You are on page 1of 16

REST AREA DI JALAN LINTAS PEKANBARU-DUMAI

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

Hendika Yurnas Winata, Wahyu Hidayat dan Ratna Amanati.

Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Dosen Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru Kode Pos 28293
email:hendika71winata@gmail.com

ABSTRACT

Cross street is a path Pekanbaru-Dumai in Riau Province's economy to the level of


traffic density is high enough. This resulted in increased levels of accident-prone. So
necessary to have a public facilities such as rest area equipped with facilities to make it
easier for drivers and passengers in motor vehicles are traveling. To respond to the
emergence of environmental issues that lead to global warming then encourage green
architecture to be a movement in the field of architecture and the built environment to
respond to the impact of environmental conditions that occur at this time. Then the existing
problems, namely how to design a building that is able to accommodate the rest area needs
road users in highway Pekanbaru-Dumai and applying green architecture design strategy
according to Allison G. Kwok into the rest area building design. The concept is appointed for
building the rest area are earth friendly is the development of the principles of green
architecture. The method used is the strategy in the design of green architecture that is
envelope, lighting, cooling, energy production, water and waste. So that can be a container
for road users who are traveling as well as to reduce environmental damage due to global
warming.

Keywords: Rest Area, Earth Friendly, Green Architecture

1. PENDAHULUAN dijalan raya berupa rest area atau lebih


Prasarana jalan raya merupakan urat dikenal dengan tempat peristirahatan yang
nadi kelancaran lalu lintas darat. dilengkapi fasilitas-fasilitas untuk
Lancarnya arus lalu lintas akan sangat mempermudah para pengendara dan
menunjang perkembangan ekonomi suatu penumpang kendaraan bermotor yang
daerah. Apabila prasarana jalan di sedang melakukan perjalanan.
ibaratkan sebagai urat nadi, prasarana Seiring dengan perkembangan zaman,
angkutan umum adalah ibarat darah yang menanggapi dengan munculnya isu
mengalir melalui urat nadi tersebut. lingkungan yang bermuara pada
Jumlah kendaraan bermotor setiap pemanasan global (global warming) maka
tahunnya selalu mengalami peningkatan mendorong timbulnya arsitektur bangunan
yang signifikan, seirama dengan hijau untuk menjadi sebuah gerakan
perkembangan kegiatan ekonomi dan khusus dibidang arsitektur bangunan dan
pesatnya pertumbuhan penduduk. lingkungan binaan untuk merespon
Untuk mengimbangi laju pertumbuhan dampak dari kondisi lingkungan yang
kendaraan bermotor, tingkat rawan terjadi dalam beberapa dekade ini.
kecelakaan dijalan raya dan kebutuhan atas Faktor pemicu pemanasan global ini
efisiensi waktu selama di perjalanan maka disebabkan oleh semakin menurunnya
diperlukan adanya suatu fasilitas umum daya dukung lingkungan akibat

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


pencemaran/polusi dan eksploitasi sumber tergolong kepada fungsi bangunan
daya alam yang berlebih. Pemenuhan komersil yang berpotensi mengonsumsi
kebutuhan untuk pembangunan dalam energi, air dan sumber daya lainnya
kerangka pertumbuhan ekonomi sering dengan jumlah sangat besar maka konsep
dilakukan tanpa mengindahkan kondisi arsitektur hijau sangat penting didalam
lingkungan. Begitu pula dengan sisa-sisa suatu perancangan rest area agar memiliki
proses/kegiatan dalam setiap bangunan potensi dalam penghematan energi
yang tidak dikelola dengan benar akan (conserving energy) atau sumber daya
dapat mencemari lingkungan sekitar yang alam lainnya. Dengan konsep arsitektur
tentunya berdampak buruk terhadap hijau, bangunan rest area diharapkan
kehidupan. Berkurangnya lahan produktif mampu menahan laju pemanasan global
serta menyempitnya ruang terbuka hijau dengan membenahi iklim mikro dan
sebagai area resapan air juga menjadi mampu berintegrasi dengan alam tanpa
faktor pendorong munculnya Arsitektur merusak lingkungan.
Hijau (Green Architecture). Untuk mengakomodasi berbagai
Menurut Menteri Negara Lingkungan kebutuhan para pengguna jalan raya dan
Hidup, Rachmat Witoelar, (2015) dalam menanggapi isu yang berkembang saat ini
pertemuan nasional lingkungan hidup tentang pemanasan global maka perlu
dalam perencanaan pembangunan nasional dibangun sebuah bangunan publik yaitu
di Jakarta, saat ini Indonesia dinobatkan berupa rest area dengan pendekatan
sebagai urutan ke-10 sebagai penyumbang arsitektur hijau.
pemanasan global dunia. Kontribusi Berdasarkan latar belakang yang telah
pemanasan global di Indonesia 5 % dari diuraikan tersebut, dapat disimpulkan
total pemanasan global sedunia. Kontribusi bahwa masalah yang akan dibahas pada
pemanasan global Indonesia berasal dari perancangan Rest Area dijalan Lintas
efek rumah kaca dan emisi sampah. Pekanbaru-Dumai adalah:
Indonesia menyumbangkan andil 1. Bagaimana perancangan bangunan yang
pemanasan global cukup besar karena mampu mewadahi kebutuhan para
lingkungan yang rusak. Disamping faktor pengguna jalan dan penumpang
industri dan transportasi, ternyata kendaraan bermotor pada Rest Area di
bangunan juga berperan dalam jalan lintas Pekanbaru-Dumai?
menyumbang efek pemanasan global ini 2. Bagaimana penerapan ketentuan-
dengan porsi lebih besar daripada industri ketentuan dari bangunan Arsitektur
dan transportasi dalam mengkonsumsi Hijau dan bagaimana perancangan Rest
energi fosil. Bangunan mengkonsumsi Area yang memenuhi kriteria dari
setidaknya 32% dari sumber daya alam di Arsitektur Hijau ?
bumi dan menghasilkan 40% sampah dan 3. Bagaimana penerapan konsep “earth
40% pencemaran udara (Roaf, 2005). friendly” pada hasil perancangan rest
Menanggapi hal ini, pemerintah area dengan prinsip arsitektur hijau?
Indonesia membentuk Undang-Undang
tentang Konservasi Energi melalui Adapun penulisan ini bertujuan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan sebagai berikut:
Perumahan Rakyat Nomor 1. Merancang bangunan yang mampu
02/PRT/M/2015 untuk membentuk mewadahi kebutuhan para pengguna
paradigma dan pola pikir tentang aspek jalan dan penumpang kendaraan
berkelanjutan dalam setiap tahap bermotor pada Rest Area di jalan lintas
penyelenggaraan bangunan gedung. Pekanbaru-Dumai.
Berdasarkan undang-undang Peraturan 2. Menerapkan ketentuan-ketentuan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan bangunan Arsitektur Hijau dan
Rakyat Nomor 02/PRT/M/2015, rest area

