Professional Documents
Culture Documents
Maserasi dipilih karena proses pengerjaan yang mudah dan peralatan yang cukup
sederhana.
Etanol lebih efisien dalam degradasi dinding sel sehingga polifenol akan tersari lebih
banyak. Selain itu, flavonoid ditemukan lebih tinggi pada penggunaan etanol 70% pada
proses ekstraksi
Maserasi merupakan metode kestraksi yang sederhana , tetapi masih digunakan secara
luas. Proses awal ekstraksi komponen-komponen aktif dari suatu jaringan tanaman adalah
dengan menghaluskan jaringan tanaman tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperbesar
Prosedur maserasi dilakukan dengan merendam bahan tanaman (simplisia) dalam pelarut
yang sesuai dalam wadah tertutup pada suhu kamar. Metode ini sesuai baik untuk
ekstraksi pendahuluan maupun untuk jumlah besar. Pengadukan seseskali atau secara
tercapai keseimbangan antara konsentrasi metabolit dalam ekstrak dan dalam bahan
tanaman. Setelah ekstraksi, residu bahan tanaman (mserat) , harus dipisah dari pelarut.
Hal ini melibatkan proses pemisahan kasar dengan cara dekantasi, biasanya diikuti
dengan tahap penyaringan. Sentrifugasi mungkin diperlukan jika serbuk terlalu halus
untuk disaring. Untuk memastikan ekstraksi yang menyeluruh, umumnya dilakuakan
maserasi pendahuluan, yang diikuti pemisahan dan penambahan pelarut baru ke maserat.
Hal ini bisa dilakuakn secara periodic dengan semua filtrate dikumpulkan
Kelebihan maserasi: peralatan yang digunakan sederhana dan efektif untuk senyawa
senyawa yang tidak tahan panas karena dilakukan pada temperature kamar, sehingga
Kelemahan: prosesnya memakan waktu yang cukup lama dan dapat berlangsung
beberapa jam sampai beberapa minggu. Ekstraksi secara menyeluruh juga dapat
menghabiskan sejumlah besar volume pelarut dan dapat berpotensi hilangnya metabolit,
selin itu, beberapa senyawa tidak terdetiksi secara efisian jika kurang terlarut dalam
Metode DPPH ini dipilih karena meruapakan metode yang sederhana, mudah, cepat dan
peka serta hanya memerlukan sedikit sampel untuk evaluasi aktivitas antioksidan dari
ini adalah adanya perubahan intensitas warna ungu DPPH yang sebanding dengan
konsentrasi larutan DPPH tersebut. Radikal bebas DPPH yang memiliki elektron tidak
berpasangan akan memberikan warna ungu. Warna akan berubah menjadi kuning saat
elektronnya berpasangan. Perubahan intensitas warna ungu ini terjadi karena adanya
peredaman radikal bebas yang dihasilkan oleh bereaksinya molekul DPPH dengan atom
hidrogen yang dilepaskan oleh molekul senyawa sampel sehingga terbentuk senyawa
Difenil pikril hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke
kuning. Perubahan warna ini akan memberikan perubahan absorbansi pada panjang
diketahui nilai aktivitas peredaman radikal bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50
Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol yang tergolong sangat kuat berhubungan dengan
eksogen yang mengandung gugus fenolik dan telah dibuktikan bermanfaat dalam
mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif. Mekanisme kerja dari flavonoid sebagai
antioksidan dapat secara langsung maupun secara tidak langsung. Flavonoid sebagai
antioksidan secara langsung adalah dengan mendonorkan ion hidrogen sehingga dapat
menstabilkan radikal bebas yang reaktif (Saija, et al., 1995; Arora, et al.,1998) dan
Nijveldt, et al., 2001). Flavonoid sebagai antioksidan secara tidak langsung bekerja di
dalam tubuh dengan meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen melalui beberapa
mekanisme seperti peningkatan ekspresi gen antioksidan melalui aktivasi nuclear factor
eryhtrid 2 related factor 2 (Nrf2) sehingga terjadi peningkatan gen yang berperan dalam
Jawi, 2012).
