You are on page 1of 38

BERKAS PASIEN

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD Puskesmas Lempuing


No Berkas : 01/KedKomunitas/2018/FKIK/UNIB
No Rekam Medis : 01.01.127

Data Administrasi : Kamis, 8 Maret 2018


Diisi Oleh : Fegi Dwiputra Nugraha (H1AP12021)
Nurhapsari (H1AP12019)
Yosie Agni Utami (H1AP12040)

Pasien Keterangan
Nama Ny. N Pasien
Umur / tgl. Lahir 71 Tahun
Alamat Jl. Kuala Lempuing RT 01
Kelurahan Lempuing, Kec Ratu
Agung Bengkulu.
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan Menikah
Kedatangan yang ke 1

Telah diobati Ya / tidak


ssebelumnya
Alergi obat Ya/tidak Bila ya /Macam
obatnya
Sistem pembayaran BPJS (KIS)
DATA PELAYANAN
I. ANAMNESIS (Subyektif)
A. Alasan kedatangan/keluhan utama
Alasan kedatangan : Sakit kepala
Kekhawatiran : Menderita penyakit darah tinggi sehingga harus konsumsi
obat terus-menerus dan akan menyusahkan keluarga
Harapan : Sakit kepala dapat sembuh dan tekanan darah normal
sehingga tidak perlu konsumsi obat terus-menerus.
Persepsi : Penyakit darah tinggi dapat disembuhkan dengan
pengobatan tradisional saja.

B. Keluhan lain /tambahan


Batuk kering sejak 1 hari yang lalu.

C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala
dirasakan terus-menerus disertai rasa berat di bagian tengkuk. Sakit kepala semakin
memberat saat pasien beraktivitas dan berkurang dengan istirahat.
Pasien juga mengeluh batuk kering sejak 1 hari yang lalu. Batuk dirasakan
hampir sepanjang hari. Batuk tidak disertai sesak. Keluhan nyeri tenggorokan
disangkal. Keluhan demam disangkal. Semenjak batuk, nafsu makan pasien
menurun.
Pasien tidak merasakan sesak saat beraktivitas. Keluhan mata kabur dan nyeri
dada disangkal. BAK dan BAB dalam batas normal. Pasien belum pernah minum
obat untuk mengatasi keluhannya.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


- Pasien pernah berobat ke bidan dengan keluhan yang sama 6 bulan yang lalu,
bidan mengatakan pasien menderita darah tinggi. Pasien dianjurkan untuk
minum obat darah tinggi secara rutin, tetapi pasien menolak, pasien hanya ingin
berobat tradisional saja.
- Riwayat DM, jantung, dan sakit ginjal disangkal
- Riwayat alergi disangkal

E. Riwayat Penyakit Keluarga:


- Ayah pasien sudah meninggal dan mempunyai riwayat penyakit Hipertensi
- Saudara kandung pasien ada yang mempunyai penyakit Hipertensi

F. Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi dan Lingkungan


- Pasien tinggal bersama anak pertama, menantu beserta seorang cucunya.
- Lingkungan di sekitar rumah padat. Pasien tinggal di rumah yang kebersihannya
cukup baik, dinding rumah berupa beton. Ventilasi dan jumlah jendela rumah
cukup baik. Kamar mandi terletak di sebelah dapur. Sumber air berupa air sumur
dan pam.
- Pasien merupakan ibu rumah tangga. Aktivitas sehari-hari pasien hanyalah
menonton tv dan mengurus diri sendiri, sedangkan pekerjaan ruamh dikerjakan
oleh menantunya.
- Pasien berobat menggunakan BPJS (KIS). Pasien jarang berobat ke Puskesmas,
jarak dari rumah pasien ke puskesmas sekitar 1 km.

II. PEMERIKSAAN FISIK (Obyektif)


1. Tanda Vital
a. Nadi : 84 x/ menit c. Tekanan Darah (duduk) : 160/90 mmHg
b. Pernafasan : 20 x/ menit d. Suhu Badan : 36,7o C

2. Status Gizi
a. Tinggi Badan :156 cm Berat Badan : 42 Kg
b. Bentuk Badan :astenikus Lingkar Perut : 60cm Status Gizi : Gizi kurang

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum


a. Kesadaran : Compos Mentis Kesadaran menurun
b. Tampak kesakitan : Tidak Ya
c. Berjalan ada gangguan : Tidak Ya
4. Kelenjar Getah Bening Jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi
a. Leher : Normal Tidak Normal
b. Submandibula Normal Tidak Normal
c. Ketiak : Normal Tidak Normal
d. Inguinal Normal Tidak Normal

5. Mata Mata Kanan MataKiri


a. Persepsi Warna Normal Buta Warna Parsial Normal Buta Warna Parsial
Buta Warna Total Buta Warna Total
b. Kelopak Mata Normal Edema periorbital Normal Edema periorbital
c. Konjungtiva Normal Hiperemis Sekret Normal Hiperemis Sekret
Pucat Pterigium Pucat Pterigium
d. Kesegarisan / gerak bola Normal Strabismus Normal Strabismus
mata
e. Sklera Normal Ikterik Normal Ikterik

f. Lensa mata tidak keruh Keruh Tidak keruh Keruh


g. Bulu Mata Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

h. Penglihatan 3 dimensi Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal

6.Telinga Telinga kanan Telinga kiri


a. Daun Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
b. Liang Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
- Serumen Tidak ada Ada serumen Tidak ada Ada serumen
Menyumbat (prop) Menyumbat (prop)
c. Membrana Timpani Intak Tidak intak Intak Tidak intak
lainnya…… lainnya …..
d. Test berbisik (Tidak dilakukan)
e. Test Garpu tala (Tidak dilakukan)
f. Rinne (Tidak dilakukan)
g. Weber (Tidak dilakukan)
h. Swabach (Tidak dilakukan)

7. Hidung
a. Meatus Nasi Normal Tidak Normal
b. Septum Nasi Normal Deviasi ke ........
c. Konka Nasal Normal Udem
e. Nyeri Ketok Sinus maksilaris Normal Nyeri tekan positif di ……..
e. Penciuman : tidak dilakukan
8. Tenggorokan
a. Pharynx Normal Hiperemis Granulasi
b. Tonsil : Ukuran Kanan : Kiri :
To T1 T2 T3 To T1 T2 T3
Normal Hiperemis Normal Hiperemis

c. Palatum Normal Tidak Normal

9. Leher
a. Gerakan leher Normal Terbatas
b. Kelenjar Thyroid Normal Tidak Normal
c. Pulsasi Carotis Normal Bruit
d. Tekanan Vena Jugularis Normal Tidak Normal
e. Trachea Normal Deviasi
f. Lain-lain : …..