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


menghasilkan bangunan Rest Area Rest Area terletak ditempat sepi atau jauh
dengan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau. dari keramaian yaitu jauh dari tempat
3. Menerapkan konsep desain Rest Area makan, pom bensin dan fasilitas
dengan pendekatan Arsitektur Hijau. umumnya. Sehingga banyak tempat
istirahat yang jauh dari keramaian
2. TINJAUAN PUSTAKA memiliki reputasi yang kurang aman dari
A. Rest Area kejahatan, terutama pada malam hari serta
Pada awalnya Rest Area dibangun fasilitas umum yang kurang memadai.
sebagai bagian dari sistem jalur lalu lintas
antar kota atau yang lebih dikenal dengan B. Arsitektur Hijau (Green
Safety Rest Areas (SRAs) berupa taman Architecture)
pinggir jalan yang menyediakan fasilitas Secara umum Arsitektur Hijau adalah
kenyamanan untuk para pengguna jalan. suatu gaya arsitektur yang menghadirkan
Semula pada umumnya Rest Area terdiri pandangan dan konsep-konsep tentang
dari fasilitas toilet, tempat makan dan pentingnya menghadirkan kondisi
taman yang digunakan sebagai tempat lingkungan yang sehat dan nyaman
piknik. Namun diawal sejarah didalam perencanaan suatu bangunan
perkembangannya, estetika desain pada tersebut. Arsitektur Hijau menjadi ciri dari
Rest Area menuju ke tradisi arsitektur sebuah arsitektur yang didalam
yang berada dipinggir jalan jalur lalu lintas perencanaan arsitekturnya memiliki
antar kota yang telah mendominasi pada kepedulian terhadap lingkungan hidup dan
jalan raya di Amerika pada dekade telah berfluktasi/berkembang dari sebuah
tersebut dan Rest Area muncul sebagai simpatik dan harmonisasi terhadap
ekspresi unik dari desain arsitektur lingkungan hidup, berintegrasi untuk
modern. menjadikan lingkungan hidup sebagai
Dalam kamus bahasa Inggris – untuk dieksploitasi. Namun, eksploitasi
Indonesia Rest adalah istirahat (selain tetap dengan keselarasan, harmonisasi dan
sisa), sedangkan Area adalah daerah atau adanya hubungan yang saling
wilayah, jadi dapat simpulkan Rest Area menguntungkan dari alam terhadap
adalah sebuah kawasan peristirahatan yang manusia dalam sebuah bangunan.
bersifat sementara. Secara umum, Rest Selain itu Arsitektur Hijau (Green
Area dapat simpulkan sebagai tempat Architecture) adalah sebuah proses
beristirahat sejenak untuk melepaskan perancangan dengan mengurangi dampak
kelelahan, kejenuhan, ataupun ke toilet lingkungan yang kurang baik,
selama dalam perjalanan jarak jauh. meningkatkan kenyamanan manusia
Tempat istirahat ini banyak ditemukan dengan efisiensi dan pengurangan
dijalan tol ataupun dijalan nasional dimana penggunaan sumber pengelolaan sampah
para pengemudi atau pengguna jalan efektif dalam tatanan arsitektur (Futurarch,
beristirahat. Dijalan arteri primer juga 2009).
banyak ditemukan restoran yang berfungsi Arsitektur hijau juga merupakan suatu
sebagai tempat istirahat. Restoran-restoran rancangan lingkungan binaan, kawasan,
ini banyak digunakan oleh pengemudi atau dan bangunan yang komprehensif.
pengguna jalan antar kota untuk Rancangan harus memenuhi kriteria hemat
beristirahat (Neufert, 1978). dalam menggunakan sumber daya alam,
Standar perawatan dan fasilitas minim menimbulkan dampak negative,
istirahat masing-masing daerah berbeda- serta mampu meningkatkan kualitas hidup
beda. Pada umumnya memiliki tempat manusia. Konsep arsitektur ini lebih
parker yang dialokasikan untuk bus, bertanggung jawab terhadap lingkungan,
traktor-truk trailer, dan rekreasi kendaraan. memiliki tingkat keselarasan yang tinggi
Pemerintah juga banyak mengalokasikan antara strukturnya dengan lingkungan, dan

