Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Disetujui oleh :
Pembimbing Promosi Kesehatan Pelaksana
KATA PENGANTAR
ii
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Apoteker.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga semua dapat
berjalan dengan baik dan lancar. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada :
1. Ibu Aqnes Budiarti, SF.,M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
2. Bapak Yance Anas, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker
3. Ibu Devi Nisa Hidayati, M.Sc., Apt. selaku pembimbing Promosi Kesehatan
penyusunan laporan.
Kesehatan.
iii
5. Seluruh dosen Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas
tentang kefarmasian.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu
saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan.
dituangkan dalam laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
A. Kesimpulan........................................................................................... 21
B. Saran..................................................................................................... 21
v
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 22
LAMPIRAN.......................................................................................................... 25
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Lampiran 3. Leaflet.............................................................................................. 27
Lampiran 5. Dokumentasi.................................................................................... 29
vii
2
BAB I
PENDAHULUAN
yang disesabkan oleh infeksi. Penyakit ini biasanya menyerang paru, tetapi bisa
saja menyerang semua organ atau jaringan di dalam tubuh. Tuberkulosis atau
yang lebih dikenal TB adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
gejala sebelumnya, infeksi laten lalu menjadi penyakit infeksi yang aktif kembali
atau reaktivasi (Dipiro, 2009). Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa
tetapi juga pada anak, yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. TB pada anak saat
ini merupakan salah satu komponen penting dalam pengendalian TB, dengan
pendekatan pada kelompok risiko tinggi, salah satunya adalah anak mengingat
TB merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak dan bayi di
negara endemis TB. Anak sangat rentan terinfeksi TB terutama yang kontak erat
masyarakat.
. Sumber penularan dari penyakit ini adalah penderita TB paru BTA positif
baik dewasa maupun anak pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan
mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa
jam. Orang dapat terinfeksi jika percikan dahak tersebut terhirup kedalam saluran
pernafasan (Depkes RI, 2005). Hal ini menunjukkan bahwa faktor terjadinya
penularan TB paru salah satunya perilaku buruk penderita itu sendiri yang
meludah sembarangan, tidak menutup mulut saat batuk dan tidak menggunakan
dari salah satu faktor internal yaitu pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku
seorang penderita TB paru yang tidak menutup mulutnya saat atuk atau beresiko
menurut WHO salah satunya adalah menerapkan etika batuk yaitu dengan
menutup hidung dan mulut menggunakan tisu, sarung tangan dan lengan bagian
dalam ketika batuk dan bersin, mencuci tangan setelah batuk dan bersin dengan
ditempat sampah atau toilet dan yang terakhir menggunakan masker saat flu.
pentingnya menerapkan etika batuk yang baik dan benar sehingga dapat
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tuberkulosis paru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu penyakit penyebab kematian utama yang disebabkan oleh infeksi, adalah
tuberkulosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru, tetapi bisa saja menyerang semua organ
atau jaringan di dalam tubuh. Tuberkulosis atau yang lebih dikenal TB adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat terjadi secara perlahan
tanpa diketahui gejala sebelumnya, infeksi laten lalu menjadi penyakit infeksi yang aktif
Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh
lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada pewarnaan, hal ini
dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis. Sehingga disebut sebagai Basil Tahan
Asam (BTA). Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat
bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin.
Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant . Dari sifat dormant ini
kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit TB menjadi aktif lagi.
Didalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam sitoplasma
Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
menyenangi jaringan yang tinggi oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada bagian
apikal paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat
berdahak terus-menerus selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah batuk
darah. Adapun gejala-gejala lain dari TB pada orang dewasa adalah sesak nafas dan
nyeri dada, badan lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa kurang enak
badan (malaise), berkeringat malam, walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam
baju, dan perlengkapan tidur. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh
lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat
Seseorang yang terinfeksi kuman TB belum tentu sakit atau tidak menularkan
kuman TB. Proses selanjutnya ditentukan oleh berbagai faktor resiko. Resiko
terinfeksi TB sebagian besar adalah faktor resiko eksternal, terutama adalah faktor
lingkungan seperti rumah tak sehat, pemukiman padat & kumuh. Sedangkan risiko
menjadi sakit TB, sebagian besar adalah faktor internal dalam tubuh penderita sendiri
Menurut hasil penelitian Rakhmawati dkk., 2009 tentang faktor resiko terjadinya
1. Faktor Umur
umur, jenis kelamin, ras, asal negara bagian, serta infeksi AIDS. Dari hasil penelitian
secara bermakna sesuai dengan umur. Insiden tertinggi tuberkulosis paru biasanya
tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua kali lipat dibandingkan
jumlah penderita TB Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-laki dan 28,9 % pada
sebanyak 2,5%, sedangkan penderita TB Paru pada wanita menurun 0,7%. TB paru
Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita karena laki-laki
TB paru.
3. Status Gizi
mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita TB Paru berat dibandingkan dengan
orang yang status gizinya cukup atau lebih. Kekurangan gizi pada seseorang akan
berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap
penyakit.
4. Tingkat Pendidikan
seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat. Selain
5. Sosial Ekonomi
makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk
6. Merokok
paru sebanyak 2,2 kali. Dengan adanya kebiasaan merokok akan mempermudah
7. Kebersihan lingkungan
faktor resiko penyebab kejadian TB anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan
kelembaban, ventilasi dan asap rokok. Sinar matahari berperan sebagai pembasmi
kuman terutama sinar ultraviolet yang mempunyai daya bunuh terhadap kuman.
Mycobacterium tuberculosis tidak bisa bertahan hidup bila terkena sinar matahari
rumah, rumah yang lembab akan menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya kuman
terutama kuman TB. Jadi apabila pencahayaan di dalam rumah kurang maka kuman
akan bias bertahan hidup berjam-jam dan bahakan bertahun-tahun dalam keadaan
yang lembab.
antara padat huni dengan terjadinya TB paru, dimana besar resiko terjadinya infeksi
TB anak pada kepadatan penghuni yang tidak memenuhi syarat adalah 4,643 kali
lebih besar daripada kepadatan penghuni yang memenuhi syarat. Luas lantai
bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai
bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak
kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit
aliran udara yang statis. Aliran udara yang statis akan menyebabkan udara
mengandung banyak kuman TB akan terhirup oleh anak yang berada dalam rumah
dengan ventilasi buruk. Pada penelitian lainnya oleh Diani dkk., 2011, didapatkan
peluang terinfeksi TB lebih banyak dijumpai pada subjek dengan pajanan asap rokok.
bersihan partikel asing oleh epitel, dan abnormalitas permeabilitas vascular, dapat
yang utama adalah memberikan obat anti TB yang benar dan cukup, serta
dengan cara mengurangi atau menghilangkan faktor risiko, yakni pada dasarnya
baik dan seimbang. Dengan demikian salah satu upaya pencegahan adalah
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika Batuk adalah tata cara
batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau
lengan baju sehingga bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang
lain.
Tujuan etika batuk adalah Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas
melalui udara bebas (droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya.
Semua etika batuk diatas hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk mengendalikan
penyebaran infeksi yang terjadi saat batuk. Tidak hanya difasilitas kesehatan, tetapi
juga dikantor, sekolah, pusat keramaian maupun rumah tinggal. Batuk yang
disebabkan adanya iritan mungkin tidak mengandung kuman berbahaya, tetapi kuman
atau flora normal yang ada didalam rongga mulut yang dikeluarkan saat batuk
2012)
Menurut salah satu penelitian yang berjudul pelaksanaan etika batuk untuk
pecegahan pada penderita TB paru BTA menyatakan bahwa dengan menerapkan etika
batuk selama penderita masih berstatus TB BTA positif, tingkat penularan kepada
anggota keluarga sangat kecil (Anggraini, 2015). Etika batuk mempunyai peran yang
