You are on page 1of 56

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan tutorial ini dibuat setelah kami menyelesaikan tutorial pada modul keempat.
Pada modul keempat ini kami mendapatkan skenario diskusi tutorial dengan judul
“Menggowes sepeda”. Setelah mengikuti modul keempat ini kami sebagai mahasiswa
diharapkan dapat melaksanakan beberapa tujuan pembelajaran diantaranya yaitu

1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur (anatomis) dan mikroskopis (histologis)


otot rangka dan otot polos
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme fisiologis otot rangka dan otot polos.

. Dengan skenario yang ada kami dituntut untuk mencari tahu masalah yang
ada dalam skenario tersebut. Setelah menemukan masalah kami diharapkan untuk
mencari penyelesaian dengan melakukan diskusi tutorial untuk berbagi informasi
antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Selanjutnya setelah
mendapatkan seluruh jawaban maka kami membuat Laporan Tutorial ini.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan Laporan Tutorial ini yaitu untuk menjabarkan apa saja yang
kami diskusikan serta bagaimana hasil dari diskusi tutorial kami.

1.3. Metode Penulisan


Pada penulisan Laporan Tutorial ini kami mendapatkan literatur atau sumber
dari permasalahan-permasalahan yang ada dari kuliah dosen, pencarian di
internet, dan buku teks.

1.3.1. Kuliah Dosen


Kuliah akan diberikan oleh dosen cabang ilmu yang terkait. Kuliah
dilaksanakan dalam kelas besar. Dalam kuliah, dosen biasanya membuat ppt atau
mengambil ppt dari sumber terpercaya lainnya.

1
1.3.2. Pencarian di Internet
Pecarian di internet berdasarkan pada sumber yang terpercaya dan jelas, serta
dapat dipertanggungjawabkan isinya.

1.3.3. Buku Teks


Buku teks yang dipilih yaitu buku yang sudah mendapatkan assessment dari pihak
terkait dan isinya dapat dipertanggungjawabkan pula.

BAB II LAPORAN TUTORIAL

Skenario diskusi tutorial

“Menggowes Sepeda”

2
Rina (15 tahun) menemani adiknya main sepeda di halaman. Rina senang melihat
adiknya ceria mendapat sepeda baru hadiah dari ayah. Sambil menemani main
sepeda, Rina memperhatikan tungkai bawah adiknya yang menegang dan berotot saat
menggowes sepeda. Dalam hati Rina berpikir apakah ini yang disebut kontraksi otot?
Sedangkan Rina tahu ada otot polos dan otot lurik dalam tubuh manusia.

2.1. Menjelaskan Istilah Asing

1. Apa itu kontraksi otot?

Kontraksi otot adalah proses terjadinya pengikatan aktin dan miosin sehingga otot
memendek.
Aktin merupakan bentuk jaring otot yang berfungsi untuk membentuk permukaan sel,
pigmen penyusun otot yg berdinding tipis, protein yg merupakan unsur kontraksi dlm
otot. Sedangkan miosin merupakan protein dlm otot yg mengatur kontraksi dan
relaksasi filamen penyusun otot yg berdinding tebal. Otot memiliki mekanisme
khusus untuk berkontraksi. Kontraksi pada otot akan memunculkan gerakan.

Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk menggerakan otot
biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan
pertama akan diperkuat oleh rangsangan kedua,rangsangan kedua akan diperkuat oleh
rangsangan ketiga, dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus,
atau ketegangan, yang maksimum. Tiap rangsangan yang diberikan akan
menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada
serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot tersebut mencapai relaksasi penuh,
kemudian potensi aksi kedua diberikan, akan terjadi kontraksi tunggal yang
kekuatany sama dengan kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang kedua
diberikan saat otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan
terjadi kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini dinamakan
penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang sangat cepat, teteapi

3
masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan terjadi keadaan yang dinamakan
tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada kesempatan relaksasi diantara kedua
rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuantan maksimum yang disebut tetanus
sempurna.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi otot
adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yan tipis dan filamen miosin yang tebal.
Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah srabut otot. Setiap serabut otot diatur
sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat
penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot jantung. Sarkomer terdiri
dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z; terdapat daerah gelap
yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang seling
dengan daerah terang yang disebut daerah I yang hanya terdiri dari aktin; ditepi
daerah A filamin aktin dan miosin saling tumpang tindih; sedangkan daerah tengah
hanya terdiri dari miosin yang terdiri dari zona H; filamen aktin terikat; filamen
myosin terikat pada garis M dibagian tengah sarkomer.

Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H, Sehingga
serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H menjadi
lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun
secara pararel. Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP,
melepaskan beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi
konfigurasi energi tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut berikatan dengan aktin
dengan kedudukan tertentu yang akan membentuk jembatan silau. Lalu energi yang
terdapat pada miosin dilepaskan, dari ujung miosin beristirahat dengan energi rendah.
Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi. Relaksasi tersebut, mengubah sudut
perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan
antara miosin energi rendah dan aktin akan terpecah saat molekul ATP baru
bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses kontraksi akan terjadi lagi
berulang membentuk siklus.

4
2. Apa itu otot polos?

Secara sederhana, otot polos diartikan sebagai jaringan yang dibentuk oleh sel-sel
otot dan menyerupai gelondong dimana bagian ujungnya cenderung runcing. Otot
polos ini memiliki fibril atau serabut yang cenderung homogen. Karena itu, jika
seseorang mengamatinya dengan menggunakan mikroskop maka ia akan menjumpai

5
otot tersebut nampak polos tanpa garis-garis atau pola. Hal ini yang menjadikan kata
“polos” mengekor pada jenis otot yang satu ini.

Otot polos banyak disebut sebagai “sel” sebab ia memang memenuhi unsur-unsur sel.
Jika diamati lebih detil, maka otot polos serupa dengan kincir atau spindle-shaped
dimana ujungnya runcing dan kadang bercabang. Ukuran otot polos ini variatif.
Ukuran paling besar dijumpai pada rahim wanita yang sedang hamil. Angkanya
bahkan mencapai 12x600 um. Sementara itu, yang paling kecil dijumpai pada bagian
arteri kecil dengan ukuran 1x10um. Jika pada otot lurik dijumpai banyak inti, maka
pada otot polos dijumpai hanya 1 dengan bentuk yang lonjing dan ujung yang
cenderung tumpul.

berikut rincian ciri-ciri dari otot polos, antara lain:


1. Berbentuk gelondong dengan dua ujung yang meruncing dan tepat pada
bagian tengah cenderung menggelembung.
2. Inti selnya hanya satu.

3. Durasi kontraksi otot polos antara 3 sampai 180 detik.

4. Polos sebab tidak memiliki garis-garis yang melintang sama seperti yang
dijumpai pada otot lurik.

5. Otot polos ini bereaksi di luar kesadaran atau control manusia sebab ia diluar
perintah otak. Oleh seba itu, otot polos kadang disebut juga sebagai otot tak
sadar.

6. Biasanya dijumpai pada bagian usus, saluran peredaran darah, otot pada
saluran kemih, pembuluh darah dan lain-lainnya.

7. Otot polos melakukan kontraksi dengan reflex sebab ia berada di bawah saraf
yang otonom.

6
8. Reaksi otot polos ini lambat jika dibandingkan dengan otot lurik dan tidak
mudah lelah meski ia bekerja secara terus menerus.

Bagian Otot Polos

Secara umum, otot polos memiliki tiga bagian utama yakni:

Membran Plasma

Bagian ini sering pula dikenal dengan nama Sarcolemma atau sarkolema. Ia
baru nampak dengan jelas jika menggunakan mikroskop electron. Ia tampak
seperti double membrane atau selaput membran ganda yang terdiri dari
selaput luar dengan tebal antara 25 sampai 30 angstrom. Sementara itu,
selaput lainnya adalah selaput dalam dengan ketebalan 25 sampai 30
angstrom.

7
Sitoplasma

Bagian otot polos yang satu ini juga sering disebut dengan istilah sarkoplasma
atau Sarcoplasma dengan sifat yang eosinofilik dan mengandung organoid
yang terdiri atas mitokondria yang memagari inti, apparatus golgi, sentriol,
serta endoplasma reticulum. Selain organoid, terdapat pula paraplasma
misalnya glikogen juga lipofusin.

inti plasma

Berjumlah satu dan memiliki bentk yang lonjong cenderung panjang dengan
ujung yang tumpul. Saat bagian otot polos yang satu ini berkontraksi ia akan
membentuk gelombang.

2.2. Menetapkan Masalah

Masalah-masalah yang kami temui yaitu:

1. Jelaskan jenis-jenis otot?


2. Jelaskan anatomi otot ?
3. Jelaskan histologi otot?
4. Jelaskan jenis-jenis kontraksi otot?
5. Jelaskan kelainan-kelainan pada otot?

2.3. Curah Pendapat Untuk Mendiskusikan Masalah

Curah pendapat berisi point-point dari tiap-tiap pertanyaan.

1. Jelaskan jenis-jenis otot?


Jenis-jenis otot dibagi menjadi 3 yaitu otor polos, otot lurik, dan otot jantung.

8
2. Jelaskan anatomi otot ?

Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen
berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.

Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :


a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada
otot rangka/otot lurik).

Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan
miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka
protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang)
maka miosin yang sedang bekerja.

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ
tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi.
Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun
sel otot dapat memanjang dan memendek.

JARINGAN OTOT POLOS disebut juga sebagai otot tidak lurik atau otot involunter.
Otot polos terutama terdapat pada bagian visceral, membentuk bagian yang kontraktil

9
pada dinding saluran cerna sejak pertengahan esophagus sampai ke anus, termasuk
saluran-saluran keluar kelenjar yang berhubungan dengan sistem ini. Terdapat juga
pada sistem pernafasan, sistem reproduksi, pada arteri dan vena, pembuluh limfe, dan
dari visera berongga. Serta otot polos dalam keadaan relaksasi merupakan sel
panjang, berbentuk gelondong, meruncing di kedua ujungnya dan mempunyai bagian
tengah yang lebih lebar, tempat letak intinya. Ukuran tergantung tempatnya dari 20
micrometer pada pembuluh darah sampai 0,005 mm dalam rahim wanita hamil. Otot
polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat dibandingkan otot
skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat
tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.