10. Dada
a. Bentuk Simetris Asimetris
b. Lain – lain : dalam batas normal

11. Paru- Paru dan Jantung


a. Palpasi Normal Tidak Normal
Kanan Kiri

b. Perkusi Sonor Redup Hipersonor Sonor Redup Hipersonor

Iktus Kordis : Normal Tidak Normal, sebutkan


Batas Jantung : Normal Tidak Normal, sebutkan

c. Auskultasi : - Bunyi Vesikular Bronchovesikular Vesikular


napas Bronchovesikular
- Bunyi napas tambahan Ronkhi Wheezing Ronkhi Wheezing

- Bunyi Jantung Normal Tidak Normal

12. Abdomen
a. Inspeksi Normal Tidak Normal
b. Perkusi Timpani Redup
c. Auskultasi: Bising Usus Normal Tidak Normal
d. Hati Normal Teraba…….jbpx ……jbac
e. Limpa Normal Teraba shcuffner …..

Kanan : Normal Kiri : Normal


f. Ginjal
Tidak Normal Tidak Normal
Kanan : Normal Kiri : Normal
g. Ballotement
Tidak Normal Tidak Normal
Kanan : Normal Kiri : Normal
h. Nyeri costo vertebrae
Tidak Normal Tidak Normal
13. Genitourinaria Normal

14a.Tulang/Sendi Ekstremitas Atas Kanan Kiri

- Gerakan Normal Tidak normal Normal Tidak normal


- Tulang Normal Tidak normal Normal Tidak normal
- Sensibilitas Baik Tidak baik Baik Tidak baik
- Oedema Tidak ada Ada Tidak ada Ada
- Varises Tidak ada Ada Tidak ada Ada
- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5
- Vaskularisasi Baik Tidak baik Baik Tidak baik
- Kelainan kuku jari Tidak ada Ada Tidak ada Ada

14b.Tulang/Sendi Ekstremitas Bawah Kanan Kiri

- Gerakan Normal tidak normal Normal Tidak normal


- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5
- Tulang Normal Tidak normal Normal Tidak normal
- Sensibilitas Baik Tidak baik Baik Tidak baik
- Oedema Tidak ada Ada Tidak ada Ada
- Varises Tidak ada Ada Tidak ada Ada
- Vaskularisasi Baik Tidak baik Baik Tidak baik
- Kelainan kuku jari Tidak ada Ada Tidak ada Ada

14c. Otot Motorik Kanan Kiri


1. Trofi Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
2. Tonus Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
3. Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5 Gerakan abnormal :
(Fs motorik) Tidak ada
Tic Ataxia Lainnya
14. Refleks Kanan Kiri
a. Refleks Fisiologis Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
b Refleks Patologis:
Babinsky Negatif Positif Negatif Positif
Chaddock Negatif Positif Negatif Positif
Oppenheim Negatif Positif Negatif Positif
Schaefer Negatif Positif Negatif Positif
III. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

Keluhan: Pemeriksaan:
- Sakit kepala sejak 2 hari yang TD = 160/90 mmHg
lalu.
- Tengkuk terasa berat.
- Batuk kering sejak 1 hari yang
lalu.

Ny. N, 71 tahun
Dengan Hipertensi Grade
II + ISPA

Faktor Eksternal:
Faktor Internal: - Kurangnya pengetahuan
- Riwayat keluarga hipertensi tentang Hipertensi dan
- Tidak menjaga pola diet pencegahannya.
rendah garam - Keluarga pasien kurang
- Tidak ingin konsumsi obat menjaga pola makan
rutin, hanya ingin obat - Keluarga kurang peduli
herbal terhadap kondisi kesehatan
pasien

Alasan Pembinaan:
1. Pasien menderita hipertensi yang butuh dukungan keluarga dalam
proses pengobatannya.
2. Pasien sudah lama mengetahui penyakitnya, tetapi pasien menolak
untuk mengonsumsi obat hipertensi, pasien lebih memilih
pengobatan herbal.
3. Pasien dan keluarga pasien tidak memiliki pengetahuan yang
memadai tentang hipertensi, pengaturan pola makan dan gaya hidup
yang berkaitan dengan penyakit hipertensi.
4. Penyakit yang diderita pasien merupakan kondisi dengan potensi
risiko komplikasi yang cukup serius dan memerlukan pemantauan
rutin.
5. Diperlukan adanya kerja sama antar anggota keluarga dalam
penanganan pasien ini.

IV. DIAGNOSIS HOLISTIK (Assessment)


Aspek personal :
Alasan kedatangan : Sakit kepala
Kekhawatiran : Menderita penyakit darah tinggi sehingga harus
konsumsi obat terus-menerus dan akan menyusahkan
keluarga.
Harapan : Sakit kepala dapat sembuh dan tekanan darah normal
sehingga tidak perlu konsumsi obat terus-menerus.
Persepsi : Penyakit darah tinggi dapat disembuhkan dengan
pengobatan tradisional saja.
Aspek klinik :
- Sakit kepala yang terus-menerus
- Rasa berat di bagian tengkuk
- Batuk kering
- TD = 160/90 mm Hg
Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II + ISPA
Prognosis : Bonam

Aspek risiko internal :


- Riwayat keluarga hipertensi
- Tidak menjaga pola diet rendah garam
- Tidak ingin konsumsi obat rutin, hanya ingin obat herbal
Aspek risiko eksternal dan psikososial keluarga :
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang
dialami pasien.
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pola makan
dalam pencegahan dan pengobatan penyakit pasien
- Perlunya dukungan dan perhatian keluarga dalam memantau
pengobatan rutin pasien.

