You are on page 1of 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUGAS ORANG TUA DENGAN ANAK BALITA / PRA SEKOLAH

OLEH:
ZAQIYAH
I4B016122

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Keperawatan Keluarga
Sub Pokok Bahasan : Tugas Orang Tua dengan Anak Balita
Sasaran : Keluarga Tn. D
Target : Tn. D dan Ny. S
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Selasa, 28 November 2017
Tempat : Rumah Tn. D

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang tugas orang tua pada keluarga
dengan balita, diharapkan orang tua dengan anak balita dapat melakukan tugasnya
secara benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang tugas orang tua pada keluarga
dengan balita, keluarga mampu:
a. Mengetahui pengertian tugas orang tua dengan anak balita.
b. Mengetahui apa saja tugas orang tua dengan anak balita.
B. Metode
1. Ceramah
1. Diskusi
C. Media
Laptop dan leaflet.
D. Materi
(Terlampir)
E. Pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Memberi a. Membalas salam
salam b. Mendengarkan
b. Perkenalan c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan d. Menjawab
d. Apersepsi
2 Kegiatan Inti 20 menit
a. Materi tentang tugas a. Mendengarkan
orang tua pada keluarga dan memperhatikan
dengan balita.
b. Diskusi tentang materi b. Bertanya
yang telah disampaikan
3 Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
penyuluhan bersama
peserta
b. Memberikan evaluasi b. Menjawab
secara lisan pertanyaan yang
diajukan secara
c. Memberikan salam lisan
penutup c. Menjawab salam

F. Antisipasi masalah
1. Apabila waktu dimulainya mundur maka penyaji akan meminta maaf dan
menjelaskan penyebab kemunduran waktu.
2. Apabila peserta tidak bertanya, maka penyaji akan bertanya untuk mengevaluasi
hasil.
3. Apabila waktu sudah habis tetapi masih terdapat pertanyaan yang belum dijawab
maka pertanyaan akan dijawab setelah penkes selesai.
A. Evaluasi
Pertanyaan
1. Lisan
a. Jelaskan pengertian tugas orang tua dengan anak balita!
b. Sebutkan tugas tua dengan anak balita!
2. Mendemonstrasikan kompres hangat saat demam

Lampiran Materi
MENGASUH DAN MEMBIMBING ANAK UMUR 3 –5 TAHUN

a. Ciri dan tuntutan perkembangan


o Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru kegiatan

di sekitarnya.
o Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan inisiatif

untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan hasilnya. Pengalaman

dalam melakukan aktivitas ini amat penting artinya bagi anak.


o Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan meninggalkan

tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang lain. Hal ini dapat

menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan dengan lingkungan yang

semakin menuntut, sehingga anak mengalami kekecewaan


o Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi anak, dalam

tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini terbentuk segitiga

hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak laki-laki merasa lebih sayang kepada

ibunya, dan anak perempuan lebih sayang kepada ayahnya


o Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, irihati,

persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.
o Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini.

Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
o Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau

dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama, baik

terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki


o Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita akan

beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya (identitas

seksual maupun identitas diri)


o Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga, sedangkan

ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah maupun

kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah. Anak laki-
laki akan beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih mengembangkan sikap

kewanitaan dan sebaliknya


o Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang, ia terpaku

pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang alat

kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi alihkanlah

perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir dengan baik pada

usia 6 tahun.

b. Sikap orangtua

o Berilah kesempatan kepada anak untuk menyalurkan inisiatifnya, sehingga ia

mendapat kesempatan untuk membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan

tersebut
o Ikut sertakan anak dalam aktivitas keluarga, misalnya menyapu, berbelanja ke

pasar, memasak, atau membetulkan mainan yang rusak


o Jangan menakut-nakuti anak. Pada anak laki-laki akan berakibat cemas, karena

pada tahap ini ia sangat takut akan kehilangan alat kelaminnya (kastrasi),

sedangkan pada anak perempuan timbul rasa iri hati.


o Dengar dan hargailah pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak
o Jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak
o Ibu perlu lebih dekat kepada anak perempuannya. Sedangkan ayah perlu lebih

akrab dengan anak laki-lakinya


o Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda

jawaban, misalnya bila anak bertanya bagaimana caranya adik keluar dari perut

mama, jawablah bahwa keluarnya melalui jalan lahir, jangan katakan dibelah dari

perut. Hal ini akan menakutkan bagi anak yang dapat berdampak negatif pada

jiwanya
o Sering-seringlah membacakan buku cerita atau dongeng. Kemudian diskusikanlah

isi ceritanya dan tanyakanlah beberapa pertanyaan kepada anak


o Berilah ia kesempatan untuk mengunjungi tetangga, teman, dan saudara tanpa

ditemani.
o Luangkan waktu setiap hari untuk berdialog dengan anak. Dengarkanlah ia dan

tunjukkanlah bahwa anda mengerti pembicaraannya dengan mengulangi apa yang

dikatakannya. Pada saat ini janganlah menggurui, mencaci dan menyepelekannya


o Ajarkanlah untuk membedakan yang salah dan yang benar, serta tata tertib dan

sopan santun yang berlaku di masyarakat setempat


o Peranan ayah menjadi penting disini. Oleh karena itu ajaklah anak bermain

bersama. Disini, ayah perlu bersikap sebagai teman bagi anak


o Gangguan dalam mencapai rasa inisiatif akan menyebabkan anak merasa bersalah,

rasa takut berbuat sesuatu, takut mengemukakan sesuatu, serta serba salah dalam

bergaul

c. Gangguan/ Penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini

o Kesulitan belajar
o Masalah sekolah
o Masalah pergaulan dengan teman
o Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif

You might also like