You are on page 1of 17

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

AKAD MUDHARABAH
Dosen Pengampu : M.Djazari, M.Pd.

Oleh :
Kelompok 8

1. Fatimah Catur Pratiwi 16803241016


2. Salma Rosyidah 16803241017

PENDIDIKAN AKUNTANSI KELAS A


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tanpa adanya halangan ataupun rintangan yang berarti. Pembuatan makalah ini adalah sebagai
salah satu proses pembelajaran, pemahaman konsep pengetahuan atau wawasan mengenai
materi yang dibahas dan dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi
Syariah yang diberikan olehBapakM.Djazari, M.Pd. kepada mahasiswa kelas AJurusan
Pendidikan Akuntansi.
Dalam proses pembuatan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
dapat menyajikan karya tulis yang mampu memberikan gambaran umum tentang
penilaiankinerja. Kami menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga
kami sangat menghargai kritik dan saran yang diberikan, terutama dari Bapak dosen demi
hasil makalah yang lebih baik diwaktu yang akan datang.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan
membantu kami dalam penyelesaian tugas makalah ini. Pada akhirnya kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya. Terima kasih.

Yogyakarta, 05 September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PEDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Pengertian Akad Mudharabah ............................................................................................ 3
B. Jenis Akad Mudharabah ..................................................................................................... 4
C. Dasar Syariah ...................................................................................................................... 4
D. RukundanKetentuanSyariahAkadMudharabah .................................................................. 5
E. BerakhirnyaAkadMudharabah............................................................................................ 6
F. Ilustrasi Akuntansi Akad Mudharabah ............................................................................... 7
BAB III .................................................................................................................................... 12
PENUTUP................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

iii
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mudharabah berasal dari kata adhdarby fl ardhi yaitu bepergian untuk urusan
dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata alqardhu yang berarti potongan,
karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh
sebagian keuntungan. Akad mudharabah merupakan salah satu produk pembiayaan
yang disalurkan oleh perbankan syari’ah. Seperti yang disebutkan di Undang-Undang
No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah (selanjutnya disebut UUPS). Pasal 19
UUPS menyebutkan, bahwa salah satu akad pembiayaan yang ada dalam perbankan
syari’ah adalah akad mudharabah. Selain itu bank Indonesia juga mengeluarkan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor, 10/16/PBI/2008 Tentang Prinsip Syari’ah.
Dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank
syari’ah, juga menyebutkan mudharabah adalah salah satu akad pembiayaan yang ada
di dalam perbankan syari’ah.
Akad mudharabah merupakan suatu transaksi investasi yang berdasarkan
kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah,
yaitu kepercayaan dari pemilk dana kepada pengelola dana. Oleh karena kepercayaan
merupakan unsur terpenting, maka mudharabah dalam istilah bahasa Inggris disebut
trust financing. Pemilik dana yang merupakan investor disebut beneficial ownership
atau sleeping partner, dan pengelola dana disebut managing trustee atau labour
partner. (Syahdeini, 1999). Secara teknis, mudharabah merupakan akad kerja sama di
bidang usaha baik antara pemilik dana dan pengelola dana untuk dibuat sebuah usaha
dan dikelola baik laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan baik
pihak pertama maupun pihak kedua. Namun, bila terjadi kerugian maka akan
ditanggung oleh si-pemilik dana kecuali disebabkan oleh pengelola dana itu sendiri.
Hikmah dari sistem mudharabah adalah dapat memberi keringanan kepada
manusia. Terkadang ada sebagian orang yang memiliki harta, tetapi tidak mampu
untuk membuatnya menjadi produktif. Terkadang pula, ada seorang yang tidak
memiliki harta tetapi ia mempunyai kemampuan untuk memproduktifkannya.
Sehingga dengan akad mudharabah kedua belah pihak dapat mengambil manfaat dari
kerjasama yang terbentuk. Pemilik dana mendapatkan manfaat dengan pengalaman

1
pengelola dana, sedangkan pengelola dana dapat memperoleh manfaat dengan harta
sebagai modal. Dengan demikian, dapat tercipta kerjasama antara modal dan kerja,
sehingga dapat tercipta kemaslahatan dan kesejahteraan umat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akad mudharabah?