3. Jelaskan histologi otot?

Jaringan otot menyusun 40 % hingga 50 % berat total tubuh manusia dan


tersusun atas serabut-serabut otot. 4 ciri jaringan otot antara lain : (1) iritabilitas
(peka terhadap rangsang); (2) kontraktil ( mampu memendek dan menebal); (3)
relaksasi (mampu memanjang; (4) elastisitas atau mampu kembali ke bentuk semula
setelah kontraksi atau relaksasi. Melalui gerak kontraksinya, otot melakukan 3
fungsi yaitu gerak, mempertahankan bentuk dan produksi panas.

Perbedaaan Otot Seran Lintang, Otot Polos & Otot Jantung

OSL OJ OP
Bentuk silindris tidak Bentuk silindris Bentuk fusiform
bercabang bercabang (kumparan)
Nukleus banyak, bentuk Nukleus 1 atau 2 di Nukleus 1, bentuk pipih
oval di tengah tengah di tengah
Khas : terdapat keping Khas : terdapat pada
interkalare & bentuk baian visceral,
modifikasinya yaitu membentuk bagian
serabut purkinje. kontaktil
Tidak dipengaruhi SSO & Dipengaruhi SSO & Dipengaruhi SSO &
bersifat volunter bersifat involunter bersifat involunter

10
d = 100 mm, p = ~ 30 cm d = 10-20 mm, p = 50- d = 5-10 mm, p = 30-200
100mm mm

Otot Serang Lintang


sarkolema  membran sel dari serat otot
miofibril  tiap serat otot mengandung beberapa ratus sampai ribu miofibril
aktin : filamen tipis : tropomiosin, actin, troponin.
myosin : filamen tebal : meromiosin ringan, meromiosin tebal.
 suatu matriks yang merupakan tempat terpendamnya miofibril-miofibril dalam serat
otot.
retikulum sarkoplasmik  retikulum endoplasma yang terletak di dalam serat otot.

Otot Polos
1. otot polos multi unit

tiap serat bekerja tanpa bergantung pada serat lain & seringkali dipersarafi oleh
sebuah ujung saraf.
permukaan luar  ditutupi lapisan tipis, terdiri dari substansi, seperti membran basal
( campuran kolagen halus & fibrila glikoprotein) ditemukan pada otot siliaris mata,
iris mata, kelopak mata bawah yang membungkus mata, & rambut piloerektor.

2. otot polos unit tunggal


serat-serat otot biasanya bersatu menjadi lembaran, & membran selnya berlekatan
satu sama lain pada banyak titik sehingga kekuatan yang terbentuk dalam satu serat
otot dapat dijalakan ke serat otot berikutnya.
ditemukan pada dinding sebagian besar viscera tubuh (usus, duktus biliaris, ureter,
uterus&banyakpembuluhdarah)

11
4. Jelaskan jenis-jenis kontraksi otot?

Kontraksi otot melibatkan dua proses pada serabut otot yang terdiri atas:
1) Depolarisasi sarcoplasmakarena adanya interaksi asetilkolin dengan reseptornya
2) Adanya power stroke dari protein kontraktil otot

12
Melekatnya asetilkolin dengan reseptornya menyebabkan terbukanya kanal natrium
pada membran plasma sel otot sehingga terjadi aktivitas listrik yang menjalar hingga
ke struktur tubulus T. Adanya aktivitas listrik menyebabkan struktur protein
dihidropiridin yang sensitif terhadap stimulasi elektrik menjadi berubah, sehingga
kanal-kanal kalsium pada ujung lateral reticulum sarcoplasmic yang ditutupinya
menjadi terbuka.
Terbukanya kanal kalsium menyebabkan ion kalsium yang tersimpan pada reticulum
sarcoplasmic keluar menuju ke sarkoplasma dan berikatan pada troponin di serabut
halus. Setelah berikatan, struktur troponin akan berubah sehingga mengekspos
myosin binding space.

5. Jelaskan kelainan-kelainan pada otot?

1. Kelelahan Otot
2. Astrofi Otot
3. Distrofi Otot
4. Kaku Leher / Leher Kaku / Stiff
5. Hipotrofit Otot
6. Hernis Abdominal

2.4. Merumuskan Penjelasan Hasil Langkah 3

1. Jelaskan jenis-jenis otot?

OTOT POLOS

Satuan/serabut otot polos umumnya disebut “sel”, karena memenuhi kreteria


sel. Bentuknya seperti kincir (spindle-shaped) dengan ujung runcing atau
bercabang. Ukurannya bervariasi, ukuran terbesar pada uterus pada masa

13
pregnansi 12×600µm, dan yang terkecil ditemukan pada arteri-arteri keci
1×10µm. Intinya 1 (satu) dan berbentuk lonjong dengan ujung tumpul. Pada
otot polos yang sedang berkontraksi bentuk inti sering bergelombang.

Secara mikroskopis inti otot polos agak sulit dibedakan dengan fibroblast, tapi
bila diperhatikan dengan teliti keduanya jelas berbeda. Inti otot polos
memiliki ujung tumpul dan mengambil warna sedikit pucat, sedangkan
fibroblast intinya agak runcing dan mengambil warna lebih kuat.

Susunan Otot Polos :

Pada organ tubuh lazimnya berkelompok membentuk lamina muskularis (lambung,


usus, uterus), tunika media (pembuluh darah), muskularis mukosa (usus), Tetapi dapat
pula soliter (sendiri) misalnya pada villi usus halus, stroma kelenjar kelamin jantan.

Hubungan antar otot polos ditunjang oleh endomisium (Endomysium), yang


mengandung serabut kolagen dan retikuler yang cukup halus dan jarang terdapat sel-
sel jaringan ikat di dalamnya. Dengan pewarnaan khusus misalnya PAS serabut
retikuler tampak jelas, bahkan membungkus/mengitari otot polos. Hubungan antar
otot polos dengan penyatuan selaput luar disebut Nexus , melalui hubungan inilah
impuls dapat berpindah dengan cepat.

Pemisahan masing-masing sel (serabut) otot polos dilakukan dengan menggunakan


asam nitrat. Asam nitrat ini berfungsi melakukan maserasi endomesium.

Otot polos terdapat pada:

 Alat jeroan berupa lamina muskularis dan muskularis mukosa, misalnya usus,
lambung dan esophagus
 Saluran pernapasan, misalnya bronchus, broncheolus, dan trachea

 Dinding pembuluh darah, membentuk tunika media

14
 Saluran urogenital, misalnya pelvis renalis, vesika urinaria, ureter, duktus
deferens, epididimis dll.

 Kulit : muskulus arektorpili

 Mata : muskulus siliaris, muskulus konstriktor dan dilatator pupile.

Ciri-ciri otot polos

 Bentuknya gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya


menggelembung.
 Mempunyai satu inti sel.

 Tidak memiliki garis-garis melintang (polos).

 Bekerja diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu
otot polos disebut sebagai otot tak sadar.

 Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dan
lain lain.

Fungsi Otot Polos :

Kontraksi otot polos disebabkan oleh empat faktor:

1) Neksus

2) Tarikan mekanik yang bersifat lokal

3) Pengaruh hormonal mis. Oksitosin

4) Inervasi saraf otonom

15
Kontraksi ritmis pada peristaltik dapat mendorong makanan ke arah belakang.
Kontraksi otot polos yang tidak terkoordinasi dan tersendiri membangkitkan gejala
kejang (Spasmus).

Karena otot polos yang hadir dalam dinding organ berongga dari mereka membantu
dalam kontraksi yang memungkinkan gerakan zat dalam atau dari organ yang lain.
Kontraksi dan pelebaran sehingga memfasilitasi pergerakan fluida juga. Sel yang
terhubung satu sama lain dengan adherens junction untuk melawan perubahan bentuk
organ ketika gaya diterapkan. Jadi ketika satu sel di organ atau jaringan kontraksi,
kontraksi set di sel sebelah juga. Otot unit tunggal memiliki gap junction dalam
bundel yang dilalui sinyal untuk kontraksi dimediasi. Kontraksi otot polos spontan
melalui saluran ion atau diinduksi oleh pemancar kimia seperti hormon,
neurotransmiter, obat-obatan. Unit tunggal otot saluran pembuluh darah, sistem
pencernaan dan saluran kemih. Otot-otot bentuk katup seperti struktur yang disebut
sfingter yang mengatur aliran cairan atau darah dalam sistem ini.

Otot polos juga menunjukkan pola yang berbeda dari kontraksi. Salah satunya adalah
kontraksi berirama dengan kontraksi cepat dan relaksasi dan yang lainnya adalah
gerakan tonik dimana kontraksi lambat. Sistem reproduksi, sistem pencernaan,
saluran kemih, menunjukkan gerakan otot tonik. Pergerakan otot polos di arteri
mempertahankan diameter arteri dan dengan demikian memainkan peran penting
dalam pemeliharaan tekanan darah.

Dalam saluran pencernaan gerakan peristaltik adalah karena otot-otot ini. Fungsi ini
dalam usus membantu dalam pencernaan makanan dan juga memaksa makanan dari
satu organ ke yang lain dalam sistem pencernaan. Sebagian besar kontraksi otot-otot
dalam sistem seperti paru-paru, ginjal dan sistem reproduksi dirangsang oleh hormon
dan pemancar seperti norepinefrin dan epinefrin. Gerakan otot polos dalam pembuluh
darah ini juga dirangsang oleh katekolamin ini (epinefrin dan norepinefrin), yang
karena vasokonstriksi dan vasodilatasi adalah mungkin. Otot polos di iris mata yang
dikenal sebagai otot sfingter pupil bertanggung jawab untuk ukuran perubahan pupil

16
dalam terang dan gelap. Dalam saluran kemih, otot-otot ini membantu mengusir urin
dari tubuh dengan kontraksi.

Persarafan

Agar dapat berkontraksi maka jaringan otot membutuhkan rangsangan dari ujung-
ujung saraf. Oleh Bozler dibedakan 2 tipe:

1. Tipe multi unit


Apabila tiap otot polos mendapatkan rangsangan dari ujung-ujung saraf yang berasal
dari sebatang serabut saraf sehingga setiap sel otot mendapat impuls dalam waktu
bersamaan, akibatnya kontraksi dapat berlangsung bersamaan. Misalnya terdapat
pada iris, arteri besar, dan duktus deferens.