4. Gunakan masker.
LAPORAN KEGIATAN
Penularan Tuberculosis Melalui Gerakan Etika Batuk yang Benar” telah dilaksanakan
tepatnya di Jalan Jeruk Sawit Gondangrejo Karanganyar Jawa Tengah yang diikuti 20
peserta. Sasaran kegiatan promkes adalah masyarakat desa setempat. Judul mengenai
ajakan untuk menerapkan etika batuk ini telah disetujui oleh Devi Nisa Hidayati,
M.Sc., Apt. sekaligus menjadi pembimbing kegiatan promkes. Dipilih judul ini
dikarenakan pengetahuan tentang etika batuk yang baik dan benar harus diketahui dan
diterapkan agar penularan penyakit infeksi saluran pernafasan dalam hal ini adalah
persetujuan dari pembimbing terkait judul dan tempat promosi kesehatan penulis
melakukan perijinan kepada Kepala Sekolah dan sudah disetujui diadakan kegiatan
tersebut. Setelah sampai pada lokasi kegiatan promosi kesehatan penulis melakukan
18
19
perkenalan dan pembagian leaflet yang dapat dilihat pada Lampiran 4 kemudian
mencegah penularan, dan etika batuk yang baik dan benar sesuai gambar yang tertera
pada leaflet. Leaflet dapat dilihat pada lampiran 3. Kegiatan promosi kesehatan yang
dilakukan mendapat respon positif dari orang tua yang sudah dijelaskan materi
sebelumnya. Antusias orang tua dapat dilihat pada lampiran 4. Antusias tersebut
pertanyaan yang diajukan oleh salah satu orang tua yaitu “apakah TB dapat tertular
makan, tetapi melalui droplet pada waktu penderita batuk atau bersin”.
Dari hasil kegiatan ini para orang tua sudah mengetahui pentingnya
tuberkulosis. Sasaran kegiatan ini dilakukan pada orang tua karena orang tua
mempunyai aktivitas atau kegiatan di luar rumah lebih banyak di bandingkan anak-
anak, hal tersebut memungkinkan orang tua lebih cepat terpapar infeksi saat sedang
beraktivitas dan tanpa disadari saat pulang ke rumah justru membawa sumber
penyakit untuk anggota keluarga lainnya terutama anak-anak yang mudah tertular
karena daya imunitasnya masih rendah. Oleh karena itu dengan adaya kegiatan
dan mengajarkan cara hidup sehat dengan menerapkan etika batuk di manapun
berada. Dengan melakukan upaya tersebut secara terus menerus, maka akan dapat
A. Kesimpulan
Karanganyar berjalan dengan lancar dan adanya kegiatan ini diharapkan dapat
menambah informasi kepada orang tua mengenai pentingnya menerapkan etika batuk
Sehingga kesehatan keluarga akan selalu terjaga dan jumlah penderita tuberkulosis
B. Saran
tentang pentingnya etika batuk yang benar dan cara mencegah penularan tuberkulosis
21
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Z., Bahar, A., 2009. Tuberkulosis Paru. Dalam: Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B.,
Alwi, I., K, M. S., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V.
Jakarta: Internal Publishing. Hal 2230-2238.
Anggraini, R.W., 2015. Pelaksanaan Etika Batuk untuk Pencegahan Pada Penderita
TB Paru BTA + yang Sedang Dalam Pengobatan Strategi DOTS di Puskesmas
Lebosari Semarang. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas
Dian Nuswantoro
Dipiro, J.T., 2009. Pharmacotherapy Handbook, Ed.7th, New York: Mc Graw - Hillk.,
pp. 532-544.
23
LAMPIRAN
25
26
Lampiran 3. Leaflet
Lampiran 5. Dokumentasi