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


penggunaan sistem utilitas yang sangat Pada dasarnya arsitektur hijau lebih
baik. Arsitektur hijau dipercaya sebagai bertanggung jawab terhadap lingkungan
desain yang baik dan bertanggung jawab, sekitar berdasarkan prinsip arsitektur hijau
dan diharapkan digunakan di masa kini yang dikemukan oleh Brenda dan Robert
dan masa yang akan datang. Green Vale, (1991) yaitu konservasi energi
Building yaitu meningkatkan efisiensi di (conserving energy), bekerja sama dengan
mana bangunan dan sitenya menggunakan iklim (working with climate),
energi, air, dan material, serta mengurangi meminimalisasikan sumber-sumber daya
pengaruh bangunan pada kesehatan baru (minimazing new resources),
manusia dan lingkungannya, melalui menghargai pemakai (respect for users),
desain yang lebih baik (Karyono, 2010). menghargai site (respect for site), holistik
Bangunan hijau (green building) juga (holistic).
disebut sebagai sustainable building atau
environmental building. Konsep Green B. Strategi Perancangan
Building bisa membawa kepada Prosedur perancangan Rest Area di
keuntungan termasuk mengurangi biaya Jalan Lintas Pekanbaru-Dumai terdiri dari:
operasional dengan cara meningkatkan 1) Konsep
produktivitas dan menggunakan energi dan Adapun konsep perancangan pada rest
air yang lebih sedikit, meningkatkan area ini adalah “Earth
kesehatan dengan cara meningkatkan Friendly”.Konsep earth friendly ini
kualitas udara dalam ruangan, dan merupakan salah satu interpretasi dari
mengurangi pengaruh lingkungan. Green arsitektur hijau yang artinya ramah
building merupakan komponen yang lingkungan. Konsep ini terbentuk dari
esensial dari konsep yang berhubungan prinsip dasar arsitektur hijau yaitu
dengan sustainable design, sustainable melihat kondisi lingkungan dan
development dan sustainability secara menggunakan alam sebagai basis
umum. desain, strategi desain dalam
pemanfaatan energi yang berasal dari
3. METODE PERANCANGAN sumber daya alam, menahan laju
A. Paradigma pemanasan global (perbaikan
Paradigma yang digunakan sebagai lingkungan) untuk menghasilkan suatu
metode perancangan pada Rest Area ini bangunan yang terintegrasi dengan
adalah paham yang dikemukakan oleh alam tanpa merusak lingkungan.
Alison G. Kwok, 2011 yaitu berkaitan 2) Penzoningan
dengan pelingkup ruang (envelope), a. Zona Kendaraan
berkaitan dengan pencahayaan (lighting), b. Zona Waktu
berkaitan dengan pendinginan (cooling), c. Zona Komersil
berkaitan dengan produksi energy (energy d. Zona Relaksasi
production), berkaitan dengan air dan e. Zona Pengelola dan Utilitas
sampah (water and waste). Prinsip dan 3) Perletakan Massa
strategi arsitektur hijau tersebut mengacu Untuk perletakan massa pada fungsi
kepada masalah penghawaan bangunan bangunan komersil dirancang secara
dengan menciptakan iklim mikro untuk multi fungsi agar lebih efisien dalam
mencapai kenyamanan termal pada merancang pola sirkulasi. Perletakan
bangunan dan meminimalkan pengaruh massa pada rest area ini berbasis pada
buruk terhadap lingkungan alam maupun metode yang ditentukan berdasarkan
manusia serta memanfaatkan sumber fungsi bangunan.
energi dan sumber daya alam secara 4) Lansekap
efisien. Lansekap dirancang dengan konsep
efektif dalam sistem pola sirkulasi agar

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


lebih efisien untuk fungsional setempat. Untuk bagian kolom
bangunan dan sistem penataan vegetasi bangunan menggunakan profil baja
sebagai jantung dari rest area ini. WF dan rangka atap baja H beam.
Dalam perancangan lansekap Dalam hal ini, menggunakan material
dirancang berdasarkan prinsip dasar baja lebih mendukung prinsip dari
arsitektur hijau oleh Brenda dan Robert arsitektur hijau daripada menggunakan
Valle, (1991) yaitu menghargai site material kayu. Hal ini bertujuan untuk
(respect for site). pelestarian lingkungan akibat
5) Bentukan Massa penebangan hutan untuk mengambil
Setelah perletakan bangunan pada material kayu tersebut. Selain itu,
tapak ditentukan, maka bentukan material baja cukup kuat sebagai
massa dirancang dengan konsep struktur bangunan dan dapat diolah
modern yang menerapkan penggunaan kembali.
teknologi yang mendukung dalam 8) Utilitas Bangunan
strategi desain arsitektur hijau yang Sistem utilitas pada kawasan rest area
berdasar pada earth friendly atau ini mengarah kepada konsep earth
ramah lingkungan. Bentukan massa friendly yaitu ramah lingkungan dan
pada kawasan rest area terutama pada hemat energi. Adapun beberapa sistem
bangunan komersil yaitu dengan yang berada dalam sistem utilitas
menggabungkan beberapa elemen atau bangunan antara lain :
bidang dimana bentuk dapat diperkuat a. Sumber Air Bersih
atau dilemahkan oleh bidang yang Terdiri dari sumur bor dan water
berbeda sehingga tercipta tampilan harvesting.
bangunan yang dinamis dan impresif. b. Air Limbah
6) Tata Ruang Luar Terdiri dari Black Water dan Gray
Selain berfungsi sebagai tempat Water.
peristirahatan, area taman yang c. Sistem Pembuangan Sampah
dilengkapi dengan gazebo dan waduk Sistem pembuangan sampah
buatan dirancang untuk menciptakan dilakukan dengan cara memisahkan
lingkungan hijau untuk siklus antara sampah organik dan
perputaran udara dan menambah debit anorganik.
air dalam tanah. Pengolahan ruang luar d. Sistem Penghawaan Bangunan
juga bertujuan memberi kesan atraktif Melalui sistem penciptaan iklim
bagi pengunjung sehingga mencapai mikro melalui vegetasi khususnya
tingkat kenyamanan pada saat vegetasi jenis peneduh.
beristirahat tidak hanya didapati di e. Sistem Elektrikal
dalam ruangan, tetapi juga pada ruang Teknologi photovoltaic digunakan
luarnya. sebagai cadangan energi listrik di
7) Struktur Bangunan sekitar kawasan rest area.
Pada umumnya struktur yang f. Sistem Pencegah Kebakaran
digunakan pada perancangan rest area Pada bangunan komersil
biasanya cukup sederhana yang tediri menggunakan fire alarm protection
dari sub-structure yaitu berupa dan proses pencegahan kebakaran
pondasi. Pondasi tentunya mengikuti menggunakan portable estinguiser,
kondisi tanah yang ada pada area site. fire hydrant dan sprinkler. Pada area
Untuk bangunan SPBU khususnya SPBU, memiliki sistem pencegahan
tempat pengisian bahan bakar kebakaran tersendiri yang terdapat
menggunakan pondasi tiang pancang pada area safety yang terdiri dari
bored pile sedangkan pada bangunan portable estinguiser dan fire
lainnya menggunakan pondasi

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


hydrant dengan kapasitas yang lebih lainnya menuju antar fungsi
besar. bangunan. Jenis vegetasi yang
9) Fasad Bangunan digunakan sebagai fungsi pengarah
Pemilihan material pada fasad adalah jenis palem.
bangunan rest area ini dipilih b. Vegetasi Peneduh
berdasarkan konsep “earth friendly” Vegetasi peneduh akan berperan
yang menerapkan penggunaan material sebagai peneduh dari paparan sinar
yang ramah lingkungan namun tetap matahari pada fungsi ruang tertentu
berada diposisi modern dengan seperti area peristirahatan gazebo.
bentukan dinamis dan impresif.Selain Selain itu vegetasi peneduh
itu, konsep fasad bangunan berfungsi menciptakan iklim mikro
diterjemahkan melalui bidang masif untuk mengatur suhu dalam ruangan
dan transparan sesuai dengan fungsi agar lebih efisien dalam penggunaan
bangunan.Pada area yang memerlukan energi terutama dalam sistem
cahaya lebih maka material yang penghawaan ruangan.Jenis vegetasi
dominan digunakan berupa kaca yang digunakan sebagai peneduh
sedangkan pada area yang memerlukan adalah kiara payung, tanjung dan
ruang tertutup, selain sebagainya.
mempertimbangkan arah pergerakan c. Vegetasi Peredam Kebisingan
sinar matahari, bangunan Vegetasi peredam kebisingan
menggunakan double envelopes atau berperan sebagai penghalang tingkat
pelingkup ruang yang lebih dikenal kebisingan yang ada di luar
dengan kulit bangunan. Salah satu bangunan menuju dalam
alternatif untuk fungsi ruang yang bangunan.Jenis vegetasi ini
tidak memerlukan cahaya terlalu besar dibutuhkan pada area mushalla
maka penerapan sun shading dan untuk menghalangi kebisingan di
vegetasi dapat berfungsi sebagai luar ruangan sehingga tidak
peredam kapasitas cahaya yang masuk mengganggu kegiatan pengunjung
ke dalam ruangan. untuk beribadah. Jenis vegetasi ini
10) Sirkulasi berupa oleander, kiara payung,
Pola sirkulasi dirancang untuk tanjung , teh-tehan pangkas dan
mempertimbangkan kenyamanan lain-lain.
dalam pencapaian dari ruang luar d. Vegetasi Penyerap Polusi Udara
menuju bangunan. Sistem akses Vegetasi ini berfungsi mereduksi
menuju kawasan rest area dirancang polusi udara atau memfilterisasi
memiliki jalur masuk dan keluar udara yang kotor menjadi udara
dengan sistem sirkulasi 2 arah dan 2 yang bersih dari luar menuju ke
lajur tanpa median jalan. Selain itu, dalam bangunan. Vegetasi ini
sirkulasi pada kawasan rest area ini terdapat pada fungsi bangunan
dirancang pedestrian untuk komersil seperti drugstore,
memudahkan akses para pengguna minimarket, kafe,
dalam pencapaian dari luar menuju ke foodcourt¸restoran, mushalla dan
dalam bangunan. kantor pengelola. Adapun jenis
11) Vegetasi vegetasi ini yaitu, angsana, akasia
Vegetasi yang digunakan pada tapak daun besar, oleander, bougenvil dan
terdiri dari: teh-tehan pangkas.
a. Vegetasi Pengarah
Vegetasi pengarah ini terdapat pada
jalur sirkulasi masuk dan keluar
tapak sebagai pengarah sirkulasi

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


C. Bagan Alur

Gambar 2. Zoning Tapak berdasarkan Konsep


Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)

1) Zona Kendaraan
Zona kendaraan merupakan zona yang
diakses oleh kendaraan dengan
keperluan seperti pengisian bahan
Gambar 1. Bagan Alur Perancangan bakar dan servis kendaraan bermotor.
Sumber: Hasil Pengembangan Desain,(2015) Zona ini diletakkan diarea terdepan
rest area karena zona ini merupakan
lalu lintas kendaraan pengunjung
4. HASIL DAN PEMBAHASAN terutama jenis kendaraan berat (truk)
A. Konsep Desain yang ingin melakukan pengisian bahan
Konsep perancangan pada rest area ini
bakar kendaraan. Hal ini bertujuan
adalah “Earth Friendly”. Konsep earth
untuk menekan tingkat polusi udara
friendly ini merupakan salah satu
dari kendaraan disekitar kawasan rest
interpretasi dari arsitektur hijau yang
area.Zona ini terdiri dari SPBU dan
artinya ramah lingkungan. Konsep “earth
bengkel siaga.
friendly” terbentuk dari prinsip dasar
2) Zona Waktu
arsitektur hijau yaitu konservasi energi
Zona yang yang diakses dalam durasi
(conserving energy), bekerja sama dengan
waktu yang tidak begitu lama untuk
iklim (working with climate),
mengunjungi rest area. Zona waktu
meminimalisasikan sumber-sumber daya
juga diletakkan pada area depan site,
baru (minimazing new resources),
mengingat akan kebutuhan pengguna
menghargai pemakai (respect for users),
(users) yang ingin memenuhi
menghargai site (respect for site) dan
kebutuhannya tapi tidak untuk
holistik (holism).
beristirahat terlalu lama di rest area
B. Penzoningan ini. Zona ini terdiri dari ATM center,
Penzoningan pada kawasan rest area minimarket, drugstore dan toilet
bertujuan untuk mengelompokkan kegiatan umum.
dari fungsi bangunan yang terdapat dalam 3) Zona Komersil
suatu rest area. Penzoningan juga dirancang Zona yang diakses oleh pengunjung
untuk mempermudah perletakan massa agar untuk keperluan makan, minum dan
sesuai dengan jenis fasilitas yang terdapat memenuhi kebutuhan relaksasi. Untuk
dalam rest area. mencapai tingkat kenyamanan bagi
pengunjung zona Komersil diletakkan
diarea belakang site karena fungsi dari
bangunan pada zona komersil
merupakan salah satu fungsi tempat
peristirahatan dan memenuhi

