Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Pembimbing :
STASE GERIATRI
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah oleh karenaatas berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan diskusi kasus geriatri ini.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
dalam kepaniteraan klinik di stase Geriatri Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta.Dalam kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada:
Penyusun menyadari bahwa makalah tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu,
semua kritik serta saran yang membangun sangat penyusun harapkandalam rangka perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan orang-orang
yang terkait dalam pembuatannya, terutama dalam hal membuka wawasan dan ilmu pengetahuan
dalam bidang geriatri.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
ILUSTRASI KASUS
1.2 Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 12 Juni 2015
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD mengeluh nafas menjadi memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak tidak
dipengaruhi perubahan posisi dan aktivitas. Pasien juga mengeluh mual dan
muntah.Muntah berupa cairan. Muntah sebanyak lebih dari 3x/hari.. Pasien juga
mengeluh wajah terutama kelopak mata, kedua kaki, kedua tangan dan perut
membengkak sejak 15 hari SMRS.
4
BAB tidak ada keluhan dengan frekuensi 2-3x/hari. BAB hitam seperti aspal disangkal.
BAK dirasakan menjadi sedikit. Pasien mengeluh nafsu makan berkurang sejak satu
bulan yang lalu.Pasien juga merasa lemas dan pucat Menurut keluarga pasien, pasien
selalu menolak makan dan harus dipaksa terlebih dahulu untuk makan. Pasien hanya
makan 2 kali sehari dan hanya 3-4 sendok. Berat badan pasien menurun sejak 3 bulan
terakhir namun tidak ditimbang sebelumnya. Pasien hanya tidur sekitar 4 jam dan sering
terbangun pada malam hari Sejak 1 bulan terakhir pasien sering mengurung diri di dalam
kamar dan hanya beberapa kali keluar ruangan untuk ke kamar mandi . Pasien juga sering
terlihat melamun di teras rumah. Pasien nampak murung dan sedih.Perubahan perilaku
pasien sejakkematian istrinya 3 bulan yang lalu karena stroke. Pasien merasa bersalah
atas kematian istrinya karena terlambat membawa ke rumah sakit. Sejak kematian
istrinya, pasien tidak bersemangat hidup, pasien juga menjadi malas untuk berobat.
Pasien juga merasa tidak berguna karena sedang menderita sakit yang semakin lama
semakin memberat. Percobaan bunuh diri maupun mengatakan ingin bunuh diri
disangkal.
5
Riwayat Kebiasaan
Pasien sehari – hari makan 2 kali sehari sejak 1 tahun yang lalu . Pasien suka makan
makanan berminyak namun sudah mulai berkurang sejak 2 tahun yang lalu.Pasien
mengaku memiliki kebiasaan merokok sejak umur 20 tahun, sebanyak 1/2 bungkus per
hari, namun sudah berhenti sejak 10 tahun lalu. Pasien mengaku tidak mempunyai
kebiasaan konsumsi alkohol. Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang dan narkoba
suntik disangkal. Pasien mengaku jarang berolah raga.
Riwayat Sosial
Pasien dapat secara mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti ganti baju, ke
kamar mandi, dan makan meskipun sangat terbatas dan sangat lamban saat
mengerjakannya. Namun saat ini, Pasien tidak mampu bangun dari tempat tidur
sendiri.Dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti ganti baju, ke kamar mandi, dan
makan harus dibantu oleh anaknya.
Analisis Keuangan
Sebelumnya pasien bekerja sebagai guru dan pensiun sejak 2 tahun yang lalu, saat ini
kehidupan pasien dibiayai oleh anak pasien.
Analisis Gizi
BB : 52 kg
6
TB : 170 cm
IMT : 17,9 (Underweight)
BBI kg = (TB cm – 100) – 10%
(170 – 100) – 7= 63 kg
Status gizi = BB aktual : BB idaman
52 : 63 = 82,5%
- Kebutuhan basal
L = BBI kg x 30 kalori
7
Genogram
8
Ketika masih SMP pasien selalu naik kelas dan tidak ada hambatan pada belajarnya,
begitu juga ketika pasien SMA. Setelah lulus SMA pasien melanjutkan kuliahnyadi
IKIP jurusan pendidikan keguruan
c. Perkembangan Kognitif dan Motorik
Pasien dapat membaca, menulis dan berhitung dengan baik.
d. Problem Emosi atau Fisik Khusus Remaja
Pasien tidak pernah terlibat perkelahian atau kecelakaan yang serius serta masalah
emosi khusus.
e. Riwayat Psikoseksual
Saat kuliah pasien pernah memiliki banyak pacar.
f. Riwayat Sekolah
Pasien merupakan lulusan S1 jurusan pendidikan guru
9
Pasien beragama Islam dan selalu melaksanakan solat 5 waktu namun pasien jarang
salat berjamaah di masjid, pasien sering membaca Al Quran.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang berkaitan dengan hukum.