2. Apa saja jenis-jenis akad mudharabah?
3. Apa saja dasar-dasar syari’ah akad mudharabah?
4. Bagaimana rukun dan ketentuan syari’ah akad mudharabah?
5. Apa penyebab berakhirnya akad mudharabah?
6. Bagaimana ilustrasi akad mudharabah?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian akad mudharabah


2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis akad mudharabah
3. Untuk memahami dasar-dasar akad mudharabah
4. Untuk memahami rukun dan ketentuan akad mudharabah
5. Untuk mengetahui penyebab berakhirnya akad mudharabah
6. Untuk memahami ilustrasi akad mudharabah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Mudharabah

PSAK 105 mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara


dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana / shahibul maal) menyediakan seluruh
dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana / mudharib) bertindak selaku pengelola,
dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian
finansial hanya ditanggung oleh pihak dana.
Akad mudharabah merupakan suatu transaksi investasi yang berdasarkan
kepercayaan. Kepercayaan ini penting dalam akad mudharabah karena pemilik dana
tidak boleh ikut campur di dalam manajemen perusahaan atau proyek yang dibiayai
dengan dana pemilik dana tersebut, kecuali sebatas memberikan saran – saran dan
melakukan pengawasan pada pengelola dana.
Dalam mudharabah, pemilik dana tidak boleh mensyaratkan sejumlah tertentu
untuk bagiannya karena dapat dipersamaka dengan riba yaitu meminta kelebihan atau
imbalan tanpa ada faktor penyembang (iwad) yang diperbolehkan syariah. Dalam
mudharabah, pembagian keuntungan harus dalam bentuk presentase/nisbah, misalnya
70:30, 70% untuk pengelola dana dan 30% untuk pemilik dana. Sehingga besarnya
keuntungan yang diterima tergantung pada laba yang dihasilkan.
Skema Mudharabah
(1) (1)
Pemilik Dana AkadMudharabah Pengelola Dana

(2)

Proyek
Usaha
Porsi Porsi PorsiLaba
rugi laba (3)
(4) (4)

Hasilusaha:
(5) Apabila untung akan dibagi sesuai nisbah,
Apabila rugi ditanggung oleh Pemilik Dana

3
Keterangan:
1) Pemilik dana dan pengelola dana menyepakati akad mudharabah
2) Proyek usaha sesuai akad mudharabah dikelola pengelola dana
3) Proyek usaha menghasilkan laba atau rugi
4) Jika untung, dibagi sesuai nisbah
5) Jika rugi, ditanggung pemilik dana

B. Jenis Akad Mudharabah

1. Mudharabah Muthlaqah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan


kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah
ini disebut juga investasi tidak terikat.
2. Mudharabah Muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan
batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana, lokasi, cara, dan/ atau objek
investasi atau sektor usaha. Akad mudharabah muqayyadh ini disebut investasi
terikat. Apabila pengelola dana bertindak bertentangan degan syarat – syarat yang
diberikan oleh pemilik dana, maka pengelola dana harus bertanggungjawab atas
konsekuensi – konsekuensi yang ditibulkannya, termasuk konsuekensi keuangan.
3. Mudharabah Musytarakah adalah mudharabah di manapengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi. Mudharabah
Musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad
musyarakah.

