Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam instalasi farmasi tentu dibutuhkan obat-obatan dan alat kesehatan untuk
menunjang kegiatan farmasi, baik di rumah sakit maupun apotek komunitas. Pemenuhan
kebutuhan obat harus disesuaikan dengan jumlah dana yang ada serta seringnya penyakit yang
diderita pasien. Oleh karena itu, dibutuhkan cara atau metode pengendalian dana agar kecukupan
obat dapat terpenuhi.
Pengelolaan perbekalan farmasi sangat penting karena ketidaefisienan akan memerikan
dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medis maupun ekonomis. Pengelolaan tidak
hanya mencakuo aspek logisitik saja, tetapi juga mencakuo aspek informasi obat, supervisi dan
pengendalian menuju penggunaan obat yang rasional. Pengelolaan obat berhubungan erat dengan
anggaran dan belanja rumah sakit. Oleh karena itu, pengelolaan perbekalan farmasi harus
dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
pasien dan rumah sakit (Kussuma, 2016).
Ketika memesan obat untuk instalasi farmasi, tentu jumlahnya tidak sedikit. Pemenuhan
kebutuhan obat juga perlu menghitung jumlah obat dari yang obat pokok dimana obat tersebut
harus selalu ada saat dibutuhkan hingga obat-obatan penunjang kesehatan. Hal ini membutuhkan
cara untuk dapat mengendalikan persediaan obat selama jangka waktu tertentu.
Pengendalian dana maupun jumlah obat harus dapat dikelola dengan baik agar kegiatan
operasional berjalan dengan baik dan menambah jumlah pendapatan serta citra suatu rumah sakit
atau apotek. Pengendalian perbekalan farmasi merupakan tanggungjawab apoteker. Maka dari
itu, harus dibutuhkan pedoman pengendalian yang memadai untuk dikembangkan dan
diterapkan. Ada beberapa macam metode pengendalian persediaan obat. Ada beberapa
manajemen persediaan obat menggunakan analisis ABC, VEN, kombinasi ABC-VEN, metode
Economi Order Quantity (EOQ), Safety Stock (SS), dan reorder point (ROP).
2. Tujuan
Untuk mengetahui definisi dan cara pengendalian persediaan obat dengan metode safety
stock agar tidak terjadi stock out dan kekurangan stok
2. Manfaat
a. Peneliti
Mahasiswa PKPA dpat memahami dan mengimplementasikan ilmu yang di dapat
dikemudian hari
b. Instansi terkait
Bagi RSUD RA Kartini Jepara, hasil analisa diharapkan dapat sebagai masukan dalam
peningkatan pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi rumah sakit sehingga pengendalian
stock dan distribusi obat berjalan lancar.
BAB II
DASAR TEORI
a. Analisis ABC
Analisis ABC merupakan salah satu cara pengendalian persediaan dengan cara
mengurutkan dan mengelompokkan jenis barang Analisis ABC adalah sebuah aplikasi
persediaan dari prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa terdapat sedikit hal
yang penting dan banyak hal yang sepele. Tujuannya adalah membuat kebijkan
persediaan yang memusatkan sumber daya pada komponen persediaan penting yang
sedikit dan bukan pada yang banyak tetapi sepele.
- Kelompok A adalah kelompok 70% terbanyak nilai investasinya dan
merupakan kelompok barang persediaan yang membutuhkan dana investasi yang
tinggi.
- Kelompok B adalah kelompok yang berada diantara kedua kelompok (20%) dan
merupakan kelompok barang persediaan yang membutuhkan dana investasi yang
sedang.
- Kelompok C adalah kelompok 10% atau terendah nilai investasinya, dan merupakan
kelompok barang persediaan yang membutuhkan dana investasi yang
rendah
b. Analisa VEN
Klasifikasi VEN meruakan analisa yang digunakan untuk menetapkan prioritas
pembelian obat serta menentukan tingkat stok yang aman.
Kategori VEN :
- Kelompok V (Vital) adalah kelompok obat yang harus tersedia (vital), kriteria
kritisnya yaitu obat ini dipakai untuk tindkan penyelemat hidup manusia, atau untuk
pengobatan penyakit yang menyebabkan kematian. Kelompok ini tidak boleh terjadi
kekosongan.
- Kelompok E (Essensial) adalah kelompok obat-obatan yang banyak digunakan dalam
tindakan atau dipakai diseluruh unit di rumah sakit. Kekosongan obat kelompok ini
dapat ditolerir kurng dari 48 jam.
- Kelompok N (non essential) adalah obat penunjang agar tindakan atau pengobatan
menjadi lebih baik untuk kenyamanan atau mengatasi keluhan ringan. Kekosngan ini
dapat ditolerir lebh dari 48 jam.
EOQ = 2 SD
H
Safetystock adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan (stockout), yang disebabkan karena adanya
permintaan yang lebih besar dari perkiraan semula atau karena keterlambatan barang yang
dipesan sampai di gudang penyimpanan (leadtime yang lebih lama dari perkiraan semula),
dengan menentukan besarnya persediaan pengaman yang kemudian diikuti dengan jumlah
pesanan tetap atau EOQ. Persediaan pengaman atau sering disebut safetystock adalah persediaan
yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila
persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, akan terjadi
kekurangan (Kussuma,2016)
Pentingnya menghitung safety stock karena kemungkinan terjadinya pesanan yang datang
terlambat, yang bisa disebabkan karena kemacetan, bencana alam dan peningkatan jumlah
pemakaian obat karena adanya peningkatan layanan, diamana hal-hal tersebut bisa
mengakibatkan stock out obat sehingga pelayanan kepada pasien bisa terganggu. Faktor-faktor
yang menentukan besarnya safetystock, yaitu penggunaan bahan baku rata-rata, faktor waktu
atau leadtime (procurement time). Stok pengaman harus lebih tinggi untuk barang-barang vital
dan penting. Penghematan persediaan dapat direalisasikan dengan mengurangi stok pengaman
untuk item non-esensial (Kussuma,2016)
Untuk menaksir besarnya safetystock, dapat dipakai cara yang relatif lebih teliti yaitu
dengan metode sebagai berikut:
BAB III
PEMBAHASAN
Poses pembelian dan pengendalian persediaan merupakan kunci dalam proses pengadaan.
Pembelian meliputi pemilihan kualitas produk dan mengetahui kuantitas dari produk yang akan
dibeli, kapan akan dilakukan pembelian, harga yang sesuai dan dandari supplier mana akan
dilakukan pembelian. Masalah utama untuk memutuskan kapan melakukan pembelian dan
berapa yang akan dipesan. Beberapa metode pengendalian persediaan dapat digunakan untuk
menentukan kapan akan dilakukan pembelian (reorder point). Untuk menentukan reorder point,
sebelumnya kita harus mengetahui safety stok dari setiap item obat. Berikut adalah langkah
langkah proses pengolahan data dari pemakaian bulan januari- november 2017 :
- Lead time (waktu tunggu) : tanggal pesan barang – tanggal barang datang