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


kebutuhan pengunjung. Zona ini harus dalam bangunan. Perletakan massa
jauh dari lalu lintas kendaraan berat dirancang berdasarkan penzoningan yang
yang menyebabkan polusi udara disesuaikan dengan fungsi bangunan
mengingat zona ini terdiri dari tersebut.
restoran, kafe dan foodcourt. Meskipun
udara yang kotor sampai ke zona ini,
zona ini dikelilingi vegetasi penyerap
polusi udara untuk menjaga kadar
oksigen pada udara sehingga udara
yang masuk kebangunan tetap bersih.
4) Zona Relaksasi
Zona yang diakses oleh pengunjung
untuk memenuhi kebutuhan
beristirahat dan keperluan beribadah.
Untuk mencapai tingkat kenyamanan
pengguna zona ini diletakkan ditengah
kawasan rest area dengan dikelilingi Gambar 3. Perletakan Massa
area hijau/ taman dan dilengkapi Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)
dengan gazebo sebagai tempat
peristirahatan sejenak bagi para Adapun pertimbangan dari perletakan
pengguna jalan lintas Pekanbaru- massa bangunan pada rest area dijalan
Dumai. Selain itu, zona ini diletakkan lintas Pekanbaru-Dumai dengan perletakan
ditengah area agar mudah dalam majemuk tersebut adalah sebagai berikut:
pencapaian karena zona ini terdiri dari 1. Perletakan massa bangunan tanggap
mushalla dan gazebo sebagai salah satu terhadap orientasi matahari agar dapat
fasilitas utama pada rest area dijalan memaksimalkan pencahayaan alami
lintas Pekanbaru-Dumai. pada bangunan.
5) Zona Pengelola dan Utilitas 2. Perletakan massa bangunan berdasarkan
Zona yang hanya bisa diakses oleh fungsi bangunan dan pencapaian
pengunjung dengan keperluan tertentu menuju bangunan.
misalnya, pengelola dan karyawan. 3. Perletakan massa mempertimbangkan
Selain itu, zona ini juga dapat diakses polusi udara yang disebabkan oleh
oleh pengunjung yang mempunyai sirkulasi kendaraan.
kepentingan dengan pihak pengelola 4. Setiap perletakan massa bangunan
atau karyawan. Zona ini diletakkan dirancang area hijau sebagai pengatur
dibelakang area karena fungsi dari suhu terhadap bangunan yang
bangunan yang membutuhkan tingkat memberikan kenyamanan termal
keprivasian. Zona ini terdiri dari kantor terhadap bangunan dan mengefisiensi
pengelola dan kantor utilitas yaitu penggunaan energi pendingin ruangan.
ruang peralatan teknis, ruang
keamanan, gudang dan ruang teknisi.

C. Perletakan Massa
Perletakan massa dirancang secara
majemuk karena rest area terdiri dari
beberapa bangunan (multi building) yang
setiap bangunan memiliki fungsi
tersendiri. Dirancang secara majemuk agar
lebih efisien dalam merancang pola Gambar 4. Pertimbangan Perletakan Massa
sirkulasi dan pencapaian dari luar ke Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


D. Lansekap Bentukan massa adalah eksplorasi dari
Lansekap dirancang dengan konsep beberapa alternatif sesuai perletakan massa
efektif dalam sistem pola sirkulasi agar yang telah ditentukan. Bentukan massa ini
lebih efisien untuk fungsional bangunan dilakukan untuk mendapatkan bentukan
dan sistem penataan vegetasi sebagai massa yang sesuai dengan penerapan
jantung rest area yaitu pengatur suhu konsep “earth friendly” yang berbasis
disekitar site dengan menciptakan iklim dengan prinsip arsitektur hijau dan strategi
mikro dan penyerap polusi udara yang desain dalam arsitektur hijau. Adapun
disebabkan oleh kendaraan yang melintas pertimbangan bentukan massa pada
dijalan lintas Pekanbaru-Dumai dan perancangan “Rest Area dijalan lintas
kendaraan yang masuk ke kawasan rest Pekanbaru-Dumai” ini adalah sebagai
area ini. Untuk perancancangan lansekap berikut :
disesuaikan dengan konsep dasar 1) Berkonsep modern yang menerapkan
perancangan yaitu “earth friendly” yaitu penggunaan teknologi yang mendukung
ramah terhadap lingkungan dengan dalam strategi desain arsitektur hijau
menggunakan salah satu dari prinsip yaitu double envelopes.
arsitektur hijau yaitu menghargai site 2) Menggunakan sun shading untuk
(respect for site) dengan seminimal mengurangi intensitas cahaya yang
mungkin merubah tapak, misalnya dengan berlebih masuk kedalam bangunan.
mempertahankan kontur tanah. Kondisi 3) Pada atap terdapat green roof sebagai
tanah pada tapak yang akan dirancang peredam suhu panas dari luar menuju
relatif datar, dengan sedikit kemiringan dalam ruangan.
pada area belakang tapak. Pada posisi
belakang area akan dirancang waduk
buatan sebagai sumber air cadangan pada
kawasan Rest Area dijalan lintas
Pekanbaru-Dumai ini dengan sistem water
harvesting.

