Professional Documents
Culture Documents
071.016.044
SUMBER DAYA GEOLOGI
2. Mineral Nonlogam
Kelompok yang tidak termasuk mineral logam biasanya disebut bahan galian
golongan C. Nonlogam dibagi menjadi 4 kelompok , yaitu:
Bahan galian aneka industry
Terdiridari batugamping, fosfat, kalsit, zeonit, gypsum, kertas, plastic, kosmetik,
pertanian, farmasi, dsb
Bahan galian keramik
Terdiri dari lempung, toseki, kaolin, pasir kuarsa, perlit, dsb. Bahan ini dipakai
sebagai keramik, gelas.
Bahan galian bangunan
Sirtus, tras, orniok, marmer, granit, batu apung, dsb. Bahan ini dipakai sebagaio
bahan mentah dalam industry bangunan.
Bahan galian batumulianet
Oniks, kalsedon, rijang, Kristal, kuarsa, opal, jasper, garnet, intan, topas. Bahan ini
dipakai terutama dalam industri perhiasan dan kerajinan.
Adapun produk dari mineral nonlogam seperti:
Batu Kapur
Batuan kapur berasal dari endapan marine (laut) yang berupa terumbu karang
terbentuk berjuta-juta tahun yang lalu. Akibat tenaga endogen terjadi pengangkatan
ke daratan atau kapur (gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang
terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan
cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari
kerangka binatang koral/ kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda,
abu tua, cokelat bahkan hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya.
Pemanfataan kapur digunakan untuk bahan bangunan merupakan bahan baku
semen , teraso, keramik. Batu kapur tersebar di Pegunungan Seribu (DIY),
Kebumen, Cilacap (Jawa Tengah), Gresik (Jawa Timur), Cibinong, dan Pelimanan
(Jawa Barat).
Marmer
Marmer terbentuk dari batu kapur yang mengalami metamorfosa sehingga berubah
sifat akibat pemanasan magma. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh
gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk
berbagai foliasi mapun nonfoliasi. Pemanfaatan marmer sebagai bahan lantai,
furniture, dinding, patung, dan lain-lain. Tersebar di Trenggalek dan Tulungagung
(Jawa Timur), Banjarnegara (Jawa Tengah), dan Citatah (Jawa Barat).
Belerang
Belerang merupakan endapan gas belerang yang membatu. Terbentuknya belerang
karena aktifitas vulkanisme. Pemanfaatannya penggunaan Belerang banyak
digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak
bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu, industri kimia, bahan
peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja, bahan korek
api, obat-obatan dan lain-lain. Belerang tersebar di Pegunungan Ijen (Jawa Timur),
Pegunungan Dieng (Jawa Tengah), dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat).
Fosfat
Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung. Fosfat
terdapat di daerah karst terutama di dalam gua-gua. Pemanfaatannya digunakan
untuk bahan utama pupuk fosfat. Tersebar di Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang
(Jawa Tengah), dan Bogor (Jawa Barat).
Intan
Intan, dalam tingkatan kekerasan batuan, merupakan batuan yang mempunyai
tingkatan kekerasan paling tinggi, sehingga intan bisa digunakan untuk mengiris
kaca dan marmer. Intan berasal dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan yang
telah mengalami proses yang sangat panjang dan lama. Pemanfaatan utama intan
ialah digunakan sebagai perhiasan. Mineral intan tersebar di Martapura
(Kalimantan Selatan), Longiram (Kalimantan Timur), Sei Pinang (Kalimantan
Tengah), dan Muara Mengkiang (Kalimantan barat).
Asbes
Asbes merupakan bahan mineral yang berserat sehingga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan eternit dan pakaian tahan api, terdapat di Pulau Halmahera dan Pulau
Seram (Maluku), dan Kuningan (Jawa Barat).
