You are on page 1of 23

MAKALAH

PENGENALAN PABRIK
REAKTOR

DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
Arananda Dwi Putri 061540411570
Nurul Hidayati 061540411585
Kelas : 4EGB
Dosen Pengampu : Ir. Irawan Rusnadi.,S.T.,M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI TEKNIK ENERGI (DIV)


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang karena nikmat dan karunia-Nya lah
penyusun dapat menyusun makalah sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Alat
Industri Kimia. Makalah ini berisi informasi tentang ”Reaktor”.
Besar harapan penyusun agar makalah ini dapat menjadi sumber tambahan
ilmu bagi setiap pembaca, menjadi wacana penambah wawasan, dan memperluas
pengetahuan umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
serta kekeliruan, untuk itu penyusun memohon maaf dan saran serta kritik yang
membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan. Akhir kata penyusun
mengucapkan Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
A. Definisi Reaktor Kimia .................................................................................................. 1
B. Pemilihan Jenis Reaktor & Tujuannya .......................................................................... 2
BAB II JENIS-JENIS REAKTOR KIMIA .......................................................................................... 5
A. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan bentuk ....................................................................... 7
B. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Keadaan Operasi ....................................................... 7
C. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Keadaan Proses ......................................................... 8
D. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Penggunaan ............................................................ 13
E. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Fasa ......................................................................... 13
BAB III JENIS REAKSI & KATALIS PADA REAKTOR ................................................................... 15
A. Jenis Reaksi Pada Reaktor .......................................................................................... 15
B. Katalis Pada Reaktor................................................................................................... 15
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 19

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Internal Coil ................................................................................................ 3


Gambar 2. Jacket.......................................................................................................... 3
Gambar 3. External heat Exchanger ............................................................................ 4
Gambar 4. Cooling by vapour phase ............................................................................ 4
Gambar 5. Klasifikasi reaktor ....................................................................................... 6
Gambar 6. Reaktor CSTR .............................................................................................. 9
Gambar 7. CSTR seri ................................................................................................... 10
Gambar 8. CSTR paralel ............................................................................................. 10
Gambar 9. Reaktor PFR .............................................................................................. 11
Gambar 10. PFR paralel ............................................................................................. 12
Gambar 11. PFR seri ................................................................................................... 12
Gambar 12. Trickle bed reactor ................................................................................. 13
Gambar 13. Shell and Tube reactor ........................................................................... 15
Gambar 14. Fix bed reactor ....................................................................................... 16
Gambar 15. Schematic of Fluidized bed reactor ....................................................... 16
Gambar 16. Fludized bed reactor .............................................................................. 16
Gambar 17. Slurry reactor ......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam teknik kimia, Reaktor kimia adalah suatu bejana tempat


berlangsungnya reaksi kimia. Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak
variabel yang dapat dipelajari di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia
harus mengutamakan efisiensi kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk
(output) yang besar dibandingkan masukan (input) dengan biaya yang minimum,
baik itu biaya modal maupun operasi.
Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi
biasanya termasuk besarnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan
baku, upah operator, dll. Perubahan energi dalam suatu reaktor kimia bisa karena
adanya suatu pemanasan atau pendinginan, penambahan atau pengurangan
tekanan, gaya gesekan seperti pengadukan, dll.

A. Definisi Reaktor Kimia


Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia, nuklir, dan biologis, dan bukan secara fisika.
Jenis reaktor sangat beragam, karena itulah pada makalah ini hanya dibahas
salah satu jenis reaktor, yakni reaktor kimia.
Reaktor Kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam
ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor
skala industri. Tidak seperti skala kecil dalam tabung reaksi, reaktor ukuran
komersil industri perlu perhitungan yang teliti karena menyangkut jumlah
massa dan energi yang besar.
Perbedaan antara reaktor kimia dengan reaktor nuklir adalah pada
Reaktor kimia, tidak ada perubahan massa selama reaksi dan hanya perubah
dari satu bahan ke bahan lain, sementara pada reaktor nuklir ada perubahan
massa yang berubah menjadi energi yang sangat besar.