Gambar 6. Bentukan Massa ATM Center,


Minimarket dan Drugstore
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)

Bentukan massa pada kawasan rest


area terutama pada bangunan komersil
Gambar 5. Perancangan Lansekap
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015) yaitu dengan menggabungkan elemen atau
bidang dimana bentuk dapat diperkuat atau
Selain itu, strategi dalam pola dilemahkan oleh bidang yang berbeda
perancangan lansekap pada Rest Area sehingga tercipta tampilan bangunan yang
dijalan lintas Pekanbaru-Dumai ini yaitu dinamis dan impresif. Fasad bangunan
menyediakan area hijau dengan berbagai yang masif juga dirancang dengan bukaan
jenis vegetasi disekitar tapak sebagai sehingga strategi desain dalam arsitektur
salah satu strategi menciptakan iklim hijau yaitu penghawaan alami
mikro untuk mengatur suhu, baik itu untuk diaplikasikan kedalam bentukan massa.
lingkungan disekitar site maupun untuk Bentuk yang dinamis dan impresif
bangunan rest area itu sendiri. dituangkan kedalam bentuk fasad
bangunan sebagai obejk visual bagi para
E. Bentukan Massa pengunjung.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


a. Black Water
Black water dari toilet harus
disalurkan ke septic tank untuk
diendapkan dan diurai oleh
bakteri.Septic tank yang digunakan
adalah septic tank bio-hitech.
Kemudian hasil dari black water
yang diendapkan dan diuraikan
terlebih dahulu di olah kembali
menjadi pupuk untuk penyuburan
tanah dan vegetasi di sekitar rest
area.

Gambar 9. Skema Black Water


Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)

Gambar 7. Bentukan Massa (Dinamis dan


Impresif) pada fungsi bangunan
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)

F. Utilitas
Untuk mendukung konsep “esrth
friendly” ada beberapa macam utilitas Gambar 10. Septic Tank Biotech
yang dapat menunjang prinsip dari Sumber: www.septictankbiotechsystem.com
arsitektur hijau pada bangunan maupun (2015)
tapak antara lain :
1) Water Harvesting b. Gray Water
Sumber air berasal dari air hujan, air Grey water yang berasal dari dalam
hujan ditampung dengan reservoir toilet atau kamar mandi dan air
berupa waduk buatan pada site. Sumber bekas mencuci piring pada wastafel
air bersih dari sistem water harvesting dialirkan kedalam bak control dan
ini dapat berfungsi sebagai sumber air kemudian ke dalam bak
cadangan untuk mengakomodasi penampungan. Sebelum dialirkan
keperluan air disekitar site dan menuju riol kota, air terlebih dahulu
bangunan seperti kebutuhan air pada di filter agar tidak berdampak buruk
toilet dan penyiraman vegetasi pada bagi lingkungan.
site.

Gambar 11. Skema Gray Water


Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)

3) Sistem Pembuangan Sampah


Untuk sistem pembuangan sampah pada
rest area ini dilakukan dengan cara
memisahkan antara sampah organik dan
Gambar 8. Skema Water Harvesting
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015) anorganik. Sampah organik di olah
kembali menjadi pupuk untuk
2) Air Limbah menyuburkan tanah sedangkan

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10


anorganik dibuang ke tempat pembuang
akhir.

Gambar 14. Potongan Skematik Utilitas


Photovoltaic
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)

6) Sistem Pencegah Kebakaran


Sistem pencegah kebakaran menjadi hal
Gambar 12. Sistem Pengolahan Sampah
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)
prioritas pada bangunan rest area. Pada
bangunan komersil menggunakan fire
4) Sistem Penghawaan Bangunan alarm protection dan proses
Sistem penghawaan pada bangunan rest pencegahan kebakaran menggunakan
area terbagi atas 2 yaitu penghawaan portable estinguiser, fire hydrant dan
alami dan penghawaan buatan. Sistem sprinkler.
penghawaan buatan menggunakan air Pada area SPBU, memiliki sistem
conditioner (AC) split sedangkan pencegahan kebakaran tersendiri yang
penghawaan buatan dengan merancang terdapat pada area safety yang terdiri
bukaan pada bangunan dan dari portable estinguiser dan fire
menciptakan iklim mikro melalui hydrant dengan kapasitas yang lebih
vegetasi khususnya vegetasi berjenis besar.
peneduh pada kawasan rest area
sebagai pengatur suhu terhadap G. Sirkulasi
bangunan. Pengaturan teknologi AC Pola sirkulasi dirancang untuk
pada bangunan yang semula untuk mempertimbangkan kenyamanan dalam
mendinginkan ruangan butuh suhu pencapaian dari ruang luar menuju
sekitar 16 - 20º c , dengan merancang bangunan. Sistem akses menuju kawasan
iklim mikro melalui vegetasi peneduh rest area dirancang memiliki jalur masuk
untuk mengatur suhu ruangan dingin dan keluar dengan sistem sirkulasi 2 arah
bisa diatas 20º c. dan 2 lajur tanpa median jalan. Selain itu,
sirkulasi pada kawasan rest area ini
dirancang pedestrian untuk memudahkan
akses para pengguna dalam pencapaian
dari luar menuju ke dalam bangunan.
Untuk area parkir kendaraan berada
pada setiap fungsi bangunan.Hal ini
Gambar 13. Vegetasi Sebagai Pengatur Suhu
bertujuan untuk memudahkan pencapaian
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015) menuju bangunan.Parkir kendaraan
dirancang terpisah antara kendaraan roda
5) Sistem Elektrikal dua, kendaraan roda empat dan kendaraan
Untuk sistem elektrikal pada bangunan berat.
rest area bersumber dari PLN dan
dibantu dengan tenaga listrik alternatif
seperti generator unit untuk kondisi
tertentu. Selain itu, teknologi
photovoltaic juga digunakan sebagai
cadangan energi listrik di sekitar
kawasan rest area.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 11


Gambar 17. Vegetasi Sebagai Peneduh
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)
Gambar 15. Jalur Sirkulasi dan Parkir
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015) 3) Peredam Kebisingan
Vegetasi peredam kebisingan berperan
H. Vegetasi sebagai penghalang tingkat kebisingan
1) Vegetasi Pengarah yang ada di luar bangunan menuju
Vegetasi pengarah ini terdapat pada dalam bangunan.Jenis vegetasi ini
jalur sirkulasi masuk dan keluar tapak dibutuhkan pada area mushalla untuk
sebagai pengarah sirkulasi lainnya menghalangi kebisingan di luar
menuju antar fungsi bangunan. Jenis ruangan sehingga tidak mengganggu
vegetasi yang digunakan sebagai kegiatan pengunjung untuk beribadah.
fungsi pengarah adalah jenis palem. Jenis vegetasi ini berupa oleander,
kiara payung, tanjung , teh-tehan
pangkas dan lain-lain.

