Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
One way that can be used to reduce accidents at workplace is to change unsafe behavior into
safe behavior. Unsafe behavior caused due to ignorance, unwillingness, and inability from
workers to perform safe behavior. Therefore, analysis of workers’s safe behavior with ABC
model behavior will be conducted to optimizing prevention of accident.This research was an
observational research with cross sectional design. Interview addressedto safety officer and
questionnaires and observations addressed to 7 workers of Maintanance Unit. Based from
the analysis of questionnaires, workers have a good enough knowledge and good attitude
against safe behavior and Occupational health and safety. Workers assess that management
have a good enough commitment and training that given from management to help workers
work safely. Moreover, the existence of reward and punishment regulation has been
approved by the workers.Conclusion of this research is workers’s safe behavior triggered by
internal and external antecedents and the existence of consequences from company.
ABSTRAK
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan kecelakaan kerja ialah
denganmengubah perilaku tidak aman menjadi perilaku aman.Perilaku tidak aman dapat
terjadi karena ketidaktahuan, ketidakmauan atau ketidakmampuan tenaga kerja untuk
berperilaku aman. Oleh karena itu analisis perilaku aman menggunakan model perilaku ABC
akan dilakukan untuk mengoptimalkan upaya pencegahan kecelakaan kerja. Penelitian yang
dilakukan merupakan jenis observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Dalam
penelitian akan dilakukan wawancara kepada safety officer dan pembagian kuesioner serta
observasi perilaku terhadap 7 tenaga kerja bagian Maintanance. Hasil pembagian kuesioner
menunjukkan tenaga kerja memiliki pengetahuan yang cukup baik dan sikap yang baik
terhadap perilaku aman dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tenaga kerja juga menilai
bahwa komitmen manajemen yang diberikan sudah cukup baik dan training yang ada dapat
membantu bekerja secara aman. Selain itu tenaga kerja juga setuju terhadap adanya aturan
reward dan punishment dari perusahaan sebagai konsekuensi perilaku tenaga
kerja.Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini ialah perilaku aman tenaga kerja
merupakan hasil dari adanya antecedent internal dan eksternal serta adanya aturan reward
dan punishment dari perusahaan.
94
95 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:94-106
aturan reward dan punishment sebagai bumi. Saat ini perusahaan memiliki 2 Gas
konsekuensi perilaku tenaga kerja, dan plant di Sidoarjo, yaitu Wunut Gas Plant
persepsi perilaku aman tenaga kerja. dan Tanggulangin Gas Plant.
Dalam penelitia ini juga akan dilaksanakan Kegiatan produksi gas di
observasi perilaku aman tenaga kerja perusahaan ini dimulai dengan pengeboran
terhadap kelengkapan pemakaian APD sumur gas atau sumur produksi. Fluida
tenaga kerja saat melaksanakan yang dihasilkan oleh sumur produksi akan
pekerjaannya. dialirkan melalui pipa menuju Wunut Gas
Data primer dan sekunder Plant untuk diproses. Fluida dari sumur
digunakan dalam penelitian ini. Data produksi dipisahkan antara fase gas dan
primer yang dikumpulkan melalui fase cair melewati Production Separator.
wawancara kepada safety officer, Sebagian kecil gas digunakan sebagai pilot
sedangkan penyebaran kuesioner, dan pada flare, selanjutnya gas dari Production
observasi perilaku ditujukan kepada tenaga Separator dikompres menggunakan Gas
kerja bagian Maintanance. Data sekunder Booster Compressor berbahan bakar gas.
yang digunakan dalam penelitian ini Kemudian gas dilewatkan ke Gas
meliputi profil perusahaan dan proses Dehydration Unit dengan menggunakan
produksi. glyco). Sebagian besar gas yang telah
Wawancara akan dilakukan kepada dikeringkan dikirim ke buyer melalui pipa
safety officer perusahaan mengenai Gas Distribution.