Status Mental
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang pria, berusia 62 tahun 7 bulan dan berpenampilan fisik sesuai usia
kronologis. Kulit sawo matang, rambut jarang, sebagian besar rambut berwarna
putih. Kebersihan dan kerapihan diri baik.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Selama wawancara, pasien berbaring dengan posisi setengah duduk karena sesak.
Kontak mata adekuat dan dapat berkomunikasi dua arah dengan pemeriksa.
3. Sikap Terhadap pemeriksa
Selama wawancara, pasien kooperatif.
Mood : Hipotim
10
C. Pembicaraan
Pasien hanya menjawab pertanyaan yang diajukan pemeriksa dan seringkali diam.
Volume suara kecil. Intonasi suara kurang, artikulasi kurang jelas dan bahasa dapat
dimengerti oleh pemeriksa.
D. Gangguan Persepsi
E. Pikiran
- Arus Pikir :
Produktivitas: Koheren, Sedikit, pasien hanya menjawab apa yang ditanya oleh
pemeriksa dan ide cerita sedikit.
Hendaya berbahasa: Tidak ada.
- Isi pikir :
Preokupasi : Tidak ada
Waham : Tidak ada waham
11
- Waktu : Baik (pasien mengetahui bahwa hari pemeriksaan dilakukan di sore hari)
- Tempat : Baik (pasien mengetahui tempat pasien di rawat)
- Orang : Baik ( pasien dapat mengenali keluarga dan pemeriksa)
5. Daya Ingat
Segera : Baik (pasien dapat mengulang kata buku, pensil dan meja.)
Jangka pendek : Baik,( pasien dapat mengingat menu sarapan hari ini.)
Jangka panjang: Baik, (pasien ingat dulu bersekolah dimana.)
6. Konsentrasi
Baik ( pasien dapat mengurangi 100 dikurangi 7)
7. Perhatian
Baik (pasien dapat memusatkan perhatian saat ditanya)
8. Kemampuan membaca dan menulis
Baik (pasien dapat membaca dan menulis)
9. Pikiran abstrak
Baik ( pasien dapat mengartikan istilah “ada gula, ada semut”.)
10. Intelegensia dan informasi
Baik (pasien tidak bisa menghitung hitungan sederhana)
11. Kemampuan menolong diri
Terganggu, pasien membutuhkan pertolongan orang lain untuk melakukan kegiatan
sehari-hari selama di RSUD Tangerang Selatan.
G. Pengendalian impuls
Berdasarkan riwayat gangguan sekarang, pengendalian impuls pasien baik.
I. Tilikan : Derajat 5
J. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
12
2.1 Pemeriksaan Fisik
B. Tanda Vital
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 88 kali/menit, reguler, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit, regular
Suhu : 36,7 ºC
13
Palpasi : Vokal fremitus pada paru kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi :vesikular di kedua lapang paru menurun, ronkhi (-/-) wheezing (-/-)
E. Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :Ictus cordis teraba setinggi ICS 5, 1 jari medial dari linea
midclavikularis kiri
Perkusi :Batas jantung kanan setinggi ICS 4 linea sternalis kanan, Batas
jantung kiri setinggi ICS 5, 1 jari medial linea midclavicularis
kiri
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal reguler, murmur (-), dan gallop (-)
F. Abdomen
Inspeksi : Tampak membuncit, massa (-) venaektasi (-), caput medusa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal,
Palpasi :Supel, buncit, nyeri tekan pada epigastrium (+). hepar dan
lien tidak teraba.