Gambar 18. Vegetasi Sebagai Peredam


Gambar 16. Vegetasi Sebagai Pengarah
Kebisingan
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015)
2) Vegetasi Peneduh 4) Penyerap Polusi Udara
Vegetasi peneduh akan berperan Vegetasi ini berfungsi mereduksi
sebagai peneduh dari paparan sinar polusi udara atau memfilterisasi udara
matahari pada fungsi ruang tertentu yang kotor menjadi udara yang bersih
seperti area peristirahatan gazebo. dari luar menuju ke dalam bangunan.
Selain itu vegetasi peneduh berfungsi Vegetasi ini terdapat pada fungsi
menciptakan iklim mikro untuk bangunan komersil seperti drugstore,
mengatur suhu dalam ruangan agar minimarket, kafe, foodcourt¸restoran,
lebih efisien dalam penggunaan energi mushalla dan kantor pengelola.
terutama dalam sistem penghawaan Adapun jenis vegetasi ini yaitu,
ruangan.Jenis vegetasi yang digunakan angsana, akasia daun besar, oleander,
sebagai peneduh adalah kiara payung, bougenvil dan teh-tehan pangkas.
tanjung dan sebagainya.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 12


Selain menggunakan pencahayaan
buatan, fungsi pada bangunan rest
area juga mengutamakan
pencahayaan alami pada siang hari
untuk meminimalisir penggunaan
energi listrik dengan
Gambar 19. Vegetasi Sebagai Penyerap Polusi memaksimalkan bukaan-bukaan.
Udara Untuk sistem pencahayaan alami
Sumber: Hasil Pengembangan Desain (2015) terdapat pada setiap fungsi
bangunan pada rest area.
5. KESIMPULAN DAN SARAN c. Cooling (berkaitan dengan
A. Kesimpulan pendinginan)
Dari hasil perancangan Rest Area di Selain cross ventilation,
jalan lintas Pekanbaru-Dumai dengan penempatan vegetasi disetiap fungsi
Pendekatan Arsitektur Hijau, maka dapat bangunan dapat membantu dalam
disimpulkan sebagai berikut : proses termal bangunan untuk
1) Kebutuhan para pengguna jalan dan mendinginkan suhu ruangan
penumpang kendaraan bermotor pada sehingga dapat mengurangi tinggi
rest area di jalan lintas Pekanbaru- nya pemakaian energi listrik untuk
Dumai yaitu : mendinginkan suhu ruangan dengan
a. Pengisian bahan bakar kendaraan pendingin ruangan buatan. Jenis
(SPBU) vegetasi yang digunakan yaitu jenis
b. Makan, minum dan istirahat sejenak vegetasi peneduh. Terdapat pada
(Restoran, Kafe, dan Foodcourt) setiap fungsi bangunan rest area
c. Beribadah (Mushalla) dijalan lintas Pekanbaru-Dumai.
d. Istirahat dan relaksasi (Taman dan d. Energy production (berkaitan
Gazebo) dengan produksi energi)
e. Service kendaraan pribadi (Bengkel Fungsi bangunan yang
siaga) menggunakan energi listrik cukup
f. Membeli keperluan untuk besar pada rest area dijalan lintas
perjalanan dan keperluan perbankan Pekanbaru-Dumai ini adalah
(Drugstore, Minimarket dan ATM drugstore, minimarket, atm center
Center) dan bengkel siaga. Selain
g. Buang air besar / kecil (Toilet menggunakan sumber energi listrik
Umum) dari PLN, fungsi bangunan ini juga
2) Penerapan ketentuan-ketentuan menerapkan sistem photovoltaic
arsitektur hijau pada fungsi bangunan sebagai sumber energi listrik
rest area antara lain : cadangan.
a. Envelope (berkaitan dengan e. Water and waste (berkaitan
pelingkup ruang) dengan air dan sampah)
Pelingkup ruang atau kulit Penerapan water harvesting pada
bangunan terdapat pada fungsi site rest area berupa waduk buatan
bangunan ATM center, minimarket, berfungsi sebagai sumber air
drugstore, restoran, foodcourt, kafe, cadangan selain menggunakan air
kantor pengelola SPBU, toilet tanah. Untuk pengolahan sampah
umum, kantor pengelola rest area pada rest area ini sampah
dan bengkel siaga. dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu
b. Lighting (berkaitan dengan sampah organik dan anorganik.
pencahayaan) Untuk sampah organik diolah
kembali menjadi pupuk kompos