Derajat fungsional : 2
V. RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN (PLANNING)
No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Rencana Kunjungan I

1 Aspek Personal
a. Konseling dan edukasi Pasien Kunjungan a. Pasien mulai mengerti
mengenai hipertensi, yaitu I di rumah mengenai hipertensi,
penyebab, faktor risiko, pasien penyebab, tatalaksana,
pencegahan, komplikasi, dan pencegahan kekambuhan
tatalaksana. dan komplikasi.
b. Konseling dan edukasi tentang b. Pasien mengerti tentang pola
pola makan yang sehat dan makan yang sehat seperti
memberikan brosur contoh yang sudah dicontohkan di
menu sehat untuk hipertensi brosur.
c. Memberikan motivasi kepada c. Pasien sudah memulai
pasien untuk meminum obat minum obat secara teratur
secara teratur dan periksa dan ingin memeriksakan
tekanan darah secara berkala. tekanan darahnya secara
d. Edukasi tentang efek samping berkala.
obat hipertensi d. Pasien sudah memahami
efek samping obat hipertensi
2 Aspek Klinik a. Keluhan pasien berkurang
a. Mengevaluasi keluhan pasien Pasien Kunjungan b. Tekanan darah pasien dalam
b. Memeriksa tekanan darah I di rumah batas normal
pasien pasien c. Tidak ditemukan kelainan
c. Melakukan pemeriksaan fisik dalam pemeriksaan fisik
terkait terkait
Farmakologi : d. Pasien patuh minum obat
- Amlodipin 1x5mg e. Menerapkan pola makan
Non farmakologi : sehat dengan kalori yang
a. Memberikan contoh menu cukup dan rendah garam
sehat untuk hipertensi f. Melakukan senam di
puskesmas
b. Mengajak untuk mengikuti
olahraga di puskesmas
seminggu sekali
c. Edukasi pentingnya minum
obat teratur
d. Olahraga rutin 30-40 menit
setiap 2 kali/minggu
3 Aspek Psikososial Keluarga dan
Lingkungan a. Keluarga memahami tentang
a. Konseling dan edukasi kepada Pasien, Kunjungan penyakit pasien, komplikasi
keluarga mengenai hipertensi anak, I di rumah dan tanda-tanda
yaitu penyebab, faktor risiko, menantu, pasien kegawatdaruratannya
pencegahan, komplikasi dan dan cucu b. Keluarga bersedia mengikuti
tatalaksananya, serta tanda- skrining hipertensi, apabila
tanda kegawatdaruratan terdapat keluarga yang
b. Melakukan skrining dengan menderita hipertensi
pemeriksaan tekanan darah diharapkan bersedia untuk
anggota keluarga. diterapi.
c. Konseling mengenai c. Keluarga mulai termotivasi
pentingnya dukungan dari untuk menerapkan pola diet
keluarga tentang pengobatan, hipertensi serta mulai
pola makan yang sehat dan memotivasi pasien untuk
sesuai untuk penyakit berolahraga dan minum obat
Hhipertensi, olahraga cukup teratur
dan minum obat teratur untuk d. Keluarga ikut serta
pasien melakukan pemeriksaan dini
d. Edukasi mengenai pentingnya dan faktor risiko hipertensi
pemeriksaan dini hipertensi
pada anggota keluarga
Rencana Kunjungan II

1 Aspek Personal
a. Evaluasi pemahaman pasien Pasien Kunjungan a. Pasien memahami tentang
mengenai hipertensi, yaitu II di rumah hipertensi, penyebab,
penyebab, faktor risiko, pasien tatalaksana, pencegahan
pencegahan, komplikasi, dan kekambuhan dan komplikasi.
tatalaksana. b. Pasien mulai menerapkan
b. Evaluasi pemahaman pasien pola makan yang sehat seperti
tentang pola makan yang sehat yang sudah dicontohkan di
dan penerapan menu sehat brosur.
untuk hipertensi c. Pasien minum obat secara
c. Evaluasi kepatuhan pasien teratur dan memeriksakan
dalam meminum obat secara tekanan darahnya secara
teratur dan keinginan untuk berkala.
memeriksa tekanan darah d. Pasien sudah memahami efek
secara berkala. samping obat hipertensi
d. Evaluasi pemahaman pasien
tentang efek samping obat
hipertensi
2 Aspek Klinik
a. Evaluasi keluhan pasien Pasien Kunjungan a. Keluhan pasien berkurang
b. Memeriksa tekanan darah II di rumah b. Tekanan darah pasien dalam
pasien pasien batas normal
c. Melakukan pemeriksaan fisik c. Tidak ditemukan kelainan
terkait dalam pemeriksaan fisik
Farmakologi : terkait
- Amlodipin 1x5mg d. Pasien patuh minum obat
Non farmakologi : e. Menerapkan pola makan
a. Evaluasi menu diet pasien yang sehat dengan kalori yang
sesuai dengan pola diet cukup dan rendah garam
hipertensi f. Melakukan senam di
puskesmas
b. Evaluasi apakah pasien sudah
mengikuti olahraga di
puskesmas seminggu sekali
c. Evaluasi kepatuhan pasien
dalam meminum obat secara
teratur
d. Evaluasi kegiatan olahraga
rutin 30-40 menit setiap 2
kali/minggu

3 Aspek Psikososial Keluarga dan


Lingkungan Pasien, Kunjungan a. Keluarga lebih memahami
a. Evaluasi pengetahuan keluarga anak, II di rumah tentang penyakit pasien,
mengenai hipertensi yaitu menantu, pasien komplikasi dan tanda-tanda
penyebab, faktor risiko, dan cucu kegawatdaruratannya
pencegahan, komplikasi dan b. Keluarga yang menderita
tatalaksananya, serta tanda- hipertensi bersedia untuk
tanda kegawatdaruratan diterapi
b. Melakukan terapi pada anak c. Keluarga sudah menerapkan
pasien yang juga menderita pola diet hipertensi serta
hipertensi. sudah memotivasi pasien
c. Evaluasi dukungan dari untuk berolahraga dan minum
keluarga tentang pola makan obat teratur
yang sehat, olahraga cukup dan
minum obat teratur untuk
pasien dan anaknya.

