Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A
e
B
Kadar Air n
C
teruapkan (%) g
e D E
X
ri
n
Waktu
g pengeringan (menit)
T
Gambar1.2. kurva Hubungan antara kadar air teruapkan dan waktu pengeringan A
r
a
1.2.7. Higrometer
y
Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada
(
suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container)
T
penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry
r
box penyimpanan kamera. Kelembaban yang rendah akan mencegah pertumbuhan
a
jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Higrometer juga banyak
y
dipakai di ruangan pengukuran dan instrumentasi untuk menjaga kelembapan
a
udara yang berpengaruh terhadap keakuratan alat-alat pengukuran. Kini
t
Higrometer banyak dipakai untuk pengukur kelembaban ruangan pada budidaya
a
jamur, kandang reptil, sarang burung
u
walet maupun untuk pengukuran
kelembaban pada penetasan telur S
h
e
lf
D
r
y
Gambar 1.5. Higrometer
1.2.8. Anemometer
Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatanangin yang banyak
dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca.
Nama alat ini berasal dari kata Yunanianemos yang berarti angin. Perancang
pertama dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Selain
mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan angin
ituAnemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin dan untuk mengukur arah, anemometer merupakan salah satu
instrumen yang sering digunakan oleh balai cuaca seperti Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Kata anemometer berasal dari Yunani
anemos yang berarti angin, Angin merupakan udara yang bergerak ke segala arah,
angin bergerak dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain. Anemometer ini
pertama kali diperkenalkan oleh Leon Battista Alberti dari Italia pada tahun 1450.
Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-
baling atau mangkok yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah
angin. Makin besar kecepatan angin meniup mangkok-mangkok tersebut, makin
cepat pula kecepatan berputarnya piringan mangkok-mangkok. Dari jumlah
putaran dalam satu detik maka dapat diketahui kecepatan anginnya. Di dalam
anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan
angin.Fungsi Anemometer:
1.2.9. Batubara
Batu bara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk
dari sisa tumbuhan yang terhumifikasi, berwarna coklat sampai hitam yang
selanjutnya terkena proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun
sehingga mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya. Batu bara adalah
bahan tambang non logam yang sifatnya seperti arang kayu, tetapi panas yang
dihasilkan lebih besar. Komposisi penyusun batu bara terdiri dari campuran
hidrokarbon dengan komponen utama karbon. Di samping itu juga mengandung
senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang. Batu bara diklasifikasikan menurut
kadar kandungan karbon yang ada di dalamnya, yaitu berturut-turut makin besar
kadarnya lignite, bitumen, dan antrasit.
Batu bara hasil penambangan memiliki ukuran partikel yang beragam
sehingga pada pengolahannya perlu dilakukan pengayakan (screening) agar
ukuran partikel batu bara seragam dan dapat sesuai dengan spesifikasi pasar. Batu
bara ini akan dimasukkan ke alat screening dan akan terpisah sesuai ukuran mesh
pada ayakan. Partikel batu bara yang akan dilewatkan ke dalam alat screening
dapat dilihat pada gambar 1.7.
BAB II
METODOLOGI
Tabel 3.1.2 Data Berat Tray Keseluruhan dan Udara Panas Sebelum dan
Sesudah Melewati Tray Dengan Ukuran Batubara 12 mesh
Berat Tray +
Laju Alir
Batu bara + Air Sebelum Tray Sesudah Tray
Waktu Udara
(gram)
(menit) Pengering
(m/s) Dew Bubble % Dew Bubble
Tray 1 Tray 2 %RH
Point Point RH Point Point
0 0,6 471,82 201,44 31,5 46,4 68 31,5 49,6 54
10 0,6 455,21 188,26 29,9 45,2 67 28,3 40,2 53
20 0,6 432,05 164,8 27,2 42,9 52 41,3 47,4 43
30 0,6 412,46 144,9 28,3 41,6 49 29,9 46,3 42
40 0,6 390,80 120,00 31,1 45,3 47 30,7 47,6 41
50 0,6 378,98 105,30 36,9 43,4 44 33,6 52,0 39
60 0,6 374,70 102,50 29,5 45,4 43 48,7 49,6 53
70 0,6 374,00 102,20 24,4 45,0 41 26 49,2 29
Tabel 3.1.3 Data Berat Tray Keseluruhan dan Udara Panas Sebelum dan
Sesudah Melewati Tray Dengan Ukuran Batubara 10 Mesh
Berat tray +
Laju Alir
Batu bara + Air Sebelum Tray Sesudah Tray
Waktu Udara
(gram)
(menit) Pengering
Dew Bubble % Dew Bubble
(m/s) Tray 1 Tray 2 %RH
Point Point RH Point Point
0 0,6 471,82 201,44 26,4 29,4 89 27,8 35,8 65
10 0,6 457,90 186,06 38,6 39,5 91 31,5 41,9 58
20 0,6 444,01 168,18 43,9 50,70 80 34,8 51,3 43
30 0,6 424,10 149,40 44 51 79 34,9 51,6 41
40 0,6 407,63 129,7 30,7 37,5 71 31,5 48,9 40
50 0,6 387,43 109,59 39,1 46,7 68 35,2 37,1 39
60 0,6 377,44 103,10 26,8 34,6 64 26,4 43,8 35
70 0,6 374,59 102,28 26,5 41,6 52 27,5 51,3 29
80 0,6 373,90 101,87 25,2 39,0 47 27,9 52,7 27
90 0,6 373,80 101,79 22,3 38,5 43 26,7 52,5 25
3.3 Pembahasan
350
300
tray 1
250
Kadar Air (%)
200 tray 2
150
100
50
0
0 20 40 60 80
-50
Waktu (menit)
450
400
350
300
250
tray 1
200 tray 2
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Dari kurva laju pengeringan dengan ukuran partikel 12 mesh
pada gambar 1 menunjukan tray satu dan tray tiga memiliki
selisih laju pengeringan yang kecil dalam artian kemapuan
pengeringan di tray satu dan tray tiga kecepatannya dapat di
anggap sama. Pada tray 1 kadar air awal 371,09 % dan konstan
pada kisaran 0%.
2. Gambar 2 merupakan kurva laju pengeringan pada variasi laju
alir flow control lima, tray satu dan tray tiga memiliki selisih
laju pengeringan yang berbeda terlihat dari kurva proses
pengeringan mulai masuk pada menit ke 90 dan seterusnya.
3. Pada ukuran 10 mesh waktu yang dibutuhkan untuk
menurunkan kadar air 374,69 % pada tray 1 dan 386,689 %
pada tray 3 membutuhkan waktu 90 menit dan pada ukuran 12
mesh memerlukan waktu 70 menit.
4. Ukuran partikel akan mempengaruhi laju pengeringan semakin
besar ukuran partikel maka akan semakin lama laju yang
dibutuhkan untuk mengeringkan bahan dengan berat bahan
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
b. Tray 2
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
=
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
× 100%
53,68 − 25,77
= × 100% = 108,30%
25,77