You are on page 1of 21

Mata Kuliah : Muskuloskeletal 1

TULANG BELAKANG

Disusun Oleh :

Dayang Desy Nindy Putri (I31112021)

Rica Pustikawaty (I31112028)

Irfan Hidayat (I31112008)

Nurul Hamiyah (I311183)

Fri Aswandi (I31112098)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TAHUN AJARAN : 2012/2013

DAFTAR ISI

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………………. i

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………. ii

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………. iii

Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………… iii

Tujuan ………………………………………………………………………………………………………… iii

Bab II Pembahasan

Pengertian Dan Fungsi Tulang Belakang …………………………………………………………. 1

Komponen-Komponen Tulang Belakang …………………………………………………………. 2

Vertebra Servikalis ( Ruas Tulang Leher ) ………………………………………………….. 2

Vertebra Torakalis …………………………………………………………………………………… 5

Vertebra Lumbaris …………………………………………………………………………………… 6

Sekrum ………………………………………………………………………………………………….. 6

Koksigeus ………………………………………………………………………………………………. 8

Lekung Kolumna Vertebralis ……………………………………………………………………. 8


Sendi Pada Kolumna Vertebralis ………………………………………………………………. 9

Ligamenta Pada Columna Vertebralis ………………………………………………………… 15

Bab III Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………….. 18

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………………… 19


KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis haturkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena atas berkatNya makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Makalah ini membahas tentang tulang belakang yang merupakan salah satu
sub-materi dalam mata kuliah muskulskeletal 1. Dalam penulisannya, penulis menyadari ada banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari Pak Ichsan Budiharo selaku dosen pengampuh serta teman-
teman sekalian sangat kami perlukan.

Kami berharap makalah ini, benar-benar bisa menjadi bahan untuk belajar dan menambah pengetahuan
kita mengenai tulang belakang manusia. Agar dalam memberikan asuhan keperawatan nantinya, kita
benar-benar mampu mengatasi masalah pasien dengan kerusakan atau kelainan tulang belakang dan
bekerja sesuai indikasi medis disertai berpikir kritis dan kreatif.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Didalam tubuh manusia tersusun atas organ-organ yang mana dari setiap organ–organ tersebut
mempunyai struktur dan fungsi nya masing – masing ,struktur dan fungsi organ tersebut membantu
manusia dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari.

Dalam melaksanakan proses atau asuhan keperawatan nantinya, seorang mahasiswa keperawatan
memerlukan pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi tubuh manusia agar tidak salah dalam
melakukan pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, intervensi, dan implementasi terhadap
pasien. Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai tulang belakang.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana anatomi dan fisiologi dari tulang belakang?

Apa saja bagian-bagian atau komponen-komponen pada rangkaian tulang belakang?


C. Tujuan

Memahami anatomi dan fisiologi tulang belakang.

Memenuhi tugas mata kuliah muskuloskeletal 1.

BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian dan Fungsi Tulang Belakang

Kolumna vertebrata atau rangkaian tulang belakang adalah struktur lentur sejumlah tulang yang disebut
vertebra atau ruas tulang belakang. Kolumna vertebralis berperan sebagai penyokong badan yang kokoh
dan sekaligus penyangga dengan perantaraan tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungannya
memberikan fleksibelitas dan memungkinkan mebongkok tanpa patah. Cakramnya juga berguna untuk
menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakkan berat badan seperti berlari atau meloncat. Dengan
demkian otak dan sumsum tulang belakang terlindung terhadap goncangan. Kolumna vertebralis juga
menyediakan permukaan untuk kaitan otot, dan membentuk tapal batas posterior yang kokoh untuk
rongga-rongga dan memberi kaitan pada iga.

Diantara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian
tulang belakang pada organ dewasa dapat mencapai 57-67 cm. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang ,24
buah diantaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang.

Bagian-Bagian Tulang Belakang

Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya.

1. Vertebra Servikalis
Vertebra servikalis atau ruas tulang leher berjumlah 7 ruas yang merupakan paling kecil. Vertebra
servikalis mempunyai ciri badannya kecil dan persegi panjang, lebih panjang dari samping kesamping
daripada dari depan ke belakang, lengkungannya besar. Vertebra servikalis pada umumnya mempunyai
corpus yang berbentuk segi empat, dengan processus transverses yang terbelah dua , dengan
tuberculum anterius dan tuberculum posterius di depan dan di belakangnya. Prosesus transversusnya
atau taju sayap berlubang-lubang karena banyak foramina untuk lewatnya arteri vebrialis. Pada
processus transverses di jumpai foramen transversarium. Processus articularisnya mempunyai
permukaan yang hampir horizontal, miring membentuk sudut kedepan. Foramen transversarium dari
vertebrae cervicalis pertama sampai keenaam merupakan tempat lewat arteria vertebralis yang menuju
kepala (lewat foramen magnum), sedangkan pada vertebra servikalis ketujuh lubang ini diisi oleh vena.

