You are on page 1of 10

1.

MDG’s 2015 tidak mencapai target, saat ini adalah SDG’s terangkan apa
maksudnya dan jelaskan cara menanggulangi hal tersebut. (RA)
Kesehatan ibu dibahas secara global melalui Millenium Development Goals
(MDGs), yang pada tahun 2000-2015 mencakup penurunan angka kematian
ibu dan peningkatan akses layanan kesehatan reproduktif.
Sustainable development goals (SDGs) pembangunan berkelanjutan
berorientasi tindakan
Pada tahun 2015, target Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mengenai
kesehatan ibu, harus menurunkan angka kematian ibu saat melahirkan
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015, dari angka tahun 2012
yaitu 359 per 100.000 kelahiran.
Indonesia dinilai belum dapat mencapai target MDGs.
Pada tahun 2015, MDGs  Sustainable Development Goals (SDGs)
17 target yang harus dicapai pada tahun 2030
AKI target 70/100.000 kelahiran hidup

AKI  meninggal saat masa hamil, persalinan, nifas, karena komplikasi


obstetrik, tidak berhubungan dengan trauma
Jumlah mati/ 100.000 kelahiran hidup

Item MDG SDG


Target 10 17
2015 2030
AKI: 102/100.000 KENYATAAN AKI: 70/100.000
kelahiran hidup kelahiran hidup
No. 6 No. 3
2015 2012 Tahun 2019
AKI 97/100.000 359 306/100.000
Persalinan - 75 85%
difasilitas
pelayanan
kesehatan
Persalinan 73% 91.5 95%
oleh tenaga
kesehatan
KB 61 % - -
2. Jelaskan penetalaksanaan perdarahan pasca salin, kapan diperlukan tindakan
pemasangan kondom kateter, B-Lynch dan Ligasi Arteri (MA)

Target: Hb> 7.5 gr/ dl, Tr > 100.000, fibrinogen > 200. PT dan APTT < 1.5
Inisial step  ABC aman (oksigenasi, pasang infus, resusitasi cairan, identifikasi
berat perdarahan dan etiologi - 4T)
Step
 Ask for Help
 Asses and recucitate
 Etiologi + availablity of blood
 Masase uterus
 Oksitosin, prostaglandinuterotonika
 Shift to theater
 Tamponade or uterine packing ( condom kat)
 Apply compresion suture ( b-lynch)
 Sytemic pelvic devaskularisasi ( ligasi ateri uterina, hipogastrik)
 HSV/ HT
Baloon tamponade  lini kedua manajemen perdarahan pasca salin  merupakan
suatu tanda bahwa berhasilnya tes kompresi
3 jenis : Sang staken black more tube, urologic hydrostatic/ folley catheter, bakrie
kateter  tujuan mengurangi perdarahan sambil menunggu ruang operasi
metode Saeba: kondom + kateter urin 26  masukin kekavum uteri  isi 250-500
cc, pasang tampon vagina, observasi 48 jam

B-lynch  sebelumnya dilakukan tes kompresi, indikasi: atonia uteri yang terkontrol
dengan kompresi + fertile desire  terapi pembedahan konservatif pertama pada
atonia uteri
Menggunakan chromic cat gut 2

Ligasi ateri  mengurangi perfusi ke uterus  arteri uterina, arteri ovarika & arteri
hipogastrik  terapi konservatif jika b-lynch tidak berhasil, dapat menyebabkan
hipoksia dan iskemi haringa
3. Jelaskan mengenai Risk Factor and Outcome of Preterm Labour. (EA)
Faktor risiko prematur

Idiopatik Infeksi
50% prematur, penyebab prematur lain Infeksi saluran kemih dan jalan lahir 
tidak ditemukan ascending infection
Infeksi genital : BV, chlamidia, grup B
streptococcus
Infeksi intrauterin : endometritis
Infeksi ekstra uterin : bakteriuria
asymptomatik
Iatrogenik (elektif) Genetik
Apabila kelanjutan kehamilan diduga Berhubungan dengan:
dapat mebahayakan janin dan ibu  respon inflamasi
terminasi kehamilan uteroplasental
Co: keseimbangan hormonal
PEB gagal rawat konservatif kontraksi uterus
Perdarahan antepartum banyak metabolik
berulang] faktor fetus
Penyakit jantung
Gawat janin ( anemia, hipoksia, asidosis,
gangguan jantung janin)
PJT