Perkusi : Shifting dullness (+)
14
Kranialis
1 N.I Tidak diperiksa
2 N. II Visus : tidak diperiksa
Lapang pandang normal
Funduskopi tidak dilakukan
3 N. II dan Pupil bulat isokhor 3 mm/ 3 mm, RCL/RCTL : + / +
III
4 N. IV Ptosis (-), pasien dapat membuka mata sempurna.
Daya akomodasi dextra dan sinistra baik
5 N. III, IV Pergerakan mata ke segala arah baik
dan VI
o Gerakan Involunter
15
Tremor :-
Chorea :-
Atetose :-
Mioklonik :-
Tics :-
o Fungsi Cerebellar dan Koordinasi
Ataxia : tidak dilakukan
Tes Rhomberg : tidak dilakukan
Disdiadokinesia : tidak ada
Jari-Jari : baik
Jari-Hidung : baik
Tumit-Lutut : baik
o Fungsi Otonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Sekresi Keringat : Baik
o Refleks-refleks Fisiologis
Bisep : +2/+2
Trisep : +2/+2
Radius : +2/+2
Patella : tidak dilakukan
Achilles : tidak dilakukan
o Refleks-refleks Patologis
Hoffman Tromer : - / -
Babinsky :-/-
Chaddok :-/-
Oppenhiem : - /-
Gordon :-/-
Gonda : -/-
Schaefer :-/-
Klonus lutut :-/-
16
Abreviated Mental Test (AMT)
17
No. Pertanyaan Jawaban Skor
SKOR AMT
0-3: Gangguan ingatan berat
4-7: Gangguan ingatan sedang
8-10: Normal 9
Kajian GDS
18
Uraian Jawaban
Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan Anda? Y T 0
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan danY T 1
minat atau kesenangan anda?
Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Y T 1
Apakah anda merasa bosan? Y T 0
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?Y T 1
Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadiY T 1
pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidupY T 1
anda?
Apakah andasering merasa tidak berdaya? Y T 1
Apakah andalebih senang tinggal di rumah daripada pergiY T 1
ke luar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa punya banyak masalah dengan dayaY T 0
ingat anda dibandingkan dengan kebanyakan orang?
Apakah andapikir bahwa hidup anda sekarang iniY T 1
menyenangkan?
Apakah anda merasa kurangdihargai? Y T 0
Apakah anda merasa penuh semangat ? Y T 1
Apakah andamerasa bahwa keadaan anda tidak adaY T 1
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baikY T 1
keadaannya dari anda?
Hasil 10
0-4 : tidak mengalami depresi
5-9 : kemungkinan depresi
≥ 10 : depresi
19
PEMERIKSAAN STATUS FUNGSIONAL
Kajian Indeks ADLBarthel
- Sebelum sakit
Fungsi Skor maksimal Nilai
Mengendalikan rangsang BAB 2 2
Mengendalikan rangsang BAK 2 2
Membersihkan diri 1 1
Penggunaan jamban 2 2
Makan 2 2
Berbaring ke duduk 3 3
Berpindah/ berjalan 3 3
Memakai baju 2 2
Naik turun tangga 2 1
Mandi 1 1
Hasil 19
20 : mandiri
12-19 : ketergantungan ringan
9-11 :ketergantungan sedang
5-8 : ketergantungan berat
0-4 : ketergantungan total
Setelah sakit
Fungsi Skor maksimal Nilai
Mengendalikan rangsang BAB 2 2
Mengendalikan rangsang BAK 2 2
Membersihkan diri 1 0
Penggunaan jamban 2 1
Makan 2 1
Berbaring ke duduk 3 2
Berpindah/ berjalan 3 1
20
Memakai baju 2 2
Naik turun tangga 2 0
Mandi 1 0
Hasil 12
20 : mandiri
12-19 : ketergantungan ringan
9-11 :ketergantungan sedang
5-8 : ketergantungan berat
0-4 : ketergantungan total
INDEKS ACTIVITY DAILY LIVING (ADL) didapatkan skor sebelum sakit 20 yang
bermakna pasien mandiri sedangkan setelah sakit skor ADL adalah 12 yang
menunjukkan pasien dengan ketergantungan ringan
Kajian MMSE
Pertanyaan Max Nilai
ORIENTASI
Sekarang ini? (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) 5 2
Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (RS), 5 4
(lantai/kamar)
REGISTRASI
Sebutkan 3 objek: tiap satu detik, pasien disuruh mengulangi 3 3
nama ketiga objek tadi. Nilai 1 untuk tiap nama objek yang
disebutkan benar. Ulangi lagi sampai pasien menyebut
dengan benar: buku, pensil, kertas
ATENSI DAN KALKULASI
Pengurangan 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban 5 5
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban, atau eja secara
terbalik kata “W A H Y U ” (nilai diberi pada huruf yang
benar sebelum kesalahan).