Vertebra servikalis pertama dinamakan atlas. Nama ini diambil dari dewa yunani yang kuat menahan
bola dunia, serupa dengan atlas yang menyangga kepala. Tulang ini berartikulasi dengan oksipital (pada
condylus occipitalis).

Berbeda dengan vertebra yang lain, atlas tidak mempunyai corpus vertebra tetapi mempunyai massa
lateralis atlantis dikiri dan kanan. Kedua massa lateralis dihubungkan oleh arcus anterior antlantis dan
arcus posterior atlantis. Dipertengahan arcus anterior terdapat tuberculum anterius dan dibelakang
terdapat tuberculum posterius. Nama terakhir ini agar dibedakan dengan nama yang sama pada
vertebra servikalis yang lain. Pada atlas, processus transverses tidak menunjukan penonjolan yang
dominan.
Dibagian belakang tuberculum anterius terdapat fovea dentis. Rongga yang biasa ditempati corpus akan
ditempati oleh dens axis (= episthropheus) dari vertebra cervicalis II, dan dens axis ini mempunyai
permukaan yang berhubungan dengan fovea dentis.

Vertebra servikalis kedua atau axis (= episthropheus) mempunyai corpus yang menonjol keatas
membentuk dens axis (= dens episthropheus). Processus transversusnya relative kecil dan mempunyai
tonjolan yang nyata diujungnya. Vertebra servikalis ke enam hanya mempunyai ciri berupa tuberculum
anterius yang sering menonjol dinamakan tuberculum caroticum. Vertebra cervicalis ke tujuh
dinamakan juga vertebra prominens, berbeda dengan yang lain karena mempunyai processus spinosus
yang panjang menyerupai vertebra thoracica sehingga mudah diraba dari luar. Selain itu, tuberculum
anteriusnya juga kadang kadang panjang menyerupai costa. Vertabra servikalis ke 7 adalah ruas pertama
yang mempunyai prosesus spinosus tidak terbelah .

Prosesus ini mempunyai tuberkel pada ujungnya, membentuk gambaran yang jelas di tengkuk dan
tampak pada bagian bawah ditengkuk. Karena ciri khususnya , tulang ini disebut vertebra prominens.

2. Vertebra Torakalis

Vertebra torakalis atau tulang punggung lebih besar daripada servikal. Ciri khas vertebrata torakalis
adalah badannya berbentuk lebar-lonjong dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk
menyambung iga, lengkungnya agak kecil, processus spinosusnya panjang dan runcing menghadap
kebawah sehingga menyulitkan gerakan (flexio-extensio) antar vertebra, sedangkan prosesus
transversusnya yang membantu menyokong iga tebal dan kuat serta memuat faset persendian untuk
iga.. Processus articularis tersusun miring hamper vertical.
Pada bagian atas dan bawah corpus bagian lateral kiri kanan terdapat lekukan, fovea costalis (superior
dan inferior), tempat lekat tulang iga (costa).Lekukan serupa juga didapatkan pada processus
transverses (fovea costalis processus transverse). Pada vertebra thoracica ke sepuluh sampai ke dua
belas hanya didapatkan satu buah fovea costalis di kiri kanan corpus dengan posisi lebih di tengah.

Vertebra Lumbaris

Vertebra lumbaris atau tulang pinggang merupakan yang terbesar. Badannya sangat besar dibandingkan
dengan badan vertebra lain, mempunyai corpus yang bentuknya mirip ginjal. Pediculus dan lamina lebih
tebal dan kokoh, precessus spinosus berbentuk segi empat yang relatif lebar, kokoh, dan berbentuk
seperti kapak kecil. Processus tranvesus tidak menonjol, panjang dan langsing, ruas kelima membentuk
sendi dengan sekrum pada sendi lumbo-sakral. Tetapi pada processus tranversus ini dapat dijumpai
processus mamilaris dan processus acesorius ( embriologis processus maliralis ini adalah processus
tranversus yang sebenarnya sedangkan yang tampak nyata sebagai processu tranversus adalah sisa
elemen costa). Copus vertebra lumbalis mempunyai tinggi sekitar 25mm dengan lebar sekitar 40 mm,
dengan discus invertebralis sekitar 10 – 12 mm.