pemberian training kepada tenaga kerja, Dalam kegiatan produksi itu tenaga
komitmen manajemen perusahaan terhadap kerja akan banyak berhadapan dengan
K3 dan perilaku aman, dan aturan reward bahaya yang dapat mengancam
dan punishment yang ada di perusahaan. keselamatan mereka namun perhatian
Kuesioner yang digunakan tenaga kerja terhadap pemakaian APD
merupakan kuesioner tertutup dan (Alat pelindung Diri) masih kurang. Oleh
menggunakan skala likert kecuali pada karena itu analisis perilaku aman tenaga
bagian kuesioner pengetahuan kerja berkaitan pemakaian APD dalam
menggunakan soal dengan jawaban pilihan pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan.
ganda. Hasil distribusi analisis perilaku
Untuk observasi perilaku aman tenaga kerja menggunakan model
pemakaian APD menggunakan critical perilaku ABC kepada 7 orang tenaga kerja
behavior checklist yang akan membantu bagian Maintanance, ialah sebagai berikut.
menghitung perilaku aman tenaga kerja.
Data hasil analisis akan disajikan dalam Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Tenaga
kata dan kalimat. Kerja Bagian Maintanance
Pada Tahun 2014
HASIL Kategori Jumlah Persentase
Pengetahuan 3 42, 86 %
Perusahaan yang terletak di Baik
Pengetahuan 4 57, 14 %
Sidoarjo, Jawa Timur ini merupakan Cukup Baik
perusahaan minyak dan gas yang mendapat Pengetahuan 0 0
hak untuk mengelola Blok Brantas, yang Kurang Baik
meliputi Area I sampai V (darat dan laut) Jumlah 7 100%
yang terletak di Kab. Nganjuk, Kab.
Kediri, Kab. Jombang, Kab. Sidoarjo, Kab. Tabel 1 menunjukkan bahwa
Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab. sebagaian besar tenaga kerja bagian
Situbondo dan Kab. Banyuwangi, Propinsi Mantanance memiliki pengetahuan cukup
Jawa Timur. Namun sampai saat ini baru baik terhadap perilaku aman dan K3
Area I di Kab. Sidoarjo yang telah namun terdapat beberapa hal yang perlu
dieksploitasi menghasilkan minyak dan gas diperbaiki berkaitan dengan definisi
Ayu Erlianti dan Endang Dwiyanti, Analisis Perilaku Aman…98
perilaku tidak aman, contoh perilaku tidak aman dan kecelakaan kerja di tempat kerja.
aman, dan jenis Alat Pelindung Diri Penelitian yang dilakukan oleh Salawati
(APD). menunjukkan bahwa pengetahuan dan
Berdasarkan hal tersebut sikap berhubungan dengan terjadinya
manajemen dapat meningkatkan kecelakaan kerja di laboratorium patologi
pengetahuan tenaga kerja terhadap perilaku klinik rumah sakit umum Dr. Zainoel
aman dan K3 dengan menggunakan Abidin pada tahun 2009.
pendekatan manusia, seperti pembinaan Penelitian lain yang dilakukan oleh
dan pelatihan, promosi dan kampanye K3, kurniawan, dkk menunjukkan bahwa ada
komunikasi K3 (Ramli, 2013). hubungan antara pengetahuan dan sikap
Dengan strategi untuk pekerja terhadap praktik penerapan
meningkatkan pengetahuan ini diharapkan prosedur keselamatan kerja di PT. Bina
tenaga kerja dapat berperilaku aman sesuai Buna Kimia Ungaran pada tahun 2006.
dengan pengetahuannya. Strategi ini Penelitian yang dilakukan oleh
memang membutuhkan waktu yang relatif Yanti pada tahun 2011 pada pekerja
lama namun perubahan perilaku yang peternak ayam ras di kecamatan Tilatang
terjadi dapat bersifat permanen Kamang kabupaten Agam juga
(Notoatmodjo, 2007). menunjukkan bahwa ada hubungan antara
Setelah tenaga kerja mendapat pengetahuan dengan kecelakaan kerja yang
pengetahuan terhadap perilaku aman maka terjadi.