21
MENGENAL KEMBALI
Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama objek di atas tadi 3 2
BAHASA
Menyebut : pensil, buku 2 2
Mengulang : “namun, tanpa, bila” 1 1
Pasien disuruh melakukan perintah: “Ambil kertas itu dengan 3 3
tangan anda, lipatlah menjadi 2, dan letakkan di lantai”
Pasien disuruh membaca, kemudian melakukan perintah 1 1
kalimat “pejamkan mata”
Menulis spontan 1 1
Menggambar bentuk 1 1
Hasil 25
Severity
24-30 : tidak ada gangguan kognitif
18-23 : gangguan kognitif sedang
0-17 : gangguan kognitif berat
Range
< 21 peningkatan kemungkinan demensia
Education
Tidak normal untuk pendidikan setingkat SD
Tandailah tingkat kesadaran manula pada garis aksis di bawah ini dengan huruf x
Sadar ( x ) Somnolen ( ) Stupor ( ) Koma ( )
22
Trombosit 189 173 185 146 150-440 ribu/ul
Eritrosit 3,73 3,56 3,69 3,07 3.80-5.20 juta/ul
FUNGSI HATI
SGOT 12 0-34 U/l
SGPT 5 0-40 U/l
Albumin 3 3,40-4,80 g/dl
FUNGSI
GINJAL
Ureum darah 88 107 20-40 mg/dl
Kreatinin darah 146 13 14,1 0.6-1.5 mg/dl
13,3
ELEKTROLIT
AGD
pH 7,292 7.370-7.440
PCO2 18 35.0-45.0 mmHg
PO2 147,8 83.0-108.0 mmHg
BP 757
HCO3 8,5 21.0-28.0 mmol/L
23
O2 saturasi 98,7 95.0-99.0 %
BE -15,4 -2.5-2.5 mmol/L
Total CO 9,1 19.0-24.0 mmol/L
SERO-
IMUNOLOGIS
HEPATITIS
HbsAg Negatif
Anti HCV Negatif Negatif
Negatif
Tidak tampak kelainan pada tulang dan jaringan lunak yang tervisualisasi
24
USG abdomen (11/6/2015)
- Hepar: Ukuran dan bentuk normal. Permukaan regular, tepi tajam.
Echogenitas parenkim meningkat homogen. Tidak tampak lesi lokal. Sistem biliar
intrahepatik, vena hepatika dan vena porta tidak melebar. Tidak tampak efusi
pleura, tidak tampak ascites.
- Kandung empedu: Ukuran dan bentuk normal. Dinding tak menebal. Tidak tampak lesi
fokal maupun batu intravesika.
- Pankreas: Besar dan bentuk normal. Tidak tampak lesi fokal. Tidak tampak pelebaran
duktus pankreatikus.
- Spleen: Besar dan bentuk normal, echogenitas homogen, tidak tampak lesi fokal. Tidak
tampak pelebaran vena lienalis.
- Ginjal kanan kiri : Ukuran mengecil. Diferensiasi korteks medulla tidak jelas.
Echogenitas meningkat. Tidak tampak pelebaran sistem pelviokalises.
Tidak tampak batu maupun lesi fokal.
- Aorta : Kaliber baik. Tidak tampak pembesaran kelenjar limfe paraaorta
25
- Vesika urinaria: Ukuran dan bentuk baik, tidak tampak penebalan dinding. Tidak tampak
batu maupun lesi fokal.