Sakrum

Sakrum (vertebrae sacrales) atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah
kolumna vertebratalis, terjepit diantara kedua tulang inominata dan membentuk bagian belakang
rongga pelvis. Dasar sakrum terletak di atas dan bersendi vertebra lumbalis kelima dan membentuk
sendi interveterbral yang khas. Tapi anterior basis sakrum membentuk promontorium sakralis. Kanalis
sakralis terletak di bawah kranalis vertebral. Dinding kanalis sakralis berlubang-lubang untuk dilalui saraf
sakral. Posesus spinosus yang rudimenter dapat dilihat dari arah posterior dari sakrum. Permukaan
anterior sakrum adalah cekung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang menandakan tempat
penggabungan kelima vertebra sakralis.

Pada ujung gili-gili ini, di setiap sisi terdapat lubang-lubang kecil untuk dilewati urat-urat saraf. Lubang-
lubang ini disebut foramina. Apeks sakrum bersendi dengan tulang koksigeus. Di sisinya, sakrum
bersendi dengan tulang ileum dan membentuk sendi sakro-iliaka kanan dan kiri.

Sekrum masih menunjukan sisa dari lima tulang yang menyatu. Bagian belakang pada garis tengah
terdapat crista sacralis mediana yang merupakan fusi processus spinosus, disertai crista sacralis lateralis
bekas prcessus transverses dan crista sacralis medialis hasil fusi processus artikularis.

Di ujung caudal crista sacralis mediana terdapat ujung canalis sacralis atau hiatus sacralis dan cormu
sacrale yag berhubungan dengan koksigeus. Hiatus ini dapat di gunakan untuk penyuntikan anesthesi
pada caudal anaesthesia. Di kiri kanan pada parslateralis terdapat facies auricularis yang merupakan
tempat artikulasi dengan tulang panggul dalam hal ini dengan sillium. Di bagian depan dan belakag
terdapat empat pasang foramina sacralia (antiriora dan posteriora) tempat lalu saraf spinalis rami
anterior dan rami posterior. Di bagian depan (facies pelvic) sekrum masing-masing lubang kiri kanan di
hubungkan oleh linieae transversae bekas discus intervertebralis.

Sakrum melengkung kearah depan dan ke lateral. Pada laki-laki lengkungan ini lebih nyata disbanding
dengan wanita. Bentuk facies pelvica yang relative lebih lurus menguntungkan pada wanita yang akan
melahirkan. Ujung atas bagian depan sakrum lebih menonjol dan dinamakan promontorium dengan ala
ossis sacri dikiri kanannya. Bagian ini penting karena dipergunakan untuk menggukur diameter panggul.
Koksigeus

Koksigeus atau tulang ekor terdiri atas empat atau lima vertebra atau yang rudimenter dan bergabung
menjadi satu yang paling atas mempunyai cornum coccygeum yang berhubungan dengan cornu ossis
sacri.

Walaupun kecil tulang ini perlu diperhatikan, khususnya dalam kaitan dengan proses melahirkan
(partus).

Lengkung Kolumna Vertebralis

Jika dilihat dari samping, kolumna vertebralis memperlihatkan empat kurva atau lengkung
anteroposterior. Lengkung vertikal pada daerah leher melengkung ke depan, daerah torakal melengkung
kebelakang, daerah lumbal melengkung ke depan, dan daerah pelvis melengkung ke belakang. Kedua
lengkungan yang menghadap posterior, yaitu torakal dan pelvis, disebut primer, karena keduanya
mempertahankan lrngkung aslinya ke belakang dari tulang belakang. Kedua lengkung yang menghadapa
ke arah anterior disebut sekunder.

Sendi pada Kolumna Vertebralis

– Sendi antara vertebrae dipunggung


Persendian pada columna vertebralis terutama terdapat antara masing-masing vertebra melalui suatu
“plane – joint” pada processus articularis superior dan processus articularis inferior masing-masing.
Sebagai suatu artculatio plana (plane joint), sendi ini termasuk sendi synovial.

Discuss intervertebralis, suatu synchondrosis, dapat juga dimasukan sebagai sendi antara dua buah
vertebra.

Sendi synovial antar vertebra berbeda pada masing-masing kelompok cervical, thoracica dan lumbal.
Pada vertebrae cervicales hubungan ini miring, pada vertebrae toraciae hubungan antar vertebra ini
hamper vertical pada bidang sagital, sedangkan pada vertebrae lumbales sendi ini tegak menghadap ke
lateral.
– Sendi atlanto – occi pitalis

Selain itu terdapat juga persendian antara tulang atlas dengan condylus occi pitalis, yaitu articulatio
atlantooccipitalis. Bersama-sama kedua sendi ini (kiri kanan) membentuk suatu articulation ellipsoidea,
suatu articulation synovialis. Pada sendi ini terutama terjadi gerak ante-flexio dan dorso flexio kepala
terhadap leher.