1
B. Pemilihan Jenis Reaktor & Tujuannya
Reaktor kimia memiliki berbagai macam jenis dan bentuk yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, jenis-jenis reaktor ini akan di
bahas lebih lanjut pada bab berikutnya. Untuk itulah alasan pemilihan jenis
reaktor yang tepat tujuan pemilihannya serta parameter yang mempengaruhi
rancangan nya untuk proses kimia tertentu perlu diketahui.

1. Faktor dalam memilih jenis reaktor


Pemilihan jenis reaktor yang akan digunakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
a) Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
b) Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi
samping
c) Kapasitas produksi
d) Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
e) Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup
untuk perpindahan panas

2. Tujuan dalam memilih jenis reaktor


Tujuan utama dalam memilih jenis reaktor adalah alasan ekonomis,
keselamatan, dan kesehatan kerja, serta pengaruhnya terhadap lingkungan.
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
memilih jenis reaktor tertentu:
a) Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b) Biaya produksi rendah
c) Modal kecil/volume reaktor minimum
d) Operasinya sederhana dan murah
e) Keselamatan kerja terjamin
f) Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya

2
3. Beberapa parameter yang memengaruhi rancangan reaktor
Dalam merancang suatu reaktor perlu diperhatikan parameter-
parameter tertentu agar reaktor yang dibangun dapat memenuhi unjuk
kerja yang diharapkan. Parameter nya antara lain:
a) Waktu tinggal
b) Volum (V)
c) Temperatur (T)
d) Tekanan (P)
e) Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, …,Cn
f) Koefisien perpindahan panas (h, U)

Pada dasarnya dalam merancang reaktor perlu diperhatikan faktor neraca


massa dan energinya. Secara garis besar umumnya reaktor dianggap ideal atau
beroperasi dalam keadaan steady state, dengan kata lain besarnya massa yang
masuk akan sama dengan massa yg keluar ditambah akumulasi.

Sementara untuk menunjang energi yang diperlukan agar terjadinya


reaksi kimia tertentu dalam reaktor, biasanya dilakukan penambahan atau
pengambilan panas dari reaktor dengan menggunakan tipe heat exchanger
tertentu, antara lain:

Gambar 2. Jacket
Gambar 1. Internal Coil

3
Gambar 3. External heat Exchanger Gambar 4. Cooling by vapour phase

4
BAB II
JENIS-JENIS REAKTOR KIMIA

Secara umum terdapat dua jenis utama reaktor kimia yang dibedakan
berdasarkan bentuknya, antar lain:
 Reaktor tangki atau bejana
 Reaktor pipa
Kedua jenis reaktor dapat dioperasikan secara kontinyu maupun
partaian/batch. Biasanya, reaktor beroperasi dalam keadaan ajeg (stabil) namun
kadang-kadang bisa juga beroperasi secara transien (berubah-ubah/tidak stabil).
Biasanya keadaan reaktor yang transien adalah ketika reaktor pertama kali
dioperasikan, misalnya: setelah perbaikan atau pembelian baru, di mana komponen
produk masih berubah terhadap waktu.
Biasanya bahan yang direaksikan dalam reaktor kimia adalah cairan dan gas,
namun kadang-kadang ada juga padatan yang diikutkan dalam reaksi, misalnya:
katalisator, reagent inert. Tentu saja perlakuan terhadap bahan yang akan
direaksikan akan berbeda-beda bergantung pada mekanisme reaksinya.
Untuk memudahkan dalam mempelajari jenis-jenis reaktor kimia, maka jenis
reaktor kimia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi, misalnya :
berdasarkan bentuk, keadaan proses, keadaan operasi, penggunaan, dan fasa.
Sebenarnya klasifikasi ini dapat bermacam-macam dan bukan merupakan aturan
baku, namun dalam makalah ini penulis mencoba untuk menggabungkan beberapa
sumber sehingga diharapkan dapat lebih mudah dipahami. Lebih jelasanya
klasifikasi tersebut dapat dilihat pada diagram berikut :