- Kesan : hepar dalam batas normal
Sesuai gambarananchronic kidney disease bilateral
EKG 08/06/2015
SR, HR 90 x/mnt, Normoaxis, Gel P 0,08, Interval PR 0,16, QRSkompleks 0,08, ST Elevasi -,
Tinverted -, LVH -, RVH -, LBBB-, RBBB-
2.4 Resume
Anamnesis:
Pasien datang ke IGD mengeluh nafas menjadi memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak tidak
dipengaruhi perubahan posisi dan aktivitas.. Pasien juga mengeluh mual dan
muntah.Muntah berupa cairan. Muntah sebanyak lebih dari 3x/hari.. Pasien juga
mengeluh wajah terutama kelopak mata, kedua kaki, kedua tangan dan perut
membengkak sejak 15 hari SMRS. Pasien mengeluh nafsu makan berkurang sejak satu
bulan yang lalu.Pasien juga merasa lemas dan pucat Menurut keluarga pasien, pasien
26
selalu menolak makan dan harus dipaksa terlebih dahulu untuk makan. Pasien hanya
makan 2 kali sehari dan hanya 3-4 sendok. Berat badan pasien menurun sejak 3 bulan
terakhir namun tidak ditimbang sebelumnya. Pasien hanya tidur sekitar 4 jam dan sering
terbangun pada malam hari Sejak 1 bulan terakhir pasien sering mengurung diri di dalam
kamar dan hanya beberapa kali keluar ruangan untuk ke kamar mandi . Pasien juga sering
terlihat melamun di teras rumah. Pasien nampak murung dan sedih.Perubahan perilaku
pasien sejakkematian istrinya 3 bulan yang lalu karena stroke. Pasien merasa bersalah
atas kematian istrinya karena terlambat membawa ke rumah sakit. Sejak kematian
istrinya, pasien tidak bersemangat hidup, pasien juga menjadi malas untuk berobat.
Pasien juga merasa tidak berguna karena sedang menderita sakit yang semakin lama
semakin memberat.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tekanan Darah : 160/100 mmHg
Nadi : 88 kali/menit, reguler, isi cukup
Pernapasan : 21 kali/menit, regular
Suhu : 36,7 ºC
BMI : 17,9 (underweight)
Mata : konjungtiva pucat+
Alat Kelamin : skrotum edema
++
Ekstremitas : edema ++
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hb menurun (10,2) anemia
- Ureum meningkat (146)
Gangguan fungsi ginjal, Acute on CKD
- Kreatinin meningkat (13,3)
- pH menurun (7,292)
Asidosis metabolik
- HCO3 menurun (8,5)
27
Pemeriksaan radiologi
- USG abdomen : kesan sesuai gambaran anchronic kidney disease bilateral,
Diagnosis Medik
1. Dyspnea e.c Acute on CKD
2. Hipertensi grade II, Tidak terkontrol
3. DM tipe 2, GD terkontrol
4. Depresi
Diagnosis Fungsional
- Impairment : impairment pada ginjal, endokrin, pembuluh darah, kejiwaan
- Disability : Gangguan tekanan darah, gangguan endokrin gangguan fungsi ginjal,
gangguan kejiwaan
- Handicap : ketergantungan ringan
Sindrom Geriatri
- Inanition
- Insomnia
28
2.6 Formulasi diagnosis
Diagnosis Aksis 1
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak pernah memiliki riwayat cedera
kepala. Riwayat stroke, demam tinggi, dan kejang disangkal. Tidak ada riwayat tindakan
operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat
disingkirkan.
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif, sehingga diagnosis gangguan
mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Diagnosis lebih dititik beratkan pada F32.1. Episode Depresif Sedang. Diagnosis ini
ditegakan berdasarkan kriteria Episode Depresif Sedang yang tercantum pada PPDGJ III,
yaitu adanya gejala utama yang sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala ditambah
dengan sekurang-kurangnya 3 (sebaiknya 4) dari gejala lainnya. Lamanya seluruh episode
berlangsung minimum 2 minggu dan pasien mengalami kesulitan nyata untuk meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga. Pada pasien ini terdapat gejala utama
yaitu adanya kehilangan minat dan kegembiraan (pasien sering merasa sedih) dan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas. Gejala lainnya : Gagasan tentang rasa bersalah, adanya pandangan masa sepan yang
suram dan pesimistis, tidur terganggu, dan nafsu makan yang berkurang.
Diagnosis Aksis II
Tidak terdapat adanya gangguan kepribadian maupun retardasi mental.