Disamping persendian pada processus artikularisnya, antara atlas dan epistropheus juga terdapat sendi
trochoidea (pivot joint) yaitu pada hubungan dens axis (dens epistropheus) dengan fovea dentis,
articulatio atlantoaxialis mediana. Sendi ini, yang dibagian posterior diperkuat oleh ligamentum
transversum atlantis, memungkinkan gerak latero flexio kepala terhadap leher.
– Sendi costrovertrebralis

Articulatio costovertebralis terdapat pada vertebra thoracica yang berhubungan dengan costa. Sendi ini
juga merupakan suatu plane joint, terdapat antara costa dengan fovea costalis yang terdapat pada
corpus dan pada processus transverses.

– Sendi Lumbosacral dan sacro-iliaca

Dibagian caudal terdapat articulation lumbosacralis dan articulatio sacra iliaca antara facies auricularis
ossis sacri dan os ilium. Sendi terakhir ini, suatu plane joint merupakan jalur yang meneruskan gaya
berat yang ditopang oleh columna vertebralis ketulang panggul untuk selanjutnya diteruskan ketulang
tungkai fungsi ini dipermudah oleh permukaan facies auricularis yang berbenjol-benjol tidak rata,
diperkuat oleh ligamentum sacroiliacum anterius dan ligamentum sacroiliacum posterius. Disamping
itu, vertebra lumbaris pada articulation lumbosacralis diikat juga dengan os ilium oleh ligamentum ilio
lumbale.
tampak lateral

tampak anterior

– Discus intervertebralis

Discus intervertebralis di bentuk oleh nucleus pulposus yang di kelilingi dan di ikat oleh annulus fibrosus
yang merupakan suatu fibri cartilage. Pada anak-anak discus ini berisi materi yang berbentuk gel, tetapi
dengan pertambahan usia, masa ini mengeras menjadi mirip jaringan rawan yang bersifat hygrocopis.
Nucleus pulposus dengan annulus fibrosus berfungsi sebagai bantalan yang menahan tubuh.

Tetapi, bila discus ini mengalami perubahan tekanan yang mendadak, sarabut yang membentuk annulus
fibrosus dapat sobek sehingga nucleus pulposus menjoro keluar. Keadaan ini di namakan hernia nucleus
pulposus. Bagian nucleus yang kelua akan mencari bagian dengan tekanan terendah di sekitar foramen
intervertebrale sehingga akan menekkan serabut saraf spinal yang terdapat di sana.

Ligamenta pada Columna Vertebralis


Sepanjang bagian depan columna vertebralis didapati ligamentum longitudinale anterius yang mengikat
semua vertebra. Ligamentum ini di mulai dari os ocipi-tale dan berakhir pada os sacrum, makin kebawah
uukuran lebarnya bertambah dengan catatan di daerah thoracal ia menyempit. Di bagian belakang
corpus, di dalam canalis vertebralis, di dapati juga ligamentum longitudinal prosterius di dinding depan
canalis vertebralis. Berbeda dengan yang anterior ligamentum longitudinale posterius berawal pada
corpus vertebra cervicalis kedua dan berakhir pada permukaan anterior canalis ossis sacri.

Ligament ini mempunyai hubungan yang erat dengan setiap discus intervertebralis, serabut colagennya
menyatu dengan serabut collagen yang membentuk anolus fibrosus.

Di leher terdapat ligamentum nuchae, suatu ligamentum supra-spinale, yang menghubungkan setiap
processus spinosus dengan protuberantia ocipitalis externa. Ligamentum ini membentuk semacam
lembaran yang menghubungkan perlekatannya di garis tengah.
Di antara setiap processus spinossus terdapat ligamentum interspinalia, dan di antara setiap processus
transversus di dapati ligamentum intertransversaria. Lamina setiap vertebra(di kiri dan kanan) di
hubungkan satu sama lain oleh ligamentum flavum (jamak=ligament flava) yang menyerupai membrane.
BAB IV

KESIMPULAN

Tulang belakang atau kolumna vertebra merupakan merupakan bagian dari tulang yang menyusun
tubuh manusia, dimana rangkaian tulang tersebut berfungsi sebagai penyokong kepala dan anggota
tubuh bawah dan sekaligus pelindung otak dan sumsum tulang belakang dari goncangan. Tulang
belakang memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan struktur dan fungsinya. Dengan mempelajari
tulang belakang, seorang perawat akan mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai indikasi medis
yang ada pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Paryana Widjaja dkk, 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Pearce Evelyn C., 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

You might also like