Rencana Kunjungan III

1 Aspek Personal a. Pasien mulai mengerti


a. Evaluasi pemahaman pasien Pasien Kunjungan mengenai hipertensi,
mengenai hipertensi, yaitu III di rumah penyebab, tatalaksana,
penyebab, faktor risiko, pasien pencegahan kekambuhan dan
komplikasi.
pencegahan, komplikasi, dan b. Pasien telah menerapkan pola
tatalaksana. makan yang sehat seperti
b. Evaluasi penerapan pola makan yang sudah dicontohkan di
yang sehat sesuai pola diet brosur.
hipertensi c. Pasien selalu minum obat
c. Evaluasi kepatuhan pasien secara teratur dan ingin
dalam minum obat secara memeriksakan tekanan
teratur dan keinginan untuk darahnya secara berkala.
pemeriksaan tekanan darah d. Tidak terdapat efek samping
secara berkala. obat hipertensi pada pasien.
d. Evaluasi apakah terdapat
samping obat hipertensi pada
pasien
2 Aspek Klinik
a. Mengevaluasi keluhan pasien Pasien Kunjungan a. Keluhan pasien sudah tidak
b. Memeriksa tekanan darah III di rumah ada
pasien pasien b. Tekanan darah pasien dalam
c. Melakukan pemeriksaan fisik batas normal
terkait c. Tidak ditemukan kelainan
Farmakologi : dalam pemeriksaan fisik
- Amlodipin 1x5mg terkait
Non farmakologi : d. Pasien selalu patuh minum
a. Evaluasi menu diet pasien yang obat
sesuai dengan pola diet e. Menerapkan pola makan
hipertensi sehat dengan kalori yang
b. Evaluasi apakah pasien sudah cukup dan rendah garam
mengikuti olahraga di f. Melakukan senam di
puskesmas seminggu sekali puskesmas
c. Evaluasi kepatuhan pasien
dalam meminum obat secara
teratur
d. Evaluasi kegiatan olahraga
rutin 30-40 menit setiap 2
kali/minggu

3 Aspek Psikososial Keluarga dan


Lingkungan
a. Evaluasi pengetahuan keluarga Pasien, Kunjungan a. Keluarga lebih memahami
mengenai hipertensi yaitu anak, III di rumah tentang penyakit pasien,
penyebab, faktor risiko, menantu, pasien komplikasi dan tanda-tanda
pencegahan, komplikasi dan dan cucu kegawatdaruratannya
tatalaksananya, serta tanda- b. Anak pasien sudah tidak ada
tanda kegawatdaruratan lagi keluhan
b. Evaluasi keluhan anak pasien c. Keluarga sudah menerapkan
c. Evaluasi dukungan dari pola diet hipertensi serta
keluarga tentang pola makan sudah memotivasi pasien
yang sehat, olahraga cukup dan untuk berolahraga dan minum
minum obat teratur untuk obat teratur
pasien dan anaknya.

Persetujuan Ka. UPTD PKM. Kuala Persetujuan Pembimbing


Lempuing Tanda tangan :
Tanda tangan :

Nama Jelas: dr. Dessy N


Nama Jelas : dr. Fitri Desimilani Tanggal :
Tanggal :
VI. TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI

Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik Dan Rencana Selanjutnya


Puskesmas Intervensi yang dilakukan :
8 Maret 2018 - Anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Diagnosis
- Informed consent untuk rencana melakukan kunjungan rumah

Hasil:
- Keluhan sakit kepala, tengkuk terasa berat, dan battuk kering
- Tekanan darah : 160/90 mmHg
- Pemeriksaan fisik dalam batas normal

Penatalaksanaan
Menganjurkan mengonsumsi obat secara benar dan teratur, berupa:
- Amlodipin 1 x 5mg
- Ambroxol tab 3x 1

Rencana selanjutnya :
- Kunjungan rumah

Kunjungan Intervensi yang dilakukan:


I Aspek Personal:
13 Maret - Konseling dan edukasi mengenai hipertensi, yaitu penyebab, faktor risiko,
2018 pencegahan, komplikasi, dan tatalaksana.
- Konseling dan edukasi tentang pola makan yang sehat dan memberikan
brosur contoh menu sehat untuk hipertensi
- Memberikan motivasi kepada pasien untuk meminum obat secara teratur
dan periksa tekanan darah secara berkala.
- Edukasi tentang efek samping obat hipertensi

Aspek Klinis:
- Mengevaluasi keluhan pasien
- Memeriksa tekanan darah pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik terkait
Farmakologi :
- Amlodipin 1x5mg
Non farmakologi :
- Memberikan contoh menu sehat untuk hipertensi
- Mengajak untuk mengikuti olahraga di puskesmas seminggu sekali
- Edukasi pentingnya minum obat teratur
- Olahraga rutin 30-40 menit setiap 2 kali/minggu

Aspek psikososial keluarga dan lingkungan


- Konseling dan edukasi kepada keluarga mengenai hipertensi yaitu
penyebab, faktor risiko, pencegahan, komplikasi dan tatalaksananya,
serta tanda-tanda kegawatdaruratan
- Melakukan skrining dengan pemeriksaan tekanan darah anggota
keluarga.
- Konseling mengenai pentingnya dukungan dari keluarga tentang
pengobatan, pola makan yang sehat dan sesuai untuk penyakit
Hhipertensi, olahraga cukup dan minum obat teratur untuk pasien
- Edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan dini hipertensi pada anggota
keluarga
VII. KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM
BINAAN PERTAMA

Diagnosis Holistik pada Saat Berakhirnya Pembinaan Pertama


Aspek personal :
Alasan kedatangan : Sakit kepala
Kekhawatiran : Menderita penyakit darah tinggi sehingga harus
konsumsi obat terus-menerus dan akan menyusahkan
keluarga.
Harapan : Sakit kepala dapat sembuh dan tekanan darah normal
sehingga tidak perlu konsumsi obat terus-menerus.
Persepsi : Penyakit darah tinggi dapat dikontrol dengan minum
obat teratur dan pola makan yang sesuai diet Hipertensi

Aspek klinik :
Tidak ada keluhan
TD = 130/80 mm Hg
Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II terkontrol
Prognosis : Bonam

Aspek risiko internal :


- Riwayat keluarga hipertensi
- Tidak menjaga pola diet rendah garam
- Tidak ingin konsumsi obat rutin, hanya ingin obat herbal

Aspek risiko eksternal dan psikososial keluarga :


- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang
dialami pasien.
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pola makan
dalam pencegahan dan pengobatan penyakit pasien
- Perlunya dukungan dan perhatian keluarga dalam memantau pengobatan
rutin pasien.