Diagnosis Aksis IV
29
- Masalah dengan “primary support group” (keluarga): pasien kehilangan istri karena
terlambat membawa ke rumah sakit
Diagnosis Aksis V
GAF (Global Assesment of Functioning) pada saat pemeriksaan (current) didapatkan nilai 60
(gejala sedang dan disabilitas sedang). Adapun GAF (Global Assesment of Functioning)
terbaik dalam satu tahun terakhir (Highest Level past year) yaitu 81. (disabilitas ringan,
pasien masih mampu melakukan perawatan diri dengan baik)
2.8 Penatalaksanaan
Farmakoterapi
- Pemasangan O2 3 lpm nasal kanul
- Dilakukan pemasangan IVFD venflon
1. Restriksi cairan 600 cc/24 jam
Asam folat 1x 5 mg PO
Bicnat 3x500 mg
Vit B12 3x50 mg
CaCO3 3x500 mg
Pasang CDL – rencana HD inisiasi
UMU balans cairan negatif
Diet: 1900kkal/hari
Diet rendah garam 2gr/hari
Protein 1 gr/kgBB
30
2. Valsartan 1x80 mg PO
HCT 1x 10mg PO
3. Sertraline 3 x100 mg PO
4. Gluqiudone
Psikoterapi
Sosioterapi
- Memberi edukasi kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi
dukungan dan pendampingan kepada pasien
- Mengedukasi keluarga pasien untuk rajin membawa pasien kontrol/rawat jalan dan
memperhatikan pasien agar minum obat secara teratur.
31
BAB III
ANALISIS KASUS
2. Inanition
Atas dasar pasien belakangan ini pasien tidak nafsu makan, dan hanya makan 3-4 sendok
sekali makan. Pasien mengeluh cepat sekali kenyang. Makan dua kali sehari namun hanya
sedikit sekali tidak pernah sampai setengah. Asupan nutrisi pasien sangat tidak adekuat
sehingga pasien mempunyai BMI dibawah batas normal dan tergolong kedalam malnutrisi.
Pasien di diagnosis dengan intake sulit.
Rencana edukasi untuk pasien dan keluarga pasien adalah menjelaskan mengenai manfaat
dan dampak apabila asupan nutrisinya tidak adekuat. Memberikan dorongan kepada
keluarga untuk terus memotivasi dan mengawasi pola makan pasien dengan menyediakan
makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Porsi makan dalam jumlah sedikit, namun
sering.
32
Pengkajian masalah
1. Acute on CKD
- Atas dasar dari anamnesis pasien mengeluh sesak napas yang memberat sejak satu hari.
Keluhan sesak tersebut tidak bergantung pada aktifitas dan perubahan posisi. Pasien juga
mengeluh lemas serta pucat, buang air kecil lebih sedikit dibandingkan biasanya. Pasien
juga mengeluh kedua tangan dan kaki bengkak sejak 15 hari SMRS. Gejala-gejala
tersebut merupakan gejala overload yang mendukung diagnosis dari Acute on CKD.
Pasien juga memiliki riwayat penyakit DM yang sudah diderita selama 15 tahun. Hal ini
sesuai dengan penyebab utama CKD yang merupakan Diabetes Mellitus. Data yang
mendukung diagnosis CKD tersebut dari pemeriksaan fisik antara lain tekanan darah saat
diperiksa 160/100 mmHg menunjukkan pasien menderita Hipertensi grade II. Terdapat
konjungtiva pucat pada pemeriksaan mata, serta oedema pada keempat ekstremitas dan
skrotum. Hasil USG abdomen menunjukkan ukuran kedua ginjal mengecil, diferensiasi
korteks medulla tidak jelas yang sesuai dengan gambaran CKD bilateral.Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb menurun dengan nilai 10,2 g/dL Pada pasien
CKD, anemia dapat terjadi karena kerusakan sel-sel peritubular ginjal tempat produksi
eritropoetin (EPO). Hasil laboratorium lainnya adalah peningkatan ureum dan creatinin
yakni sebesar 146 mg/dL untuk ureum, dan kreatinin 13.3 mg/dL. Berdasarkan data
creatinin yang ada dapat dihitung eGFR menggunakan CKD-EPI, yakni sebesar
3,4mL/menit/1,73min2 . dari hasil eGFR tersebut, pasien ini tergolong ke dalam CKD
stage V. Analisa Gas Darah pada pasien ini menunjukkan penurunan pH sebesar 7,292
serta penurunan HCO3 sebesar 8,5, dan pCO2 sebesar 18. Hal ini menunjukkan asidosis
metabolik terkompensasi sebagian. Pada CKD, asidosis metabolik dapat terjadi karena
kerusakan ginjal sebagai salah satu organ pengatur asam-basa dalam tubuh. Ginjal
meregulasi ekskresi H+ dengan cara mereabsorpsi HCO3 yang tefiltrasi. Ion H+ akan
disekresikan bersamaan dengan buffer urin dalam bentuk HPO4 (fosfat) dan ammonia.
