You are on page 1of 5

Research Article

PERBEDAAN EKSPRESI PROTEIN p53


ANTARA KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSIA BERAT

Differences in p53 Protein Expression between Normal Pregnancies and Severe Preeclampsia

Wieke Diana1, H Defrin1, Hafni Bachtiar2


1
Bagian Obstetri dan Ginekologi
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/
RSUP Dr. M. Djamil
Padang

Abstrak Abstract

Tujuan: Mengetahui perbedaan ekspresi protein Objective: To know the protein p53 differences in
p53 pada kehamilan dengan preeklamsia berat dan severe preeclampsia and normotensive pregnancies.
kehamilan normotensi. Method: This study is an observational analytic
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian study with cross sectional comparative approach in RSUD
observasional analitik dengan pendekatan yang digunakan Achmad Moechtar Bukit Tinggi since February 2017 until
adalah cross sectional comparative di RSUD Achmad the number of samples are met. The number of samples are
Moechtar Bukit Tinggi sejak bulan Februari 2017 hingga 40 people who meet the inclusion and exclusion criteria. RT-
jumlah sampel terpenuhi. Didapatkan sampel penelitian PCR method are used to examine the protein expressions.
sebanyak 40 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan Data analysis was using univariate and bivariate by
eksklusi. Pemeriksaan ekspresi protein menggunakan independent T test.
metode RT-PCR. Analisis data dilakukan secara univariat Result: The results show there are differences in
dan bivariat dengan menggunakan uji T independent. p53 protein expressions between severe preeclampsia and
Hasil: Terdapat perbedaan ekspresi protein p53 normotensive pregnancies that is the p53 expression mean
antara kehamilan dengan preeklamsia berat dan kehamilan ishigher in severe preeclampsia patients 12,21 ± 6,84 GE/ml
normotensi yaitu rerata ekspresi p53 lebih tinggi pada pasien compared to patients with normal pregnancies 3,59 ± 2,25
preeklamsia berat 12,21 ± 6,84 GE/ml dibandingkan pasien GE/ml.
dengan kehamilan normal 3,59 ± 2,25 GE/ml. Conclusion: p53 protein expressions in severe
Kesimpulan: Ekspresi protein p53 pada preeclampsia is higher than normal pregnancies.
preeklamsia berat lebih tinggi daripada kehamilan normal. Keywords: p53 protein, severe preeclampsia
Kata kunci: protein p53, preeklamsia berat