2. Tipe viseral
Dalam seberkas otot tidak semuanya mendapatkan ujung saraf tetapi rangsangan akan
diteruskan ke otot-otot yang berdekatan melalui hubungan yang mirip gap junction.

Struktur Halus Sel Otot

Sarkoplasma di dekat inti mengandung sejumlah mitokondria halus, mikrotubuli,


granular endoplasmic reticulum dan kelompok-kelompok ribosom bebas. Kompleks
golgi menempati didekat salah satu ujung inti. Dalam sarkoplasma terdapat berkas-
berkas filamen yang membentuk miofibril.

Ada 2 jenis miofilamen,yaitu:


1. Miofilamen halus
2. Miofilamen kasar

Kedua jenis miofilamen ini berjalan sejajar sumbu sel otot polos. Diantara berkas-
berkas miofilamen terlihat mitokondria. Apabila dilihat berkas-berkas gabungan
miofilamen halus dan miofilamen kasar maka mereka tidak membentuk pola yang

17
teratur namun tersebar di seluruh sel. Sarkolema menunjukkan lekukan ke dalam
yang dinamakan kaveola pada pengamatan dengan M.E.

Asal, pertumbuhan, dan regenerasi

Sebagian besar otot polos dibentuk melalui perkembangan sel-sel mesenkim. Dalam
hubungannya dengan beberapa kelenjar dan saluran keluarnya seperti kelenjar-
kelenjar liur, kelenjar keringat, dan kelenjar lakrimal ada sel dengan banyak ciri khas
otot polos yang berkembang dari ektoderm dan disebut sel mioepitel. Sel otot polos
dapat bertambah ukurannya akibat rangsangan fisiologis (misalnya dalam rahim
selama kehamilan) dan akibat rangsangan patologis (misalnya dalam arteriol pada
hipertensi). Pada keadaan dewasa dianggap bahwa sel otot polos berasal dari jaringan
pengikat yang belum mengalami diferensiasi lanjut.

2. Otot Seran Lintang

Otot seran lintang atau otot rangka terdiri atas serat-serat otot, berkas sel yang sangat
panjang sampai 30 cm, silindris, dan berinti banyak dengan garis tengah 10-100μm.
Inti lonjong umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel. Lokasi yang khas
ini membantu dalam membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos yang
keduanya memiliki inti di tengah. Otot ini ditemukan di lidah, diafragma, dinding
pangkal esophagus, dan sebagian otot wajah.
Sebagian besar dari sel otot rangka yang berbentuk serabut membentuk berkas-berkas
yang digabungkan oleh jaringan pengikat. Jaringan pengikat tipis yang melapisi
setiap serabut otot melanjutkan diri sebagai pembungkus berkas yang terdiri atas
beberapa serabut otot mengandung pembuluh darah kecil. Selubung jaringan pengikat
tersebut dinamakan endomisium. Berkas otot tersebut digabungkan lagi menjadi
berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat yang lebih tebal dinamakan
perimisium. Berkas-berkas tingkat kedua tersebut digabungkan lagi menjadi berkas
yang lebih besar oleh jaringan pengikat dinamakan epimisium.
Apabila otot seran lintang diperiksa tanpa alat pembesar, kadang-kadang tampak

18
adanya perbedaan warna pada serabut-serabutnya. Dengan pembesaran tampak
bahwa serabut-serabut otot yang berwarna merah berkelompok diantara serabut otot
yang berwarna putih (pucat) yang berukuran lebih besar.

Gautier membedakan 3 jenis serabut otot dengan pewarnaan khusus :

1. Serabut otot merah


2. serabut otot putih

3. serabut otot peralihan

Serabut otot merah yang lebih kecil ternyata lebih banyak mengandung mitokhondria,
mioglobin, dan banyak pembuluh darah diantara serabut-serabutnya.
Pada tingkat pengamatan dengan M.E., serabut otot merah ternyata memiliki lempeng
Z lebih tebal, lebih kompleksnya struktur sarcoplasmic reticulum pada daerah
lempeng Z, mitokondria berukuran lebih besar dan terletak berderet-deret diantara
miofibril kalau dibandingkan serabut otot putih. Serabut otot peralihan memiliki sifat-
sifat diantara serabut otot merah dan serabut otot putih.

Macam-macam serat otot seran lintang:

1. Serat merah, serat ini berdiameter relatif kecil, dengan banyak sarkosom besar
yang penuh krista. Sarkosom-sarkosom itu terkumpul di bawah sarkolema dan
berderet-deret memanjang diantara miofibril.

2. Serat putih, merupakan bagian terbesar dari otot ”putih” dan seratnya lebih besar.
Sarkosom-sarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis Z, dan garis
Z disini hanya setengah lebarnya garis Z pada serat merah.

3. Serat menengah, serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi sarkosomnya
lebih kecil dan garis Z-nya lebih tipis. ”Myoneural junction” (taut mioneural) bersifat
lebih kompleks pada serat putih, dan penyebaran berbagai jenis serat didalam suatu

19
otot agaknya dipengaruhi oleh sistem saraf. Serat merah berkontraksi lebih lambat
jika dibandingkan dengan serat putih dan lebih tahan berkontraksi lama, walaupun
sebenarnya ada 2 jenis serat merah, dan salah satunya berkontraksi lumayan cepat.
Serat menengah yang secara morfologi mirip serat merah, lebih mirip serat putih
dalam hal kecepatan kontraksinya.

Struktur mikroskopis
Sel otot seran lintang merupakan sel panjang yang berinti banyak dengan ketebalan
yang sama di seluruh panjangnya yang berukuran sekitar 10-100 μm.
Sangat khas adalah gambaran pada potongan membujur terhadap sumbu panjang
serabutnya oleh karena segera tampak gambaran garis-garis melintang yang
dipisahkan oleh garis-garis pucat di sepanjang serabut. Gambaran ini disebabkan oleh
adanya miofibril-miofibril dalam sarkoplasma yang bersifat membias kembar silih
berganti dengan yang biasa, seluruhnya sejajar memenuhi serabut.
Ketebalan miofibril bervariasi namun tidak akan melebihi ukuran 2-3 μm.
Penyebaran miofibril dalam sarkoplasma akan jelas pada potongan melintangnya.
Biasanya membentuk kelompok-kelompok yang pada potongan melintang tampak
sebagai kelompok titik-titik yang dinamakan sebagai Area Cohneim.
Di bawah sarkolema sepanjang serabut otot tampak inti yang berbentuk sebagai
kumparan, sehingga apabila serabut tersebut terpotong membujur sebagian besar inti
tampak tersebar di tepi dibawah sarkolema.

Struktur halus otot seran lintang


Pada pengamatan secara seksama dengan M.E., ternyata apa yang dimaksudkan
dengan sarkolema oleh para pengamat dengan mikroskop cahaya sebenarnya terdiri
atas:
a. Plasmalemma yang strukturnya sebagai unit membrane.
b. Lapisan pembungkus ekstraseluler yang bahannya seperti lamina basalis
c. Anyaman halus serabut-serabut retikuler
Serabut otot seran lintang sebagaimana dengan sel lain, dalam sitoplasmanya

20
mengandung berbagai macam organela, namun kesemuanya disesuaikan dengan
fungsi serabut otot yang mampu berkontraksi.
Mithokondria berukuran besar dengan banyak sekat-sekat di dalamnya, terletak
memanjang berderet-deret sepanjang serabut dibawah sarkolema dan diantara
miofibril. Kompleks Golgi terdapat lebih dari satu menempati di dekat setiap inti.
Miofibril merupakan seberkas komponen berbentuk filamen yang lebih halus dan
panjang dari filamen itu sendiri tidak sepanjang miofibrilnya.

Filamen tersebut seperti halnya dalam otot polos terdiri atas 2 jenis yang berbeda
dalam ketebalan dan ukuran panjangnya yaitu:
1. Miofilamen tebal : Ketebalan 100Ǻ dan panjang 1,5μm
2. Mikrofilamen halus : Ketebalan 50Ǻ dan panjang 2μm

Garis melintang tidak lain berbentuk cakram atau lempeng, oleh karena garis-garis
melintang yang terlihat pada potongan memanjang serabut otot menempati seluruh
ketebalan serabut. Oleh karena itu istilah garis sering diganti dengan lempeng atau
cakram.

Dibedakan 2 macam lempeng yaitu:

1. Lempeng A
Lempeng A dapat membias kembar sinar polarisasi. Sediaan otot dengan pewarnaan
H.E memperlihatkan warna merah. Ditengah-tengah lempeng A terdapat sebuah
lempeng yang lebih sempit yang jernih, yaitu lempeng H dan lempeng ini terbagi lagi
oleh lempeng yang gelap, yaitu lempeng M.

2. Lempeng I
Lempeng I sendiri hanya terbagi oleh sebuah lempeng yang lebih tipis dan berwarna
gelap ditengah sebagai lempeng Z. Kadang-kadang pada lempeng I didekat
perbatasan dengan lempeng A terlihat sebuah lempeng N dilihat sepanjang serabut
otot yang dihubungkan dengan kemampuan kontraksinya, maka selama kontraksi

21
lempeng Z relatif tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu miofibril dibagi-bagi
menjadi satuan kontraksi yang disebut sarkomer yang dibatasi oleh lempeng Z.

Didalam sebuah miofibril, sejumlah miofilamen halus yang panjangnya 2 μm


berpangkal pada lempeng Z dan meluas kesetengah lempeng I dan sebagian dari
lempeng A sampai batas lempeng H. Dengan demikian lempeng H dibatasi oleh
ujung-ujung miofilamen halus dari kedua belah pihak. Sedangkan miofilamen tebal
yang berada sebagian diantara miofilamen halus, perluasannya dalam satu sarkomer
mulai dari batas lempeng I disatu pihak sampai batas lempeng I di pihak lain
Hubungan antara miofilamen halus dengan miofilamen tebal dapat lebih dipahami
pada potongan melintang melalui lempeng A dekat perbatasan dengan lempeng I.
Pada potongan tersebut terlihat bahwa sepotong miofilamen tebal dikelilingi secara
teratur oleh 6 batang miofilmen halus dan sebaliknya setiap batang miofilamen halus
sendiri dikelilingi oleh 3 batang miofilamen tebal lainnya.diantara kedua miofilamen
tersebut dihubungkan oleh molekul-molekul berbentuk batang pendek yang
merupakan bagian dari miofilamen tebal sebagai kait-kait yang dinamakan cross
bridge.
Organela lain dalam sitoplasma yang terlibat dalam proses kontraksi yaitu
sarcoplasmic reticulum yang tidak lain adalah smooth reticulum pada sel-sel biasa.
Sarcoplasmic reticulum merupakan anyaman rongga pipih yang dibatasi membran
yang mengelilingi miofibril.