5
Reaktor

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Berdasarkan Fasa
Bentuk Keadaan operasi Keadaan Proses Penggunaan

1. Tangki 1. Isotermal 1. Batch 1. Polimerisasi 1. Homogen

2. Alir PIpa 2. Adiabatis 2. Semi-Batch 2. Biologi 2. Heterogen

3. Non adiabatis 3.Kontinyu 3. Elektrokimia

Gambar 5. Klasifikasi reaktor

6
A. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan bentuk

Reaktor dapat dibedakan yang paling sederhana adalah berdasarkan


bentuknya. Terdapat dua bentuk utama dari reaktor, antara lain :

1. Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna,
sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform.
Dapat dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses alir.

2. Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir
Pipa. Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir
didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.

B. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Keadaan Operasi


Reaktor dapat dibedakan berdasarkan keadaan operasinya, hal ini dapat
dilakukan karena reaksi kimia biasanya disertai dengan penyerapan atau
pelepasan energi berupa panas (endotermik, dan eksotermik), sehingga dapat
teramati melalui perubahan suhu dari komponen-komponen yang terlibat
dalam reaksi. Klasifikasnya antara lain:

1. Reaktor isotermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran
yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama.

2. Reaktor adiabatis
 Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya.
 Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat
dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan –rA
besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).
3. Reaktor Non-Adiabatis

7
C. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Keadaan Proses
Keadaan proses dalam industri terdapat tiga jenis, yakni: Batch, Semi batch, dan
Kontinyu. Berdasarkan tiga jenis proses ini juga dapat digunakan dalam membedakan
jenis reaktor yang digunakan, antara lain:

1. Reaktor batch
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi
berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk,
Batch distillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, farmasi dan fermentasi.
Reaktor jenis ini memiliki ciri tidak terdapat aliran inlet atau outlet selama
operasi, memiliki pengaduk untuk mencampur reaktan, dan dalam prosesnya harus
berutan (tidak dapat dilakukan bersamaan) antara mengisi bahan baku, operasi,
pengeluaran produk, cleaning, dan conditioning untuk mengolah bahan baku
berikutnya.

2. Reaktor semi-batch
Reaktor semi-batch umumnya berbentuk tangki berpengaduk, cara
operasinya adalah dengan jalan memasukan sebagian zat pereaksi ke dalam
reaktor, sedangkan zat pereaksi yang lain atau sisanya dimasukan secara
kontinyu ke dalam reaktor.
Ada material yang masuk selama operasi ytanpa dipindahkan. Reaktan
yang masuk bisa dihentikan, dan produk bisa dipindahkan selama operasi
waktu tertentu. Tidak beroperasi secara steady state.
Contoh paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan
sekali ke dalam tangki (secara batch) namun CO2 yang dihasilkannya
dikeluarkan secara kontinyu. Contoh lainnya adalah klorinasi, suatu reaksi
cair-gas, gas digelembungkan secara kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi
dengan cairan di tangki yang diam (batch).

8
3. Reaktor kontinyu
Reaktor kontinyu mempunyai aliran masukan dan keluaran
(inlet/outlet) yang terdiri dari campuran homogen/heterogen. Reaksi
kontinyu di operasikan pada kondisi steady, dimana arus aliran masuk sama
dengan arus aliran keluar.
Reaktor kontinyu dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu :
a) Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau Continous Stirred Tank
Reaktor (CSTR)
Biasanya berupa tangki berpengaduk dengan asumsi pengadukan
sempurna, konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar
konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya
digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan
katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara cair dan gas dengan katalis
cair.