Korespondensi: Wieke Diana, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/ RSUP Dr. M. Djamil, Padang.
Telephone: 081317205806. Email: wikediana@gmail.com
PENDAHULUAN Kejadian preeklamsia ditemukan lebih
banyak pada kehamilan dengan ukuran plasenta yang
Preeklamsia adalah suatu sindroma penyakit besar misalnya pada kehamilan kembar. Preeklamsia
yang dapat menimbulkan gangguan pada berbagai juga timbul pada kehamilan mola dimana plasenta
organ. Sampai saat ini preeklamsia masih merupakan berkembang tanpa adanya fetus. Hal tersebut
penyulit utama dalam kehamilan dan menjadi menunjukkan bahwa plasenta merupakan fokus
penyebab utama kematian dan kesakitan maternal sentral dan bagian yang terpenting pada patogenesis
maupun perinatal.1,2 Secara primer ditandai dengan terjadinya preeklamsia. Pemeriksaan patologi anatomi
adanya hipertensi dengan atau tanpa protein dalam dari plasenta pada preeklamsia memperlihatkan
urin pada usia kehamilan setelah 20 minggu. adanya infark dan sklerotik yang menyebabkan
Preeklamsia adalah masalah global yang penyempitan pembuluh darah arteri dan arteriole
mempengaruhi 5 - 8% dari kehamilan, dan dengan karakteristik kurangnya invasi endovaskuler
diperkirakan 8,3 juta wanita mengalami penyakit ini sitotrophoblas dan remodeling arteri spiralis yang
setiap tahun. Untuk negara-negara berkembang, tidak sempurna. Hal ini disebabkan oleh proses
prioritas adalah mencegah kematian ibu akibat apoptosis yang terjadi berlebihan pada perkembangan
komplikasi multi organ.3 dan diferensiasi trophoblas.2
Di Indonesia angka kejadian preeklamsia Apoptosis merupakan kematian sel yang
berkisar antara 3 – 10 %.4 Angka kejadian dibeberapa terprogram dimana terjadi kematian sel dengan
Rumah Sakit di Indonesia cenderung meningkat yaitu mengaktifkan program bunuh diri internal yang diatur
1,0%-1,5% pada sekitar 1970-1980 meningkat dengan ketat. Kematian sel terprogram atau apoptosis
menjadi 4,1%-4,3% pada sekitar 1990-2000.5 berperan penting dalam homeostasis sel dan
Penelitian di RS Dr. M Djamil padang tahun 2002 remodeling jaringan, terutama pertumbuhan plasenta.
angka kejadian preeklamsia berat 5,5% dan eklamsia Degenerasi plasenta pada preeklamsia mungkin
0,88%.6 disebabkan apoptosis yang tidak terjadwal.13
Angka kematian ibu akibat komplikasi Mekanisme apoptosis terdiri dari fase inisiasi
preeklamsia rendah di negara maju dikarenakan (pengaktifan caspase) dan fase eksekusi. Inisiasi
penelitian diarahkan untuk meningkatkan prediksi, apoptosis terjadi melalui dua jalur yang berbeda yaitu
pencegahan preeklamsia dan meminimalkan jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik Pada jalur
morbiditas. Diagnosis yang akurat diperlukan untuk ekstrinsik, apoptosis diperantarai oleh anggota TNF
mencapai hal ini.7 Adapun yang menjadi penyebab death receptor family yang merupakan bagian dari
utama kematian ibu di Indonesia di samping TNF-receptor (TNF-R) superfamily dan mempunyai
perdarahan dan infeksi adalah preeklamsia atau bagaian terminal C terdiri dari 80 asam amino yang
eklamsia.8 diketahui berperan dalam proses kematian. Tidak
Berdasarkan Survei Demografi dan seperti jalur ekstrinsik dimana tergantung dari sinyal
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka death receptor, pada jalur intrinsik sinyal apoptosis
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 diperantarai langsung dari mitokondria sebagai respon
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit terhadap stres seperti kerusakan DNA atau kehilangan
menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, faktor pertumbuhan. Jalur mitokondria dapat diaktifasi
yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, oleh p53, yaitu suatu protein supresi tumor yang
meskipun tidak terlalu signifikan. Target global mengaktifkan kerja dari proapoptotik Bcl-2. Jalur
MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah ekstrinsik dan intrinsik tidak berdiri sendiri, karena
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 p53 dapat juga meningkatkan ekspresi beberapa death
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. receptor. Jalur intrinsik juga dapat memperkuat sinyal
Hipertensi adalah salah satu penyebab kematian yang dihantarkan oleh jalur death receptor sehingga
terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013.9 terdapat hubungan antara kedua jalur tersebut.14
Selanjutnya preeklamsia berat (PEB) merupakan Pada preeklamsia, terjadi kegagalan invasi
penyebab utama morbiditas berat ibu (seperti stroke trophoblas, vaskulitis, trombosis dan iskemia dari
dan ruptur hati) dan keluaran bayi yang jelek, seperti plasenta. Menurut teori iskemia plasenta, disfungsi sel
prematuritas dan IUGR (intra uterine growth endotel terjadi akibat proses hipoksia. Trophoblas
restriction).10,11 yang terpapar hipoksia secara invitro menyebabkan
Pada penelitian analitik faktor resiko terjadinya proses apoptosis yang berlebihan, sehingga
preeklamsia dengan desain case control oleh Saputra invasi sitotrophoblas ke dalam miometrium menjadi
di RSUP Dr. M. Djamil pada tahun 2013, didapatkan dangkal dan remodeling arteri spiralis pada uterus
hasil penelitian peningkatan jumlah pasien terjadi tidak lengkap. Pada akhirnya akan
preeklamsia / eklamsia mencapai 51,8% dibandingkan menimbulkan iskemia uteroplasenter. Hipoksia pada
tahun 2012, dengan risiko 5,1 kali lebih tinggi pasien plasenta ini juga menimbulkan apoptosis, terutama
preeklamsia nulipara terjadi perburukan menjadi melalui jalur intrinsik.15
eklamsia dibandingkan multipara.12
Proses apoptosis yang berlebihan pada METODE
perkembangan dan diferensiasi trofoblas
memperlihatkan adanya infark dan sklerotik pada Penelitian ini merupakan penelitian
pemeriksaan patologi anatomi dari plasenta pasien observasional analitik dengan menggunakan desain
preeklamsia. Hal ini menyebabkan penyempitan cross sectional comparative. Penelitian dilakukan di
pembuluh darah arteri dan arteriole dengan SMF Kebidanan dan Kandungan RSUD Achmad
karakteristik kurangnya invasi endovaskuler Moechtar Bukit Tinggi. Pemeriksaan serum p53
sitotrofoblas dan remodeling arteri spiralis yang tidak dilakukan di Laboratorium Prodia. Penelitian dimulai
sempurna. Apoptosis juga didapatkan pada plasenta Februari 2017 sampai dengan jumlah sampel
kehamilan normal baik pada sisi maternal maupun sisi terpenuhi.
fetal. Proses apoptosis berperan pada terjadinya Populasi penelitian adalah sejumlah wanita
attachment dan invasi trofoblas, proses transformasi dengan kehamilan normal dan kehamilan preeklamsia
arteri spiralis, diferensiasi trofoblas, dan proses berat yang melakukan pemeriksaan ke RSUD Achmad
toleransi imun pada antigen paternal yang Moechtar Bukit Tinggi, yang memenuhi kriteria
diekspresikan oleh sel trofoblas.16 penelitian.
Jumlah sel trofoblas yang mengalami Kriteria inklusi penelitian adalah wanita hamil
apoptosis pada sampel jaringan trofoblas yang berasal dengan usia kehamilan ≥ 20 minggu, ditentukan
dari kehamilan dengan preeklamsia/eklamsia lebih berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) atau
tinggi apabila dibandingkan dengan kehamilan pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada trimester
normal. Derajat apoptosis pada trofoblas lebih tinggi pertama, yang bersedia ikut dalam penelitian. Analisis
pada kehamilan dengan komplikasi seperti data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan
preeklamsia dan IUGR. Hal ini diduga karena menggunakan uji T independent.
trofoblas terekspos dengan faktor yang mempromosi
apoptosis atau tropoblas itu sendiri yang rentan
terhadap apoptosis. Bukti yang diduga mendukung HASIL
peningkatan apoptosis adalah perubahan
keseimbangan antara protein pro-apoptosis dan anti- Hasil penelitian dapat dilihat berdasarkan
apoptosis pada kehamilan dengan pre-eklamsia, penyajian sebagai berikut:
dimana proses ini melibatkan Protein p53. Adanya
stress pada sel seperti hipoksia, kerusakan DNA dan Tabel 1. Uji Normalitas Data Variabel Penelitian
kurangnya growth factor akan mengaktifkan protein No Variabel n Rerata ± Nilai
p53.17 SD p
1. Kadar ekspresi p53 pada 20 12,21 ± 0,099
Hasil penelitian Keeman K (2009) Kelompok Preeklamsia Berat 6,84
menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna 2. Kadar ekspresi p53 pada 20 3,59 ± 0,052
ekspresi protein p53 pada jaringan trofoblas kelompok Kelompok Kehamilan Normal 2,25
kehamilan normal (8,20 ±2,898), dibandingkan
dengan kelompok preeklamsia/eklamsia Tabel 1 diketahui bahwa hasil uji normalitas
(22,70±4,990) (p≤0,000). Hasil penelitian ini kadar ekspresi p53 pada preeklamsia berat dan
mendukung penelitian yang dilakukan Winata (2013) kehamilan normal terdistribusi normal dengan p >
menyatakan bahwa memang terdapat perbedaan 0,05.
ekspresi protein p53 pada kelompok kehamilan
normal dengan preeklamsia dengan nilai p<0,05. Tabel 2. Perbedaan Karakteristik Responden pada Kelompok
Preeklamsia Berat dan Kehamilan Normal
Secara keseluruhan, teori di atas Karakteristik Kelompok n Rerata Standar Nilai
mengambarkan kompleksitas respon p53 untuk Deviasi p
Umur (tahun) PEB 20 30,70 6,85 0,055
hipoksia tingkat seluler pada trophoblas. Dari sini
Kehamilan 20 26,95 4,98
dapat disimpulkan bahwa protein p53 berperan Normal
penting pada terjadinya apoptosis sel trophoblas Usia PEB 20 37,33 2,12 0,008
preeklamsia.15 Beberapa penelitian mengenai Kehamilan
preeklamsia dan apoptosis telah dilakukan untuk (minggu)
Kehamilan 20 38,85 1,04
menggali patogenesis preeklamsia dari segi marker Normal
biokimia namun masih banyak kontroversi dalam hal Paritas PEB 20 2,70 2,15 0,129
ini.13 Jadi diharapkan dengan diketahuinya p53 akan Kehamilan 20 1,90 0,71
menjadi marker bagi pasien dengan Preeklamsia. Oleh Normal
karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui
perbedaan ekspresi protein p53 pada kehamilan Tabel 2 diketahui bahwa rerata umur
dengan preeklamsia berat dan kehamilan normotensi. responden pada pasien dengan preeklamsia berat
(PEB) adalah 30,70 ± 6,85 tahun dan pada pasien
dengan kehamilan normal 26,95 ± 4,98 tahun. Hasil
uji statistik diketahui tidak terdapat perbedaan umur mengaktifasi protein p53. Aktifasi protein p53
pada kelompok PEB dan kehamilan normal (p > 0,05). memicu terjadinya hipoksia pada plasenta.
Rerata usia kehamilan responden pada pasien Preeklamsia semakin menjadi sorotan dewasa
dengan preeklamsia berat (PEB) adalah 37,33 ± 2,12 ini, tidak ada kriteria atau metode yang dapat
minggu dan pada pasien dengan kehamilan normal diandalkan untuk prediksi dini dari preeklamsia.
38,85 ± 1,04 minggu. Hasil uji statistik diketahui Kondisi yang ada pada saat dideteksi, ibu dan bayi
terdapat perbedaan usia kehamilan pada kelompok telah terpapar dengan derajat kerusakan yang
PEB dan kehamilan normal (p < 0,05). bervariasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu tes yang
Rerata paritas responden pada pasien dengan dapat diterapkan secara luas dan terjangkau yang
preeklamsia berat (PEB) adalah 2,70 ± 2,15 dan pada dapat mengidentifikasi wanita yang berisiko secara
pasien dengan kehamilan normal 1,9 ± 0,71. Hasil uji dini dalam kehamilannya dan selanjutnya dapat
statistik diketahui tidak terdapat perbedaan paritas dimonitor selama kehamilan dan hal tersebut
pada kelompok PEB dan kehamilan normal (p < 0,05). memberikan perawatan prenatal yang terbaik bagi
pasien dan anaknya. Hasil penelitian ini dengan
Tabel 3. Perbedaan Ekspresi p53 pada Kehamilan Preeklamsia dibuktikannya peningkatan ekpresi p53 pada
Berat dan Kehamilan Normal
preeklamsia berat dapat digunakan sebagai marker
Ekspresi p53 n Rerata Standar nilai
(GE/mL) Deviasi p dini dari apoptosis sel trophoblas preeklamsia dan
Preeklamsia Berat 20 12,21 6,84 0,000 kegawatan preeklamsia.
Kehamilan Normal 20 3,59 2,25