22
Otot rangka

Otot lurik, atau yang dikenal juga dengan nama otot rangka tak lain adalah jaringan
yang menempel pada bagian rangka tubuh hewan atau manusia dimana peranan
utamanya memang untuk pergerakan. Otot lurik atau Skeletal Muscle memiliki
pigmen bernama mioglobin. Otot jenis ini merupakan otot yang paling banyak
ditemukan dan mendominasi hampir seluruh tubuh hewan juga manusia. Mengapa
disebut otot lurik? Alasannya adalah sebab jika diperhatikan melalu mikroskop, otot
yang satu ini memang memiliki bagian atau daerah yang gelap (disebut juga myosin)
dan area terang (disebut dengan aktin) yang bersusun secara selang seling. Pola yang
ditampilkan wilayah gelap dan terang tersebut menyerupai lurik, oleh sebab itu
dinamai otot lurik. Sementara itu, dinamakan otot rangka atau kerangka sebab otot
yang satu ini memang melekat pada rangka manusa atau hewan.

Otot lurik atau otot rangka memiliki ciri khasnya yakni terlihat seperti serabut dalam
jumlah ribuan yang terususun membentuk jaringan otot. Serabut tersebut secara
teratur nampak sejajar seperti berkas yang disusun rapi. Masing-masing serabut
disatukan oleh jaringan penyambung yang bisa diewati oleh saraf juga pembuluh
darah. Otot lurik ini secara umum memiliki ukuran diameter hingga 50 mikron
dengan panjang hingga 2,5 cm. Ciri lain otot lurik adalah bentuknya yang cenderung
silindris, cenderung memanjang dan juga memiliki sel yang banyak atau dikenal
dengan istilah multinuklei. Otot ini mampu bergerak dengan cepat akan tetapi mudah
lelah jika dibandingkan dengan jenis otot lainnya.

23
24
Contoh otot lurik yang paling mudah dilihat adalah otot bisep maupun trisep. Kedua
otot ini terletak pada bagian lengan atas kita. Ia berbentuk silinder yang memanjang
dan memiliki inti yang banyak dan berada di bagian tepi. Otot trisep juga bisep ini
bekerja dan digerakkan oleh alam sadar kita berupa rangsangan yang disebabkan oleh
aktifitas diinervasi saraf sadar atau saraf motorik kita. Otot trisep juga bisep ini cukup
cepat juga kuat namun sangat mudah kelelahan. Adapun sumber energi otot lurik
adalah energi berupa ATP yang merupakan hasil metabolisme dalam tubuh.

Otot Jantung

Merupakan otot lurik tak sadar, yang hanya ditemukan di dinding jantung, khususnya
mycoradium. Sel yang meliputi otot jantung disebut cardiomyocyte atau sel otot
myocardiocyteal, yang dapat berisi satu, dua, tiga, dan juga empat inti sel tetapi
biasanya tiga atau empat sangat jarang.

Ciri-ciri otot jantung :


 Bentuknya seperti otot lurik yaitu silindris tetapi bercabang membentuk
anyaman
 Memiliki banyak inti di tengah

 Bekerja sama seperti otot polos yakni tidak sadar (involunteer)

3. Jelaskan anatomi otot ?

Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur dan fungsi
yang sama. Jadi jaringan otot adalah sekumpulan sel-sel otot. Untuk menggerakkan

25
anggota tubuh kita, diperlukan sistem otot. Sistem otot terdiri dari beberapa bagian
yang saling terpisah yang disebut otot-otot. Sebagian besar otot kita melekat pada
kerangka tubuh. Otot dapat mengerut dan dapat juga menegang. Oleh karena itu,
susunan otot adalah suatu sistem alat untuk menguasai gerak aktif dan posisi tubuh
kita. Pada setiap otot terlihat beberapa empal yang merupakan bagian yang aktif
mengerut.
Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan
rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu:
1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan
yang
ditimbulkan saat kontraksi
3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah
berkontraksi.
Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi
Menurut letaknya, otot dibedakan menjadi otot-otot batang badan, otot-otot
anggota gerak dan otot-otot kepala. Otot-otot batang badan terdiri dari otot-otot perut,
otot-otot punggung, otot-otot dada dan otot-otot leher. Otot punggung tidak terlihat
dari permukaan tubuh. Otot punggung berfungsi untuk gerak-gerik tulang belakang.
Otot perut terentang antara gelang panggul dan rangka dada. Otot-otot tersebut dapat
memendek secara aktif.

Sedangkan Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :


· Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan miofilamen
berada
3. Miofibril

26
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
4. Miofilamen
Benang-benang/filamen halus yang berasal dari miofibril.
Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a. miofilamen homogen (terdapat pada otot polos)
b. miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).
Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin dan
miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek)maka
protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang)
maka miosin yang sedang bekerja.

JARINGAN OTOT
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ
tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi.
Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun
sel otot dapat memanjang dan memendek.

JARINGAN OTOT POLOS


Jenis otot ini disebut juga sebagai otot tidak lurik atauotot involunter. Otot polos
terutama terdapat pada bagian visceral, membentuk bagian yang kontraktil pada
dinding saluran cerna sejak pertengahan esophagus sampai ke anus, termasuk saluran-
saluran keluar kelenjar yang berhubungan dengan sistem ini. Terdapat juga pada
sistem pernafasan, sistem reproduksi, pada arteri dan vena, pembuluh limfe, dan dari
visera berongga. Serta otot polos dalam keadaan relaksasi merupakan sel panjang,
berbentuk gelondong, meruncing di kedua ujungnya dan mempunyai bagian tengah
yang lebih lebar, tempat letak intinya. Ukuran tergantung tempatnya dari 20
micrometer pada pembuluh darah sampai 0,005 mm dalam rahim wanita hamil. Otot
polos berbentuk seperti spindle. Kontraksi otot polos lebih lambat dibandingkan otot
skelet, namun mereka mampu kontraksi dalam waktu lebih lama. Otot polos bersifat

27
tidak sadar (involuntary), seperti otot jantung
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila
diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.

STRUKTUR HALUS
Dalam sarkoplasma sekitar inti, khususnya pada kutub, terdapat mitokondria,
sejumlah elemen dari Retikulum granular dan ribosom-ribosom bebas, suatu aparat
golgi kecil, glikogen dan sesekali titik-titik lipid. Sisa sarkoplasma terutama
mengandung miofilamen tebal dan tipis dengan perbandingan yang lebih banyak.
Sarkolema sebesar 7 nm, diluarnya dilapisi suatu lamina basal, serat-serat retikular
dan elastin mengisi celah-celah interseluler sempit.

Anatomi otot rangka

Otot rangka manusia terbentuk dari kumpulan sel-sel otot dengan rata-rata panjang 10
cm dan berdiameter 10-100 μm yang berasal secara embrional dari ratusan sel-sel
mesodermal yang melakukan fusi sehingga sebuah sel otot memiliki banyak inti.
Secara mikroskopis sel otot dilapisi oleh struktur membran plasma (sarcolemma) dan
dari Sarcolemma ini akan terbentuk lipatan kedalam yang disebut sebagai tubulus T.
Pada bagian dalam sel otot terdapat cairan intraseluler (sarcoplasma) yang berisi
molekul-molekul glikogen, protein Myoglobin dan mitokondria yang banyak. Di
dalam sarcoplasma juga terdapat Myofibril yang merupakan elemen kontraktil dari
serabut otot.
Myofibril tampak seperti diselubungi oleh struktur seperti jaring yang disebut
Sarcoplasmic reticulum yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan ion kalsium
yang diperlukan untuk proses kontraksi. Dua buah ujung sarcoplasmic reticulumyang
melebar (terminal cisternae) membelakangi sebuah tubulus T membentuk struktur
yang berperan dalam inisiasi proses kontraksi otot.Serabut-serabut otot ini akan
bergabung dalam suatu kelompok yang lebih besar yang disebut fasikulus otot.
Beberapa jenis konfigurasi fasikulus otot ini antara lain:
1)Paralel

28
Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot.
2)Fusiform
Fasikulus sejajar dengan aksis memanjang dari otot dan diameter akan berkurang jika
semakin mendekati tendon.
3)Sirkuler
Fasikulus tersusun melingkar membentuk struktur sphincter untuk menutupi suatu
lubang.
4)Triangular
Fasikulus yang tersebar pada daerah yang luas berkumpul pada sebuah tendon yang
tebal.
5)Pennate
Ukuran fasikulus lebih pendek daripada tendon sehingga tampak relatif
pendek bila dibandingkan dengan panjang keseluruhan otot.
a.Unipennate
Fasikulus tersusun hanya pada 1 sisi dari tendon
b.Bipennate
Fasikulus tersusun pada kedua sisi tendon yang berada di tengah
c.Multipennate
Fasikulus terhubung secara menyilang dari segala arah ke beberapa tendon Otot
dilindungi oleh jaringan subkutis pada bagian luar dan Fascia pada bagian dalam
yang secara umum langsung membungkus otot. Jaringan subkutis yang terdiri atas
sel-sel adiposit berfungi sebagai penghambat panas dan pelindung otot dari trauma
fisik.
Fascia adalah jaringan ikat padat ireguler yang melapisi dan juga mengelompokkan
otot-otot dengan fungsi yang sama. Fascia juga dilewati oleh serabut saraf, pembuluh
darah dan limfe.
Ujung-ujung dari fascia ini akan memanjang membentuk tendon yang berfungsi
untuk melekatkan otot ke tulang dan apabila ujung tersebut membentuk lapisan yang
lebar dan mendatar disebut sebagai aponeurosis. Ada kalanya suatu tendon

29
diselubungi oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut selubung tendon yang berisis
cairan synovial untuk mengurangi gesekan antara 2 lapis selubung tersebut.
Biceps brachii adalah otot yang fasikulusnya berbentuk fusiform dengan 2 kepala.
Kedua kepala tersebut berasal dari prosesus scapulae dan akan bersatu pada bagian
distal dan dihubungkan oleh tendon ke tulang radius.
Dari Supraglenoid tuberculum, Tendon dari kepala yang lebih besar akan melewati
kepala humerus dari cavum glomerohumeral. Ketika menuruni intertubular sulcus
dari humerus, tendon ini akan diselubungi oleh Membran sinovial. Struktur
ligamentum tranversus humeral berfungsi untuk menahan agar tendon tersebut tetap
berada pada posisinya.
Otot biceps brachii tergabung pada kelompok fleksor lengan atas yang dibatasi oleh
medial dan lateral intermuscular septum yang dibentuk oleh bagian dalam brachial
fascia yang menyelubungi lengan atas dan berbatasan langsung dengan fascia deltoid,
pectoralis, axilary dan infraspinosus

4. Jelaskan histologi otot?

Jaringan otot menyusun 40 % hingga 50 % berat total tubuh manusia dan


tersusun atas serabut-serabut otot. 4 ciri jaringan otot antara lain : (1) iritabilitas
(peka terhadap rangsang); (2) kontraktil ( mampu memendek dan menebal); (3)
relaksasi (mampu memanjang; (4) elastisitas atau mampu kembali ke bentuk semula
setelah kontraksi atau relaksasi. Melalui gerak kontraksinya, otot melakukan 3
fungsi yaitu gerak, mempertahankan bentuk dan produksi panas.