hal kedua yang dilakukan dalam adopsi Dalam penelitian ini juga terdapat
perilaku ialah penilaian atau pendapat antecedent atau pemicu eksternal. Pemicu
tenaga kerja terhadap perilaku aman eksternal ialah pemicu yang berasal dari
tersebut. Penilaian ini disebut dengan lingkungan manusia, bisa berupa faktor
sikap. fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
Sikap ini dapat menyebabkan lain sebagainya. Dalam penelitian ini
terjadinya perilaku tidak aman karena antecedent eksternal yang digunakan
perilaku tidak aman dapat terjadi karena berupa persepsi tenaga kerja terhadap
ketidakmauan tenaga kerja. training yang diberikan dan komitmen
Ketidakmauan untuk berperilaku manajemen.
aman ini berkaitan dengan kepedualian Training merupakan salah satu hal
atau penilaian tenaga kerja terhadap penting untuk diberikan kepada tenaga
perilaku aman dan K3. Tenaga kerja kerja sebagai upaya pemicu perilaku aman
mengetahui dan mampu melaksanakan karena tujuan dari training ialah untuk
pekerjaan secara aman, namun dalam meningkatkan Knowlegde, Skill, dan
dirinya terdapat ketidak pedulian terhadap Attitude (KSA) tenaga kerja. Oleh karena
hal tersebut sehingga terjadilah kecelakaan itu training harus dirancang secara spesifik
(Ramli, 2013). sesuai dengan pekerjaan dan kebutuhan
Berdasarkan hasil pembagian tenaga kerja (The Keil Centre, 2002).
kuesioner diketahui bahwa tenaga kerja Terdapat beberapa penelitian yang
bagian Maintanance telah memiliki sikap mendukung bahwa training mendukung
yang baik terhadap perilaku aman dan terjadinya perilaku aman di tempat kerja,
keselamatan. Mereka menilai bahwa faktor diantaranya penelitian yang dilakukan oleh
keselamatan merupakan hal yang perlu Firmansyah, dkk di PT. Prima Karya
diutamakan saat bekerja sehingga dapat Manunggal pada tahun 2013 dan penelitian
mengoptimalkan upaya pencegahan yang dilakukan oleh Marcahyo, dkkdi
kecelakaan kerja yang ada. bagian produksi PT. Fumira, Semarang
Beberapa penelitian menunjukan pada tahun 2012.
bahwa pengetahuan dan sikap tenaga kerja Dalam penelitiannya, Firmansyah,
berhubungan dengan terjadinya perilaku dkk (2013) menyatakan bahwa pelatihan
101 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:94-106
mengemudi merupakan salah satu faktor aman dalam organisasi. Menurut Ramli
yang berhubungan dengan perilaku (2013), komitmen manajemen merupakan
mengemudi aman (safety driving) pada kunci keberhasilan pelaksanaan K3 dalam
pengemudi mobil pengangkut semen curah suatu perusahaan atau organisasi.
di PT. Prima Karya Manunggal pada tahun Komitmen manajemen ini ditunjukkan
2013. dengan cara diantaranya, memberikan
Hal serupa juga disampaikan dalam contoh yang baik terhadap keselamatan
penelitian Marcahyo, dkk (2012) bahwa dan kesehatan kerja sehari-hari, seperti
job training, jaminan sosial, dan insentif pemakaian APD yang benar, menyediakan
memiliki pengaruh yang positif dan sumber daya yang mendukung pelaksanaan
signifikan pada kinerja karyawan. keselamatan dan kesehatan kerja serta
Sehingga perusahaan disarankan utuk perilaku aman, menempatkan K3 sebagai
meningkatkan perhatian perusahaan pada prioritas dalam rapat dan pengambilan
job training, jaminan sosial, dan insentif keputusan, dan meluangkan waktu untuk
untuk meningkatkan kinerja karyawan. terlibat dalam forum atau kegiatan K3 di
Berdasarkan hasil pembagian perusahaan.