ekstraksi, yakni dengan cara maserasi atau sokletasi menggunakan pelarut yang dapat
melarutkan flavonoid. Proses preparasi dan ekstraksi ini tidak dengan menggunakan
pemanasan, hal ini dikarenakan proses pemanasan akan membuat kadar dari flavonoid
berkurang karena adanya proses oksidasi. Selain itu, proses pemanasan dapat
mengakibatkan penurunan kadar total flavonoid. Flavonoid pada umumnya larut dalam
pelarut polar, kecuali flavonoid bebas seperti isoflavon, flavon, flavanon dan flavonol
termetoksilasi lebih mudah larut dalam pelarut semi polar. Oleh karena itu, pada proses
metanol atau etanol. Hal ini disebabkan karena pelarut ini bersifat melarutkakn senyawa-
senyawa mulai dari yang kurang polar sampai dengan polar (16,17).
Perbandingan jumlah etanol dan air terganutng pada bahan yang disari. Etanol dapat
flavonoid, steroid, damar dan klorofil. Lemak, malam, tannin dan saponin hanya sedikit
larut. Dengan demikian zat pengganggu yang terlarut hanya sedikit (16)
Etanol lebih mudah untuk menembus membrane sel untuk mengekstrak bahan
intraseluler dari bahan tumbuhan, tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan
memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lain dari etanol mampu
mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Etanol 70% sangat efektif dalam
menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan pengganggu hanya skala
kecil yang turut ke dalam cairan pengekstraksi. Metanol lebih polar disbanding etanol
namun karena sifat yang toksik, sehingga tidak cocok digunakan untuk ekstraksi (14,16).
Tujuan dikeringkan adalah untuk mengurangi agar kadar air, aktifitas mikroba dan
mencegah timbulnya jamur sehingga dapat di simpan lebih lama (pengawetan) dan tidak
Pengeringan tanpa menggunakan sinar matahari langsung bertujuan agar senyawa yang
kecil (serbuk) daun. Hal ini dilakukan untuk memperluas permukaan, sehingga kontak
antara sampel dan pelarut semakin besar senyawa organik yang terdapat di dalam sampel
Selain bersifat antioksidan senyawa fenolik atau polifenol juga dapat menstimulasi
SOR termasuk radikal superhidroksid, radikal hidroksil, hydrogen peroksidase dan lipid
peroksida radikal diperlukan oleh tubuh untuk proses signaling dan proses fagositosis
bakteri, akan tetapi adanya SOR yang berlebihan tidak baik oleh tubuh
Mekanisme perusakan sel oleh radikal bebas berawal dari teroksidasinya asam lemak tak
jenuh pada lapisan lipis membrane sel, reaksi ini mengawali terjadinya oksidasi lipid
berantai yang menyebabkan kerusakan membrane sel, oksidasi lebih jauh akan terjadi
katalase dan glutation akan tetapi jika terjadi paparan oksidan yang berlebihan
antioksidan tubuh ini tidak akan mampu mengatasinya, sehingga tubuh memerlukan
Ada bebrapa metode yang dapat digunakan dalam penetapan aktivitas antioksidan,
metode penangkapan radikal dengan radikal buatan stabil DPPH merupakan metode yang
hasilnya dapat dipercaya, sehingga digunakan dalam beberapa penelitian dalam jurnal-
dengan suatu gugus –OH yang terikat pada karbon cicin aromatic, produk radikal
bebas senyawa-senyawa ini terstabilkan secara resonansi dan karena itu tak reaktif
dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas, sehingga radikal bebas menangkap
satu electron dari antioksidan. Radikal bebas sintetik yang digunakan DPPH.