Macam Jaringan Otot

Secara histologis, ada 3 macam jaringan otot yaitu


1. jaringan otot rangka. Jaringan ini terikat dengan tulang, diatur oleh saraf sadar,
selnya panjang dan berinti banyak terletak di tepi, terdapat garis-garis gelap dan
terang.

30
2. Jaringan otot jantung. Jaringan ini terletak di dinding jantung, diatur oleh saraf
tidak sadar, inti 1-2 di tengah, dan terdapat garis-garis terang dan gelap
3. Jaringan otot polos. Jaringan ini terletak di dinding organ-organ dalam dan
pembuluh darah, diatur oleh saraf sadar, sel satu berbentuk gelendong dan
berinti satu

Jaringan Otot Rangka


Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot rangka yang panjang (panjangnya
sampai 4 cm), diameter 10 – 100m, berinti banyak dan disebut serabut otot. Sel
otot merupakan sinsitium (gabungan sel dengan batas antar sel tidak jelas) dari
beberapa sel. Bagian-bagian penyusunnya adalah

1. sarkolemma : membran plasma


2. sarkoplasma : sitoplasma
3. nukleus : terdapat beberapa nukleus pada setiap sel dan letaknya berdekatan
dengan sarkolemma.
4. Mitokondria
5. Retikulum endoplamik
6. Miofibril yang terdiri dari filamen tipis (aktin) dan filamen tebal (miosin)

Gambar 1. Irisan membujur Otot rangka

Miofibril merupakan unit fungsional otot dan disebut sarkomer. Susunan aktin dan
miosin menimbulkan adanya garis-garis terang dan gelap. Garis terang (pita I/

31
isotropik) adalah daerah dimana hanya terdapat filamen tipis/aktin . Garis-garis gelap
(pita A/ anisotropik) adalah daerah dimana filamen tipis dan tebal saling bertindihan
(overlap). Pada garis gelap terdapat daerah terang yang disebut pita H. Pita H terdiri
dari senyawa aktin. Pada pita I terdapat daerah gelap yang disebut pita Z. Pita Z
merupakan batas antara sarkomer yang satu dengan sarkomer yang lain dan tersusun
atas suatu protein titin.

Berikut ini adalah gambar suatu sarkomer.

sarkomer

Garis Z

Garis H

Gambar 2. Susunan Sarkomer

Keterangan:

A band : pita A  garis gelap , perpaduan miosin dan aktin

I band : pita I  garis terang, terdiri dari aktin

Garis H : garis terang pada pita A

Garis Z : garis gelap pada pita I : batas antara dua sarkomer

32
Jaringan otot dikelilingi oleh jaringan ikat. Jaringan ikat yang mengelilingi
serabut otot dinamakan endomisium, jaringan ikat yang mengelilingi berkas otot
dinamakan perimisium, dan jaringan ikat yang mengelilingi kumpulan berkas otot
dinamakan epimisium (jaringan ikat paling luar yang membungkus berkas-berkas
otot).

Endomisium

Perimisium

Gambar 3. Otot rangka dengan jaringan ikatnya


JARINGAN OTOT JANTUNG
Ciri khas otot jantung yaitu:

1. Sel-selnya bercabang-cabang

2. Pada sel ada garis-garis gelap dan terang seperti otot rangka.

3. Pada sel terdapat garis-garis transversal yang gelap, dinamakan diskus


interkalaris

4. inti sel 1-2 dan terletak di tengah.

Jaringan otot jantung terdapat pada dinding jantung.

Berikut ini adalah gambar jaringan otot jantung.

33
Gambar 4. Irisan membujur jaringan otot jantung

Pada jantung ada 3 hubungan khusus pada diskus interkalaris yaitu:


1. Fascia adherens : tempat perlekatan filamen aktin pada sarkomer terminal,
2. Maskula adherens : mempersatukan otot jantung agar tidak terpisah pada saat
kontraksi terus menerus (hubungan antar sarkomer),
3. Gap junction : kontinuitas ionik di antara sel-sel yang berdekatan.

JARINGAN OTOT POLOS

Otot polos mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. selnya pendek, berbentuk gelendong/kumparan, dengan ukuran


panjang 30 – 200 m dan diameter 5-10 m.

2. setiap sel memiliki satu nukleus pipih yang terletak di tengah


3. Terdapat organel-organel seperti mitokondria, retikulum endoplasma dan benda golgi.
4. Terdapat jaringan ikat yang membungkus sel, berkas dan kumpulan berkas (endomisium,
perimisium dan epimisium)
5. Kontraksinya lambat dan diatur oleh saraf tak sadar (saraf simpatis dan para simpatis
dari saraf otonom).
6. Terdapat aktin dan miosin, yang merupakan unit fungsional untuk kontraksi otot.

34
Jaringan otot polos terletak di dalam dinding organ-organ dalam yang berongga
seperti saluran-saluran pencernaan, pernapasan, ekskresi, dan reproduksi. Otot
polos dapat tersebar di dalam jaringan ikat tertentu seperti pada kelenjar prostat
dan vesikulus seminalis. Otot polos dapat berkelompok membentuk berkas otot
kecil, misalnya pada muskulus erektor pili di dalam kulit).

Otot Polos

Jenis otot ini disebut juga sebagai otot tidak lurik atau otot involunteer. Otot polos
terutama terdapat di bagian viseral, membentuk bagian kontraktil pada dinding
saluran cerna sejak pertengahan esofagus sampai ke anus, termasuk saluran keluar
kelenjar yang berhubungan dengan sistem ini. Otot ini terdapat pada system
pernapasan, system reproduksi, arteri, vena, pembuluh limfe yang besar, dermis,
iris, dan korpus siliaris pada mata. Pada tempat-tempat ini otot polos berfungsi
mengatur dan mempertahankan garis tengah lumen dari visera berongga.
Sel-sel otot polos dapat tersusun tersebar atau membentuk berkas memanjang atau
sebagai lembaran. Sel otot polos berbentuk gelendong, meruncing di kedua
ujungnya, dan mempunyai bagian tengah yang lebih lebar, tempat letak intinya.
Ukuran tergantung tempatnya, sekitar 15-20 μm pada pembuluh darah kecil
sampai 0,2 mm dengan tebal 6μm. Pada dinding rahim yang sedang mengandung

35
sel-sel otot membesar dan memanjang sampai 0,5 mm.
Sitoplasma untuk sel otot disebut sarkoplasma mengandung sepasang sentriol.
Dalam sitoplasma terdapat butir-butir glikogen yang penting sebagai sumber
energi. Seperti sel–sel lainnya, sel otot diselubungi oleh membran plasma yang
dinamakan sarkolema. Untuk nutrisi jaringan otot diperlukan pembuluh darah
yang bercabang-cabang masuk di antara berkas-berkas otot.

5. Jelaskan jenis-jenis kontraksi otot?

Kontraksi otot dapat dikelompokkan kedalam :


a) Kontraksi isometrik. Iso = sama, metric = ukuran.
Kontraksi isometrik disebut juga kontraksi statis. Kontraksi isometrik adalah
suatu kontraksi otot dimana panjang otot tidak berubah, sedangkan ketegangan
(tension) otot berubah. Contoh : mendorong beban yang tidak bergerak.
b) Kontraksi isotonik. Iso = sama, tonic = ketegangan.
Kontraksi isotonik disebut juga kontraksi dinamis. Kontraksi isotonik adalah
suatu kontraksi otot dimana panjang otot berubah, sedangkan ketegangan otot
tidak berubah. Contoh : mengangkat suatu beban.
c) Kontraksi isokinetik
Kontraksi isokinetik adalah kontraksi otot dengan kecepatan kontraksi konstan.
Contoh : kontraksi lengan pada saat smash bola dalam permainan bola volli.

Salah satu teori kontraksi otot adalah teori geseran filamen (the sliding filament
theory of muscular contraction). Menurut teori geseran filamen bahwa pada suatu
kontraksi otot, panjang aktin dan myosin tidak berubah. Jadi pada saat suatu otot
berkontraksi atau mengerut, yamg terjadi adalah saling bergesernya(sleding) atau
saling mendekat dan merapatnya filamen aktin dan myosin.