Sosio demografi Penyakit medis dan keadaan kehamilan


Faktor psiko sosial : kecemasan, depresi, (hipertensi, SLE, penyakit paru restriktif,
stres, respon emosional, support sosial, hipertiroidism, DM, penyakit jantung,
pekerjaan, perilaku, aktivitas seksual penyakit ginjal, hidramnion, janin
Faktor demografi: usia ibu, status dengan kongenital, anemia)
marital, ras dan etnik, sosio-ekonomi
Faktor ibu
Inkompentensi serviks
Riwayat reproduksi (Riwayat persalinan
prematur, KPD, abortus, interval
kehamilan, paritas)
Kehamilan kembar
Program bayi tabung
Kelainan uterus (mioma, inkompetensi
serviks, kelainan kongenital saluran
muller)
Pemeriksaan kehamilan
Skoring risiko Creasy

OUTCOME:
Infant:
BBLR, hipotermi, imun belum terbentuk sempurna  infeksi, paru-paru
belum berkembang  ttn, hipoksia
Jangka panjang  intraventrikular haemorhage, bronkopulmonari displasia,
rds, development disability, ROP

Maternal:
risiko obstetri  atoni, sisa plasenta
psikososial  post partum blues, trauma kehamilan berikutnya
LOS di RS  Biaya

4. Jelaskan mengenai persalinan letak sungsang (DH)

Gerakan kardinal pada letak sungsang


Gerakan melibatkan bokong, bahu, dan kepala janin

BOKONG
Engagement : diameter bitrokanter bokong janin berada di salah satu diameter
oblik pelvis
Desend: panggul anterior janin turun lebih dulu,
Rotasi interna: resistensi panggul menyebabkan rotasi interna 45O ke arkus pubis,
diameter bitrokanter pada diameter anteroposterior pelvis
* *jika ektremitas posterior turun lebih dulu, rotasi menuju simfisis pubis
Desend: perineum terdistensi karena penurunan bokong, panggul anterior tampak
pada vulva. Fleksi lateral badan janin  panggul posterior terdorong ke perineum,
panggul anterior lahir  Bokong lahir (panggul posterior lahir di posisi sejajar
jam 6)
Rotasi eksterna : sakrum di posisi anterior

BAHU
Engagement: Punggung dan bahu mengarah ke anterior, sejajar diameter oblik
pelvis
Desend: bahu turun segera
Rotasi interna: diameter biakromial sejajar diameter anteroposterior pelvis
 Bahu lahir

KEPALA
Kepala memasuki pelvis dengan fleksi tajam ke arah thoraks, sejajar salah satu
diameter oblik pelvis,
Rotasi interna: bagian posterior leher dibawah simpisis pubis  kepala lahir
dengan fleksi

* jika bokong memasuki diameter transverse pelvis, sakrum di anterior dan


posterior rotasi interna 90O ke arkus pubis, punggung menagrah ke posterior 
kepala akan lahir dengan dagu dan wajah dibawah simpisi  bisa bikin ekstensi
kepala  HATI-HATI

5. Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai dampak kehamilan, persalinan


dan pasca salin pada kehamilan kembar. (AYP)
dampak kehamilan, persalinan dan pasca salin pada kehamilan kembar
JANIN: spontaneous abortion, congenital anomaly, prematerm labor,
conjoint, fetus in fetu, monokorionik twins, TTS, LBW, hipoksia, talipusat
membumbung, hipoksia, RDS
IBU: Hypertention(PEB), DM gestasional, cardiomiopathy, prolonged
pregnancy seksio sesarea, perdarahan, solusio plasenta dengan DIC,
thromboemboli, edema paru, infeksi nifas (endometritis), kelainan psikologis
paska salin, disfungsi panggul (inkontinensia urin)

6. Jelaskan tentang Risk Factor IUGR dan Cerebro Placental Ratio sebagai skring
untuk deteksi IUGR. (ADA)
Beberapa faktor risiko PJT antara lain lingkungan sosio-ekonomi rendah, adanya
riwayat PJT dalam keluarga, riwayat obstetri yang buruk, dan berat badan sebelum
dan selama kehamilan yang rendah.