kuesioner, tenaga kerja bagian Manajemen perusahaan berusaha
Maintanance menilai bahwa perusahaan memberikan contoh perilaku aman dalam
telah memberikan training yang sesuai kegiatan harian dengan menggunakan APD
dengan pekerjaan mereka. Selain itu tenaga yang benar saat melakukan kegiatan
kerja juga mendapatkan training K3 inspeksi yang dilakukan setiap tiga dan
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) enam bulan sekali. Kegiatan inspeksi ini
sehingga training yang telah diberikan ini dilakukan untuk menemukan kondisi dan
bermanfaat untuk membantu tenaga kerja perilaku tidak aman yang dapat
bekerja secara aman. menyebabkan kecelakaan. Hasil inspeksi
Hal ini juga dibenarkan oleh yang memerlukan tindak lanjut akan
manajemen. Manajemen menyatakan dicatat dan dilakukan perbaikan. Hasil
bahwaperusahaan akan selalu berusaha temuan kondisi dan perilaku tidak aman
menyediakan training dan pelatihan bagi yang diperoleh akan di follow up pada
tenaga kerja sebagai bentuk dukungan inspeksi selanjutnya untuk memastikan
untuk menciptakan perilaku aman saat apakah perbaikan yang dilakukan telah
bekerja. dilakukan dengan baik atau masih
Menurut Wexley & Yukl (1976) memerlukan perbaikan dan pemantauan
dalam As’ad (1998) menyatakan bahwa kembali.
untuk tenaga kerja yang telah lama bekerja Manajemen perusahaan juga
sebaiknya perlu dilakukan training ulang berusaha menempatkan masalah
sebagai bentuk penyegaran bagi tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
kerja. Training ini juga dapat digunakan prioritas dalam rapat dan pengambilan
untuk mengingatkan kembali terhadap hal keputusan serta berusaha untuk selalu hadir
yang mungkin terlupakan oleh tenaga kerja dalam forum atau kegiatan Keselamatan
sehingga perilaku aman yang yang dan Kesehatan Kerja yang diadakan.
diharapkan dapat terjadi lebih baik. Manajemen perusahaan juga
Hal yang dapat mendukung berusahauntuk memenuhi sumber daya
terciptanya perilaku aman dan yang diperlukan dalam menunjang
meingkatkan Keselamatan dan Kesehatan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di tempat kerja ialah komitmen Kerjadan perilaku aman di perusahaan
manajemen. berupa sumber daya manusia, komunikasi
Komitmen manajemen ialah peran K3, dan sumber daya finansial.
serta dan dukungan positif manajemen Untuk pemenuhan sumber daya
terhadap pelaksanaan K3 dan perilaku manusia penunjang Keselamatan dan
Ayu Erlianti dan Endang Dwiyanti, Analisis Perilaku Aman…102
Kesehatan Kerja dan perilaku aman kerja juga masih kurang, contohnya tenaga
manajemen menyediakan tiga orang tenaga kerja merasa manajemen kurang tanggap
ahli K3, Koordinator K3, dan juga dalam memperbaiki tangga yang rusak
manajemen representatif untuk K3. yang seharusnya dapat membantu tenaga
Untuk pemenuhan sarana kerja untuk bekerja di ketinggian.