3. Panas bumi
Panas bumi merupakan sumber eneri panas bumi yang terkandung didalam air
panas, uap air dan batuan bersama mineral yang bercampur dengan gas lainnya, yang
semuanya merupakan system panas bumi yang tidak bisa dipisahkan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Sumber panas pada umumnya
merupakan sisa magma. anas bumi terbentuk akibat adanya proses lempeng tektonik. Contoh
lempeng tektonik adalah bumi Indonesia yang memiliki 3 lempeng aktif yakni lempeng Pasific,
lempeng Indo-Australia (India-Australia) dan lempeng Eurasia. Tumbukan antar ketiga
lempeng ini akan mengakibatkan terjadinya energy panas bumi.
Lempeng tektonik bersifat mengalirkan panas dari bagian inti bumi. Pada area
ini banyak terbentuknya gunung-gunung berapi yang memiliki reservoir panas hingga
mencapai 5400°C lebih. Kenapa inti bumi bisa panas seperti itu? Inti bumi panas
dikarenakan bagian inti mendapatkan tekanan begitu besar karena gravitasi bumi
sehingga bagian inti menjadi yang paling terdesak.
Bumi mengandung banyak bahan radioaktif semisal uranium-235, uranium-
238, dan thorium 232. Bahan-bahan radioaktif ini mengalami peluruhan dan
menimbulkan panas yang sangat tinggi, dan panas ini selalu menekan kesegala arah dan
berusaha untuk keluar ke area yang tekanannya lebih rendah, namun demikian tertahan
oleh sekeliling mantel bumi. Panas inti bumi ini melelehkan bebatuan atau magmatisasi
yang kemudian memanaskan kandungan air yang ada didalam bumi, air itu menjadi
panas. Air yang panas ini mengalir deras ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air
panas atau sumber uap panas. Berikut satu video yang memperlihatkan salah satu
sumber air panas.
Manifestasi panas bumi dapat berupa mata air panas, tanah panas, kolam air
panas, lumpur panas, fumarole/solfatar, geyser, sinter, dan alterasi. Mata air panas
merupakan tempat keluarnya air tanah melalui celah-celah atau celah akibat rekahan
bebatuan secara alami yang memiliki suhulebih tinggi dari suhu badan atau udara
sekitarnya.
Tanah panas merupakan manifestasi panas bumi berupa tanah panas beruap.
Uapnya berasal dari air panas yang tertutupi lapisan tanah. Kolam air panas, terbentuk
karena adanya aliran air panas ke permukaan, membentuk kolam dengan suhu di bawah
titik didih, biasanya diiringi letupan-letupan kecil non-condensable gas CO2.
Fumarol, berupa hembusan gas, terutama mengandung gas H2S dan belerang.
Geyser, merupakan mata air panas yang menyembur ke udara dengan selang waktu
tertentu dan ketinggian semburan beragam. Sinter, adalah endapan silika atau karbonat
hasil aktivitas mata airpanas atau geyser. Alterasi, adalah perubahan komposisi bantuan
yang terbentuk akibat proses interaksi antara fluida panas dan gas dengan batuan yang
dilewati.
Secara prinsip proses fisika terjadi pada terbentuknya panas bumi ini, yaitu
adanya proses perpindahan panas (heat transfer) dari sumber panas di inti bumi ke
lapisan sekelilingnya baik secara konveksi maupun konduksi.
4. Sumberdaya mineral dan lepas pantai
Di Indonesia material organik homogen yang terjadi secara alamiah serta serta
mempunyai stuktur atom dan komposisi kimia tertentu. Pembentukan mineral,magma
merupakan sumber dari berbagai jenis batuan kerak bumi yang meleleh Karena
mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi maka magma cenderung mengalir naik
kepermukaan bumi melalui bagian-bagian bumi yang lemah, retakan. Laut Dalam (deep
sea) yang sebelumnya dianggap sebagai produk kerak bumi dengan lapisan sedimen yang tipis,
homogen dan tidak prospek, ternyata mengandung potensi Energi dan Sumber daya Mineral
(ESDM) yang prospek, seperti: minyak bumi, gas hydrat, unsur utama, logam dan unsur radio
aktif dalam kuantitas dan kualitas yang hampir sama ditemukan di darat dan paparan laut
dangkal.