Gambar 6. Reaktor CSTR

9
Reaktor CSTR dapat disusun secara seri maupun paralel seperti
yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 7. CSTR seri

Gambar 8. CSTR paralel

Pemasangan secara seri akan meningkatkan kemampuan konversi


reaktor CSTR, semakin banyak jumlah yang dipasang seri maka
konversinya akan semakin mendekati reaktor PFR denganh volume yang
sama. Sementara pemasangan secara paralel umumnya bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas produsi dengan konversi yang sama.

• Kelebihan:
– Kontrol temperature yang baik dapat mudah dijaga
– Realtif murah dalam instalasi
– Reaktor memiliki kapasitas panas yang besar
– Bagian dalam reaktor dapat mudah diakses saat perawatan

10
• Kekurangan:
– Konversi reaktan menjadi produk per volume reaktor relatif
kecil bila dibandingkan dengan jenis reaktor kontinyu lainnya.

CSTR umum digunakan pada industri proses, terutama dengan


reaksi homogen fasa cair, dimana diperlukan pengadukan yang konstan.
CSTR juga banyak digunakan pada proses biologi di industri dan dikenal
dengan sebutan Fermentor.
Contohnya pada industri antibiotik, dan waste water treatment.
Fermentor Mendegradasi atau menghancurkan molekul berukuran
besar menjadi berukuran lebih kecil dengan hasil samping pada
umumnya adalah alkohol.

b) Reaktor Alir Pipa (RAP) atu Plug Flow Reaktor (PFR)


Merupakan suatu reaktor berbentuk pipa yang beroperasi secara
kontinyu. Dalam PFR selama operasi berlangsung bahan baku
dimasukkan terus menerus dan produk reaksi akan dikeluarkan secara
terus menerus sehingga tidak terjadi pencampuran ke arah aksial dan
semua molekul mempunyai waktu tinggal di dalam reaktor sama besar.

Gambar 9. Reaktor PFR

Seluruh reaktan masuk melalui bagian inlet reaktor, semua


perhitungan dalam merancang PFR harus dengan asusmsi bahwa tidak
terjadi back mixing, downstream, dan upstream. PFR memiliki efisiensi
yang lebih tinggi dibanding CSTR pada volume yang sama.

11
Seperti pada reaktor CSTR, reaktor PFR juga dapat disusun secara seri
maupun paralel seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 11. PFR seri

Gambar 10. PFR paralel

PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR
tunggal yang panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor
PFR penyusun, sementara untuk yang dipasang paralel tujuan nya sama
dengan CSTR, yakni meningkatkan kapasitas produksi dengan konversi
yang sama.
PFR memiliki aplikasi yang luas, baik dalam sistem fasa gas,
maupun fasa cair. Umumnya digunakan pada sintesis amoniak dari
unsur-unsur penyususnnya, dan oksidasi sulfur dioksida menjadi sulfur
trioksida.
Kelebihan:
 Lebih mudah untuk dikontrol dibandingkan batch
 Lebih mudah dalam perawatan
 Terdapat baffle yang berguna mengurangi vorteks

12
 Biaya operasi lebih murah
 Konversi per volume lebih besar dari reaktor batch
 Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk
konversi yang sama
Kekurangan:
 Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
 Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
 Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot Spot”
(bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan .
Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding reaktor.
 Karena tidak ada pengadukan sukar untuk mengatur suhu

D. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Penggunaan


Reaktor dapat dklasifikasikan berdasarkan tujuan penggunaan akhirnya,
contohnya adalah reaktor polimerisasi yang digunakan dalam reaksi
pemnbentukan polimer dari monomer-monomer penyusunnya, reaktor biologi
yang biasa digunakan untuk proses fermentasi sehingga disebut sebagai
fermentor.

E. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Fasa


Reaktor dapat diklasifikasikan berdasarkan
fasa nya, yakni reaktor homogen, dan reaktor
heterogen. Disebut reaktor homogen jika reaktan,
produk, dan atau katalisnya berada pada fase
yang sama. Contohnya adalah reaktor batch
dengan reaktan berfasa cair dan produk yang
dihasilkan berfasa cair pula.
Sementara reaktor heterogen adalah
reaktor dengan reaktan, produk, dan atau katalis
berada pada fase yang berbeda (dua fasa atau
lebih). Contohnya adalah reaktor Trickle Bed

Gambar 12. Trickle bed reactor


13
dengan reaktan serta produk berupa fasa gas dan cair, sementara katalis yang
digunakan adalah padatan.

14
BAB III
JENIS REAKSI & KATALIS PADA REAKTOR

A. Jenis Reaksi Pada Reaktor


Seperti yang telah diketahui, reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi
kimia. Jenis reaksi kimia dalam reaktor secara garis besar dibagi ke dalam
beberapa jenis, antara lain:
• Kombinasi langsung atau reaksi sintesis
A + B = AB
• Dekomposisi/Penguraian atau reaksi analisis
AB = A + B
• Reaksi subtitusi tunggal
A + BC = AC + B
• Reaksi subtitusi ganda/metatesis
AB + CD = CB

B. Katalis Pada Reaktor


Terkadang dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja reaktor dengan
cara mempercepat tercapainya konversi reaksi tertentu dipergunakanlah
katalis. Katalis merupan suatu zat yang digunakan untuk mempercepat reaksi
tetapi terlepas, bahkan dapat dikatakan tidak ikut bereaksi. Berikut merupakan
contoh beberapa jenis reaktor yang menggunakan katalis, antara lain:

1. Shell And Tube Reactor


Seperti reaktor pipa tetapi berupa
beberapa pipa yang disusun dalam
sebuah shell, reaksi berjalan di dalam
pipa pipa dan pemanas/pendingin di
shell. Alat ini digunakan apabila
dibutuhkan sistem transfer panas dalam
Gambar 13. Shell and Tube reactor
reaktor

15
2. Fix Bed Reactor
Merupakan reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi
katalisator padat. Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan
katalisator padat. Apabila diperlukan proses transfer panas yang cukup besar
biasanya berbentuk fixed bed multitube, dimana reaktan bereaksi di dalam
tube-tube yang berisi katalisator dan pemanas/pendingin mengalir di luar
tube.

Gambar 14. Fix bed reactor

3. Fluidized Bed Reactor

Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat dengan


umur katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi,
atau padatan dalam reactor adalah reaktan yang bereaksi menjadi produk.

Gambar 16. Fludized bed reactor Gambar 15. Schematic of Fluidized bed reactor

16
4. Trickle Bed Reactor
Reaktor trickle bed adalah reaktor dengan packing katalis dimana fasa cair
dan gas mengalir searah ke bawah yang mengalami interaksi pada katalis
padatan. Reaktor ini digunakan untuk memanaskan feed (umpan) menjadi
vapour.

5. Slurry Reactor
Reactor ini menggunakan liquid sebagai reaktant dan solid sebagai katalis.
Biasanya terdiri dari liquid stirred tank, pada beberapa keadaan, gas sebagai
reaktan juga diembunkan melalui reaktan. Keberadaan katalis sebagai slurry
membuat penambahan dan pengambilan katalis dalam proses menjadi
mudah.

Gambar 17. Slurry reactor

17
KESIMPULAN

Reaktor memiliki berbagai macam jenis dan dapat diklasifikasikan


berdasarkan beberapa katagori. Dalam merancang suatu reaktor diperlukan
ketelitian dan pertimbangan yang sangat matang karena desain suatu reaktor dapat
menentukan keseluruhan rangkaian proses secara ekonomis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Unknown. -. http://www.wikipedia.com/chemical reactor/ May 15, 2015

Levenspiel, o. Chemical Reaction Engineering, John Wiley & Son, New York, 1972

Silla, Harry. Chemical Process Engineering. Desain and Economics. Stevens Institute

of Technology. New jersey. USA 2003

19

You might also like