You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas kehendakNya
materi kesehatan mental ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas bagian kedokteran jiwa.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memapartakan materi mengenai retardasi
mental pada anak
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca mengenai materi
retardasi mental pada anak. Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis
mengalami banyak kesulitan , namun karena dukungan berbagai pihak makalh ini
dapat terselesaikan walapun masih ada yang harus diperbaiki.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu
mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca. Sehingga penulis dapat menyusun
makalah yang lebih baik lagi untuk selanjutnya.

Medan,

Penulis

1
BAB 1
PENDAHULUAN

Retardasi mental merupakan keadaan dengan intelegensi kurang


(abnormal) atau dibawah rata-rata sejak masa perkembangan (sejak lahir atau
sejak masa kanak-kanak). Retardasi mental ditandai dengan adanya keterbatasan
intelektual dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial.

Retardasi mental berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis


Gangguan Jiwa edisi ke III adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang
terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat
kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik,
dan sosial. Retardasi mental juga dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa
atau gangguan fisik lainnya..

Hendaya perilaku adaftif selalu ada, tetapi dalam lingkungan social


terlindung dimana sarana pendukung dimana sarana pendukung cukup tersedia,
hendaya ini mungkin tidak tampak sama seklai pada retardasi mental ringan

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi

Retardasi mental berdasarkan Pedoman Penggolongan dan


Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke III adalah suatu keadaan perkembangan
jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh
terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya
kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial. Retardasi mental juga
dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik
lainnya .
2.2 Epidemiologi
Dengan pendekatan modern yang menggunakan IQ dan perilaku
adaptif sebagai parameter dan populasi yang tidak diseleksi maka
prevalensi retardasi mental adalah 1 % pada populasi umum. Prevalensi
retardasi mental ringan 0,37 % - 0,59 % sedangkan untuk retardasi sedang
dan berat adalah 0,3 %-0,4 %. Prevalensi tertinggi pada anak sekolah
karena mereka dihadapkan pada tugas akademik yang memerlukan
kemampuan kognitif
2.3 Pedoman diagnostik
tingkat kecerdasan (intelelegensia) bukan satusatunya karakrteristik
melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik
yang berbeda. Meskipun ada kecenderungan umum bahwa semua
keterampilan ini akan berkembang ke tingkat yang sama pada setiap
individu, namun dapat terjadi suatu ketimpangan yang besar khususnya
pada penyandang retardasi mental. Orang tersebut mungkin
memperlihatkan hendaya berat dalam satu bidang tertentu (misalnya
bahasa) atau mungkin mempunyai suatu area ketrampilan tertentu yang
lebih tinggi (misalnya tugas visuo-spasial sederhana ) yang berlawanan

3
dengan latar belakang adanya retardasi mental berat . keadaan ini
menimbulkan kesulitan pada saat menentukan kategori diagnosis.
Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi
yang tersedia termasuk temuan klinis , perilaku adaptif (yang dinilai dalam
kaitan dengan latar belakang budayanya) dan hasil psikometrik.
Untuk diagnostic yang pasti harus ada penurunan tingkat
kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi
terhadap tuntutan dari lingkungan social biasa sehari-hari
Gangguan jiwa dan fisk yang menyerta retardasi mental
mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan penggunaan dari
semua keterampilan nya
Penilaian diagnostic adalah terhadap kemampuan umum bukan
terhadap suatu area tertentu yang spesifik dari hendayab atau
keterampilan.
2.4 Klasifikasi Berdasarkan PPDGJ 3
2.4.1 Retardasi Mental Ringan (F70)
 Bila menggunakantes IQ baku yang tepat, maka IQ berkisar
anatara 50 sampai 69 menunjukkan retardasi mental ringan.
 Pemahaman dari penggunaaan Bahasa cenderung terlambat pada
berbagai tingkat, dan masalah kemampuan berbicara yang
mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai
dewasa. Walaupun mengalami keterlambatan dalam kemampuan
Bahasa tetapi sebagian besar dapat mencapai kemampuan berbicara
untuk keperluan seharihari. Kebanyakan juga dapat mandiri penuh
dan merawat diri sendiri dan mencapai kerampilan praktis dan
ketrampilan rumah tangga, walaupuntingkat perkembangannya
agak lambat daripada normal. Kesulitan utamanya biasanya tampak
dalam pekerjaan sekolah yang bersifat akademik, dan banyak
masalah khususNdalam membaca dan menulis
 Etiologi organic hanya dapat diidentifikasi pada sebagian kecil
penderita. Keadaan lain yang menyertai seperti autisme, gangguan

4
tingkah laku atau disabilitas fisikdapat ditemukan dalam berbagai
proporsi. Bila terdapat gangguan demikian, maka harus diberi kode
diagnosis sendiri.
2.4.2 Retardasi Mental Sedang (F71)

