Professional Documents
Culture Documents
Miopia ODS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
BAB I
PENDAHULUAN
0
Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada
retina. Secara umum, terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada
retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada
satu titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan
kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang
sumbu bola mata.1
BAB II
LAPORAN KASUS
1
2.1 Identitas Pasien
Nama : Nn. NK
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Bima
No. RM : 601382
Tanggal Pemeriksaan : 23 Juni 2018
2.2 Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Pandangan kabur pada kedua mata.
2
Ayah pasien juga memiliki keluhan yang sama dengan pasien dan
menggunakan kacamata juga. Riwayat DM pada kakek pasien dan
riwayat hipertensi disangkal dalam keluarga.
E. Riwayat Alergi
Riwayat alergi obat dan makanan (-)
F. Riwayat Pengobatan
Pasien baru pertama kali berobat ke RSUP Provinsi NTB.
− Status Ophthalmologis
No Pemeriksaan OD OS
1. Visus
- Sc 6/50 6/18
- Ph 6/12 6/9
- Cc S-1.00 (6/6) S-0.75 (6/6)
4 Lapang pandang
3
Palpebra Hiperemi (-) (-)
Superior Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Spasme (-) (-)
Poliosis (-) (-)
6. Palpebra Edema (-) (-)
Inferior Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
7. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palpebra Cobble stone (-) (-)
Superior Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
8. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palbebra Cobble stone (-) (-)
Inferior Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
9. Konjungtiva Injeksi (-) (-)
Bulbi Konjungtiva
dan Siliar
Pendarahan (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)
10. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
Massa (-) (-)
11. Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Hifema (-) (-)
4
Hipopion (-) (-)
Bilik Mata
12. Depan
Iris Warna Coklat Coklat
Bentuk Bulat dan Bulat dan
regular regular
13. Pupil Bentuk Bulat, ukuran 3 Bulat, ukuran 3
mm mm
RCL (+) (+)
RCTL (+) (+)
14. Lensa Kejernihan Jernih Jernih
Gambar 1. ODS
5
Gambar 2. OD
Gambar 3. OS
6
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien di atas, didapatkan beberapa
permasalahan. Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah
sebagai berikut.
SUBJECTIVE
a. Keluhan penglihatan kabur pada kedua mata
b. Keluhan terjadi sejak lama dan perlahan.
c. Riwayat penggunaan kacamata selama 2 tahun
OBJECTIVE
Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan dan kiri didapatkan :
Visus natural OD 6/50 (pinhole 6/12), visus OS 6/18 (pinhole 6/9)
OD OS
2. Analisa Kasus
7
Pasien dengan keluhan penglihatan kabur dapat disebabkan karena
adanya kelainan atau gangguan pada media refraksi yaitu pada kornea sampai
retina. Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tegas tidak dibentuk pada
retina. Secara umum, terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata
sehingga menghasilkan bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada
retina, tetapi dapat di depan atau di belakang retina dan tidak terletak pada
satu titik fokus. Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan
kelengkungan kornea dan lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang
sumbu bola mata2,3.
Pasien mengeluhkan penglihatan kabur yang terjadi secara perlahan sejak
6 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan mata didapatkan penurunan visus.
Penglihatan kabur perlahan dengan mata yang tenang dapat disebabkan karena
adanya kelainan refraksi berupa miopi. Miopia adalah salah satu bentuk
kelainan refraksi dimana sinar yang datang sejajar dari jarak yang tak
berhingga difokuskan di depan retina saat mata tidak berakomodasi. Pasien
dengan myopia akan menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan
melihat jauh kabur atau pasien rabun jauh4.
Umumnya, miopi merupakan penyakit yang dapat terjadi pada semua
usia. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya miopi pada
seseorang, tetapi secara garis besar miopi disebabkan karena adanya kelainan
pada media refraksi. Miopi dapat terdiagnosis hanya dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik saja.3,5
Assessment
Diagnosis kerja: Miopia ODS
Diagnosis ini diajukan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang mendukung diagnosis tersebut antara lain sebagai berikut.