Mekanisme kontraksi

Oleh Huxley dijelaskan bahwa pada waktu proses kontraksi miofilamen halus di
kedua pihak dalam sebuah sarkomer menyusup mendekati ujung-ujung miofilamen
halus di pihak lain diantara miofilamen tebal disekelilingnya. Oleh karena miofilamen

36
halus bertumpu pada lempeng Z, maka berakibat pada lempeng Z saling mendekat
sehingga pada waktu berkontraksi, sarkomer diseluruh serabut memendek. Jika
seluruh sarkomer memendek, maka seluruh serabut memendek pula. Dari hipotesis
ini jelaslah bahwa kontraksi disebabkan kemampuan saling tarik antara dua macam
miofilamen yang diwujudkan sebagai saling menggesernya miofilamen sedemikian
rupa sehingga terdapat perlekatan yang maksimal dari masing-masing permukaan.
Proses yang berlangsung sebelum terjadinya kontraksi:
Tonjolan miofilamen tebal mengadakan kontak dengan molekul aktin
Arah miring dari tonjolan tersebut menyebabkan adanya gerakan miofilamen tebal
dan miofilamen halus dalam arah yang berlawanan
Gerakan miofilamen menyebabkan pergeseran antara filamen-filamen sehingga
myofibril memendek
Selama pergeseran, terjadi rangkaian peristiwa hubungan antara cross bridge dengan
miofilamen halus diselingi dengan pelepasannya, sampai ujung-ujung miofilamen
halus saling mendekat.
Akibat rangkaian peristiwa diatas, miofilamen halus bergeser menyusup ke dalam
lempeng A sehingga tampak sebagai fenomena berikut: lempeng H dan lempeng I
menyempit disertai saling mendekatnya lempeng Z sehingga sarkomer memendek.

Regenerasi otot seran lintang

Sesudah mengalami kerusakan, serat otot memiliki kapasitas terbatas untuk


melakukan regenerasi, tetapi kerusakan berat akan diperbaiki dengan pembentukan
jaringan ikat fibrosa, dengan meninggalkan parut. Demikian pula halnya bila saraf
atau pembuluh darahnya terganggu alirannya, serat-serat otot akan berdegenerasi dan
diganti oleh jaringan ikat fibrosa. Walaupun demikian pada otot dewasa terdapat sel-
sel satelit. Sel-sel kecil dengan inti tunggal ini terdapat diantara sarkolema dan
endomisium dan rupa-rupanya merupakan cadangan sel-sel mioblas embrional.

Kontraksi Otot Kerangka

37
Perubahan bentuk dalam rangka mekanisme kontraksi otot sekelet telah lama
diselidiki baik dalam keadaa hidup maupun pada yang telah dimatikan. Dari kedua
pengamatan tersebut ditarik kesimpulan bahwa pada waktu kontraksi berlangsung
otot memendek dan membesar.
Bagaimana proses berlangsungnya pemendekan dapat dijelaskan dengan
meneliti struktur serta susunan miofilamen, sebagai hasil penelitian dengan
menggunakan mikroskop elektron. Satuan myofibril yang terkecil disebut sarkomer,
yang pada kontraksi sarkomerpun ikut memendek dan memanjang pada waktu
relaksasi. Perubahan ini dirumuskan dengan istilah “sliding-filaments mechanism of
contraction” yaitu: pada permulaan kontraksi cakram I mulai menyempit yang
selanjutnya lenyap bila serabut otot tersebut berkontraksi kira-kira 50%. Daerah H
dalam cakram A juga ikut lenyap, sebaliknya panjang cakram A praktis tidak
mengalami perubahan baik pada waktu kontraksi maupun relaksasi. Hal ini
disebabkan karena cakram A hanya memendek sedikit sekali bila sarkomer
berkontraksi. Penebalan cakram Z disebabkan berkumpulnya bahan pekat yang kuat
mengambil zat warna, yang selanjutnya dikenal sebagai “contraction band”. Pendapat
lain mengatakan bahwa cantraction band disebabkan olehcrumpling and
folding ujung-ujung filament myosin pada cakram Z.
Hipotesa lain mengungkapkan bahwa kontraksi otot skelet terjadi
karena folding and coiling filament aktin, dan bukan secara sliding. Hal ini
didasarkan dengan daerah H yang tetap tampak jelas meskipun otot berkontraksi.
Kontraksi otot diprakarsai dengan pelepasan ion kalsium dari sarkoplasmik
reticulum. Selanjutnya ion kalsium tersebut merangasang aktivitas adenosin trifosfat
(ATP), yang kemudian terjadi hidrolisa molekul ATP menjadi ADP dan pelepasan
energi. Energi inilah yang dipakai untuk kontraksi. Ion kalsium yang hanya bekerja
sebagai katalisator selanjutnya ditangkap kembali oleh sarkoplasmik reticulum.
Dasar Molekul Kontraksi Otot
Filamen-filamen aktin terdiri dari suatu protein (BM= 43.000) yang berbentuk
bola (globular) dan disebut aktin G. Molekul-molekul aktin G ini tersusun seperti
untaian mutiara, bersama-sama membentuk suatu filament aktin F (serat), yang

38
membentuk double helix dengan suatu puntiran tiap 36 nm. Alur pilinan ganda ini
merupakan struktur dasar dari filamen-filamen aktin.
Protein-protein pengatur tertentu berikatan pada filament-filamen aktin.
Protein-protein tersebut adalah tropomiosin (bergelung melingkar satu sama lain),
merupakan molekul protein dengan panjang 40 nm, terletak dalam alur yang
terbentuk antara kedua untaian filamen aktin F. Protein lainnya adalah troponin yang
terletap pada kedua ujung tropomiosin. Ada 3 sub unit troponi: troponin I, troponin T,
dan troponin C.
Filamen-filamen myosin, terdiri atas protein myosin (BM= 460.000), dan
panjang molekulnya 150 nm. Dengan menggunakan enzim tripsin molekul-molekul
myosin dapat diuraikan dalam 2 subunit: meromiosin ringan (LMM) yang berbentuk
batang dengan panjang 85 nm, danmeromiosin berat (HMM). Meromiosin berat
terdiri atas bagian yang berbentuk batang yang membentang terus ke dalam bagian
LMM, dan struktur globular pada bagian ujungnya yaitu kepala myosin. Molekul
myosin lentur karena kedua sub unit dapat bergerak antara satu dan lainnya.
Filament-filamen myosin terdiri atas kumpulan padat molekul-molekul
myosin dengan bagian yang berbentuk gagang terbentang sejajar dengan sumbu
panjang filament. Kepala myosin terletak pada ujung dari molekul ynag bersebrangan
dengan garis M dan dengan memakai mikroskop elektron terlihat membentuk
gambaran seperti jembatan. Polarisasi dari filament-filamen myosin dengan kepala-
kepala menjauhi garis M diyakini sebagai alasan mengapa proyeksi atau jembatan-
jembatan melintang tak terdapat pada bagian tengah pita H, sehingga terbentuk pita H
semu (“daerah kosong” dari Huxley)
Kepala-kepala myosin tersusun dalam suatu spiral sepanjang filament myosin
dengan jarak 42 nm tiap putaran spiral. Hal ini menghasilkan pembentukan 6 baris
kepala myosin pada permukaan filament myosin.
Kejadian-kejadian molekuler selama kontraksi
Fragmen-fragmen meromiosin berat dapat berikatan dengan salah satu
ujungnya pada tempat tertentu pada filament aktin yang terdapat setiap 36 nm. Hal ini
adalah sama betul dengan preodisitas aktin, dan sekarang diyakini bahwa setiap

39
kepala myosin selama kontraksi arahnya “miring” berkontak dengan filament aktin
terdekat. Selama kontraksi, filament aktin bergeser lebih jauh dari pada jarak antara 2
kepala myosin yang berturutan. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut : setelah
terikat pada suatu tempat perlekatan pada filament aktin, setiap kepala myosin
“mengangguk” ke arah garis M, sehingga filament aktin tertarik pada jarak tertentu ke
arah garis M. Segera sesudah itu, kepala myosin dilepaskan dari tempat perlekatan
dan kembali ke posisi semula tegak lurus tehadap fragmen meromiosin yang
berbentuk batang. Pada posisi ini kepala myosin berhubungan dengan tempat
perlekatan berikutnya yang terletak sepanjang filament aktin, tidak jauh dari tempat
tersebut, setelah itu kepala myosin kembali mengangguk ke arah garis M dan
seterusnya. Dengan demikian filament aktin tertarik selangkah demi selangkah ke
arah garis M. Anggukan-anggukan kepala myosin disebabkan oleh suatu perubahan
kekuatan pengikatan antara kepala dan bagian batang molekul meromiosin akibat
pengikatan pada filament aktin.
ATPase yang terdapat pada kepala myosin akan memecah ATP sehingga
tersedia energi yang digunakan untuk kontraksi. Sebelum kontraksi otot, suatu
potensial aksi merambat sepanjang sarkolema dan dari sini diteruskan ke bagian
dalam serat melalui tubulus T . Potensial aksi dari tubulus-tubulus T menyebabkan
perubahan pada potensial membran dalam sisterna terminal reticulum
sarkoplasma dan ini menyebabkan pelepasan pada ion-ion Ca dari reticulum ke dalam
sarkoplasma seklilingnya (dalam keadaan istirahat sebagian besar Ca dalam serat
terpusat pada sisterna terminal reticulum sarkoplasma). Ion-ion Ca ini berikatan pada
troponin (troponin C) yang mempunyai afinitas sangat kuat terhadap ion-ion Ca ini.
Selama keadaan istirahat, kompleks troponin (toponin I)-tropomiosin menghambat
tempat perlekatan pada filament aktin untuk kepala-kepala myosin, mungkin secara
fisik menutupi kepala-kepala myosin tersebut. Melalui pengikatan ion-ion Ca pada
molekul troponin, molekul ini diperkirakan berubah bentuk. Dengan demikian
hambatan tempat perlekatan pada filament aktin oleh kompleks troponin-tropomiosin
ditiadakan. Kapala-kepala myosin kemudian dengan segera secara fisik berhubungan
dengan tempat-tempat perlekatan aktin dimana mencetuskan pergeseran filament-