Faktor risiko yang dapat dideteksi sebelum kehamilan antara lain ada riwayat PJT
sebelumnya, riwayat penyakit kronis, riwayat Antiphsopholipid syndrome (APS),
indeks massa tubuh yang rendah, dan keadaan hipoksia maternal.

Faktor risiko yang dapat dideteksi selama kehamilan antara lain peningkatan kadar
MSAFP/hCG, riwayat minum jenis obat-obatan tertentu seperti coumarin dan
hydantoin, perdarahan pervaginam, kelainan plasenta, partus prematur, kehamilan
ganda dan kurangnya penambahan berat badan selama kehamilan.

Etiologi pertumbuhan janin terhambat (PJT)

Faktor Maternal

 Hipertensi dalam kehamilan


 Penyakit jantung sianosis
 Diabetes melitus lanjut
 Hemoglobinopati
 Penyakit autoimun
 Malnutrisi
 Merokok

 Narkotika

 Kelainan uterus
 Trombofilia

Faktor plasenta dan tali pusat

 Sindroma twin to twin transfusion


 Kelainan plasenta
 solusio plasenta kronik

 plasenta previa

 kelainan insersi tali pusat
 kelainan tali pusat

Faktor janin

 infeksi pada janin seperti HIV, Cytomegalovirus, rubella,
herpes, toksoplas


mosis, syphilis
 Kelainan kromosom/genetik (Trisomy 13, 18, dan 21, triploidy, Turner’s
syndrome, penyakit metabolisme)

USG
Arteri Umbilikalis

pemeriksaan arteri umbilikalis untuk mendiagnosis keadaan hipoksia janin pada


kasus preeklampsia atau PJT masih menjadi cara pemeriksaan yang terpilih karena
lebih mudah pemeriksaannya dan interpretasinya.

PJT akan terlihat gambaran gelombang diastolik yang rendah (reduced), hilang
(absent), atau terbalik (reversed)  namun kejadian perdarahan serebral, anemia
dan hipoglikemia akan meningkat

Arteri Serebralis Media (Media Cerebralis Artery / MCA)

mengidentifikasi fetal compromise

Sirkulasi serebral pada kehamilan trimester I akan ditandai oleh gambaran absent of
end-diastolic flow

Jika janin tidak cukup mendapatkan oksigen akan terjadi redistribusi sentral aliran
darah dengan meningkatnya aliran darah ke otak, jantung dan glandula adrenal. Hal
ini disebut brain-sparing reflux atau brain-sparing effect, yaitu redistribusi aliran
darah ke organ-organ vital dengan cara mengurangi aliran darah ke perifer dan
plasenta

peningkatan indeks resistensi atau indeks pulsatilitas arteri umbilikasis yang disertai
penurunan resistensi sirkulasi serebral yang terkenal dengan fenomena “brain
sparing effect” (BSE) yang merupakan mekanisme kompensasi tubuh untuk
mempertahankan aliran darah

ke otak dan organ-organ penting lainnya. Pada keadaan hipoksia yang berat,
hilangnya fenomena BSE merupakan tanda kerusakan yang ireversibel yang
mendahului kematian janin.

CPR  IP arteri serebralis/ IP arteri umbilikalis

CPR < 5 persentil  brain sparring effect

gangguan nutrisi setelah kehamilan 34 minggu, bisa terjadi gambaran Doppler arteri
umbilikalis yang masih normal walaupun respons MCA yang abnormal.