Senyawa yang bereaksi sebagai penangkap radikal akan mereduksi DPPH yang
dapat diamati dengan adanya perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning
ketika electron ganjil dari radikal DPPH telah berpasangan dengan hydrogen dari
nila IC50, nilai tersebut menggambarkan besarnya konsentrasi senyawa uji yang
dengan aktivitas penangkap radikal rata-rata dengan symbol y dari seri replikasi
pengukuran. Semakin kecil nilai IC50 maka senyawa uji tersebut mempunyai
penentuan operating time dari senyawa uji yang paling tepat adalah menentukan
watu sempurna reaksi yang ditunjukkan dengan tidak ada lagi penurunan
Vitamin C mudah mengalami oksidasi oleh radikal bebas karena mempunyai ikatan
rangkap dan dengan adanya 2 gugus –OH yang terikat pada ikatan rangkap tersebut,
radikal bebas akan mencabut atom hydrogen dan menyebabkan muatan negative pada
internal, sehingga ada abstraksi lanjutan setelah abstraksi hydrogen pertama oleh radikal
DPPH, hal ini menyebabkan perbandingan stokimetrinya 2:1, artinya 2 molekul DPPH
Vitamin C mudah mengalami oksidasi oleh radikal bebas karena mempunyai ikatan
rangkap dan dengan adanya 2 gugus –OH yang terikat pada ikatan rangkap tersebut,
radikal bebas akan mencabut atom hydrogen dan menyebabkan muatan negative pada
yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel. Syarat: anggota populasi tidak
memiliki strata sehingga relative homogeny dan adanya kerangka sampel yaitu
merupakan daftar elemen: populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel
variable” lain di luar variable bebas. Menyakinkan pihak lain bahwa semua yg variable
luaran telah dikendalikan dan tidak menimbulkan efek. (replikasi dan perlakuan banding)
(radomisasi)
- Uji normalitas data: untuk mengukur apakah data berdistribusi normal, sehingga dapat
digunakan dalam analisis statistic parametric, jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistic
menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampelm kecil. Uji parametric dibangun dari
distribusi normal
- Uji homogenitas: membandingkan data (data harus sejenis) untuk melihat sambel berasal
- Anova: untuk menguji hipotesis rata” k samp;e yang berpasangan, data berbentuk interval
atau rasio. Syarat: sampel diambil secara random, berdistribusi normal, varian antar
sampel homogenyp.
- enelitian eksperimental: penelitian yang memungkinkan peneliti memberikan perlakuan
atau intervensi kepada subjek penelitian, kemudian perlakuan itu diukur dan diamati.
Pada dasarnya ungin menguji hubungan antar suatu sebab dan akibat.
- Beberapa unsur dalam penelitian eksperimental: adanya kelompok control dan kelompok
- Replikasi: banyaknya unit eksperimental yang mendapat perlakuan sama dengan pada
kondisi tertentu. Beberapa kali suatu perlakuan yang sama diberikan pada unit
replikasi maka tidak dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efek antarperlakuan
- Perlakuan control (control negative): air (tidak mempunyai efek) dapat menilai efek
mutlak
- Perlakuan banding (control positif): vit C (telah diketahui mempunyai sifat antioksidan),
untuk menilai efek realatif. Agar rancangan eksperimental menjadi lebih efektif. Dapat
menghasilkan uji kemaknaan menjadi lebih sensitive atau meningkatnya kuat uji karena
- Kriteria inklusi: karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi, suatu target
- Kriteria eksklusi: keadaan yang menyebabkan subyek memenuhi kriteria inklusi namun
sebuah pengpbatan yang tidak berdampak atau penanganan palsi yang bertujuan
zat yang secara fisik menyerupai obat akrif tetapi sebetulnya tidak memiliki
dengan membandingkan efek dari obat aktif dan placebo, peneliti dapat
Senyawa flavonoid untuk obat mula-mula diperkenalkan oleh seorang Amerika bernama Gyorgy
(1936). Secara tidak sengaja Gyorgy memberikan ekstrak vitamin C (asam askorbat) kepada