 IQ biasanya berada dalam rentang 35 sampai 49. Umumnya ada


profil kesejangan (discrepancy) dan kemampuan, beberapa dapat
mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam ketrampilan visuospasial
dari pada tugas-tugas yang tergantung pada bahasa, sedangkan
yang lainnya sangat canggung namun dapat mengadakan interaksi
social dan percakapan sederhana. Tingkat perkembangan bahasa
bervariasi : ada yang dapat mengikuti percakapan sederhana,
sedangkan yang lain hanya dapat berkomukasi seadanya untuk
kebutuhan dasar mereka.
 Suatu etiologi organic dapat di-identifikasi pada kebanyakn
penyandang retardasi mental sedang.
 Autise masa kanaka tau gangguan perkembangan pervasive lainnya
terdapat pada sebagian kecil kasus dan mempunyai pengaruh besar
dan gambaran klinis dan tipe penatalaksanaan yang dibutuhkan.
2.4.3 Retardasi Mental Berat (F72)

 IQ biasanya berada dalam rentang 20 – 34


 Pada umumnya mirip dengan retardasi mental sedang dalam hal:
- gambaran klinis
- terdapatnya etiologi organic
- kondisi yang menyertainya
- tingkat prestasi yang rendah
 Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita
gangguan motoric yang mencolok atau defisit lain yang
menyertainya, memunjukkan adanya kerusakan atau
penyimpangan perkembangan yang bermakna secara klinis dari
susunan saraf pusat.
2.4.4 Retardasi Mental Sangat Berat(F73)

 IQ biasanya dibawah 20

5
 Pemahaman dan penggunaan bahasa terbatas, paling banter
mengerti perintah dasar dan mengajukan permohonan sederhana.
 Keterampilan visuo-spasial yang paling dasar dan sederhana
tentang memilihdan mencocokan mungkin dapat dicapainya, dan
dengan pengawasan dan petunjuk yang tepat penderita mungkin
dapat sedikit ikut melakukan tugas praktis dan rumah tangga.
 Suatu etiologi organik dapat diidentifikasi pada sebagian besar
kasus.
 Biasanya ada disabilitas neurologik dan fisik lain yang berat yang
mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsi dan hendaya daya lihat
dan daya dengar. Sering ada gangguan perkembangan pervasif
dalam bentuk sangat berat khusunya autisme yang tidak khas,
terutama pada penderita yang dapat bergerak.
2.4.5 Retardasi Mental Lainnya (F78)

 Katagori ini hanya digunakan bila penilaian dari tingkat retardasi


mental dengan memakai prosedur biasa sangat sulit atu tidak
mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik,
misalnya buta, bisu tulio, dan penderita yang perilakunya
terganggu berat atau fisiknya tidak mampu
2.4.6 Retardasi Mental YTT (F79)

 Jelasa terdapat retardasi mental, tetapi tidak ada informasi yang


cukup untuk menggolongkannya dalam salah satu katagori tersebut
diatas
2.5 Etiologi Retardasi Mental Sebagai Fenomena Biologis

Etiologi medis dari retardasi mental dapat dikelompokkan dalam


tiga kategori besar yaitu :

1. Kesalahan dalam morfogenesis dari susunan saraf pusat

Kesalahaan dalam morfogenesis dapat terjadi karena malforasi


(kegagalan jaringan untuk terbentuk secara normal sejak saat
konsepsi), deformasi (perubahan dari jaringan yang berkembang secara
normal yang terkena kekuatan mekanis yang abnormal)dan gangguan

6
trauma terhadap rahim /uterus atau keracunan jaringan. Peristiwa-
peristiwa ini memberi pengaruh terhadap bentuk dan fungsi susunan
saraf pusat.

2. Perubahan dalam lingkungan biologis intrinsik

3. Pengaruh ekstrinsik (hipoksia, keracunan, trauma dsb)

Gangguan trauma terjadi karena zat-zat yang bersifat teratogenic, zat


kimia dan toksin. Zat tersebut menghambat morfogenesis antara lain
alcohol, kokain dll

2.6 Penatalaksanaan

• Pendekatan yang berhubungan dengan etiologi

Misalnya menetapkan diet secara dini untuk pasien yang


penyebabnya fenilketonuria atau substansi hormone tiroid untuk
defisiensi hormone ini

• Terapi untuk gangguan fisik dan mental yang menyertai retardasi


mental

• Pendidikan yang sesuai dan rehabilitasi

2.7 Peranan Psikiatri Dalam Retardasi Mental

Secara singkat dapat dikatakan bahwa peran psikiatri dalam bidang


retardasi mental adalah sebagai berikut :

 Memberikan pelayanan klinis kepada pasien yang menderita


retardasi mental setelah dilakukan pemeriksaan yang komprehensif
 Mencegah terjadinya komorbiditas dengan gangguan jiwa lainnya
dengan cara menegakkan diagnosis dini dan memberikan
dukungan emosional kepada pasien dan keluarganya
 Menjadi anggota tim multidisplin yang mencoba mengadakan
penatalaksanaan komprehensif untuk pasien dan keluarganya
 Melakukan penelitian

7
BAB 3

KESIMPULAN

Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti


atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan
selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan
secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan
sosial.klasifikasi retardasi mental terdiri dari ringan, sedang, berat, dan sangat
berat.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. W. Edith Humris dan Pleyte. Retardasi mental : dalam Buku ajar psikiatri
edisi 4. Badan penerbit FKUI: Jakarta.2013
2. Departemen kesehatan R.I , Direktorat jendral pelayanan medik: Pedoman
penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa III (PPDGJ III) Dan DSM-5.
2016

You might also like