CPR yang menurun harus dicurigaiakan adanya PJT

iindikasikan pada janin yang kecil dengan nilai Doppler arteri umbilikalis yang
normal. Apabila sudah ditemukan AEDF/REDF pada arteri umbilikalis,
7. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang Early Detection of Preeclamsi
using Ultrasound and Based Multi Marker. (HB)

Prinsip test prediksi preeklamsia


1. Plasental perfusion dan Vaskular resisten
2. Fetal – placental unit endocrine dysfunction
3. Renal dysfunction
4. Endothelial dysfungtion

Tes provokatif
Roll test  miring kiri tensi, supine tensi, kenaikan 15 mmhg sitolik PEB
24 hour ambulatory BP  peningkatan 15 mmhg sistolik  PEB

Multi marker
Prediktor Trimester 1

Penanda Kecenderungan Keterangan

Β-HCG Meningkat pada trimester 2 karena kebocoran


menurun lapisan sinsitio trofoblas  PEB  5-8%
bebas
Meningkat  Pregnancy associated protein A 
PAPP-A menurun menghambat ikatan IGF pada reseptornya  gagal
invasi trophoblast dan pertumbuhan janin
Menurun trimester 1 A disentregin and
ADAM12 menurun metalloproteinase 12
Menghambat PIGF dan VEGF dengan reseptornya
Sflt-1 meningkat  kalo ningkat invasi sama remodeling trophoblas
terganggu

PP13 menurun

P-selectin meningkat

Menurun  kalo turun  gangguan proliferasi dan


PlGF implantasi plasenta
(<25pg/mL)

TNF-α meningkat
SHBG Menurun

VEGF menurun

Prediktor Trimester II-III


Rasio sFlt-1/PlGF >85 (High Risk)
N: < 38 (kekurangan masih mahal Rp.1.550.000)

USG Doppler  Tingkat deteksi preeklamsi 50-77%


• Dapat dilakukan trimester I dan trimester II
• Di Arteri Uterina, transabdominal atau transvaginal.
• Pengukuran: PI, RI, S/D rasio dan karakter khusus (notching)
• Gambaran “notching” Trimester kedua
• Peningkatan S/D rasio > 1, PI (> 1,45), RI lebih dari persentil 90th
dan RI (> 0,58) prediktor terjadinya PJT atau preeklamsi. pada
trimester kedua
• S/D rasio  kecepatan sistolik dan diastolik, PI  indeks pulsatil, RI
 indeks resistensi
• Peningkatan resistensi: diukur arteri segmen miometrium yang mengalirkan
darah pada arteri spiralis.

8. Jelaskan dampak infeksi HIV pada kehamilan. (THM)


Kejadian infeksi HIV pada wanita hamil >>

>> risiko transmisi – hamil – persalinan – menyusui


Goal MDGS  peraturan pemerintah no 75/2014  WAJIB MENAWARKAN
PEMERIKSAAN SEROLOGI HIV PADA IBU HAMIL

Transmisi ibu –anak 2.6% ( Kemenkes, 2014)


Angka kematian akibat AIDS (kemenkes, 2014 )  1.67 %

DAMPAK
 Abortus spontan
 Mortalitas perinatal
 PJT
 Persalinan prematur
KTIP (konseling dan tes hiv atas inisiasi pelayanan)
Konseling
 tidak setuju, tawarkan kembali, buat persetujuan tertulis
 periksa darah  ambil sendiri hasilnya

Tes HIV
ELISA Rapid dan PCR
ELISA rapid  3x antigen yang berbeda, bisa dilakukan saat gravida dan inpartu
PCR (western bolt)  konfirmasi

Hasil (+)

- ARV sedini mungkin

1. TDF(1x200)/3TC(2x150)/NVP(2x200)
2. AZT (2x300) / 3TC(1x150)/NVP(1x200)

- ANC  Multidisiplin + Follow up ketat

- Persalinan elektif
Periksa CD 4 > 350, Viral Load < 1000, ARV sudah 6 bulan  pervaginam
Data gak jelas  seksio sesarea

-Post partum
Tidak menyusui  penularan 5-20%
MPASI  AFASS ( affordable, feasible, acceptable, sustainanble, safe), gak boleh
dicampur ASI dan MPASI
Neonatus  zidovudin oral 4 minggu  cek lagi ELISA Rapid Tes  (+) HIV. (-) cek
lagi usia 18 bulan

You might also like