40
filamen. Kontraksi ini berlangsung terus selama ion-ion Ca dalam sarkoplasma
konsentrasinya masih cukup tinggi. Akan tetapi dengan memakai pompa Ca aktif di
dekat membrane reticulum sarkoplasma ion-ion Ca terus menerus dan secara aktif
dipompakan ke dalam sisterna longitudinal reticulumberlangsung kira-kira 20 mili
detik, kemudian konsentrasi Ca dalam sarkoplasma menurun sampai tingkat paling

rendah (kurang dari 10 M) yang terdapat selama keadaan istirahat. Dengan


demikian pengikatan ion-ion Ca pada troponin terhenti, dan kompleks troponin-
tropomiosin kembali menghambat tempat-tempat perlekatan pada filament aktin, jadi
serat ini dipertahankan dalam keadaan istirahat.
Kebutuhan energi untuk transfort aktif ion-ion Ca ke dalam reticulum
sarkoplasma tersedia dari pemecahan ATP, dan karena itu kontraksi dan relaksasi
keduanya membutuhkan ATP. Rangkaian perangsangan/ kontraksi melalui system
tubulus T menerangkan mengapa semua myofibril pada serat otot diaktivasi secara
serentak dan hampir bersamaan dengan merambatnya potensial aksi pada sarkolema.
Hubungan neuromuscular
Daerah perlekatan antara ujung suatu serat saraf motorik dengan satu serat
otot kerangka disebut lempeng akhir motorik (motor end plate). Dengan memakai
impregnasi garam-garam logam, dapat diperlihatkan pada sajian mikroskop cahaya
bahwa ujung satu serat saraf motorik bercabang-cabang menjadi sejumlah cabang
halus yang menuju ke tiap serat otot. Setiap cabang membentuk suatu penebalan
seperti lempengan kecil yaitu lempeng akhir motoris ini juga dapat terlihat dengan
mikroskop cahaya (seperti juga dengan mikroskop elektron) memakai reaksi
histokimia untuk menentukan adanya enzim asetilkolinesterase, yang terletak di
daerah ini. Terdapat suatu cekungan yang di sebut celah sinaptik primer, yang di
dalamnya terdapat ujung akson. Di bawah setiap celah sinaptik primer, tampak suatu
jajaran cekungan ke dalam serat otot, yang disebut celahsinaptik sekunder.
Dengan memakai ME, sel-sel Schwann tampak pada permukaan ujung akson.
Akan tetapi, sel-sel Schwann ini tak ada pada celah sinaptik dimana aksolema
(plasmalema akson) dan sarkolema berbatasan satu sama lainnya (meskipun melalui

41
suatu lapisan antara dari glikoprotein). Celah sinaptik sekunder membentuk
invaginasi sarkolema dari celah sinaptik primer. Dalam aksoplasama tampak
sejumlah vesikel dengan diameter 50nm. Vesikel-vesikel ini sesuai dengan vesikel
sinaptik pada sinaps-sinaps biasa. Sarkoplasma mengandung banyak mitokondria dan
nucleus tetapi yang lainnya tidak khas.
Lempeng akhir motoris dapat dianggap sebagai suatu modifikasi sinaps.
Vesikel sinaptik mengandung asetilkolin yang berfungsi sebagai substansi transmitter
selama penghantaran rangsang saraf dari akson ke sarkolema. Suatu potensial aksi
yang mencapai lempeng akhir menyebabkan pelepasan asetilkolin dari vesikel ke
celah sinaps. Setelah asetilkolin berdifusi dalam celah sinaps, molekul asetilkolin
terikat pada molekul reseptor pada membrane post synaptic (sarkolema), yang
menyebabkan pembentukan potensial lempeng akhir dan prambatan selanjutnya dari
suatu potensial aksi sepanjang sarkolemma. Asetikolin dihidrolisa dalam beberapa
mdet. oleh asetilkolinesterase yang terletak di membrane post-sinaptik.
Serat-serat otot dan tendon keduanya mengandung bahan akhir sensoris yang
kompleks yang disebut gelendong otot (muscle spindle) dantendon organ. Keduanya
dijabarkan pada bagian badan-badan akhir sensoris.

42
Sistem Pembentukan Energi Untuk Kontraksi Otot
Energi untuk suatu kontraksi otot diperoleh dari proses penguraian senyawa
kimia, yang disebut ATP (adenosine triphospahate). Proses ini terjadi di mitokondria
serabut otot. Jumlah ATP dalam serabut otot terbatas. Pada awal aktivitas fisik atau
olahraga, energi untuk kontraksi otot adalah berasal dari ATP yang tersedia pada
serabut- serabut otot. Pada proses selanjutnya, apabila kegiatan fisik itu dilanjutkan,
maka energi untuk kontraksi otot dari ATP dibentuk melalui proses glikolisis
glikogen, protein, lemak serta resintesis dari asam laktat dan asam piruvat.
ATP diperoleh dari makanan yang kita makan melalui proses system pencernaan.
Jadi sumbernya adalah karbohidrat, protein, dan lemak yang sudah dicerna menjadi
nutrisi.

Proses penguraian ATP sebagai berikut :


ATP ADP + Pi + Energi
Keterangan :
ATP = Adenosine Triphosphate
ADP = Adenosine Diphosphate
Pi = Phosphat inorganic
Energi= Energi untuk kontraksi otot

Sistem Pembentukan Energi


System pembentukan energi secara garis besar hanya melalui dua system, yaitu
system aerobik dan an aerobik.
1) Sistem an aerobik
a) Sistem ATP-PC. Phosphocreatine (PC) dan ATP terdapat pada serabut- serabut
otot, jumlahnya terbatas. Proses pembentukan energinya secara garis besarnya adalah
sebagai berikut: PC terdiri dari P = phosphate dan C = creatine. PC setelah
mengalami proses penguraian kimiawi menjadi inorganic phosphate (Pi), creatine (C)
dan energi. Kemudian membentuk energi, ADP, Pi dan terbentuklah ATP baru.

PC Pi + C + Energi
Energi + ADP + Pi ATP

43
Penyediaan energi kontraksi ototnya dari sistem ini hanya bertahan kurang lebih 10
detik. Dan setelah istirahat 2-3 menit, PC dan ATP terbentuk kembali.
b) Sistem glikolisis
Glikolisis adalah suatu proses pengubahan glikogen menjadi asam piruvat oleh
sejumlah enzim tanpa O2 . dari proses ini di hasilkan ATP. Penyediaan energi untuk
kontraksi ini hanya mampu bertahan sampai 30 detik.

2) Sistem aerobik
Pada sistem ini pembentukan energinya memerlukan O2. Berdasarkan reaksi
kimianya, sistem ini dibedakan menjadi 3 jenis :

a) Aerobik Glikolisis
Pada sistem ini pengubahan glikogen menjadi CO2, H2O, dan ATP memerlukan
O2.
b) Siklus Krebs
Pada siklus Krebs, asam piruvat terbentuk, ketika proses aerobik glikolisis
berlangsung di mitokondria dan terus terjadi penguraian melalui proses reaksi- reaksi
kimia. Pada proses ini terjadi :

 Produksi karbondioksida (CO2)


 Oksidasi, dan
 Produksi ATP

c) Sistem Transportasi Elektron


Sistem ini merupakan kelanjutan dari proses penguraian glikogen, dan H 2O yang
dibentuk dari ion-ion hydrogen dan elektron- elektron yang dilepaskan pada sistem
krebs, dan digabung dengan O2 yang dihirup. Rangkaian reaksi spesifik ini dan
pembentukan H2O disebut sistem transportasi elektron. Pada proses ini ada hal yang
penting terjadi, yaitu ion- ion hydrogen dan elektron- elektron masuk kedalam sistem
transportasi elektron melalui FADH2, dan NADH. FADH2 berasal dari FAD+ (flavor
adenine dinucleotide). FAD+ merupakan penerima hidrogen. Sedangkan NADH

44
berasal dari NAD+ (Nicotinamide adenine dinucliotide). NAD+ merupakan penerima
hidrogen. H+ ini merupakan pecahan dari karbohidrat yang diproses melalui glikolisis
dan siklus krebs.

6. Jelaskan kelainan-kelainan pada otot?

Pada manusia terdapat beberapa masalah atau gangguan kesehatan pada otot
yang terdapat pada tubuh yaitu :
1. Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah suatu keadaan di mana otot tidak mampu lagi
melakukan kontraksi sehingga mengakibatkan terjadinya kram otot atau
kejang-kejang otot.
2. ASTROFI OTOT
ASTROFI OTOT ADALAH PENURUNAN FUNGSI OTOT AKIBAT DARI
OTOT YANG MENJADI KECIL DAN KEHILANGAN FUNGSI
KONTRAKSI. BIASANYA DISEBABKAN OLEH PENYAKIT
POLIOMIELITIS.
3. DISTROFI OTOT
DISTROFI OTOT ADALAH SUATU KELAINAN OTOT YANG
BIASANYA TERJADI PADA ANAK-ANAK KARENA ADANYA
PENYAKIT KRONIS ATAU CACAT BAWAAN SEJAK LAHIR.
4. KAKU LEHER / LEHER KAKU / STIFF
KAKU LEHER ADALAH SUATU KELAINAN YANG TERJADI KARENA
OTOT YANG RADANG / PERADANGAN OTOT TRAPESIUS LEHER
KARENA SALAH GERAKAN ATAU ADANYA HENTAKAN PADA
LEHER SERTA MENYEBABKAN RASA NYERI DAN KAKU PADA
LEHER SESEORANG.
5. HIPOTROFIT OTOT

45
HIPOTROFIT OTOT ADALAH SUATU JENIS KELAINAN PADA OTOT
YANG MENYEBABKAN OTOT MENJADI LEBIH BESAR DAN
TAMPAK KUAT DISEBABKAN KARENA AKTIVITAS OTOT YANG
BERLEBIHAN YANG UMUMNYA KARENA KERJA DAN OLAHRAGA
BERLEBIH.
6. HERNIS ABDOMINAL
HERNIS ABDOMINAL ADALAH KELAINAN PADA DINDING OTOT
PERUT YANG MENGAKIBATKan penyakit hernia atau turun berok, yaitu
penurunan usus yang masuk ke dalam rongga

2.5. Menetapkan Tujuan Pembelajaran atau Learning Objective


Setelah melalui 4 tahap dari 7 tahap seven jumps maka tahap kelima ini kita
harus menentukan learning objective. Dari seluruh masalah yang dipertanyakan pada
tahap 2 ada 3 pertanyaan yang belum dimengerti oleh kami sebagai anggota tutorial 7
diantaranya yaitu:
1. Bagaimana sifat gerak otot?
2. Apa yang memperbesar kerja otot?
3. Eksitasi, kontraksi dan relaksasi otot rangka dan otot polos?

2.6 Mengumpulkan Informasi


Pada tahapan seven jumps yang ke enam ini seluruh anggota mencari jawaban
dari literature masing-masing, Jawaban yang didapat akan didiskusikan pada tahapan
selanjutnya.

