You are on page 1of 5

2.1.

1 Traktus Somatosensorik Medulla Spinalis

Struktur somatosensori medulla spinalis dibagi menjadi 3, yaitu jaras


lemniscus bagian dorsal columna-medial (pengaturan sentuhan/proprioseptif/getaran),
jaras spinoserebelaris anterior posterior, dan sistem spinotalamikkus anterolateral
(pengaturan nyeri/temperatur). Ketiga jaras sensorik ini memiliki 3 neuron yang
berbeda untuk bekerja. Neuron-neuron ini terbagi menjadi neuron sensorik primer,
sekunder, dan tersier.

2.1.4.1 Traktus Lemniskus Dorsal Columna Medial

Pada jaras lemniscus bagian dorsal columna medial, akson neuron primernya
memasuki medulla spinalis dan menuju ke bagian dorsal dari kolumna. Akson-akson
pada medulla spinalis dibawah T6 akan memasuki jaras fasciculus grasilis, sebaliknya
bila akson terdapat setinggi T6 atau diatasnya, maka akan memasuki jaras fasciculus
cuneatus yang terletak di bagian lateral fasciculus grasilis.

Gambar 2.7 Traktus Medulla Spinalis6

Setelah mencapai jaras masing-masing, akson primer menaiki medulla spinalis


hingga mencapai bagian bawah dari medulla oblongata, setelah itu mencapai
meninggalkan fasciculus dan bersinaps dengan neuron sekunder pada salah satu dari
nuclei kolumna dorsalis; antara nukleus gracilis atau nukleus cuneatus.

Akson akan berjalan menuju anterior dan kemudian ke bagian medial setelah
meninggalkan nukleusnya, kumpulan akson yang serupa ini disebut sebagai fiber
internal arkuata. Persilangan jaras ke bagian kontralateral terdapat pada titik ini.
Setelah itu jaras terus naik ke bagian medial lemniskus kontralateral hingga pada
akhirnya berhenti di nukleus ventral posterolateral di bagian thalamus dan bersinaps
dengan neuron tersier. Dari situ neuron tersier naik menuju ke kapsula interna dan
berujung pada korteks sensorik primer. Perlu diingat bahwa jaras ini disebut juga jaras
kolumna posterior dan menghantarkan rasa getar, perubahan posisi, raba dan
diskriminasi.
Serebelum menerima input proprioseptif aferen dari semua regio tubuh;
kemudian, output eferen polisinaptiknya mempengaruhi tonus otot dan koordinasi
kerja otot-otot antagonis dan agonis yang berperan saat berdiri, berjalan, dan semua
gerakan lain. Proses ini berjalan tanpa disadari.

2.1.4.2 Traktus Spinotalamikus

Jaras sensorik selanjutnya adalah jaras spinotalamikus yang merupakan jalur


untuk penghantaran beberapa jenis impuls lainnya. Stimulus nyeri dan suhu akan
melewati jaras spinotalamikus lateral, sedangkan sisanya (persepsi raba kasar dan
tekan) melewati jaras spinotalamikus anterior. Jaras ini juga memiliki 3 neuron.
Urutan perjalanannya dimulai dari reseptor perifer bersinaps dengan neuron sensorik
pertama yang melewati dorsal ganglion dan menuju medulla spinalis. Setelah
mencapai medulla spinalis, jaras bersinaps dengan neuron kedua dan kemudian
bersilang ke sisi sebelahnya dan memasuki traktur spinothalamikus bagian anterior
atau lateral. Jaras menaiki medulla spinalis hingga mencapai thalamus dan kemudian
bersinaps dengan neuron ketiga dan kemudian menuju korteks sensorik.

Gambar 2.9 Traktus Kolumna Dorsalis dan Spinotalamikus Anterolateral

2.1.4.3 Traktus Spinoserebelaris


Traktus yang ketiga yang mengatur sistem somatosensorik adalah traktus
spinoserebelaris posterior dan anterior. Beberapa impuls aferen yang timbul di organ
sistem muskuloskeletal (otot, tendon dan sendi) berjalan melalui traktus
spinoserebelaris ke organ keseimbangan dan koordinasi, serebelum. Ada dua traktus
pada setiap sisi medulla spinalis, satu di bagian anterior dan satu lagi di bagian
posterior.

