You are on page 1of 7

Definisi

Hiperasiditas lambung adalah kondisi dimana konsentrasi asam lambung di dalam


saluran cerna tinggi.
Penyebab:
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hiperasiditas, antara lain (Sevak, 2000):
a. Kebiasaan diet yang tidak teratur.
b. Makanan (seperti makanan pedas, berlemak, makanan cepat saji).
c. Minuman berkafein.
d. Stres, Emosi & Kecemasan.
e. Insomnia (kurang tidur).
f. Kehilangan nafsu makan, makan berlebihan, makan terlalu cepat tanpa mengunyah
dengan tepat.
g. Obat-obatan aspirin, steroid atau obat anti-inflamasi lainnya.
h. Alkohol dan Rokok.
i. Operasi.
j. Kehamilan karena perubahan hormonal dan tekanan dari rahim pada perut.
l. Infeksi lambung dari bakteri Helicobacter Pylori.
Gejala Hiperasiditas
1. Rasa sakit dengan waktu yang sangat di perut bagian atas segera setelah makan.
2. Rasa terbakar pada ulu hati, dada, dan punggung.
3. Mual dan muntah.
4. Kembung.
5. Sendawa yang berlebihan.
6. Sakit kepala dan rasa penat.
7. Mulut terasa panas.
8. Kehilangan selera makan.

Komplikasi
a. Pyrosis
Pyrosis adalah rasa nyeri yang terjadi pada esophagus akibat dari iritasi asam (HCl).
Gejala yang sering timbul berupa nyeri di bagian belakang leher (Tedjasaputra, 2014).
b. Iritasi pada rongga mulut
Iritasi akibat asam yang terjadi pada rongga mulutmenyebabkan sekresi kelenjar ludah
yang berlebihan,terutama terjadi pada malam hari saat pasien terbangundari tidurnya karena
banyaknya cairan dalam mulutdan pada pemeriksaan dengan menggunakan lakmus
menunjukkan kadar asam yang tinggi. Hal ini dapat mengganggu metabolisme karbohidrat
(Tedjasaputra, 2014).
c. Konstipasi
Konstipasi pada hiperasiditas dapat terjadi akibat aktivitas vagus yang berlebihan
sehingga menyebabkan terjadinya spasme usus dan lambung (Tedjasaputra, 2014).
d. Ulkus peptik dan Ulkus duodenum
Sampai saat ini, banyak peneliti berpendapat bahwa hiperasiditas yang terjadi dalam
jangka panjang dapat menyebabkan terbentuknya ulkus peptik. Hal yang membedakan ulkus
peptik dan ulkus duodenum adalah pada ulkus peptik selalu terjadi retensi makanan
sedangkan pada ulkus duodenum pengosongan lambung terjadi lebih cepat dari normal
meskipun terjadi spasme pylorus sehingga sering terjadi nyeri saat lapar. (Tedjasaputra,
2014).
e. Gastritis
Kebanyakan kasus gastritis kronik berhubungan denganhiperasiditas. HalHipersekresi
pada gastritis ditunjukkan denganadanya lebih dari 20 cc cairan jernih asam kuat
padalambung yang terjadi pada saat puasa (Tedjasaputra, 2014).
Terapi Farmakologi
1. Antasida
Contoh : promag, sanmag
- Berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit pada bagian perut dengan cara menetralkan
asam lambung.
- Efek samping yang dapat timbul, seperti mual, muntah, diare, dan pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan batu ginjal dan osteoporosis.
- Diminum sebelum makan
Promag :
- Berfungsi untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubugan dengan kelebihan asam
lambung.
- Efek samping yang umum terjadi adalah sambelit, diare, mual muntah, dan gejala-
gejala tersebut akan hilang apabila pemakaiannya dihentikan.
- Interaksi : penggunaan bersama dengan simetidin dan tetrasiklin dapat mengurangi
penyerapan obat.
- Waktu minum obat : pada saat merasakan sakit, di minum sebelum makan. Dikunyah
terlebih dahulu sebelum ditelan.
- Perhatian : pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
- Simpan di bawah suhu 30oC dan hindarkan dari sinar matahari.

2. Reseptor AH2
Contoh : simetidin, ranitidine, famotidine, dan nizatidine.
- Berfungsi untuk menurunkan sekresi asam lambung.
- Efek samping yang dapat ditimbulkan adalah pusing, mual, sakit kepala, diare.
- Dapat digunakan sebelum atau sesedah makan
Ranitidin :
- Berfungsi untuk menangani gejala dan penyakit akibat produksi amas lambung yang
berlebihan.
- Efek samping yang timbul akibat penggunaaan obat ini adalah sakit kepala, pusing
mual, diare atau konstipasi, nyeri pada perut.
- Interaksi : menurunkan bersihan warfarin, prokainamid. Meningkatkan penyerapan
dari midazolam dan menurunkan penyerapan dari kobalamin.
- Perhatian : pasien dengan gangguan fungsi hati, ginjal, hamil dan menyusui.
- Dapat digunakan sebelum atau sesedah makan. Langsung ditelan, jangan dikunyah.
3. Proton Pump Inhibitor
Contoh : omeprazole, alnsoprazol, rabeprazole
- Bekerja lebih aktif dibandingakan dengan reseptor AH2
1) Proton Pump Inhibitor
a. Omeprazole
Nama obat : Omeprazole
Komposisi : Omeprazole
Dosis: Dws; Sehari 1x 20-40 mg. Lama terapi; tukak usus 2-4 minggu. Tukak
lambung dan reflex esofagitis yang erosive 4-8 minggu.
Bentuk sediaan : Kapsul 20 mg
Kegunaan obat : Omeprazole dapat mencegah naiknya asam lambung dengan
cara menekan sekresi asam lambung.
Harga obat : Dus 30 kap 20 mg : Rp. 11.300,-
Cara penggunaan : Diminum 1 x sehari sebelum makan
Lama pemakaian : 4-8 minggu
b. Lansoprazole
Nama obat : Lansoprazole
Komposisi : Lansoprazole
Dosis: Dws; Sehari 1x 30 mg
Bentuk sediaan : Kapsul 30 mg
Kegunaan obat : Lansoprazole dapat mencegah naiknya asam lambung dengan
cara menekan sekresi asam lambung.
Harga obat : Dus 20 kap 30 mg : Rp. 29.730,-
Cara penggunaan : Diminum 1 x sehari sebelum makan atau 1 jam setelah
makan
Lama pemakaian : 4-8 minggu