Derajat fungsional : 2

Persetujuan Pembimbing
Tanda tangan :

Nama Jelas : dr. Dessy N


Tanggal :
Skor Kemampuan Keluarga dalam Penyelesaian Masalah dan
Rencana Penatalaksanaan

Coping Coping
Hasil yang
No Kegiatan Sasaran Waktu score score
diharapkan
awal akhir
1 Konseling dan edukasi Keluarga memahami 3 5
Keluarga
kepada keluarga 3 minggu tentang penyakit
dan
mengenai hipertensi pasien, komplikasi
pasien
yaitu penyebab, faktor dan tanda-tanda
risiko, pencegahan, kegawatdaruratannya
komplikasi dan
tatalaksananya, serta
tanda-tanda
kegawatdaruratan
2 Melakukan skrining Keluarga bersedia 3 5
Keluarga
dengan pemeriksaan 3 minggu mengikuti skrining
dan
tekanan darah anggota hipertensi, apabila
pasien
keluarga. terdapat keluarga
yang menderita
hipertensi diharapkan
bersedia untuk
diterapi.
3 Konseling mengenai Keluarga Keluarga mulai 3 5
pentingnya dukungan dan 3 minggu termotivasi untuk
dari keluarga tentang pasien menerapkan pola diet
pengobatan, pola makan hipertensi serta mulai
yang sehat dan sesuai memotivasi pasien
untuk penyakit untuk berolahraga dan
Hipertensi, olahraga minum obat teratur
cukup dan minum obat
teratur untuk pasien

4. Edukasi mengenai Keluarga 3 minggu Keluarga ikut serta 3 5


pentingnya pemeriksaan dan melakukan
dini hipertensi pada pasien pemeriksaan dini dan
anggota keluarga faktor risiko
hipertensi
BERKAS KELUARGA BINAAN
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : UPTD Puskesmas Lempuing
No Berkas : 01/KedKomunitas/2018/FKIK/UNIB
No Rekam Medis : 01.01.127
Data Administrasi : Kamis, 8 Maret 2018
Diisi Oleh : Fegi Dwiputra Nugraha (H1AP12021)
Nurhapsari (H1AP12019)
Yosie Agni Utami (H1AP12040)

Alasan untuk dilaksanakan pembinaan keluarga pada keluarga ini:


 Pasien menderita hipertensi yang butuh dukungan keluarga dalam proses
pengobatannya.
 Pasien sudah lama mengetahui penyakitnya, tetapi pasien menolak untuk
mengonsumsi obat hipertensi, pasien lebih memilih pengobatan herbal.
 Pasien dan keluarga pasien tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang
hipertensi, pengaturan pola makan dan gaya hidup yang berkaitan dengan
penyakit hipertensi.
 Penyakit yang diderita pasien merupakan kondisi dengan potensi risiko
komplikasi yang cukup serius dan memerlukan pemantauan rutin.
 Diperlukan adanya kerja sama antar anggota keluarga dalam penanganan pasien
ini.

Pelaku rawat/ contact person/ significant other dari pasien adalah:


Hubungan dengan pasien:

Data Demografi Keluarga


Alamat : Jln. Ciliwung Bawah No.41 RT.01/RW.01, Kelurahan Lempuing,
Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu.
No. Telp :
Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan
dekat dengan keluarga.
No Nama Kedudukan Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Berpartisipasi Keterangan
dalam keluarga dalam Tambahan
pembinaan
1 Ny. Nafsiah Nenek P 63 th SMP IRT Ya Pasien
2 Tn. Miswan Anak (Kepala L 43 th SD Petani, Pekerja Ya Pasien
keluarga) Bangunan
3 Ny. Menantu P 42 th SD ART Ya Pasien
4 An. Cucu L 17 th SMA Pelajar Ya Pasien

Diagram 1. Genogram

Keterangan :

v
 Laki-laki, Meninggal

v  Perempuan Meninggal

 Perempuan

 Laki-laki, Hidup
Data Dinamika Keluarga
Bentuk keluarga : Keluarga extended
Tahapan siklus hidup keluarga : Keluarga dengan anak usia sekolah

Diagram 2. Family Map

Keterangan:
Tn. M Ny. N
M
Anak/KK

Nenek

Menantu

Ny. I An. A
Anak dari KK

Hubungan dekat

Tabel 2. Fungsi-fungsi dalam keluarga


Kesimpulan pembina
Fungsi
Penilaian untuk fungsi keluarga
Keluarga
yang bersangkutan
Biologis Pasien adalah pasien baru yang didiagnosis menderita Berdasarkan penilaian
hipertensi. Pasien dan keluarga masih belum mengerti terhadap komponen
tentang penyakit yang diderita pasien, komplikasi dan pada keluarga, maka
tatalaksana penyakit tersebut, serta pola hidup yang pembina dapat
seharusnya diterapkan. Pasien lebih mempercayai menyimpulkan bahwa
pengobatan herbal dibandingkan pengobatan medis. fungsi biologis kurang
baik.
Psikologis Pasien memiliki anggota keluarga yang cukup peduli Berdasarkan penilaian
dalam pengontrolan penyakit pasien. Keadaan pasien terhadap komponen
memerlukan dukungan dari keluarga. Komunikasi pada keluarga, maka
sangat dekat dengan anak pasien. pembina dapat
menyimpulkan bahwa
fungsi psikologis
berjalan baik.
Sosial Pasien merupakan tamatan SD. Anak pasien merupakan Fungsi sosial berjalan
petani sekaligus pekerja bangunan. Menantu pasien dengan baik.
merupakan asisten rumah tangga. Cucu pasien sedang
bersekolah tingkat SD. Hubungan dengan masyarakat
terjalin baik. Keluarga ini dikenal baik di lingkungan
sekitar, sehingga tidak sulit mencari alamat pasien.
Ekonomi & - Kebutuhan primer terutama papan sudah cukup Fungsi ekonomi cukup
Pemenuhan terpenuhi, pasien tinggal di rumah sendiri. baik.
kebutuhan - Penghasilan total keluarga dianggap menengah ke
bawah untuk kebutuhan sehari-hari.
- Gaya hidup sederhana, tidak konsumtif dengan
prioritas penggunaan uang sesuai kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier.
- Alokasi dana khusus untuk kesehatan belum ada.
Selama ini, biaya pengobatan pasien masih
tertanggungi oleh KIS dari pemerintah.
Adaptif Pasien dan keluarga sudah cukup mengerti bagaimana Fungsi adaptif keluarga
pola hidup yang harus diterapkan dirumah terhadap keadaan
pasien sudah berjalan
cukup baik.
Data Risiko Internal Keluarga
Tabel 3. Perilaku kesehatan keluarga
Sikap & perilaku keluarga yang menggambarkan Kesimpulan pembina untuk
Perilaku
perilaku tersebut perilaku yang bersangkutan
Kebersihan pribadi &  Penampilan keluarga cukup bersih dan sederhana. Kebersihan diri dan keluarga
lingkungan  Keluarga dan pasien mandi 2x/hari. baik.
 Keadaan rumah tampak kurang teratur. Kebersihan lingkungan