2.7 Berbagi Informasi


Pada tahapan seven jumps terakhir ini kami berkumpul kembali untuk membahas
mengenai jawaban-jawaban yang kami peroleh.

1. Sifat Kerja Otot

Menurut sifat kerjanya, otot dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Antagonis, adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua

46
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep.

Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.

Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada
tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan bawah,
otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.Untuk menurunkan lengan
bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.

Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:

a. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep


dan otot bisep.
b. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak
tangan sejajar bahu dansikap sempurna.
c. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala
merunduk dan menengadah.
d. 4.Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak
telapak tangan menengadahdan gerak telapak tangan menelungkup.

47
2. Sinergis, yaitu 2 otot yang kerjanya bersamaan. Jika yang satu berkontraksi maka
yang lain pun ikut berkontraksi, begitupun dalam hal relaksasi.
Contoh: Otot Pronator Teres dan Kuadratus pada telapak tangan.
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan tujuan
yang sama. Jadi,otot-otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
Misalnya, otot-otot antar tulang rusukyang bekerja bersama ketika kita menarik
napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkantelapak tangan
menengadah atau menelungkup.Gerakan pada bagian tubuh, umumnya
melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila ototberkontraksi, maka otot akan
menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut bergerak padasendi
yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek,
mengeras, dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang
dilekati otot tersebut tertarik atau terangkat.Kontraksi satu macam otot hanya
mampu untuk menggerakan tulang ke satu arah tertentu. Agar tulangdapat

48
kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun
relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke posisi semula. Oleh
karena itu, harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari
kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi yang
lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam
ototdengan kerja berbeda.

2. Yang memperberat kerja otot

Yang memperberat kerja otot :

 aktivitas

jika melakukan aktivitas berlebih maka otot akan mengalami hipertropi .


Dan jika otot berkontraksi secara terus menerus maka terjadi kelelahan
otot karena kehabisan cadangan glikogen, transmisi signal melalui
neuromuskular junction berkurang, gangguan aliran darah akan
mempercepat kelelahan karena gangguan suplai nutrient terutama O2

 glukosa darah

jika glukosa minimal maka otot akan kekurangan sumber ATP sedangkan
Glukosa akan di katabolisme akhir jadi ATP dan ATP adalah sumber energi
.

 koordinasi saraf pusat

jika neuromodulator berlebihan akan meningkatkan koordinasi otot


juga . ion tubuh terutama ion kalsium , kalium , natrium

3. Potensial Aksi Otot

49
Potensial membran istirahat : kira-kira - 80 sampai - 90 milivolt pads serat otot
rangka. Sama seperti yag terdapat pada serat saraf besar bermyelin
Lamanya potensial aksi : 1 sampai 5 milidetik pada otot rangka, kira-kira 5 kali
lebih lama daripada saraf besar bermyelin
Kecepatan penghantaran : 3 sampai 5 meter/detik, kira-kira 1/8 kecepatan
penghantaran pada serat saraf besar bermyelin yang merangsang otot rangka.

Eksitasi - Kontraksi
Untuk menimbulkan kontraksi, arus listrik dari potensial aksi harus menembus ke
sekitar semua miofibril yang terpisah.
Hal ini terjadi melalui penyebaran potensial aksi sepanjang tubulus transversa
(tubulus T) yang menembus seluruh jalan melalui serat otot dari satu sisi ke sisi
lain
Kemudian potensial aksi tubulus T menyebabkan retikulum sarkoplasmik
melepaskan ion-ion kalsium ke semua miofibril dan menimbulkan kontraksi

Eksitasi - Kontraksi
Setelah ion-ion kalsium dikeluarkan dari tubulus sarkoplasmik dan telah berdifusi
ke miofibril, kontraksi otot akan terus berlangsung selama konsentrasi ion
kalsium dalam cairan miofibril tetap tinggi.
Sebuah pompa kalsium yang terus menerus aktif, yang terletak pada dinding
retikulum sarkoplasmik, akan memompa ion-ion kalsium keluar dari miofibril
kembali ke dalam retikulum sarkoplasmik.
Sehingga, konsentrasi ion kalsium dalam miofibril tetap pada derajat sangat
rendah, kecuali sesaat setelah potensial aksi.

Penggabungan Eksitasi-Kontraksi
Penyampaian potensial aksi oleh neuron motorik ke serat otot rangka yang
menyebabkan neuron melepaskan asetilkolin (Ach) ke taut neuromuskular
kemudian Ach berdifusi ke end plate dan berikatan dengan receptor. Pengikatan
ini menyebabkan channel Na terbuka sehingga ion-ion Na masuk kedalam sel dan
menimbulkan depolarisasi lalu terjadi potensial aksi kemudian disalurkan keserat

50
otot sehingga terjadi depolarisasi serat otot kemudian menyebar keserat via
tubulus transversus yg berjalan antara pita A da I.
Bila bagian dalam sel positif maka ion-ion kalsium dibebaskan dari kompartemen
intrasel (retikulum sarkoplasma) sehingga kadar kalsium intra sel meningkat yang
menyebabkan terjadinya kontraksi otot.

51
Kontraksi Otot
1. Terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat spesifik diprotein
aktin
2. Bila pengikatan ini terjadi maka sebuah molekul ATP yang terdapat dikepala
miosin akan terurai oleh enzim miosin ATPase dan terjadi pembebasan energi
3. Energi tersebut digunakan untuk mengayunkan jembatan silang sehingga filamen
aktin dan miosin bergeser satu sama lain yang menyebabkan pemendekan otot
(kontraksi)
4. Selama kontraksi, panjang filamen aktin da miosin tidak berubah, tetapi pita I dan
Zona H memendek
5. Setiap kontraksi otot melibatkan siklus berulang pergeseran filamen dan
menimbulkan tegangan pada otot untuk bekerja

Sarkomer
1. Miofilamen yang berkelompok bersama kedalam suatu pola berulang
2. Setiap sarkomer mengandung filamen tebal dan tipis
3. Filamen tebal terletak didaerah central sarkomer yang terdiri dari ratusan salinan
protein kontraktil miosin
4. Filamen tipis melekat pada bagian tepi sarkomer yang terdiri atas tropomiosin,
troponin, dan aktin
5. Daerah sarkomer yang hanya terdiri filamen tebal disebut zona H, bila hanya
terdapat filamen tipis disebut zone I. pita A adalah tempat filamen tebal dan tipis
saling tumpang tindih. Sedangkan garis Z adalah tepi sarkomer tempat aktin
melekat.
6. Setiap sarkomer terentang dari garis Z kegaris Z lainnya

Jembatan-Silang (Cross Bridge)


1. Adalah kepala miosin yang membentuk tonjolan-tonjolan kecil yang terbentang
dari filamen miosin
2. Satu molekul miosin terdiri dari 6 rantai
3. Dua rantai berat berpilin bersama untuk membentuk sebuah ekor panjang dengan
dua kepala globular

52
4. Empat rantai ringan bergabung, pada setiap dua rantai membentuk satu kepala,
dengan sebuah kepala miosin, kepala-kepala tersebut membentuk tonjolan-
tonjolan kecil yang terbentang dari filamen miosin

Peran Kalsium Intrasel Pada Iniasi Kontraksi Otot

1. Sewaktu serat otot rangka berada dalam keadaan istirahat maka kepala miosin
dihambat untuk berikatan dengan filamen aktin.
2. Tanpa mengikat aktin, ATP miosin tdk dapat diuraikan dan otot tidak
berkontraksi.
3. Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin karena adanya dua
protein lain yang membentuk filamen tipis : tropomiosin dan troponin.
4. Tropomiosin diperkirakan terletak diatas molekul aktin pada keadaan istirahat dan
menghambat pengikatan jembatan silang miosin suatu tempat diaktin.
5. Troponin melekat kemolekul aktin dan tropomiosin serta troponin juga memilki
tempat ikatan untuk kalsium.
6. Bila konsentrasi kalsium intrasel meningkat maka akan berikatan dengan troponin
sehingga terjadi pergesaran posisi troponin pada molekul tropomiosin yang
menyebabkan pergeseran posisi tropomiosin terhadap aktin. Hal ini menyebabkan
terbukanya tempat aktif untuk mengikat miosin sehingga terjadi pengikatan
miosin dengan tempat aktif aktin dan ATPase miosin diaktifkan dan ATP
diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga jembatan silang terayun. Spsbils
jembatan silang terayun maka filamen-filamen bergeser satu sama lain yang
menyebabkan otot berkontraksi
7. Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada
suatu saat maka semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh otot
8. Setelah setiap ayunan jembatan silang maka molukel ADP dibebaskan dari miosin
yang memungkinkan molukel ATP kedua berikatan dengan miosin.
9. Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari aktin.
10. Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan diuraikan dan
jembatan silang kembali terayun.
11. Penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi apabila konsentrasi kalsium intrasel
meningkat dari konsentrasi molar istirahat sebesar kurang dari 10-7 menjadi 10-5

53
12. Selama potensial aksi yang lazim, konsentrasi kalsium adalah sekitar 2 x 10-4
molar, sekitar 10 kali kadar yang diperlukan untuk kontraksi maksimun otot

Relaksasi Otot

1. Sewaktu kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma à serat otot


melemas
2. Pemompaan kalsium adalah suatu proses aktif yang terjadi di membrane
retikulum Sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari
penguraian molekul ATP yang lain
3. Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7, maka troponin dan
tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin serta miosin dan kontraksi
otot berhenti

Kontraksi Isometrik

1. Adalah kontraksi dimana terjadi ayunan jembatan silang dan terbentuk


tegangan, tanpa pemendekan otot
2. Terjadi sewaktu mencoba mengangkat suatu beban yang memerlukan
tegangan yang lebih besar daripada tegangan yang ia hasilkan
3. Tidak terjadi kerja mekanis, tegangan terbentuk tetapi otot tidak memendek

Kontraksi Isotonik

1. Terjadi saat memendek karena mengangkat beban tetap.


2. Terjadi kerja berupa pengangkatan beban.
3. Contoh mengangkat berat
4. Sebagian besar kontraksi otot mencakup periode isotonik dan isometrik

54
BAB III PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam laporan tutorial ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

55
56

You might also like