4. Gastroprotektor
1) Trikalium Disitratobismutat
Nama obat : Trikalium Disitrobismutat
Komposisi : Trikalium Disitrobismutat
Dosis: Sehari 2 kali 2 tablet atau sehari 4 kali 1 tablet
Bentuk sediaan : Tablet 120 mg
Kegunaan obat : melindungi mukosa lambung dari asam
Cara penggunaan : Ditelan dengan setengah gelas air, dua kali sehari diminum
30 menit sebelum makan pagi dan 30 menit sebelum makan malam. Emoat kali
sehari harus diminum sebagai berikut; dosis pertama diminum sebelum sarapan,
dosis berikutnya pada makan siang dan makan malam, dan dosis terakhir diminum
2 jam setelah makan malam. Jangan minum antasid sebelum dan sesudah minum
obat ini.
2) Sukralfat
Nama Obat : Sukralfat
Komposisi : Sukralfat
Dosis dan Cara Penggunaan : 2g 2x sehari (pagi saat perut kosong dan sebelum
tidur malam) atau 1g 4x sehari ( saat perut kosong 1 jam sebelum makan atau 2 jam
sesudah makan dan sebelum tidur malam) maksimal 8g sehari
Bentuk Sediaan Obat : Tablet dan Suspensi
Kegunaan Obat : Mengatasi kelebihan asam lambung dengan cara membantu dalam
pembentukan lapisan pelindung lambung (prostaglandin)
Lama Pemakaian : 4-6 minggu atau pada ulkus yang resisten 12 minggu
Interaksi Obat : Menurunkan absorpsi siprofloksasin, norfloksasin, tetrasiklin,
fenitoin, ketokonazol, tiroksin, mungkin menurunkan absorpsi warfarin dan glikosida
jantung.
Penyimpanan : Simpan dilemari obat terkunci, pada suhu kamar, tidak ditempat yang
lembab dan terpapar sinar matahari langsung. Hindari dari jangkauan anaik-anak.
Perhatian :
- KI : Anak-anak
- ES : Konstipasi, diare, mual, gangguan pencernaan, gangguan lambung, mulut
kering, ruam, gatal-gatal, nyeri punggung, pusing, sakit kepala, vertigo dan
mengantuk.
Saran : Tablet didispersikan dalam 10-15 ml air, antasida tidak boleh diberikan
setengah jam sebelum atau sesudah pemberian sukralfat
Contoh Sediaan yang beredar :
Inpepsa (Pratapa Nirmala) Suspensi 500mg/ml (K)
Ulcron (Coronet) Tablet 500 mg (K)
Ulsidex (Dexa Medica) Kaptab 1g; Tablet 1g (K)
3) Analog Prostaglandin
Nama Obat : Misoprostol
Komposisi : Misoprostol
Dosis dan Cara Penggunaan : Tukak lambung dan duodenum serta tukak karena
AINS, 800 mcg sehari (dalam 2-4 dosis terbagi) dengan sarapan pagi dan sebelum
tidur malam. Profilaksis tukak lambung karena AINS dan tukak duodenum 200 mcg
2-4 kali sehari bersama AINS nya.
Bentuk Sediaan Obat : Tablet
Kegunaan Obat : mengurangi sekresi asam lambung, menambah sekresi mucus,
sekresi bikarbonat dan meningkatkan aliran darah mukosa.
Lama Pemakaian : Tidak kurang dari 4 minggu
Interaksi Obat :
Penyimpanan : Simpan dilemari obat terkunci, pada suhu kamar, tidak ditempat yang
lembab dan terpapar sinar matahari langsung. Hindari dari jangkauan anaik-anak.
Perhatian :
- KI : Ibu hamil, wanita subur kecuali jika menggunakan kontrasepsi yang tepat,
riwayat alergi terhadap prostaglandin
- ES : Diare, nyeri abdomen, dyspepsia, kembung, mual, muntah, perdarahan
vagina yang abnormal, ruam, pusing
Mengatasi : Hentikan penggunaan obat atau dosis dikurangi dengan cara
memberikan dosis tunggal tidak lebih dari 200 mcg dan untuk diare dihindari
menggunakan antasida yang mengandung magnesium)
Contoh sediaan yang beredar :
Gastrul
Cytotec (Searle, England) Tablet 200 mcg (K)
Terapi Non Farmakologi
Atur Waktu Istirahat Dengan Baik
Ubah Kebiasaan Bergadang

Mari hindari kebiasaan merokok

Biasakan Makan Tepat Waktu


Hindari Makanan Pedas

Hindari diet yang berlebihan

You might also like