 Pencahayaan dan ventilasi di dalam rumah sekitar kurang.

cukup.
 Lingkungan sekitar adalah perumahan dengan
pemukiman yang cukup padat.
 Rumah pasien memiliki jamban.
 Kamar mandi bersih.
 Air yang digunakan untuk mencuci dan masak
menggunakan air sumur yang bersih, air untuk
minum menggunakan air galon.
 Terdapat 3 buah kandang ayam yang diletakkan 2
buah di dalam rumah dan 1 buah di halaman
belakang rumah.
 Halaman belakang rumah pasien berupa rawa
dengan genangan air yang luas, bercampur
dengan sampah rumah tangga.
Pencegahan spesifik  Aktivitas pasien sebagai ibu rumah tangga dan Keluarga kurang menerapkan
usaha warung dapat dilakukan. Aktivitas kedua perilaku pencegahan spesifik.
anak pasien belajar, tidur, bermain dan makan.
 Pasien dan keluarga menggunakan satu handuk
yang digunakan secara bergantian oleh seluruh
anggota keluarga.
 Kedua anak pasien menggunkan celana dalam
dan pakaian yang sama secara bergantian.
 Pasien dan keluarga jarang pergi ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan secara
rutin, kalau sudah merasa ada yang sakit baru
pasien datang ke pelayanan kesehatan.
 Imunisasi pada anak lengkap
Gizi keluarga  Kebutuhan pangan tercukupi. Kualitas dan kuantitas
 Keluarga memasak sendiri makanan sehari-hari. makanan keluarga cukup
 Penyediaan makanan dilakukan sendiri.
 Pola makan keluarga teratur, biasanya 2-3x/hari.

Asah asih asuh  Hubungan antar anggota keluarga baik. Fungsi asah, asih, asuh
 Kegiatan keagamaan tidak begitu teramati. dalam keluarga ini sudah
 Keluarga mengasuh anak dengan baik. baik.

Kesehatan reproduksi  Pasien mendapatkan menstruasi pertama kali Kesehatan reproduksi


pada umur 12 tahun. cukup baik
 Riwayat nyeri saat haid tidak ada.
Latihan jasmani /  Pasien dan keluarga tidak memiliki aktivitas fisik Aktivitas fisik dalam
aktivitas fisik khusus yang rutin dijalankan. keluarga kurang baik.
 Aktivitas sehari-hari pasien hanya bekerja
dirumah dan usaha warungnya.
Penggunaan pelayanan  Pasien sering berobat ke puskesmas apabila sakit. Perilaku kesehatan keluarga
kesehatan  Jarak rumah ke pelayanan kesehatan (puskesmas) bersifat kuratif.
2 Km. Pasien biasa menggunakan kendaraan
bermotor.

Kebiasaan / perilaku  Lauk-pauk dan makanan di rumah pasien cukup Perilaku kesehatan dalam
lainnya yang buruk untuk memenuhi kebutuhan makanan keluarga keluarga kurang baik
untuk kesehatan

Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan Keluarga


Tabel 4. Faktor Pelayanan Kesehatan
Kesimpulan pembina untuk
Faktor Keterangan
faktor pelayanan kesehatan
Pusat pelayanan Pasien berobat ke PKM Kuala Secara umum baik, pusat
kesehatan yang Lempuing dan juga bidan pelayanan kesehatan primer sendiri
tidak terlalu jauh, hanya rumah
digunakan oleh keluarga terdekat disekitar rumahnya
sakit rujukan yang agak jauh,
namun pasien memiliki kendaraan
Cara mencapai pusat Pasien harus menggunakan pribadi sehingga tidak terlalu
pelayanan kesehatan kendaraan bermotor untuk menuju bermasalah. Pasien juga merasakan
keringanan dalam hal biaya karena
tersebut ke puskesmas atau rumah sakit.
pasien peserta KIS, dari segi
pelayanan pasien merasa puas
dengan pelayanan kesehatan yang
didapat.
Tarif pelayanan kesehatan Pasien menggunakan Kartu
tersebut dirasakan Indonesia Sehat (KIS) sehingga
pasien merasakan ada keringanan

Kualitas pelayanan saat pasien berobat.


Pasien merasa kualitas
kesehatan tersebut pelayanan kesehatan baik dan
merasa selalu di layani dengan
dirasakan
baik oleh petugas kesehatan
setempat.

Tabel 5. Lingkungan tempat tinggal

Kepemilikan rumah: menumpang / kontrak / hibah / milik sendiri


Daerah perumahan : kumuh / padat bersih / berjauhan / mewah

Kesimpulan pembina untuk


Karakteristik Rumah dan Lingkungan
lingkungan tempat tinggal

Luas rumah : 6 x 10 m2 Pasien tinggal di rumah


bersama anak, menantu dan
Jumlah orang dalam satu rumah : 4 org
cucunya. Pasien tinggal di
Luar halaman rumah : 12 x 16 m2 lingkungan yang tidak terlalu
padat, dengan lingkungan yang
Tidak bertingkat
cukup terjaga kebersihannya.
Penerangan di rumah cukup.
Lantai rumah dari : tanah / semen / keramik / lain-lain*
Ventilasi cukup, terdapat kawat
Dinding rumah dari : papan / tembok / kombinasi* kasa. Pasien tidak memiliki alat
bantu sirkulasi udara rumah
Penerangan di dalam rumah
seperti kipas angin/ AC/
Jendela : Ada, cahaya matahari dapat masuk dan ventilasi cukup
exhaust fan.
Listrik : Ada
Ventilasi Kebersihan di bagian dalam
Kelembapan rumah : lembab / tidak rumah sebagian cukup baik,
Bantuan ventilasi di dalam rumah : ada / tidak tata letak barang dalam rumah
Bila ada, yaitu : AC / Kipas angin / exhaust fan teratur, kecuali kandang ayam
yang ditempatkan di dalam
Kebersihan di dalam rumah : baik
rumah yaitu di dekat WC dan
Tata letak barang dalam rumah : baik dapur. Tempat penampungan
air tidak ditutup, akan
berpotensi menjadi tempat
Sumber air
berkembangnya jentik nyamuk.
air minum dari :
Kebersihan di halaman
Sumur/pompa tangan/pompa listrik/PAM/beli dari tukang air
belakang rumah kurang baik,
air cuci dan masak dari :
terdapat genangan air yang luas
Sumur/pompa tangan/pompa listrik/PAM/beli dari tukang air
dan sampah rumah tangga, serta
Jarak sumber air dari septic tank : > 9 meter
kandang ayam yang tepat di

Kamar Mandi Keluarga Ada / Tidak Ada belakang rumah.