seorang dokter untuk mengobati penderita pendarahan kapiler subkutaneus dan ternyata dapat
disembuhkan. Mc.Clure (1986) menemukan pula oleh bahwa senyawa flavonoid yang diekstrak
dari Capsicum anunuum serta Citrus limon juga dapat menyembuhkan pendarahan kapiler
subkutan. Mekanisme aktivitas senyawa tersebut dapat dipandang sebagai fungsi „alat
komunikasi‟ (molecular messenger} dalam proses interaksi antar sel, yang selanjutnya dapat
berpengaruh terhadap proses metabolisme sel atau mahluk hidup yang bersangkutan, baik
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam berbagai
bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. Komponen tersebut pada umumnya terdapat dalam
keadaan terikat atauterkonjugasi dengan senyawa gula. Lebih dari 4000 jenis flavonoid
telahdiidentifikasi dan beberapa di antaranya berperan dalam pewarnaan bunga, buah,dan daun
(de Groot & Rauen, 1998).Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula
Berbagai sayuran dan buah-buahan yang dapat dimakan mengandungsejumlah flavonoid. Konsentrasi
yang lebih tinggi berada pada daun dan kulitkupasannya dibandingkan dengan jaringan yang
lebih dalam. Stavric dan Matula(1992) melaporkan bahwa di negara-negara Barat, konsumsi
komponen flavonoid bervariasi dari 50 mg sampai 1 g per hari dengan 2 jenis flavonoid terbesar
penggumpalan keping-keping sel darah, merangsang produksi nitrit oksida yang dapat
antiinflamasi, dan antivirus (Stavric dan Matula, 1992). Sifat antiradikal flavonoid terutama
terhadap radikal hidroksil, anionsuperoksida, radikal peroksil, dan alkoksil (Huguet, et al., 1990;
Sichel,et al.,1991). Senyawa flavonoid ini memiliki afinitas yang sangat kuat terhadap ion Fe (Fe
diketahui dapat mengkatalisis beberapa proses yang menyebabkanterbentuknya radikal bebas). Aktivitas
Istilah
radikal bebas merujuk ke atom atau gugus atom apa saja yangmemiliki satu atau lebih elektron
tak berpasangan. Karena jumlah elektron ganjil,maka tidak semua elektron dapat berpasangan.
Meskipun suatu radikal bebastidak bermuatan positif atau negatif, spesi semacam ini sangat
reaktif karenaadanya elektron tak berpasangan. Suatu radikal bebas biasanya dijumpai sebagaizat antara yang
tak dapat diisolasi usia pendek, sangat reaktif, dan berenergi tinggi(Fessenden, 1997 : 223).
Radikal bebas bisa terbentuk, misal ketika komponen makanan diubahmenjadi bentuk energi
melalui proses metabolisme. Pada proses metabolisme inisering kali terjadi kebocoran elektron.
Dalam kondisi demikian, mudah sekaliterbentuk radikal bebas, seperti anion superoksida,
hidroksil, dan lain-lain.Radikal bebas juga dapat terbentuk dari senyawa lain yang sebenarnya
bukanradikal bebas, tetapi mudah berubah menjadi radikal bebas. Misal, hidrogenperoksida
(H2O2), ozon, dan lain-lain. Kedua kelompok senyawa tersebut seringdiistilahkan sebagai
Senyawa Oksigen Reaktif (SOR) atau Reactive OxygenSpecies (ROS) (Winarsi, 2011 : 12).
Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman hijau, kecuali
Teori radikal bebas pertama kali diajukan oleh hormone (1956), radikal bebas diartikan sebagai
molekul yang mempunyai satu atau lebih electron yang tidak berpasangan di orbit luarnya
sehingga relative tidak stabil. Untuk mendapatkan kestabilannya, molekul yang bersifat reaktif
tersebut mencari pasangan elektronnya, sehingga disebut juga reactive oxygen species (ROS).
Teori radikal bebas diperkenalkan pertama kali oleh Denham Harman pada tahun 1956. Radikal
bebas adalah senyawa kimia yang berisi electron tidak berpasangan. Radikal bebas tersebut
terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai proses selular atau metabolisme normal yang
melibatkan oksigen. Sebagai contonh adalah reactive oxygen species (ROS) dan reactive
nitrogen species (RNS) yang dihasilkan selama metabolisme normal. Karena elektronnya tidak
berpasangan, secara kimiawi radikal bebas akan pasangan electron lain dengan bereaksi dengan