C. Dasar Syariah

Sumber Hukum Akad Mudharabah


Menurut Ijamak Ulama, mudharabah hukumnya jaiz (boleh). Hal ini dapat
diambil dari kisah Rasulullah yang pernah melakukan mudharabah dengan Siti
Khadijah. Mudharabah telah dipraktikan secara luas oleh orang – orang sebelum masa
Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW. Jenis bisnis ini sangat
bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu
akad ini diperbolehkan secara syariah.
1. Al Quran

4
“... Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya....”(QS 2:283)
2. As – Sunah
Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampuradukkan gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga bukan untuk dijual” (HR. Ibnu Majah)

D. RukundanKetentuanSyariahAkadMudharabah

Rukun mudharabah ada empat, yaitu:

1. Pelaku, terdiri atas: pemilik dana dan pengelola dana


a. Pelaku harus cakap hukum dan baligh
b. Pelaku akad mudharabah dapatdilakukan sesama muslim atau dengan non
muslim
c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia
boleh mengawasi
2. ObjekMudharabah (Modal danKerja)
Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad
mudharabah.
a. Modal
1) Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau asset lainnya (dinilai
sebesar nilai wajar), harus jelas jumlah dan jenisnya
2) Modal harus tunai dan tidak utang. Tanpa adanya setoran modal, berarti
pemilik dana tidak memberikan kontribusi apa pun padahal pengelola dana
harus bekerja.
3) Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan
dari keuntungan.
4) Pengelola dana tidak diperkenan kan untuk memudharabahkan kembali
modal mudharabah, dan apabila terjadimakadi anggap terjadi pelanggaran
kecuali atas seizin pemilik dana.

5
5) Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada
orang lain dan apabila terjadi maka dianggap pelanggaran kecuali atas
seizin pemilik dana.
6) Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut
kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang secara
syariah
b. Kerja
1) Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling,
skill, management skill, dan lain-lain.
2) Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diintervensi oleh pemilik
dana
3) Pengelola dana harus menjalankan usaha seasuai dengan syariah
4) Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak
5) Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan
pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modal
dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan
imbalan/ganti rugi/upah.
3. Ijab Kabul/ SerahTerima
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad
yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan
cara-cara komunikasi modern.
4. Nisbah Keuntungan
a. Nisbah adalah besaran yang diguna kan untuk pembagian keuntungan,
mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang
bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh.
b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
c. Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan menyatakan
nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba.

E. BerakhirnyaAkadMudharabah

Penyebab akad mudharabah berakhir karena:


1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya,maka mudharabah berakhir
pada waktu yang telah ditentukan.

6
2. Salah satupihakmemutuskanmengundurkandiri.
3. Salah satupihakmenggalduniaatauhilangakal.
4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha untuk
mencapai tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad. Sebagai pihak yang
mengemban amanah ia harus beritikad baik dan hati-hati.
5. Modal sudah tidak ada.

F. Ilustrasi Akuntansi Akad Mudharabah

a. Penyerahan dana investasi dalam bentuk Kas (Asumsi : Pengelola Tidak


Memudharabkan Kembali)

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Shahibul Maal (Pemilik Dana) Mudharib (Pengelola Dana)
1 Januari 2011
Setelah melakukan akad, pemilik Investasi Mudharabah 100.000 Kas 100.000
dana menyerahkan dana Rp Kas 100.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
100.000,00. Periode akad: 2 tahun.
Nisbah Bagi Hasil pengelola : Keterangan: Dana syirkah temporer
pemilik dana= 3 : 1 disajikan sebagai akun terpisah dari
utang dan modal
31 Desember 2011 Pengelola dana akan mencatat
Jika hasil pengolahan dana selama pendapatan dan beban kemudian di
tahun 2011 adalah : akhir periode akan dibuat jurnal
- Memperoleh pendapatan Rp penutup :
10.000 Kas/Piutang 100.000
- Menanggung beban Rp 8.000 Pendapatan 100.000
Beban 8.000
Kas/Utang 8.000
Pendapatan 10.000
Beban 8.000
Pend. yg blm dibagikan
(kewajiban) 2.000
Membagi laba sesuai nisbah:
Pengelola dana : 2.000= 1.500
Pemilik dana : 2.000= 500 Kas 500 Pend. yang belum dibagikan 2000
Pendapatan bagi Hasil Kas
Pembayaran keada pemilik dana Mudharabah 500 2000
Pitang Bagi Hasil 500
Jika tidak dibagi langsung : Pendapatan Bagi Hasil 500