33
Pada CKD, berkurangnya fungsi nefron menyebabkan kerusakan sistem regulasi ekskresi
ginjal tersebut, sehingga terjadi penumpukan asam dan fosfat dalam tubuh. Untuk rencana
terapi pada pasien ini adalah hemodialisa karena telah memenuhi beberapa indikasi
hemodialisa, antara lain eGFR <15ml/menit, adanya gejala overload yakni oedema di
hampir seluruh bagian tubuh, sesak, serta asidosis metabolik.Obat-obatan lain yang dapat
digunakan pada pasien ini antara lain :
- CaCO3 : Karena kondisi hiperfosfatemia yang terjadi pada pasien CKD, maka
dibutuhkan terapi pembatasan asupan fosfat melalui diet rendah fosfat, serta dibutuhkan
fosfat binder atau pengikat fosfat dari saluran pencernaan agar kadar fosfat dalam darah
tidak semakin bertambah.
- Bicnat : pemberian suplementasi bikarbonat diharapkan dapat memperbaiki
kondisi asidosis metabolik yang terjadi pada pasien CKD.
- Asam Folat : Beberapa studi menjelaskan bahwa pada CKD dapat terjadi kondisi
hiperhomosisteinemia. Adapun penyebabnya belum sepenuhnya jelas, namun diduga dari
kerusakan ginjal itu sendiri, dan faktor diluar ginjal yaitu jalur metabolik uremia. Kondisi
hiperfosfatemia dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Dari beberapa
penelitian, pemberian asam folat dapat menurunkan kadar homosistein dalam darah.
- Vit B12 : berfungsi sama seperti asam folat dalam munurunkan kadar homosistein
darah.
- Domperidone 1x 10 mg : Untuk mengurangi mual dan muntah yang dialami pasien
Selain dengan obat diperlukan pembatasan asupan cairan . Dengan berasumsi bahwa air yang
keluar melalui insensible water loss antara 500-800 ml/hari maka air yang masuk dianjurkan
500-800 ml ditambah jumlah urin. Untuk pembatasan protein pada pasien CKD stage V on
HD adalah sebesar 0,6-0,8 g/kgBB/hari
34
dengan tatalaksana hipertensi grade II guideline JNC 7yaitu kombinasi dua obat
antihipertensi. Pasien ini menderita CKD dan DM, oleh karena itu dipilih agent
antihipertensi yang aman untuk DM dan CKD antara lain ACE inhibitor, ARB, dan CCB.
Pada pasien ini diberikan Valsartan 1x80 mg dan Amlodipin 1x10 mg.
4. Depresi Sedang
Berdasarkan anamnesis , pasien sering merasa sedih dan menyendiri di dalam kamar,
kemudian pasien hanya makan sedikit yaitu 3- 4 sendok dalam 2 kali makan perhari.
Pasien juga mengeluhkan adanya gangguan tidur. Selain itu pasien selalu merasa bersalah
dan tidak memiliki semangat sejak 1 bulan yang lalu. Hal ini diawali oleh kejadian
meninggalnya istri pasien 3 bulan yang lalu. Berdasarkan PPDGJ, pasien dapat
didiagnosis depresi sedang berdasarkan adanya 2 gejala utama yaitu : Afek Depresi dan
Anhedonia. Selain itu adanya 4 gejala – gejala tambahan yaitu kesulitan tidur, penurunan
nafsu makan, adanya rasa bersalah, dan pesimis terhadap masa depan. Gejala ini sudah
berlangsung lebih dari 2 minggu. Pada pasien dapat diberikan terapi berupa Sertraline 3
x100 mg PO dan diberikan psikoterapi serta terapi keluarga.
