You are on page 1of 3

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


RUMAH SAKIT
Jalan Ahmad Yani Nomor 200 Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo 57161
Telepon/Faksimile (0271) 7461665, e-mail: rsuns@mail.uns.ac.id
Laman : rs.uns.ac.id

ASFIKSIA NEONATURUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

00 ... / 3
04/ICU.Yan/2017
RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
(RS UNS)

Tanggal Terbit : Ditetapkan


Direktur RS UNS

STANDAR PROSEDUR
3 Januari 2017
OPERASIONAL
(SPO)
Prof. Dr. ZainalArifin Adnan, dr.,
Sp.PD-KR, FINASIM
NIP 195106011979031002

Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas spontan dan teratur
PENGERTIAN
setelah lahir

Menyelamatkan dan mencegah kematian bayi


TUJUAN Mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala-gejala
lanjut yang mungkin timbul

KEBIJAKAN

1. Selalu cuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih/DTT sebelum


menangani bayi baru lahir.
2. Pastikan bahwa suhu ruangan hangat (untuk mencegah hipotermi)
3. Waspada untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap
kelahiran bayi, siapkan semua peralatan yang diperlukan dalam
keadaan bersih, tersedia dan berfungsi baik
4. Segera setelah bayi lahir, nilai keadaan bayi, letakan diperut ibu dan
PROSEDUR segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah
kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk baru
yang bersih dan hangat
5. Nilai bayi dengan cepat untuk memastikan bahwa bayi
bernafas/menangis sebelum menit pertama nilai APGAR, jika bayi tidak
menangis dengan keras, bernafas dengan lemah atau bernafas cepat
dan dangkal, pucat/biru dan atau lemas
- Baringkan terlentang dengan benar pada permukaan yang datar,
kepala sedikit di tengadahkan agar jalan nafas terbuka. Bayi harus
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT
Jalan Ahmad Yani Nomor 200 Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo 57161
Telepon/Faksimile (0271) 7461665, e-mail: rsuns@mail.uns.ac.id
Laman : rs.uns.ac.id

ASFIKSIA NEONATURUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

00 ... / 3
04/ICU.Yan/2017
RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
(RS UNS)

tetap diselimuti untuk mencegah hipotermi.


- Hisap mulut dan kemudian hidung bayi dengan lembut dengan bola
karet penghisap DTT/ penghisap Delee DTT/steril. Jangan masukan
alat penghisap terlalu dalam pada kerongkongan, karena
menyebabkan bradikardi, denyut jantung yang tidak teratur/spasme
pada laring/ tenggorokan bayi.
- Berikan stimulasi taktil dengan lembut pada bayi (gosok punggung
bayi atau menepuk dengan lembut atau menyentil kaki bayi,
keduannya aman dan efektif untuk menstimulasi bayi)
- Nilai ulang keadaan bayi. jika mulai menangis/bernafas dengan
normal, tidak diperlukan tindakan lanjutan. Lanjutkan perawatan
pada bayi baru lahir yang normal
6. Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir
- Letakkan bayi dipermukaan yang datar, diselimuti dengan baik
- Periksa kembali posisi BBL, kepala harus sedikit ditengadahkan
- Pilih masker yang ukurannya sesuai (no 0 untuk bayi kecil/ no 1
untuk bayi cukup bulan). Gunakan ambubag dan masker/sungkup.
- Pasang masker dan periksa perlekatnnya. Pada saat dipasang
dimuka bayi, masker harus menutupi dagu, mulut dan hidung.
7. Remas kantung ambubag

- Periksa perlekatnnya dengan cara ventilasi dua kali dan amati


apakah dadanya mengembang. Jika dada bayi mengembang, mulai
ventilasi dengan kecepatan 40-60x/menit
- Jika dada bayi tidak mengembang
o Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
o Periksa hidung dan mulut apakah ada darah, mucus/cairan
ketubanlakukan penghisapan jika perlu.
o Remas kantung ambubag lebih keras untuk meningkatkan
tekanan ventilasi
- Ventilasi bayi selama 1 menit, lalu hentikan. Nilai dengan cepat
apakah bayi bernafas spontan (30-60x/menit) dan tidak ada
pelekukan dada/dengkuran, tidak diperlukan resusitasi lebih lanjut.
Teruskan dengan langkah awal perawatan BBL.
8. Lanjutkan ventilasi sampai keadaan bayi membaik/selama 30 menit (
ditandai dengan kulit merah muda, menangis atau bernafas spontan)
9. Kompresi dada
Jika memungkinkan, dua tenaga kesehatan terampil diperlukan untuk
melakukan ventilasi dengan kompresi dada
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT
Jalan Ahmad Yani Nomor 200 Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo 57161
Telepon/Faksimile (0271) 7461665, e-mail: rsuns@mail.uns.ac.id
Laman : rs.uns.ac.id

ASFIKSIA NEONATURUM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

00 ... / 3
04/ICU.Yan/2017
RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
(RS UNS)

-Kebanyakan bayi akan membaik hanya dengan ventilasi


-Jika ada 2 tenaga kesehatan terampil dan pernafasan bayi
lemah/kurang 30x/menit dan detak jantung  60x/menit setelah
ventilasi selama 1 menit. Tenaga kesehatan kesua dapat mulai
melakukan kompresi adada dengan kecepatan 3 kompresi dada
berbanding 1 ventilasi
- Harus berhati-hati pada saat melakukan kompresi dada , tulang
rusuk bayi masih peka dan mudah patah, jantung dan paru-parunya
mudah terluka
- Lakukan tekanan pada jantung dengan cara meletakan kedua jari
tepat dibawah garis putting bayi ditengah dada dengan jari-jari lurus,
tekan dada sedalam 1-1,5 cm
10. Setelah bayi bernafas normal, periksa suhu. Jika dibawah 36,5oC
atau punggung sangat dingin, lakukan penghangatan yang memadai,
ikuti standar 13. Jika tidak terdapat alat-alat, kontak kulit ibu-bayi
akan sangan membanu menghangatkan bayi dengan mendekapkan
bayi kepada ibunya rapat kedada lalu diselimuti ibu yang sedang
mendekap bayinya.
11. Perhatikan warna kulit bayi, pernafasan dan nadi bayi selama 2 jam,
ukur suhu tubuh bayi setiap jam hingga mormal (36,5oC - 37,5oC)
12. Jika kondisinya memburuk, rujuk kefasilitas rujukan terdekat
dengan tetap melakukan penghangatan.
13. Pastikan pemantauan yang sering pada bayi selama 24 jam
selanjutnya jika tanda-tanda kesulitan bernafas kembali terjadi,
persiapkan untuk membawa bayi segera ke rumah sakit yang paling
tepat

- Kamar bersalin/VK
UNIT TERKAIT - IBS
- IGD

You might also like