komunikasi yang menunjang perilaku Beberapa tenaga kerja juga
aman dan K3 manajemen menyediakan berpendapat bahwa perhatian manajemen
safety talk setiap pagi dan safety meeting terhadap perilaku tidak aman tenaga kerja
setiap bulan dengan tema yang berbeda masih kurang. Alasan tenaga kerja
sehingga dapat membantu meningkatkan menyatakan hal tersebut karena tenaga
pengetahuan tenaga kerja agar dapat kerja menilai masih ada beberapa orang
berperilaku aman dalam kegiatan sehari- manajemen yang masih acuh terhadap
hari. perilaku tidak aman tenaga kerja, misalnya
Sumber daya finansial untuk saat manajemen mengetahui tenaga kerja
mendukung K3 dan perilaku aman tidak menggunakan APD yang dibutuhkan
dipenuhi manajemen dengan berusaha saat bekerja. Manajemen hanya diam dan
untuk selalu mengganti alat atau APD yang tidak menegur tenaga kerja tersebut.
rusak dan barang pendukung pekerjaan lain Seharusnya manajemen memberikan
tepat waktu. feedback kepada tenaga kerja tersebut
Namun nyatanya sebagian besar untuk memperbaiki perilakunya sehingga
tenaga kerja bagian maintanancemenilai dapat berperilaku lebih aman.
bahwa terdapat beberapa hal dari OSHAS 18001 dalam Ramli (2013)
komitmen manajemen yang masih perlu mensyaratkan manajemen untuk
untuk diperbaiki, yaitu penyediaan APD memastikan ketersediaan sumber daya
dan alat pendukung kerja serta perhatian yang penting untuk menetapkan,
manajemen terhadap perilaku tidak aman menjalankan, memelihara, dan
tenaga kerja. meningkatkan sistem manajemen
Tenaga kerja merasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tanpa
bahwaketersediaan APD yang ada sumber daya yang memadai, program K3
terkadang masih belum mencukupi tidak akan berjalan dengan baik dan
kebutuhan mereka dan hal ini dapat efektif.
menghambat mereka untuk berperilaku Menurut Ramli (2013), faktor
aman. Contohnya, tenaga kerja terkadang manajemen yang kurang kondusif juga
tidak mendapatkan masker yang dapat dapat menyebabkan banyak kecelakaan.
melindungi saluran pernapasan tenaga Hal ini juga dibenarkan oleh Sulaksmono
kerja dari bahan atau materi yang tidak (1997) dalam Santoso (2004), bahwa
diinginkan yang dapat memasuki saluran kurangnya kontrol manajemen
pernapasan mereka. Selain itu tenaga kerja menyebabkan terjadinya praktek atau
hanya mendapat safety googles kaca gelap kondisi dibawah standar yang merupakan
dan tidak mendapat safety googles kaca penyebab terjadinya kecelakaan.
bening padahal safety googles kaca bening Penelitian yang dilakukan Retnani
ini dapat membantu melindungi mata dan Denny juga menunjukkan bahwa peran
tenaga kerja saat melakukan pekerjaannya atau komitmen manajemen mendukung
dan terkadang tenaga kerja harus terciptanya perilaku aman tenaga kerja di
menghemat pemakaian sarung tangan PT. Pupuk Kalimantan Timur Tahun 2013.
karena tenaga kerja mendapat jatah untuk Selain antecedent, consequence
penggunaan sarung tangan ini. juga dapat digunakan untuk memotivasi
Tenaga kerja bagian Maintanance terjadinya suatu perilaku. Reward dan
juga merasa bahwa perhatianmanajemen punishment merupakan suatu bentuk
terhadap penyediaan barang pendukung konsekuensi atau akibat yang diterima
103 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014:94-106
tenaga kerja akibat perilaku mereka. diharapkan, yaitu perilaku aman. Padahal
Reward atau penghargaanmerupakan inti dari adanya consequence ialah untuk
bentuk penguatan positif sedangkan mempengaruhi frekuensi terjadinya
punishment atau hukuman identik dengan perilaku tersebut. Dalam hal ini perilaku
menerima sesuatu yang tidak kita inginkan yang ingin ditingkatkan frekuensinya ialah
atau kehilangan sesuatu yang kita miliki perilaku aman. Dan cara yang baik untuk
atau kita inginkan(The Keil Centre, 2002). meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku
Sistem penghargaan dan hukuman aman ialah dengan pemberian penguatan
telah diterapkan di perusahaan ini. positif berupa pujian atau hadiah. Persepsi
Penghargaan yang diberikan kepada tenaga inilah yang perlu dirubah (The Keil Centre,
kerja berupa pujian bila menjumpai tenaga 2002). Perubahan persepsi bisa dilakukan
kerja yang melakukan perilaku aman dengan sosialisasi, diskusi K3, komunikasi
ketika bekerja. Sedangkan hukuman K3 ataupun seminar.