- Keluhan penglihatan kabur yang terjadi sejak 6 bulan yang lalu secara
perlahan.
- Riwayat penglihatan kabur sejak 2 tahun lalu dan sudah menggunakan
kacamata sejak 2 tahun lalu.
- Penurunan visus OD 6/50 (ph 6/12) dan OS 6/18 (ph 6/9)
8
Planning
Tatalaksana
Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata
difokuskan tepat di retina. Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara :
Cara optik
1. Kacamata (Lensa Konkaf)
Koreksi miopia dengan kacamata, dapat dilakukan dengan menggunakan
lensa konkaf (cekung/negatif) karena berkas cahaya yang melewati suatu lensa
cekung akan menyebar. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias
terlalu tinggi atau bila bola mata terlalu panjang seperti pada miopia, keadaan ini
dapat dinetralisir dengan meletakkan lensa sferis konkaf di depan mata. Lensa
cekung yang akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum masuk ke mata,
dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke arah retina.2,4
2. Lensa kontak
Lensa kontak dari kaca atau plastik diletakkan dipermukaan depan kornea.
Lensa ini tetap ditempatnya karena adanya lapisan tipis air mata yang mengisi
ruang antara lensa kontak dan permukaan depan mata. Sifat khusus dari lensa
kontak adalah menghilangkan hampir semua pembiasan yang terjadi dipermukaan
anterior kornea, penyebabnya adalah air mata mempunyai indeks bias yang
hampir sama dengan kornea sehingga permukaan anterior kornea tidak lagi
berperan penting sebagai dari susunan optik mata. Sehingga permukaan anterior
lensa kontaklah yang berperan penting.3,5
Cara operasi
Ada beberapa cara, yaitu :
1. Insisi Radikal
Untuk membuat insisi radial yang dalam pada pinggir kornea dan
ditinggalkan 4 mm sebagai zona optik.Pada penyembuhan insisi ini terjadi
pendataran dari permukaan kornea sentral sehingga menurunkan kekuatan
refraksi. Prosedur ini sangat bagus untuk miopi derajat ringan dan sedang.5
9
2. Laser photorefractive keratektomy (PRK)
Pada teknik ini zona optik sentral pada stroma kornea anterior difotoablasi
dengan menggunakan laser excimer (193 nm sinar UV) yang bisa menyebabkan
sentral kornea menjadi flat. Sama seperti RK, PRK bagus untuk miopi -2 sampai
-6 dioptri.5
3. Laser in-situ Keratomileusis (LASIK)
Pada teknik ini, pertama sebuah flap setebal 130-160 mikron dari kornea
anterior diangkat. Setelah Flap diangkat, jaringan midstroma secara langsung
diablasi dengan tembakan sinar excimer laser , akhirnya kornea menjadi flat.
Sekarang teknik ini digunakan pada kelainan miopi yang lebih dari - 12 dioptri.4,5
Kriteria pasien untuk LASIK:
Umur lebih dari 20 tahun.
Memiliki refraksi yang stabil,minimal 1 tahun.
Motivasi pasien
Tidak ada kelainan kornea dan ketebalan kornea yang tipis merupakan
kontraindikasi absolut LASIK
KIE
1. Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya.
2. Memberitahukan pasien untuk kontrol apabila keluhan memberat atau
tidak membaik.
3. Memberitahukan pasien untuk membaca dengan pencahayaan yang
cukup.
4. Memberitahukan pasien untuk menghindari membaca sambil tiduran.
5. Memberitahukan pasien agar tidak terlalu lama menggunakan gadget dan
mengistirahatkan mata jika mulai terasa lelah.
6. Memberitahukan pasien untuk terus memakai kacamatanya.
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad bonam
3. Ad sanationam : Dubia ad bonam
10
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
11
DAFTAR PUSTAKA
12