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 13


sebagai penyubur tanah dan vegetasi kantor utilitas dan taman dengan
disekitar site. gazebo terletak dibagian tengah site
3) Penerapan konsep earth friendly dan belakang. Hal ini dikarenakan
berdasarkan pada prinsip-prinsip fasilitas ini tergolong kepada fungsi
arsitektur hijau yang dibagi menjadi 2 semi publik yang membutuhkan
bagian yaitu pada bangunan dan tapak keprivasian dan tingkat kenyamanan
untuk mencapai keseimbangan antara terhadap pengguna (users).
ruang dalam bangunan dan ruang luar.
Sehingga rest area ini terintegrasi B. Saran
dengan alam sekaligus menjawab isu Dari hasil perancangan Rest Area
lingkungan yang berkembang saat ini dijalan lintas Pekanbaru-Dumai dengan
melalui aplikasi strategi perancangan pendekatan arsitektur hijau, maka penulis
arsitektur hijau kedalam fungsi dapat mengutarakan saran sebagai berikut:
bangunan. 1) Rest Area dijalan lintas Pekanbaru-
4) Dengan mempertimbangkan fungsi Dumai yang dirancang dapat
dari rest area ini maka rest dijalan mewadahi segala kebutuhan para
lintas Pekanbaru-Dumai ini terdiri dari pengendara dijalan lintas Pekanbaru-
beberapa jenis fasilitas : Dumai. Perancangan rest area ini
a. Fasilitas Utama menitikberatkan pada fungsi-fungsi
Terdiri dari SPBU, bengkel, bangunan yang menunjang fungsi rest
mushalla, dan toilet umum terletak area ini secara keseluruhan yaitu
dibagian depan kawasan rest area sebagai tempat perisitirahatan sejenak
karena fungsi bangunan ini menjadi selama didalam perjalanan.
kebutuhan utama bagi pengendara 2) Perancangan arsitektur hijau pada
jalan lintas Pekanbaru-Dumai terhadap rest area sebaiknya diterapkan
sehingga pencapaian terhadap pada area SPBU secara maksimal
bangunan dirancang berdekatan sampai ketahap mengaplikasikan
dengan ruas jalan lintas Pekanbaru- arsitektur hijau pada wadah
Dumai. penyimpanan bahan bakar kendaraan
b. Fasilitas Kuliner yang memenuhi standarisasi SPBU di
Terdiri dari restoran, kafe dan Indonesia.
foodcourt. Terletak dibagian
belakang site karena fungsi DAFTAR PUSTAKA
bangunan yang bersifat semipublic
untuk mewadahi kebutuhan Allison G.Kwok, AIA & Walter T.
pengendara jalan yang harus bersih Grondzik, PE, 2007. The Green
dari udara kotor yang disebabkan Studio Handbook Environmental
oleh kendaraan. strategies for schematic design,
c. Fasilitas Pendukung Oregon : Architectural Engineer,
Terdiri dari ATM Center, University of Oregon.
minimarket, drugstore. Terletak Ashihara Yoshinobu, 1974. Merencana
dibagian depan kawasan rest area Ruang Luar (Terjemahan), Surabaya
karena fungsi bangunan diakses : Fakultas Teknik Arsitektur, ITS.
oleh pengendara jalan lintas Brenda & Vale R, 1991. Green
Pekanbaru-Dumai dengan intensitas Architecture. Design For Sustainable
waktu yang tidak begitu lama Future. London : Thames & Hudson.
sehingga untuk pencapaian menuju Chandra, Agustina, 2012. Tugas Akhir.
bangunan bisa lebih efisien Rest Area di Mantingan Kabupaten
sedangkan fasilitas pendukung Ngawi, Surakarta : Universitas
lainnya seperti kantor pengelola, Muhammadiyah.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 14


Ching, Francis DK, 1999. Arsitektur : Perancangan Rest Area. Medan :
Bentuk, Ruang dan Susunannya, Universitas Sumatera Utara.
Jakarta: Erlangga. Nugroho Cahyo, Agung, 2011. Jurnal.
De Chiara, Joseph, 1990. Arsitektur : Sertifikasi Arsitektur Bangunan
Standar Perencanaan Tapak. Jakarta Hijau Menuju Bangunan yang
: Erlangga. Ramah Lingkungan¸ Bandar
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2004. Lampung : Universitas Bandar
Standarisasi Tentang Toilet Umum, Lampung.
Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1
Kebudayaan RI. Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Ditjen Perhubungan Darat, 2005. Buku Terbuka Hijau dikawasan Perkotaan
Petunjuk Tata Cara Berlalu Lintas, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Jakarta: Kementerian Perhubungan No.06/PRT/M/2007
RI. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
Dornbush Associates, 2011. Final Task 5 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Report Strategic Recommendations: Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Safety Rest Area Masterplan; Terbuka Hijau.
Prepared for The California Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Department of Transportation. Perumahan Rakyat No.
Dornbush Associates. 02/PRT/M/2015
Endar Sugiarto & Sri Sulartiningrum, Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007
1996. Pengantar Akomodasi dan tentang Penataan dan Pembinaan
Restoran, Jakarta : PT. Gramedia Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
Pustaka Utama. dan Toko Modern.
Futurarch 2008, Volume 3 Halaman Pusat Litbang Prasarana Transportasi,
2.Paradigma Arsitektur Hijau. Green 2003. Laporan Penelitian.
lebih sekedar hijau. Pengembangan Metode Analisis
Hakim, Rustam, 1987. Unsur Perancangan Resiko Investasi Jalan Tol. Jakarta:
Dalam Arsitektur Lansekap. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Bina Aksara. Soekresno, 2000. Pengertian dan
Hawkes, D. 1980. Bangunan Bentuk dan Klasifikasi Restoran, Jakarta : PT.
Penggunaan Energi. Arsitektur Gramedia Pustaka Utama.
Energi. London: Longmans. Sugiono, Dendy, 1998. Kamur Besar
Jhonaton,Davids. Building The Future Bahasa Indonesia, Jakarta : PT.
with Intention. Gramedia Pustaka Utama.
http//greenbuilding//.com. 12 Tirtoputro, Herdyanto, 2013. Tugas Akhir.
November 2014. Pkl 14:25 WIB. Rest Area di Temon Kulonprogo
Integrated Road Management System, Pendekatan Arsitektur Organik,
1999. Kondisi Jalur Lintas Timur Yogyakarta : Universitas Gadjah
Sumatera, Jakarta : Kementerian Mada.
Perhubungan RI. Undang – Undang No 14 Tahun 1992.
Karyono, Tri Harsono, 2010. Green Mengenai Lalu Lintas dan Angkutan
Architecture. Pengantar Pemahaman Jalan
Arsitektur Hijau di Indonesia. Undang – Undang No. 22 Tahun 2009
Jakarta : Raja Grafindo Persada. Mengenai Lalu Lintas Angkutan
Neufert, Ernst, 1999, Data Arsitek Jilid 1 Jalan.
Edisi 2. Jakarta : Erlangga Undang – Undang No. 26 Tahun 2007
Nugraha, Mestika, 2012. Tesis. Penerapan Mengenai Penataan Ruang.
Arsitektur Perilaku Pada

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 15


W.A, Marsum, 2005. Pengertian dan
Klasifikasi Restoran, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
www.alpensteel.com
www.pertamina.com
www.septictankbiotechsystem.com
Zulfery, 2004. Jurnal. Analisis Investasi
Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru
– Dumai. Bandung : Institut
Teknologi Bandung.

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 16

You might also like