35
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Geriatri
Pasien usia lanjut merupakan pasien yang berusia di atas 60 tahun. Geriatri merupakan
pasien usia lanjut yang memenuhi karakteristik multipatologi, polifarmasi, daya cadangan
faali rendah, gejala dan tanda klinis yang menyimpang, menurunnya status fungsional dan
gangguan nutrisi.
Salah satu karakteristik pasien geriatri adalah multipatologi, yaitu pada satu pasien
terdapat lebih dari satu penyakit yang biasa nya sudah berjalan lama dan sifatnya
degeneratif. Karena banyak nya penyakit yang diderita maka seorang pasien geriatri akan
mengkonsumsi banyak obat atau polifarmasi. Menurunnya daya cadangan faali yaitu terjadi
penurunan fungsi berbagai organ atau sistem organ sehingga menyebabkan pasien geriatri
sulit untuk pulih kembali.
Selain itu pada pasien geriatri terdapat penyimpangan gejala dan tanda dari penyakit,
sehingga suatu penyakit akan sulit untuk dikenali. Kemampuan seorang geriatri untuk
melakukan aktivitas sehari-hari akan terganggu. Status fungsional ini akan menggambarkan
keampuan umum seseorang untuk berperan secara mandiri. Kondisi yang sering terjadi juga
pada pasien geriatri adalah gangguan nutrisi, gizi berkurang, atau bahkan gizi buruk.
Gangguan nutrisi ini secara langsung dapat mempengaruhi proses penyembuhan
pasien.Komponen pengkajian paripurna pasien geriatri meliputi status fungsional, status
kognitif, status emosional dan status geriatri yang akan dibahas selanjutnya.
36
Katz. Pasien dengan status fungsional tertentu akan memerlukan berbagaiprogram untuk
memperbaiki status fungsionalnya agar kondisi kesehatankembali pulih, mempersingkat
lama rawat, meningkatkan kualitas hidup dankepuasan pasien.
37
4.1.4 Status nutrisi
Gangguan nutrisi merupakan masalah lain yang harus dikaji pada pasien geriatri karena
kurangnya nutrisi dapat mempengaruhi status imun dan keadaanumum pasien. Seringkali
gangguan nutrisi terabaikan mengingat gejalaawal seperti rendahnya asupan makanan
disangka sebagai kondisi normal yangakan terjadi pada pasien geriatri.Sampai kondisi status
gizi turunmenjadi gizi buruk baru tersadar bahwa memang ada masalah di bidang gizi. Jika
sudah sampai pada tahap gizi buruk maka akan sulit menyusunprogram untuk mengobati
status gizi buruk.Pengkajian status nutrisi dapat dilakukan dengan anamnesis gizi (anamnesis
asupan), pemeriksaan antropometrik, maupun biokimiawi.Dari anamnesis harusdapat dinilai
berapa kilokalori energi, protein, dan lemak yang rata – rata dikonsumsi pasien.Juga perlu
dievaluasi berapa gramserat dan cairan yang dikonsumsi.Pemeriksaan antropometrik yang
lazimdilakukan adalah pengukuran indeks massa tubuh dengan memperhatikanperubahan
tinggi tubuh dibandingkan saat usia dewasa muda. Rumus tinggi lututyang disesuaikan
dengan ras Asia dapat dipakai untuk dikalkulasi tinggi badanorang usia lanjut. Pada
pemeriksaan penunjang dapat diperiksa hemoglobin dankadar albumin plasma untuk menilai
status nutrisi secara biokimiawi. Instrumen untuk mengkaji status fungsional, kognitif, dan
emosional.
38
Inanition (malnutrisi)
Impecunity (kemiskinan atau finansial yang berkurang)
Iatrogenesis (misalnya polifarmasi)
Insomnia (gangguan tidur)
Immune deficiency (defisiensi sistem imun)
Impotence (disfungsi ereksi)
Berdasarkan uraian diatas tidak dapat disangkal lagi bahwa pendekatan pada pasien
geriatri harus bersifat holistik atau paripurna. Mengelola seluruh masalah secara keseluruhan
tidak hanya dari masalah bio-psiko-sosialnya saja. Pengelolaan pasien geriatri harus
senantiasa memperhatikan aspek kuratif, rehabilitatif, promotif dan preventif.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Association Guideline:
Management of Benign
Prostatic Hyperplasia (BPH
41