Beberapa negara maritim belakangan ini sudah mengarhkan kegiatan eksplorasi
ESDM di daerah laut dalam di atas kedalaman 200 meter, termasuk di daerah oceanic
crust (Kerak Samudera). Salah satu penemuan adalah lelehan lava mengandung kerak
ferromangan pada Afanasiy-Nikitin Seamount di lepas pantai bagian selatan India atau
sebelah barat Sumatera pada kedalaman laut 4.000 meter. Pada ferromangan tersebut
dtemukan cetakan fosil Terebratulinae, fregmen terumbu dan fregmen basalt klastik. di
McKean seamount (Phoenix Islands, Kiribati) kandungan Au mencapai 6,06 ppm, Mn
rata-rata 19,48%, Fe rata-rata 10%, Al rata-rata 0,22%, Si rata-rata 1,93%
Di Indonesia, kegiatan eksplorasi ESDM telah dilakukan pada cekungan Migas
di laut dalam yang sebelumnya dianggap tidak prospek, dan saat ini beberapa
diantaranya telah dieksploitasi. daerah-dareah tersebut adalah Ujungkulon dengan luas
3.706,47 sq km (Banten), enrekang dengan luas 18.562,47 & Rote I dengan luas
14.135,58 (Selatan NTT), Biga dengan luas 10.560 sq km & segaf 8.800 km (utara
Seram), Babar dengan luas 17.074,09 km & Selaru dengan luas 19.256,42 sq km
(selatan Tanimbar-Kai), AmboripI s/d VI dengan luas 58.765 sq km (akimeugah -
Papua). Upaya lainnya adalah peningkatan status cekungan mingas Cekungan
Gorontalo. data yang diperoleh adalah : lintasan seismik/magnet 457 km, batimetri :
single-beam 1445 km & multi-beam 179,4 km dan sampling sedimen 4 lokasi. Dari
data terproses diperoleh adanya indikasi struktur cekungan dan antiklin sebagai
perangkap hidrokarbon. Status dari Cekungan Gorontalo bukan lagi sebagai daerah
belum diekplorasi (has not been explorated area) tetapi menjadi daerah telah
dieksplorasi (explorated are), dan selanjutnya dapat dikembangkan dan ditawrkan
kepada calon investor. Sedangkan data potensi mineral di laut dalam dengan indikasi
gunung api bawah laut adalah Ekspedisi Bandamin 1 dan 2 (2001 dan 2003) kerjasama
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan dengan Jerman di perairan
Komba, Flores - Wetar, dengan kedalam 200 meter. Hasil yang diperoleh adalah
delapan unsur mineral sulfida yaitu : Au, Ag, Cu, Pb, Mn, Zn, As dan Fe2O3. Dari
beberapa contoh, terdapat kandungan Au (emas) sebesar 5,12 ppm dan Ag (perak)
sebesar 5,17 ppm. daerah lainnya ditemukan ferromangan adalah di sebelah barat P.
Enggano, Utara Banggai, utara Kepala Burung - Papua dan utara Halmahera.
Agar tidak tertinggal jauh dalam bidang eksplorasi di laut dalam, maka sudah
waktunya lembaga-lembaga litbang nasional melakukan eksplorasi bersama tanpa
tergantung dengan pihak asing. Sebagai kepulauan dengan karateristik batuan dan
tektonik yang bervariasi dan komplek, kondisi tersebut akan memberikan harapan besar
untuk eksplorasi mineral dan logam di mas mendatang. Dta tersebut selain akan
mendukung inventarisasi data ESDM nasional juga akan mendukung klaim maksimal
Landa Kontinen Indonesia hingga 350 mil laut.