Saat penerimaan uang:

7
Kas 500
Piutang Bagi Hasil 500

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Shahibul Maal (Pemilik dana) Mudharib (Pengelola Dana)
31 Desember 2011
Melakukan ayat jurnal penutup
untuk bagi hasil tersebut
Penyajian Laporan Keuangan
Neraca Aset: Utang:
Ivestasi Mudharabah 100.000 Utang Bagi Hasil Mudharabah 0
Penyisihan Kerugian 0 Dana Syirkah
100.000 Temporer 100.00
Penyisihan Kerugian 0
100.000
31 Desember 2012
Jika hasil pengelolaan dana sekama Pengelola dana akan mencatat
tahun 2012 adalah: Kerugian Mudharabah 2.000 pendapatan beban, kemudian akan
- Memperoleh pendapatan Rp Peny. Kerugian Mudharabah 2.000 ditutup:
8.000 Kas/Piutang 8.000
- Menanggung beban Rp Pendapatan 8.000
10.000 Beban 10.000
Kas/Utang 10.000
Pendapatan 8.000
Penyisihan Kerugian 2.000
Beban 10.000

Penyajian Laporan Keuangan


Neraca (31/12/2012) Aset: Utang:
Investasi Mudharabah 100.000 Utang Bagi Hasil Mudharabah 0
Penyisihan kerugian 2.000 Dana Syirkah
98.000 Temporer 100.000
Penyisihan
Kerugian 2.000
98.000

1 Januari 2013
Pengembalian investasi mudharabah Kas 98.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
pada akhir akad dan menerima Peny. Kerugian Mudharabah 2.000 Kas 98.000
Rp 98.000 Investasi Mudharabah Penyisihan Kerugian 2.000
100.000

8
b. Penyerahan Dana Investasi dalam Bentuk Aset Nonkas

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Shahibul Maal (Pemilik dana) Mudharib (Pengelola Dana)
1 Januari 2011
Setelah melakukan akad, pemilik Investasi Mudharabah 100.000 Aset Nonkas 100.000
dana menyerahkan aset nonkas Aset Non-kas 80.000 Dana Syirkah Temporer 100.000
dengan: Keuntungan Tangguhan 20.000
Nilai Buku Rp 80.000
Nilai Pasar Rp 100.000
Periode Akad: 2 tahun, namun
mengingat ada kebutuhan bahan
baku, operasional usaha akan
dimuali 1 Maret 2011.
Nisabah bagi hasil pengelola :
pemilik dana= 2: 2
28 Febuari 2011
Terjadi penurunan nilai sebelum Kerugian Investasi 5.000 Dana Syirkah Temporer 5.000
usaha dimulai sebesar Rp 5.000 Investasi Mudharabah 5.000 Aset Nonkas \ 5.000
31 Desember 2011 Pengelola dana akan mencatat
Jika hasil pengolahan dana selama pendapatan dan beban, kemudian
periode tertentu adalah: akan ditutup:
- Memperoleh pendapatan Kas/Piutang 20.000
Rp 20.000 Pendapatan 20.000
- Menanggung Beban Rp Beban 8.000
8.000 Kas Utang 8.000
Pendapatan 20.000
Beban 8.000
- Pemilik dana Pendapatan yang belum dibagikan
mengamortisasi (Kewajiban) 12.000
keuntungan tangguhan Keuntungan Tangguhan 10.000
Keuntungan 10.000

9
Transaksi (dalam ribuan rupiah) Shahibul Maal (Pemilik Dana) Mudharib ( Pengelola Dana)

Membagi laba sesuai nisbah :

Mudharib : ½ 12.000 = 6.000


Shahibul Maal : ½ 12.000 = 6.000

Pembayaran kepada Shahibul Maal Kas 6.000 Pendapatan yang belum 12.000
Pendapatan Bagi Hasil 6.000 dibagikan
Kas 12.000
Jika tidak dibagi langsung:
Piutang bagi hasil 6.000
Pendapatan Bagi Hasil 6.000

Saat uang diterima :


Kas 6.000
Piutang Bagi Hasil 6.000
Penyajian Laporan Keuangan Asset : Utang :
Neraca Investasi Mudharabah: 5.000 Utang bagi hasil mudharabah 0
Penyisihan kerugian 0 Dan syariah temporer 95.000
95.000 Penyisihan kerugian 0
95.000

Transaksi (dalam ribuan rupiah) Shahibul Maal (Pemilik Dana) Mudharib (Pengelola Dana)
31 Desember 2012 Pengelola dana akan mencatat
Jika hasil pengolahan dana selama pendapatan dan beban kemudian akan
periode tertentu adalah: ditutup:
-Memperoleh Pendapatan Kas/Piutang 8.000
Rp 8.000 Kerugian Mudharabah 2.000 Pendapatan 8.000
-Menanggung beban Rp 10.000 Penyisihan Kerugian 2.000 Beban 10.000
Mudharabah Kas/Piutang 10.000
Pendapatan 8.000
Penyisihan Kerugian 2.000
Beban 10.000

Keuntungan yang 10.000


Pemilik dana mengamortisasi ditangguhkan
Keuntungan Tangguhan Keuntungan 10.000
Penyajian Laporan Keuangan Asset : Utang :
Neraca Investasi mudharabah 95.000 Utang bagi hasil 0
Penyisihan Kerugian 2.000 mudharabah
Mudharabah 93.000 Dana Syirkah Temporer 95.000

10
Penyisihan Kerugian 2.000
93.000
1 Januari 2013 Aset non-kas 93.000 Dana Syirkah Temporer 95.000
Pengembalian investasi mudharabah Mudharabah Aset Nonkas 93.000
pada akhir akad, jika nilai asset non- Penyisihan Rugi 2.000 Penyisihan Kerugian 2.000
kas Rp 95.000 Mudharabah
Investasi Mudharabah 95.000

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Akad mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana
pihak pertama (pemilik dana / shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan
pihak kedua (pengelola dana / mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan
dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya
ditanggung oleh pihak dana. Dalam transaksi mudharabah antara pemilik dana dan
pengelola dana ada pembagian resiko, dimana berbagai resiko merupakan salah satu
prinsip keuangan syariah. Berbagai resiko dalam hal terjadi kerugian, dimana pemilik
dana akan menanggung resiko financial, sedangkan pengelola dana akan memiliki
resiko nonfinansial. Dapat dikatakan akad mudharabah merupakan jenis investasi
yang mempunyai resiko tinggi. Resiko terhadap penggunaan modal, kesesuaian
penggunanya dengan tujuan atau ketetepan yang telah disepakati yaitu untuk
memaksimalkan keuntungan kedua belah pihak.

B. Saran

Agar tidak terjadi perselisihan di kemudian hari maka akad/kontrak/perjanjjian


sebaiknya dituangkan secara tertulis dan dihadiri para saksi. Dalam perjanjian harus
mencakup berbagai aspek antara lain tujuan mudharabah, nisbah pembagian
keuntungan, periode keuntungan, biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari
pendapatan, ketentuan pengembalian modal, hal-hal yang dianggap sebagai kelalaian
pengelola dana dan sebagainya. Sehingga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan
atau terjadi persengkataan, kedua belah pihak dapat merujuk pada kontrak yang telah
disepakati bersama. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka dapat
diselesaikan secara musyawarah oleh mereka berdua atau melalui badan arbitrase
syariah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati-Wasilah, S. (2009). Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.


Tiffany. (2017, Juni -). Akad Mudharabah. Retrieved September 5, 2017, from Dosen
Akuntansi: http://www.google.co.id/amp/dosenakuntansi.com/akd-mudharabah/amp
Muhammad M.Ag. Pengantar Akuntansi Syariah, P3EI Press, Yogyakarta, 2008

13

You might also like