Dalam Rumah / Luar Rumah Sumber air minum dari air


Jumlah 1 Buah, ukuran 1 x 1,5 m2 galon baik. Sumber air masak
dan cuci dari sumur bersih.
Jamban Ada / Tidak Ada Kondisi kamar mandi dan
Dengan pegangan / Tanpa pegangan jamban baik. Pengelolaan
Bentuk jamban : Jongkok / Duduk limbah dan sampah kurang
baik. Kondisi rumah secara
Limbah & sampah
keseluruhan kurang baik.
Limbah dialirkan ke : tidak ada / got / kali
Tempat sampah di luar rumah : ada / tidak
Kesan kebersihan lingkungan permukiman : baik/cukup/kurang Septic tank.
Diagram 3. Denah rumah Diagram 4. Peta rumah dicapai dari klinik

DEPAN

PKM
Kamar

R. Tamu
Kamar

Ruang
Keluarga
Kamar

WC Rumah
K.Ayam

Gudang Dapur

Kandang
Ayam RAWA
Pengkajian Masalah Kesehatan Keluarga
Susunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada data
demografik, data dinamika, masalah adanya faktor internal dan eksternal pada keluarga yang
mempengaruhi masalah kesehatan dan merupakan dasar untuk pembinaan keluarga (dapat
mengadopsi dari mandala of health dan bagan-bagan lainnya)

Life style :
- Aktivitas fisik/latihan jasmani kurang

Lingkungan
Perilaku kesehatan:
- Latihan jasmani Psikososial ekonomi:
kurang  Pengetahuan keluarga
- Kebersihan diri yang kurang tentang
kurang penyakit Tinea corporis
FAMILY

Sistem
Pelayanan
kesehatan: Pasien : Pekerjaan:
Pelayanan Usia 63 thn, IRT
kesehatan dengan
primer dekat, Hipertensi
terjangkau

Biologi
Manusia:- Lingkungan
fisik:
Secara umum
cukup, tidak ada
masalah dengan
kondisi ligkungan
keluarga

Human made environment


 Keadaan rumah kurang bersih dan rapi,
ventilasi dan pencahayaan cukup
 Lingkungan rumah tidak terlalu padat
dan tidak ada kebisingan
Diagnosis Kesehatan Keluarga
Masalah internal keluarga
Masalah biologis : -
Masalah psikososial :
- Kekhawatiran pasien dan anaknya jika badannya semakin bertambah gatal dan
menyebar ke anggota tubuh yang lain.
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit yang diderita
pasien.
- Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pola hyginis yang harusnya
diterapkan.

Masalah eksternal keluarga


Masalah lingkungan rumah : - Kurangnya hyginisitas lingkungan sekitar
dimana terdapat sampah disamping rumah.

Tabel 6. Skor kemampuan keluarga dalam penyelesaian masalah dan rencana


penatalaksanaan.
Coping
Hasil yang
No Kegiatan Sasaran Waktu score
diharapkan
awal
1 Konseling dan edukasi Keluarga memahami lebih 2
Kedua
kepada keluarga 7 jauh tentang penyakit
orang tua
mengenai penyakit minggu tinea korporis, penyebab,
tinea korporis, pencegahan, dan
penyebab, pencegahan komplikasinya.
dan komplikasinya
2 Edukasi dan konseling Keluarga bersedia selalu 3
Kedua
anggota keluarga 7 menemani pasien kontrol
orang tua
mengenai pentingnya minggu secara berkala
kontrol secara berkala
3 Edukasi dan konseling Kedua Keluarga terus 2
mengenai pentingnya orang tua 7 menerapkan pola
pengaturan hyginis minggu hyginisitas yang diberikan
pada pasien tinea pembina pada pasien
corporis

4 Edukasi tentang Pasien Rumah dan lingkungan 3


7
pentingnya untuk terus dan sekitar rumah selalu
minggu
menjaga kebersihan keluarga bersih dan rapi.
rumah dan lingkungan
sekitar.

TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI


Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK
DAN RENCANA SELANJUTNYA
Tindak lanjut I Intervensi yang dilakukan:
Rumah Pasien 1. Aspek Personal
Juli 2017 a. Evaluasi pemahaman pasien dan keluarga mengenai tinea corporis,
penyebab tinea corporis, penceghan dan komplikasinya.
b. Evaluasi motivasi pasien untuk terus berobat secara berkala

2. Aspek Klinik
a. Pemeriksaan ruam melingkar kemerahan pada kulit
b. Pemeriksaan rasa gatal dan terjadi peradangan pada kulit
Farmakologi :
Meneruskan Terapi obat dari Rumah Sakit.
Non- farmakologi
a. Evaluasi cara penggunaan pakaian, handuk yang tepat untuk tinea
korporis.
b. Mencuci pakaian, handuk serta seprai secara rutin.
c. Hindari untuk menggaruk bagian kulit yang terinfeksi jamur.
d. Bersihkan bagian kulit yang terinfeksi setiap hari dan keringkan
seluruhnya .
e. Evaluasi penerapan hyginisitas kebersihan tubuh.
f. Evaluasi penerapan penggunaan obat yang sudah diberikan.

3. Aspek psikososial keluarga dan lingkungan


a. Evaluasi kesediaan keluarga menemani pasien kontrol berobat
secara berkala.
b. Menilai kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah.