diberikan bagi tenaga kerja yang tidak Sebaiknya manajemen tidak hanya
berprestasi, berupa tidak ada kenaikan gaji memberikan pujian untuk perilaku aman
dan promosi. Menurut manajemen tenaga kerja. Hadiah berupa barang atau
pemberian penghargaan dan hukuman ini penghargaan dengan cara menempelkan
memotivasi tenaga kerja untuk berperilaku foto dan nama tenaga kerja di buletin atau
aman dan manajemen merasa belum ada majalah dinding perusahaan dapat
hambatan dalam pelaksanaan sistem ini. diberikan sebagai bentuk apresiasi
Penelitian sejenis dilakukan oleh terhadap tenaga kerja yang selalu
Annishia, menunjukkan bahwa adanya berperilaku aman ketika bekerja. Hal
reward untuk perilaku aman dan semacam ini dapat digunakan sebagai
punishment untuk perilaku tidak aman motivasi bagi tenaga kerja untuk selalu
memotivasi perilaku kerja pekerja berperilaku aman sehingga dapat
konstruksi PT. PP proyek pembangunan membantu menjadikan perilaku aman
Tiffany apartemen pada tahun 2011. sebagai kebiasaan serta dapat digunakan
Tenaga kerja bagian maintanance untuk menunjukkan perhatian manajemen
setuju terhadap adanya reward dan terhadap perilaku aman tenaga kerja dan
punishment sebagai konsekuensi perilaku K3.
tenaga kerja. Namun masih ada persepsi Perilaku aman ialah tindakan atau
salah yang dimiliki oleh tenaga kerja dan kegiatan tenaga kerja yang dapat mencegah
manajemen mengenai konsekuensi yang tenaga kerja dari terjadinya celaka atau
dapat memotivasi timbulnya perilaku cedera yang dapat membahayakan
aman. Sebagaian tenaga kerja berpendapat keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
bahwa adanya hukuman atau sanksi dapat Dalam penilaian persepsi diri sendiri
memotivasi mereka untuk berperilaku terhadap perilaku aman menggunakan
aman, meskipun mereka juga menyetujui kuesioner, tenaga kerja bagian
bahwa penghargaan lebih memotivasi Maintanance menyatakan bahwa selalu
daripada adanya hukuman atau sanksi. menggunakan APD saat bekerja, nyatanya
Persepsi yang kurang tepat juga hasil observasi menunjukkan bahwa
terdapat pada manajemen. Manajemen jumlah tenaga kerja yang memiliki
berpendapat bahwa penghargaan dan perilaku aman dalam hal penggunaan APD
hukuman merupakan hal yang efektif hanya satu orang tenaga kerja dengan %
untuk diberikan kepada tenaga kerja safe act sebesar 100%.
sebagai konsekuensi karena telah Hasil yang berbeda ini bisa
berperilaku aman. dikarenakan tenaga kerja ingin terlihat baik
Persepsi semacam ini masih kurang saat penilaian dengan menggunakan
tepat karena hukuman atau sanksi dapat kuesioner. Dan ketika bekerja dan
menurunkan frekuensi dari perilaku yang melakukan kegiatan harian hal yang
Ayu Erlianti dan Endang Dwiyanti, Analisis Perilaku Aman…104
Annishia, Fristi B. 2011, Analisis Perilaku Martcahyo, V. Aries, Wahyu Hidayat, dan
Tidak Aman Pekerja Konstruksi PT. Sri Suryoko. 2012. Pengaruh
PP (Persero) Di Proyek Pelatihan Kerja, Jaminan Sosial, dan
Pembangunan Tiffany Apartemen Insentif Terhadap Kinerja Karyawan
Jakarta Selatan Tahun 2011. Bagian Produksi PT. FUMIRA
Universitas Islam Negeri Syarif Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi
Hidayatullah Jakarta. Bisnis.
