Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
ZAQIYAH
I4B016122
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang tugas orang tua pada keluarga
dengan balita, diharapkan orang tua dengan anak balita dapat melakukan tugasnya
secara benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang tugas orang tua pada keluarga
dengan balita, keluarga mampu:
a. Mengetahui pengertian tugas orang tua dengan anak balita.
b. Mengetahui apa saja tugas orang tua dengan anak balita.
B. Metode
1. Ceramah
1. Diskusi
C. Media
Laptop dan leaflet.
D. Materi
(Terlampir)
E. Pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Memberi a. Membalas salam
salam b. Mendengarkan
b. Perkenalan c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan d. Menjawab
d. Apersepsi
2 Kegiatan Inti 20 menit
a. Materi tentang tugas a. Mendengarkan
orang tua pada keluarga dan memperhatikan
dengan balita.
b. Diskusi tentang materi b. Bertanya
yang telah disampaikan
3 Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
penyuluhan bersama
peserta
b. Memberikan evaluasi b. Menjawab
secara lisan pertanyaan yang
diajukan secara
c. Memberikan salam lisan
penutup c. Menjawab salam
F. Antisipasi masalah
1. Apabila waktu dimulainya mundur maka penyaji akan meminta maaf dan
menjelaskan penyebab kemunduran waktu.
2. Apabila peserta tidak bertanya, maka penyaji akan bertanya untuk mengevaluasi
hasil.
3. Apabila waktu sudah habis tetapi masih terdapat pertanyaan yang belum dijawab
maka pertanyaan akan dijawab setelah penkes selesai.
A. Evaluasi
Pertanyaan
1. Lisan
a. Jelaskan pengertian tugas orang tua dengan anak balita!
b. Sebutkan tugas tua dengan anak balita!
2. Mendemonstrasikan kompres hangat saat demam
Lampiran Materi
MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN
di sekitarnya.
o Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan inisiatif
tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang lain. Hal ini dapat
menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan dengan lingkungan yang
tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini terbentuk segitiga
hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang kepada
persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.
o Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini.
Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
o Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau
dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama, baik
ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah maupun
kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah. Anak laki-
laki akan beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih mengembangkan sikap
pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang alat
kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah
perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada
usia 6 tahun.
b. Sikap orangtua
tersebut
o Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu, berbelanja ke
pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya (kastrasi),
jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik keluar dari perut
mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah dari
perut. Hal ini akan menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif pada
jiwanya
o Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian diskusikanlah
ditemani.
o Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak. Dengarkanlah ia dan
rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu, serta serba salah dalam
bergaul
o Kesulitan belajar
o Masalah sekolah
o Masalah pergaulan dengan teman
o Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif