You are on page 1of 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan anugrah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul
“Dampak Perubahan Kurikulum Terhadap Mutu Pendidikan”, yang merupakan salah satu
tugas dari mata kuliah Pengantar Pendidikan di Universitas Negeri Makassar.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam proses pembuatan dan penyelesaian makalah ini, baik dalam
bantuan moril maupun yang bersifat materil sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik
dan tepat pada waktunya.

Penulis juga menyadari bahwa dalam menuangkan ide-ide dan konsep pemikiran
serta penyajian materi dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah-makalah berikutnya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, bagi masyarakat pada umumnya, dan terutama bagi
penulis sendiri.

Makassar, Januari 2010

Penulis

Pengantar Pendidikan 1
A. PENDAHULUAN
Pendidikan di negara kita ini sangatlah memprihatinkan jika dibandingkan dengan
negara-negara lain seperti Korea Selatan, Singapora, Jepang, Taiwan, India, China dan
Malaysia ataupun negara-negara lain yang sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat
pada bidang pendidikan. Betapa dunia pendidikan di Indonesia saat ini dirundung berbagai
masalah yang besar, masalah itu meliputi:
1. Mutu pendidikan kita masih rendah,
2. Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah yang belum memadai,
3. Krisis moral yang melanda masyarakat Indonesia.
Selain itu, kita melihat juga kurikulum pendidikan di Indonesia yang sudah beberapa
tahun ini mengalami reformasi kurikulum yaitu dari kurikulum tahun 1975, 1984, 1994,
2004 dan KTSP 2006 hingga sekarang.
Bila kurikulumnya di desain dengan sistematis dan komprehensif serta integral
dengan segala kebutuhan pengembangan dan pembelajaran anak didik, tentu out put
pendidikan akan mampu mewujudkan harapan. Tetapi bila tidak, kegagalan demi kegagalan
akan terus menghantui dunia pendidikan kita.

Pengantar Pendidikan 2
B. PEMBAHASAN
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman aktivitas belajar mengajar. Kurikulum
dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam
mencapai tujuan pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya
seorang anak didik dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses
tidaknya suatu tujuan tergantung pada kurikulumnya.
Kita sangat prihatin akan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia pada masa kini.
Ternyata dengan perubahan kurikulum di negara kita dari kurikulum 1975, 1984, 1994
hanya mementingkan pada materi kurikulum. Materi yang ada pada kurikulum tahun
tersebut dirasakan terlalu padat sehingga padatnya materi beban pelajar siswa menjadi
sangat berat. Hal demikian tidak hanya dirasakan oleh siswa saja tetapi juga dirasakan oleh
orang tua siswa. Karena orang tua harus memenuhi kebutuhan anaknya untuk membelikan
buku teks. Dengan padatnya kurikulum juga berakibat pada guru, karena masing-masing
guru harus membahas seluruh pokok bahasan dengan tatap muka di kelas. Kita sebagai guru
tidak boleh hanya sekedar menyampaikan materi kepada siswa, tetapi harus memikirkan
juga sejauh mana siswa kita, dapat menyerap materi yang sudah kita ajarkan. Sehingga
dengan padatnya materi yang ada mungkin daya serap yang bisa diterima oleh siswa kita
tidak dapat mencapai 100%.
Pada kurikulum 2004 merupakan lahirnya KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
yang meliputi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), penilaian berbasis kelas, dan pengolahan
kurikulum berbasis sekolah. Dalam hubungannya dengan KBM, proses belajar tidak hanya
berlangsung di lingkungan sekolah tetapi juga dilingkungan keluarga dan masyarakat.
Struktur pendidikan dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) itu adalah :
1. Mata pelajaran.
2. Muatan lokal.
3. Pengembangan diri.
Jika peluang diatas dapat dimanfaatkan, banyak kesempatan untuk melibatkan orang
tua siswa dalam kegiatan persekolahan. Kurikulum 2004 sangat memberi kesempatan bagi

Pengantar Pendidikan 3
orang tua untuk peduli dan terlibat dalam proses pembelajaran sejak jenjang TK hingga
pendidikan menengah dan perguruan tinggi.
Sesuai dengan aturan baru yang sudah digariskan Departemen Pendidikan Nasional,
dimana penyusunan kurikulum didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI) hasil rumusan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) maka
sekolah/madrasah, sejak SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA (sederajat) dapat menyusun
kurikulum sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah yang bersangkutan.
Pada kurikulum KTSP, prinsipnya merupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Pilihan pada Kurikulum Berbasis Kompetensi dilandasi oleh kenyataan bahwa
lulusan pendidikan dalam kenyataannya tidak menguasai kompetensi dasar yang seharusnya
mereka kuasai. Hal ini mengakibatkan pada sulitnya lulusan yang bisa menembus pasar
kerja ataupun mengembangkan usaha sendiri. KTSP itu sendiri terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Prinsip dasar KTSP adalah pengetahuan yang belum sempurna sehingga harus
disempurnakan melalui proses pencarian, penemuan dan eksperimentasi, sesuai dengan
konteks ruang dan waktu. Dengan demikian sekolah bukan hanya sekedar institusi tempat
proses “transfers of knowledge” melainkan juga menjadi “pabric of meaning” dan produsen
ilmu pengetahuan yang baru.
Ditinjau dari tujuan pendidikan disetiap jenjang adalah meningkatkan pengetahuan
siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan
diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta
meningkatkan kemampuan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan sekitarnya.
Kata kunci yang menarik untuk diperhatikan dari rumusan tujuan pendidikan diatas adalah
“mengembangkan diri”. Betulkah kurikulum dalam praksisnya telah mengembangkan diri
para peserta didik? Atau justru membebani para peserta didik?
Pemerintah melakukan perubahan kurikulum dilandasi oleh kenyataan bahwa
semakin kuat persaingan dunia global maka warga masyarakat harus dipersiapkan dengan
baik melalui pendidikan yang berkualitas. Kurikulum yang selama ini dijadikan rujukan
pembelajaran cenderung menjadi kurikulum yang statis, seragam dan kurang akomodatif

Pengantar Pendidikan 4
terhadap perbedaan bakat yang dimiliki siswa dan perbedaan kebutuhan stake holders
(komite sekolah).
Kritik pada kurikulum pendidikan di negara kita pada tahun 1975, 1984, dan 1994
justru membebani belajar siswa karena materi kurikulum yang terlalu padat. Sehingga siswa
tidak bisa mengembangkan dirinya sesuai kemampuan siswa masing-masing, maka peranan
kurikulum pada tahun tersebut dirasa kurang berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikan
di Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah mengambil sikap untuk membenahi kurikulum pada
tahun tersebut, akhirnya lahirlah kurikulum 2004 yang terkenal dengan lahirnya KBK. Pada
kurikulum 2004 ini materi kurikulum sudah agak longgar, sehingga tidak begitu membebani
belajar siswa. Pada kurikulum ini siswa dituntut untuk bisa mengembangkan potensinya
sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Karena pada kurikulum ini, orang tua
diberi kesempatan dalam kegiatan persekolahan tersebut, walaupun peran orang tua dalam
kegiatan persekolahan tersebut masih sedikit terbatas.
Melihat uraian diatas ternyata kurikulum 2004 pun belum mempunyai peranan yang
utama dalam mutu pendidikan kita. Karena jika kita lihat mutu pendidikan di negara kita
masih tertinggal jauh dibanding negara-negara lain.
Peranan KTSP pada mutu pendidikan di negara kita juga belum ada pengaruhnya.
Karena peringkat Indonesia masih dibawah jauh dari negara-negara seperti Korea,
Singapura, Jepang, Taiwan, China, India, Malaysia dan masih banyak negara lain yang
peringkatnya ada diatas negara kita. Salah satu penyebabnya adalah kurang berperannya
guru didalam mengembangkan KTSP ini dengan baik. Masih banyak guru yang
menggunakan metode ceramah sehingga cara berfikir anak serasa mati. Selain itu juga
kurang tanggung jawabnya seorang guru pada mata pelajaran yang mereka berikan.
Sebagian besar guru masih ada yang hanya memikirkan materi yang menjadi tanggung
jawabnya itu selesai tepat waktu sesuai dengan silabus dan program semester tetapi tidak
memikirkan apakah materi yang mereka sampaikan itu bisa difahami dan diserap oleh siswa
dengan baik atau tidak. Sehingga tidak relevan dengan tujuan KTSP itu sendiri dimana guru
harus mampu mengembangkan KTSP yang bisa menghasilkan lulusan yang memiliki
kompetensi yang kuat.

Pengantar Pendidikan 5
Sampai saat ini, mutu pendidikan di negara kita masih sangat rendah dan terpuruk,
walaupun sudah diadakan reformasi kurikulum pendidikan di negara kita. Dengan demikian
bisa dikatakan bahwa reformasi kurikulum pendidikan yang sudah dilaksanakan oleh
pemerintah kita belum mampu mengubah mutu pendidikan yang lebih baik dan berhasil
guna.
Kurikulum mengemban peranan penting bagi pendidikan, paling tidak ditentukan 3
jenis peranan kurikulum, antara lain:
 Peranan konservatif.
Kurikulum bisa dikatakan konservatif, karena mentransmisikan dan menafsirkan
warisan sosial kepada anak didik atau generasi muda.
 Peranan kritis dan evaluatif.
Maksudnya kurikulum selain mewariskan atau menstranmisikan nilai-nilai kepada
generasi muda juga sebagai alat untuk mengevaluasi kebudayaan yang ada.
 Peranan kreatif
Kurikulum melakukan kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menciptakan dan
menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang
dalam masyarakat.
Ketiga peran diatas harus dilaksanakan secara seimbang, sehingga tercipta
keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian kurikulum dapat memenuhi tuntutan
waktu dan keadaan untuk membantu peserta didik menuju kebudayaan yang akan datang,
sehingga mereka menjadi generasi yang siap dan terampil dalam segala hal.

Pengantar Pendidikan 6
C. PENUTUP
a. Simpulan.
Dengan kondisi pendidikan di Indonesia yang makin terpuruk ini, ada 3 hal yang
mempengaruhi dunia pendidikan kita yaitu mutu pendidikan yang masih rendah, sistem
pembelajaran di sekolah yang belum memadai dan krisis moral yang masih melanda
masyarakat kita. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia masih menduduki peringkat bawah
dibanding negara-negara Korea, Singapura, Jepang, Taiwan, India, China dan Malaysia,
walaupun sudah diadakan perubahan kurikulum pendidikan oleh pemerintah kita, dari
kurikulum 1975 sampai dengan KTSP 2006 hingga saat ini.
Semua itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain peranan guru yang belum
optimal terhadap kelangsungan proses pembelajaran serta perubahan kurikulum pendidikan
yang tidak membawa dampak positif terhadap mutu pendidikan. Dengan memperhatikan
faktor-faktor diatas maka dapat dikatakan bahwa mutu pendidikan di negara kita ini masih
rendah, bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
b. Saran.
Agar tercapai tujuan pendidikan di Indonesia secara merata dan supaya mutu
pendidikan di negara kita bisa lebih baik dari sebelumnya sekiranya perlu diadakan
pembenahan beberapa hal antara lain meninjau kembali isi dan tujuan dari kurikulum yang
saat ini digunakan di dunia pendidikan serta meningkatkan peranan guru dalam proses
pembelajaran dengan memperbanak sosialisasi tentang kurikulum dan juga pelatihan
terhadap kurikulum tersebut.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas, maka mutu pendidikan di Indonesia bisa
bersaing dengan negara-negara lain.

Pengantar Pendidikan 7
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja,Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
http://www.asianbrain.com/
http://pakguruonline.pendidikan.net/
http://sawali.wordpress.com/
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Ar-ruzz Medra.
Yogyakarta.

Pengantar Pendidikan 8

You might also like