Anonim. 2010,ABC (Antecedent-Behavior- Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Metodologi
Consequence) Model. Indiana Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Family & Social Services Rineka Cipta.
Administration Division of Disability Notoatmojdo, Soekidjo. 2007. Promosi
& Rehabilitative Services Bureau of Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta :
Quality Improvement Services. Rineka Cipta.
As’ad, Moh. 1998. Psikologi Industri. Pratiwi, A. D. 2011. Analisis Faktor-Faktor
Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. yang Mempengaruhi Tindakan Tidak
Cooper, Dominic. 2009,Behavioral Safety Aman (Unsafe Act) Pada Tenaga
A Framework For Success. USA: B- Kerja Di PT. X Tahun 2011. Skripsi.
Safe Management Solution, Inc. Universitas Indonesia: 50.
Daryanto. 2007. Keselamatan dan Pusdatinaker, Kecelakaan Kerja di
Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: Indonesia,
Rineka Cipta. http://pusdatinaker.balitfo.depnakertr
Firmansyah, Andi, Muhammad Rum ans.go.id/ [Sitasi: 26 September 2013
Rahim, dan Atjo Wahyu. 2013. 17:05]
Faktor yang Berhubungan Dengan Ramli, Soehatman. 2013. Sistem
Perilaku Safety Driving Pada Manajemen Keselamatan dan
Pengemudi Mobil Pengangkut Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
Semen Curah di PT. Prima Karya Jakarta: Dian Rakyat.
Manunggal (PKM) Kab. Pangkep Retnani, N. D. 2013. Analisis Pengaruh
Tahun 2013. Activator Dan Consequence
Geller, E. Scott. 2005, Behavior-Based Terhadap Safe Behavior Pada
Safety and Occupational Risk Tenaga Kerja Di PT. Pupuk
Management in Behavior Kalimantan Timur Tahun 2013.
Modification, Vol. 29, No. 3, 539- Skripsi.Surabaya, Universitas
561. Sage Publication. Airlangga.
Haqi, D.N.2013. Analisis Penyebab Unsafe Retnani, N. D, Denny Ardyanto. 2013,
Action Dengan Pendekatan Human Analisis Pengaruh Activator dan
Factors Analysis And Classification Consequence Terhadap Safe
System (HFACS) (Studi Pada Behavior Pada Tenaga Kerja Di PT.
Pekerja Proyek Pembangunan Hotel Pupuk Kalimantan Timur Tahun
Pt “X” Surabaya). Tesis. Surabaya, 2013, Vol. 2, No. 2 Jul-Des 2013:
Universitas Airlangga. 119-129. The Indonesian Journal of
Kurniawan, Bina, Daru Lestanto, dan Dewi Occupational Safety and Health.
Murtiningsih. 2006, Hubungan Salawati, Liza. 2009, Hubungan Perilaku,
Karakteristik Pekerja Dengan Praktik Manajemen Keselamatan dan
Penerapan Prosedur Keselamatan Kesehatan Kerja Dengan Terjadinya
Kerja di PT. Bina Buna Kimia Kecelakaan Kerja di Laboratorium
Ungaran, Vol. 1/ No. 2/ Agustus Patologi Klinik Rumah Sakit Umum
2006. Jurnal Promosi Kesehatan Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Indonesia.
Ayu Erlianti dan Endang Dwiyanti, Analisis Perilaku Aman…106