Hasil :
1. Aspek Personal
a. Pasien dan keluarga semakin memahami mengenai tinea corporis,
penyebab tinea corporis, pencegahan dan komplikasinya.
b. Pasien sudah kontrol ke dokter secara berkala

2. Aspek Klinik
a. Gatal-gatal pada kulit yang terinfeksi berkurang
b. Ruam melingkar kemerahan pada kulit mulai mengalami
penyembuhan

Farmakologi:
Meneruskan Terapi obat dari puskesmas.
Terapi yang didapatkan dari puskesmas: Ketokonazole krim 2% 2x1,
Gliseofulvin 1 x 500 mg, CTM 2 x 1
Non- farmakologi:
- Pasien terus menerapkan pola penggunaan pakaian, handuk yang
benar untuk tinea korporis.
- Pasien menerepakan pola hygine yang benar sebelum dan setelah
kontak dengan kulit yang terinfeksi.
- Pasien menjaga kebersihan tubuh serta menjaga agar tubuh tidak
lembab
- Keluarga terus menerapkan contoh hyginisitas yang benar.

3. Aspek Psikososial keluarga dan lingkungan


a. Suami pasien terus menemani pasien untuk tetap kontrol berobat
secara berkala.
b. Keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah cukup rapi.

Rencana selanjutnya :
1. Aspek Klinik
a. Pemeriksaan ruam melingkar kemerahan pada kulit
b. Pemeriksaan rasa gatal dan terjadi peradangan pada kulit
Farmakologi :
Meneruskan terapi obat dari puskesmas.
Non farmakologi
a. Evaluasi cara penggunaan pakaian, handuk yang tepat untuk tinea
korporis.
b. Mencuci pakaian, handuk serta seprai secara rutin.
c. Hindari untuk menggaruk bagian kulit yang terinfeksi jamur.
d. Bersihkan bagian kulit yang terinfeksi setiap hari dan keringkan
seluruhnya
e. Evaluasi penerapan hyginisitas kebersihan tubuh
f. Evaluasi penerapan penggunaan obat yang sudah diberikan

2. Aspek Psikososial keluarga dan lingkungan


a. Evaluasi kesediaan keluarga menemani pasien kontrol berobat
secara berkala
b. Menilai kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah
Tindak Lanjut Intervensi
II 1. Aspek Klinik
2018 a. Pemeriksaan ruam melingkar kemerahan pada kulit
b. Pemeriksaan rasa gatal dan terjadi peradangan pada kulit
Farmakologi :
Meneruskan terapi obat dari puskesmas
Terapi yang didapatkan dari puskesmas: Ketokonazole krim 2% 2x1,
Gliseofulvin 1 x 500mg, CTM 2 x 1
Non farmakologi
a. Evaluasi cara penggunaan pakaian, handuk yang tepat untuk tinea
korporis.
b. Mencuci pakaian, handuk serta seprai secara rutin.
c. Hindari untuk menggaruk bagian kulit yang terinfeksi jamur.
d. Bersihkan bagian kulit yang terinfeksi setiap hari dan keringkan
seluruhnya.
e. Evaluasi penerapan hyginisitas kebersihan tubuh.
f. Evaluasi penerapan penggunaan obat yang sudah diberikan.

Aspek psikososial keluarga dan lingkungan


a. Evaluasi kesediaan keluarga menemani pasien kontrol berobat
secara berkala
b. Menilai kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah.

Hasil :
1. Aspek Klinik
a. Ruam melingkar kemerahan pada kulit (-)
b. Rasa gatal dan terjadinya peradangan (-)

Farmakologis
Terapi yang didapatkan dari puskesmas: Ketokonazole krim 2% 2x1,
Gliseofulvin 1 x 500mg, CTM 2 x 1

Non- farmakologis
- Pasien terus menerapkan pola penggunaan pakaian, handuk yang
tidak berganti-ganti lagi.
- Pasien menerepakan pola hygine yang benar sebelum dan setelah
kontak dengan kulit yang terinfeksi.
- Pasien menjaga kebersihan tubuh serta menjaga agar tubuh tidak
lembab.
- Keluarga terus menerapkan contoh hyginisitas yang benar.

2. Aspek Psikososial
a. Orang tua pasien selalu menemani pasien untuk tetap kontrol
berobat secara berkala
b. Keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah selalu bersih

Kesimpulan Pembinaan Keluarga pada Pembinaan Keluarga Saat


Ini
 Masalah kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan dan
coping score akhir
Coping Score
No. Masalah yang terselesaikan
akhir
1 Keluarga lebih memahami mengenai penyakit tinea 5
korporis yang diderita oleh pasien, penyebab,
pencegahan, dan komplikasinya.
2 Keluarga selalu menemani pasien kontrol berkala ke 5
pelayanan kesehatan
3 Keluarga terus menerapkan pola hyginisitas yang dibenar 5
4 Rumah dan lingkungan sekitar rumah selalu bersih dan 5
rapi.

 Faktor Pendukung terselesainya masalah kesehatan pasien :


- Terdapat jaminan kesehatan untuk berobat.
- Keluarga pasien kooperatif.
- Ibu pasien mematuhi pola hygine yang disarankan dokter.
- Pembina diterima dengan baik.
- Tersedia waktu yang cukup.
- Lokasi rumah pasien dekat dengan pusat pelayanan primer.

 Faktor penghambat terselesaikannya masalah-masalah kesehatan pasien :


- Kurangnya ventilasi didalam rumah sehingga sirkulasi menjadi kurang
baik dan keadaan rumah sedikit lembab

 Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:


- Melakukan edukasi terarah dan konseling berulang pada pasien dan
keluarga mengenai penatalaksanaan penyakit tinea korporis, termasuk pola
penggunaan pakaian, handuk, kebersihan tubuh dan penggunaan obat teratur
serta kontrol teratur ke Puskesmas ataupun Rumah Sakit.
- Edukasi dan konseling kepada pasien serta keluarga mengenai pentingnya
mengontrol kelembaban dan kebersihan tubuh pasien.
- Edukasi dan konseling pasien serta keluarga mengenai pentingnya
melakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sampel jaringan
kulit terkait penyakit tinea korporis seperti ini.
- Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai pentingnya
memeriksakan diri ke puskesmas jika ada masalah terkait kesehatan
keluarga.

Persetujuan Pembimbing
Tanda tangan :

Nama Jelas : dr. Dessy N


Tanggal :

Dokumentasi Kegiatan Kedokteran Keluarga


A. Dokumentasi saat Kunjungan Rumah I

You might also like