdental,
lesi mengandung vaskularisasi yang relative sedikit. Kenaikan permukaan halus yang
biasanya tidak bergejala

Gambaran epulis gingivalis pada region 31 dan 41

Gambaran Histopatologi
5. Stomatitis Herpetica
Virus herpes simpleks yang mengenai mukosa oral dan bibir, ditandai dengan
pembentukan vesikel kekuningan yang pecah dan menghasilkan ulkus tidak rata,
nyeri, yang dilapisi dengan membran abu-abu dan dikelilingi oleh halo yang
eritematous
“Milojković Zoraida, Martinovic Brankica Mladenovic Rasa, Medical School
Pristina, Departemen Kedokteran Gigi, Kosovska Mitrovica”

DD : RAS, Oral Candidiasis, Stevens-jhonson syndrome


Etiologi
Infeksi primer HSV-1
Terapi
- lesi diulasi dengan povidone iodine 10% setelah itu diulasi dengan
triamsinolone acetonid 0,1%.
- Pasien diberi resep Chlorhexidine obat kumur 3X sehari, multivitamin syrup
1X1 sendok teh dan dianjurkan minum susu yang mengandung tinggi protein
dan tinggi kalori
-
6. Hemangioma
Malformasi seperti tumor, terdiri dari suatu massa yang tampaknya
mengalami disorganisasi dari pembuluh darah berlapiskan endothelium, yang terisi
dengan darah dan berhubungan dengan sistem pembuluh darah utama, lesi ini
digambarkan dalam hamper semua lokasi dalam dan di sekitar mulut serta wajah
dan dapat menyerang struktura” lain misalkan tulang rahang, kelenjar saliva dan
persendian temporo mandibular serta kulit dan mukosa.
DD: Melanoma
Etiologi
Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya
memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic
Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF),
mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor
pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya
gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta
berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.
Treatment
1.Edukasi dan Observasi
2.Terapi Bedah
3. Terapi Radiasi
7. Leuplakia
Suatu lesi setempat atau perubahan difus, yang mengenai suatu daerah yang
luas di rongga mulut, leuplakia ini digambarkan memiliki tiga bentuk klinis yang utama
: Homogenous, Nodular dan verukosa.
DD : Physiologic hyperkeratosis, idiopatik leuplakia, lichen planus, hyperplastic
candidiasis
Etiologi : Epstein-Barr virus (EBV)
Predisposisi : sistem imun menurun, HIV/AIDS,
Manifestasi klinis
- Lesi putih dapat menyerupai plak, berbulu/ bergelombang, ireguler pada latetral
border, dapat meluas hingga dorsal dan ventral lidah bagian lateral, bilateral
simetris.
Pemeriksaan Penunjang : Biopsi, hibridisasi, mikroskop elektron
Terapi
No treatment
Sembuh ketika pengobatan HIV/AIDS dengan medikasi antiviral
8. Denture Stomatitis
suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan perubahan-perubahan
patologik pada penyangga gigi tiruan di dalam rongga mulut. Perubahan-perubahan
tersebut ditandai dengan adanya eritema dibawah gigi tiruan lengkap atau sebagian,
baik dirahang atas maupun dirahang bawah.
Prevalensi denture stomatitis dikaitkan dengan penggunaan gigi palsu
lengkap terus menerus, merokok lebih dari 15 batang per/hari dan kekurangan
vitamin A.
Dr.Jaykumar Gade, Dr.Vinay singh Pawar, Nikita Singh 2005
DD : Pseudo membrane candidiasis
Etiologi
Candida albicans
Terapi
- Bersihkan GTL akrilik (poles), rendam dalam larutan clorhexidine sebelum
tidur malam hari
- Antifungal→ teteskan pada GTL sebelum digunakan (2x sehari)
9. Hairy Tounge
Pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis yang membuat
dorsum lidah tampak seperti berambut. Perubahan pada papila ini terutama
berdampak pada middorsum lidah yang seringkali menjadi berubah warna.
Pemanjangan papila ini dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam.
Hairy Tounge biasanya asimtomatik, dalam beberapa kasus terjadi mual,
halitosis dan rasa tersedak kadang menyertai, kebersihan mulut yang buruk,
konsumsi rokok, alkohol, dan obat-obatan yang berperan pada kasus ini seperti
antibiotic dan psikotropika,(olanzapine, fluoxetine, clonazepam, thiothixene dan
Benztopin mesilat.
Mehmet Akif Camkurt, Mahmut Sami Metin, Erdem Onder Sonmez 2015
DD : Hairy leukoplakia → lokasi di lateral border lidah
Etiologi
Elongasi papilla filiformis lidah disertai hyperkeratosis akibat tidak terjadinya
pengelupasan epitel secara fisiologis
Penggunaan obat-obatan sistemik dan lokal hal ini terjadi karena perubahan
sekunder dalam flora microbial mulut.
Manifestasi klinis
- Rambut putih pada midline dorsum lidah, semakin ke lateral lidah rambut
semakin pendek
- Warna dapat menjadi hitam akibat staining superficial dari kopi, teh dan
tembakau
Terapi
Peningkatan OH dengan pembersihan dan penggosokan dengan teliti pada lidah.
10.RAS Mayor
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) merupakan kondisi ulseratif pada rongga
mulut yang paling umum terjadi. SAR ditandai oleh ulser rekuren, tunggal atau
jamak, nyeri, berbentuk bulat atau oval, ditutupi oleh pseudomembran putih sampai
kuning atau abu-abu, berbatas jelas dan memiliki eritema halo
Secara klinis SAR dibedakan atas minor, mayor, dan herpetiformis. SAR
mayor (periadenitis mucosa necrotica recurrent atau Sutton’s disease) jarang terjadi
(sekitar 10%), tapi paling parah. Ulser SAR mayor berdiameter lebih dari 1 cm,
lebih dalam daripada SAR minor dan sering memiliki batas eritema ireguler yang
meninggi. SAR mayor sering terjadi pada mukosa labial, palatum lunak, dan
orofaring. Ulser sembuh dalam 6 minggu dan sering menyebabkan sikatrik. SAR
mayor biasanya mulai terjadi setelah pubertas dan menetap selama 20 tahun atau
lebih. Kesehatan sistemik dapat terganggu karena kesulitan atau rasa sakit saat
makan dan stres psikologis.
Nurdiana, M. Jusri 2011

nsidens SAR terjadi pada 2-66% dari populasi di dunia,12 biasanya mulai
pada masa anak-anak (80% pasien berusia kurang dari 30 tahun) dan berkurang
frekuensi dan keparahannya sejalan dengan usia. Penelitian cross-sectional
menyatakan SAR lebih umum terjadi pada perempuan, individu berusia di bawah
40 tahun, ras Kaukasia, bukan perokok, dan individu dari status sosioekonomi
tinggi. Meskipun tidak ada penyebab utama atau spesifiknya,8 SAR dapat dikaitkan
dengan trauma lokal, stres, alergi makanan, perubahan hormon, defisiensi nutrisi
atau vitamin, predisposisi genetik, disregulasi imun, infeksi lokal, kelainan
sistemik, dan paparan bahan kimia.

DD: RAS minor


Herpes
SCC
Ulkus traumatikus
Etiologi
- defisiensi nutrisi
- alergi
- stress
- imun
- hormone

Treatment
- hilangkan factor etiologi
- observasi dan multivitamin (B12)
- triamcinolone acetonide 0,1 % (topical)
- Obat kumur klorheksidine

Ulser multipel pada mukosa labial kanan bawah dan mukosa bukal kanan

You might also like