Pada traktus spinoserebelaris posterior, neuron primer menghantarkan impuls


dari spindel otot dan organ tendon. Setelah memasuki medulla spinalis, beberapa
serabut kolateral ini langsung membuat sinaps dengan neuron motorik yang besar di
kornu anterius medulla spinalis. Serabut kolateral lain yang muncul setingkat vertebra
torakal, lumbal, dan sakral berakhir di nukleus berbentuk tabung yang terdapat di
dasar kornu posterius setinggi vertebra C8-L2, dan memiliki nama yang bervariasi,
antara lain kolumna sel intermediolateralis, nukleus torasikus, kolumna Clarke, dan
nukleus Stilling. Neuron pasca-sinaps kedua dengan badan sel yang terletak di
nukleus ini merupakan asal traktus spinoserebelaris posterior. Traktus
spinoserebelaris posterior berjalan ke atas di dalam medulla spinalis sisi ipsilateral di
bagian posterior funikulus laterlis dan kemudian berjalan melalui pedunkulus
serebelaris inferior ke vermis cereberi. Serabut aferen yang muncul setingkat servikal
berjalan di dalam fasikulus kuneatus untuk membuat sinaps dengan neuron kedua
yang sesuai di nukleus kuneatus dan kemudian berjalan naik ke serebelum.

Traktus spinoserebelaris anterior memiliki serabut aferen primer yang


memasuki medula spinalis membentuk sinaps dengan neuron funikularis di kornu
posterius dan di bagian sentral substansia grisea medula spinalis. Neuron kedua ini,
yang ditemukan setingkat segmen vertebra lumbalis bawah, merupakan sel asal
traktus spinosereblaris anterior, yang berjalan naik di dalam medula spinalis baik di
sisi ipsilateral maupun kontralateral dan berakhir di serebelum. Kebalikan dengan
traktus spinoserebelaris posterior, traktus ini menyilang di dasar ventrikel ke empat ke
otak tengah dan kemudian berbelok ke arah posterior untuk mencapai vermis cerebeli.
Gambar 2.10 Traktus Spinoserebelaris4

2.1.5 Traktus Motorik Medulla Spinalis

2.1.5.1 Traktus Kortikospinalis (traktus piramidalis)

Traktus ini berasal dari korteks motorik dan berjalan melalui substansia alba
serebri (korona radiata), krus posterius kapsula interna, bagian sentral pedunkulus
serebri, ponsm dan basal medula. Tempat traktus ini terlihat sebagai penonjolan kecil
yang disebut sebagai piramid. Piramid medula terdapat satu pada masing-masing sisi.
Pada bagian ujung bawah medulla, 80-85% serabut piramidal menyilang ke sisi lain
di dekusasio piramidum. Traktus yang menyilang ini disebut sebagai traktus
kortikospinalis lateralis. Serabut yang tidak menyilang disini berjalan menuruni
medula spinalis di funikulus anterior ipsilateral sebagai traktus kortikospinalis
anterior; serabut ini menyilang lebih di bawah melalui komisura anterior medula
spinalis. Pada tingkat servikal dan torakal, kemungkinan juga terdapat beberapa
serabut yang tetap tidak menyilang dan mempersarafi neuron motorik ipsilateral di
kornu anterius, sehingga otot-otot leher dan badan mendapatkan persarafan kortikal
bilateral. Pada akhir jaras, serabut traktus piramidalis bersinaps dengan interneuron,
kemudian menghantarkan impuls ke saraf perifer.
Gambar 2.11 Traktus Motorik Medulla Spinalis4

2.1.5.2 Traktus Kortikonuklearis (Traktus Kortikobulbaris)

Beberapa serabut traktus piramidalis membentuk cabang dari massa


utama traktus ketika melewati otak tengah dan kemudian berjalan lebih ke
dorsal menuju nuklei nervi kranialis motorik. Serabut yang mempersarafi
nuklei batang otak ini sebagian menyilang dan sebagian lagi tidak menyilang.
Nuklei yang menerima input traktus piramidalis adalah nuklei yang memediasi
gerakan volunter otot-otot kranial melalui nervus kranialis V, nervus kranialis
VII, nervus kranialis IX, X, dan XI, serta XII.
Traktus kortikomesensefalikus berjalan bersamaan dengan traktus
kortikonuklearis. Traktus ini memediasi gerakan mata konjugat yang terdiri
dari nervus kranialis III, IV, dan VI.

You might also like