Tabel 3 diketahui bahwa rerata ekspresi p53 KESIMPULAN


lebih tinggi pada pasien preeklamsia berat 12,21 ±
6,84 GE/ml dibandingkan pasien dengan kehamilan Terdapat perbedaan ekspresi protein p53
normal 3,59 ± 2,25 GE/ml. Hasil uji statistik antara kehamilan dengan preeklamsia berat dan
didapatkan nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan kehamilan normotensi yaitu rerata ekspresi p53 lebih
terdapat perbedaan ekspresi p53 pada kehamilan tinggi pada pasien preeklamsia berat dibandingkan
preeklamsia berat dan kehamilan normal. pasien dengan kehamilan normal. Perlu adanya
pemeriksaan ekspresi p53 yang dapat digunakan
sebagai salah satu parameter apoptosis sel trophoblas
PEMBAHASAN preeklamsia dan kegawatan preeklamsia. Juga
diperlukan adanya penelitian selanjutnya dengan
Hasil penelitian diketahui bahwa rerata rerata melakukan pemeriksaan ekpresi p53 dengan
ekspresi p53 lebih tinggi pada pasien preeklamsia membandingkan tiga kelompok penelitian yaitu pada
berat 12,21 ± 6,84 GE/ml dibandingkan pasien dengan kehamilan preeklamsia ringan, preeklamsia berat dan
kehamilan normal 3,59 ± 2,25 GE/ml. Hasil uji kehamilan normal.
statistik didapatkan nilai p=0,000 (nilai p < 0,05)
maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan ekspresi
p53 pada kehamilan preeklamsia berat dan kehamilan DAFTAR PUSTAKA
normal.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan 1. Manyonda, I.T. (2006). The immunology of
penelitian yang dilakukan oleh Keeman K (2009) preeclampsia. In The Immunology of human
menyatakan ekspresi protein p53 pada jaringan reproduction. Taylor & Francis. London,p:79-
trofoblas kelompok kehamilan normal (8,20 ±2,898
94.
GE/ml) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
preeklamsia/pre-eklamsia (22,70±4,990 GE/ml). 2. Cunningham FG, McDonal PC, Gant NF,
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang Levano KJ, Gilstrap LC, Hankins GDV
dilakukan oleh Putra (2013) yang menyatakan bahwa (2010). William Obstetrics, 23rd edition.
kadar p53 pada jaringan trofoblas kelompok 3. Shennan, AH., Waugh, J. (2003). The
kehamilan preeklamsia berat (1,99±0,66 GE/ml) measurement of blood pressure and
dibandingkan kelompok kehamilan normotensi proteinuria in pregnancy. (H. Critchly, A.
(1,32±0,18 GE/ml).
MacLean, L. Poston, & J. Walker, Eds.)
Berdasarkan analisis peneliti protein p53 lebih
tinggi pada kehamilan preeklamsia berat Preeclampsia , pp. 305-324.
dibandingkan dengan kehamilan normal disebabkan 4. Roeshadi RH. (2004). Hipertensi dalam
karena pada preeklamsia berat terjadinya proses kehamilan. Dalam: Hariadi R, penyunting:
apoptosis yang berlebihan dan menyebabkan stres Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Edisi ke-1.
seperti kerusakan dan Jalur mitokondria yang dapat Surabaya: Himpunan Kedokteran
Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan 17. Keman K, Presetyorini N, Langgar MJ
Ginekologi Indonesia; 2004: h. 494-9. (2009). Perbandingan ekspresi p53, Bcl-2, dan
5. Sofoewan S. (2003). Preeklampsia – Indeks Apoptosis Trofoblasp ada
Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Preeklampsia/Eklampsia dan Kehamilan
Indonesia, patogenesis, dan kemungkinan Normal. Majalah Obstetri dan Ginekologi
pencegahannya. MOGI, 27; 141 – 151. Indonesia, 33-3, pp.151-159.
6. Madi J, sulin D. 2003. Angka kematian pasien
Preeklampsia dan eklampsia di Perjan RS
Dr. M. Djamil padang tahun 1998-2002,
bagian Obstetri dan Ginekologi FK
Unand/ RS Dr. M. Djamil Padang.
Disampaikan pada Kongres POGI XII;
Yogyakarta.
7. Côté, Brown, Lam, Dadelszen, Firoz, Liston.
(2008). Diagnostic accuracy of urinary spot
protein:creatinine ratio for proteinuria in
hypertensive pregnant women: systematic
review. BMJ .
8. Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
9. Kemenkes RI. 2012.Survei Kesehatan Dasar
Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI.
10. Steegers, EAP., Dadelszen, P., Duvekot, JJ.,
Pijnenborg, R. (2010). Pre-eclampsia in
Seminar. 376 , 631-644.
11. Indumati V., Kodliwadmath MV., Sheela
MK. (2011). The Role of serum Electrolytes
in Pregnancy induced hypertension. Journal
of Clinical and Diagnostic Research , 66-69.
12. Saputra, NP. (2014). Analisa Faktor Risiko
Preeklampsi. Padang: PPDS Obstetri dan
Ginekologi FK UNAND.
13. Shawn L, Straszewski-Chavez, Vikki M,
Abrahams, Gil Mor (2005) The Role of
Apoptosis in the Regulation of Trophoblast
Survival and Differentiation during
Pregnancy. Endocrine Reviews 26(7):877–
897.
14. Ashe PC, Berry MD (2003) Apoptotic
Signaling Cascades. Progress in Neuro-
Psychopharmacology & Biological
Psychiatry,27,pp.199-214.
15. Jeschke U et al (2006). Expression of the
proliferation marker Ki-67 and of p53 tumor
protein in trophoblastic tissue of preeclamptic,
HELLP, and intrauterine growth-restricted
pregnancies. Int J GynecolPathol 25(4):354–
360.58.
16. Levy R (2005). The Role of Apoptosis In
Preeclampsia. IMAJ,7,pp.178-181.

You might also like