Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Dede 1517202004
FAKULTAS EKONOMI
PROFESI AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2018
Perencanaan Pajak Dengan Pemanfaatan Beragam Fasilitas Perpajakan
Fasilitas PPh dibagi atas :
1. Fasilitas PPh untuk WP Badan Yang Berlaku Umum Berupa pengurangan tarif
sebesar 50% dari tarif Pasal 17 Undang-Undang PPh.
2. Fasilitas PPh untuk WP Badan yang berlaku khusus untuk kondisi, wilayah,
dan/atau industri tertentu.
a) Fasilitas pengurangan tarif 5% lebih rendah dari tariff umum PPh Pasal 17 ayat
(1) b UU PPh untuk WP Badan dalam negeri yang berbentuk perseroan
terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor
diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu
lainnya.
b) Fasilitas 31 A Undang-Undang PPh diberikan kepada :
Wajib Pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha
tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu yang mendapat prioritas tinggi
dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas perpajakan.
Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan Pasal 31 A UU PPh adalah :
Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 2007 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2011.
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur hal-hal sebagai berikut:
Pasal 1
Penanaman modal adalah investasi berupa aktiva tetap berwujud termasuk
tanah yang digunakan untuk kegiatan utama usaha, baik untuk penanaman
modal baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada.
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan atau dipindahtangankan.
Perluasan dari usaha yang telah ada suatu kegiatan dalam rangka
peningkatan kuantitas/kualitas produk, diversifikasi produk, atau perluasan
wilayah operasi dalam rangka pengembangan kegiatan dan produksi
perusahaan.
Bidang –bidang usaha tertentu adalah bidang usaha di sektor kegiatan
ekonomi yang mendapat prioritas tinggi dalam skala nasional.
Daerah-daerah tertentu adalah daerah yang secara ekonomis mempunyai
potensi yang layak dikembangkan.
Pasal 2 Ayat (1)
Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri berbentuk perseroan terbatas dan
koperasi yang melakukan penanaman modal.
Pasal 2 Ayat (2)
Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
jumlah penanaman modal, dibebankan selama 6 (enam) tahun masing-masing
sebesar 5% per tahun.
Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat.
Pengenaan pajak penghasilan atas dividen yang dibayarkan kepada subjek
pajak luar negeri sebesar 10%.
Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari
10 tahun.
Pasal 2 Ayat (2a) & (3)
Fasilitas Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dimanfaatkan setelah wajib pajak merealisasikan rencana penanaman modal paling
sedikit 80%.
Pasal 3
Wajib Pajak yang mendapat fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(2), sebelum lewat jangka waktu 6 (enam) tahun sejak tanggal pemberian fasilitas
tidak boleh :
a) Menggunakan aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas untuk tujuan selain
yang diberika fasilitas.
b) Mengalihkan sebagian atau seluruh aktiva tetap yang mendapatkan
fasilitas kecuali aktiva tetap yang dialihkan tersebut diganti dengan aktiva tetap
baru.
Fasilitas Pembebasan atau pengurangan PPh Badan dalam rangka Penanaman
modal berdasarkan pasal 29 PP 94 Tahun 2010 untuk WP Badan yang
melakukan penanaman modal baru yang merupakan industry pionir, yang tidak
mendapat fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A Undang-Undang Pajak
Penghasilan Pasal 29 ayat (1) dan (2) PP 94 tahun 2010 menyatakan : Kepada Wajib
Pajak yang melakukan penanaman modal baru yang merupakan industry pionir yang
tidak mendapatkan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A Undang-Undang
Pajak Penghasilan dapat diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak
Penghasilan Badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal.
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru pada bidang usaha tertentu yang dilakukan di
kawasan industri dan kawasan berikat;
2. Tambahan 1 tahun:
Apabila mempekerjakan sekurang-kurangnya 500 orang tenaga kerja Indonesia
selama 5 (lima) tahun berturut-turut;
3. Tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru memerlukan Investasi/pengeluaran untuk
infrastruktur ekonomi dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar
Rp10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah);
4. Tambahan 1 tahun:
Apabila mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri
dalam rangka pengembangan produk atau efisiensi produksi paling sedikit 5%
dari investasi dalam jangka waktu 5 tahun; dan/atau
5. Tambahan 1 tahun:
Apabila menggunakan bahan baku dan atau komponen hasil produksi dalam
negeri paling sedikit 70% sejak tahun ke-4.
Contoh:
PT ABC pada tahun 2007 ini, melakukan penanaman modal di kawasan industri di
kota Maumere (Nusa Tenggara Timur) dengan mendirikan pabrik bumbu masak dan
penyedap masakan. Pabrik tersebut mempekerjakan 750 orang tenaga kerja tetap
dan direncanakan dipekerjakan sampai tahun 2014. Bahan baku dan komponen yang
dipergunakan PT ABC dalam memproduksi bumbu masak dan penyedap makanan
tersebut adalah bahan baku dan komponen produksi dalam negeri. Terhadap PT
ABC diberikan fasilitas Pajak Penghasilan antara lain berupa kompensasi kerugian
selama 5 tahun + 3 tahun atau 8 tahun.
Pembebasan bea masuk atas impor mesin untuk pembangunan industri diberikan
untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya
keputusan pembebasan bea masuk. Jangka waktu pengimporan mesin untuk
pembangunan industri ini dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu pembangunan
industri tersebut sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan penanaman modal.
Berikutnya perusahaan yang telah menyelesaikan pembangunan industri serta
siap produksi dapat diberikan pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan
untuk keperluan produksi paling lama 2 tahun, sesuai kapasitas terpasang dengan jangka
waktu pengimporan selama 2 tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan
bea masuk.
Pembebasan bea masuk atas impor mesin dalam rangka pengembangan industri,
diberikan untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
berlakunya keputusan pembebasan bea masuk. Jangka waktu pengimporan dalam
rangka pengembangan industri ini dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu
pengembangan sebagaimana tercantum dalam surat persetujuan penanaman modal.
Amnesti pajak adalah program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada
Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi
administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas
harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan dalam
SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan membayar uang
tebusan.
3. Wajib Pajak yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengan
(UMKM)
4. melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau melunasi pajak yang
seharusnya tidak dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan
pemeriksaan bukti permulaan dan/atau penyidikan;
5. menyampaikan SPT PPh Terakhir bagi Wajib Pajak yang telah memiliki
kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; dan
6. mencabut permohonan:
o keberatan;
o banding;
o gugatan; dan/atau
Kapan berlakunya?
Amnesti Pajak berlaku sejak disahkan hingga 31 Maret 2017, dan terbagi kedalam 3
(tiga) periode, yaitu:
Fasilitas Amnesti Pajak yang akan didapat oleh Wajib Pajak yang mengikuti program
Amnesti Pajak antara lain:
1. penghapusan pajak yang seharusnya terutang (PPh dan PPN dan/atau PPn BM),
sanksi administrasi, dan sanksi pidana, yang belum diterbitkan ketetapan
pajaknya;
2. penghapusan sanksi administrasi atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan;
5. Penghapusan PPh Final atas pengalihan Harta berupa tanah dan/atau bangunan
serta saham
Konsekuensi
Harta yang direpatriasi wajib dinvestasikan ke dalam negeri selama 3 tahun sejak
dialihkan dalam bentuk:
8. bentuk investasi lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.