Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
2013
BAB I
PENDAHULUAN
b. Axial fan
Adalah kipas yang berbentuk sekrup. Prinsip kerjanya adalah dengan memberikan
percepatan tangensial ke udara saat melewati impeller. Energi rotasi harus tekronversi
menjadi energi beraliran linier dan head static saat udara meninggalkan impeller. Hal
ini akan menghasilkan efisiensi yang tinggi. Axial fan akan menghasilkan tekanan yang
kecil dan debit yang besar.
3) Anemometer
Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin yang melalui
system ventilasi. Digunakan dua jenis anemometer, yaitu anemometer
digital dan analog.
6) Sling psychrometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kelembaban
udara secara tidak langsung. Alat ini terdiri dari dua
buah termometer raksa yang mengukur termometer
basah (wet bulb) dan termometer kering (dry bulb).
Pada prinsipnya termometer kering mencatat
temperatur udara pada udara bebas atau di atmosfer.
Sedangkan termometer cembung basah mencatat
temperatur penguapan, dimana besarnya lebih kecil daripada temperatur pada udara
bebas. Selisih antara temperatur cembung kering dan temperatur cembung basah akan
menunjukkan kondisi kejenuhan udara.
7) Stopwatch
Alat untuk menghitung lama waktu aliran udara melewati saluran udara.
8) Waterpass
Waterpass adalah alat untuk mengukur
kerataan dari dudukan manometer.
Ditempatkan diatas dudukan dari
manometer.
BAB II
TEORI DASAR
Pv
Kelembapan Relatif = 100%
Ps
∑Q=0
2.3 Mengetahui korelasi luas penampang dengan kecepatan dan debit udara
Pada penampang kecil akan dihasilkan aliran udara yang mempunyai kecepatan aliran yang
tinggi sedangkan pada luas penampang yang besar akan didapatkan aliran udara dengan
kecepatan aliran yang rendah. Namun pada penampang kecil dan besar mempunyai jumlah aliran
udara pada tiap satuan waktu.
Cara yang paling umum digunakan untuk menentukan Head Loss adalah dengan metode
Equivalent Length Method :
KP(L Le)Q2
H L Hf H x
A3
Keterangan :
K = Friction Factor
P = Perimeter
L = Panjang
Le = Panjang Ekivalen
Q = Debit
A = Luas
2.5 Pengaruh pola aliran udara pada titik pengamatan ( A1, A2, A3)
Akibat dari percabangan adalah akan terjadi friction loss (head yang hilang diakibatkan
oleh gesekan) dan shock loss yang berasal dari kekasaran permukaan dari luas penampang duct.
Percabangan ini tidak akan memperoleh debit aliran udara yang sama, karena diakibatkan oleh
beberapa faktor yakni kecepatan aliran udara dan luas penampang saluran. Bukti dari
percabangan ini dapat dilihat pada saat pembukaan dan penutupan dari sekat. Pada kondisi yang
ideal, semakin jauh titik pengamatan dari sumber fan, maka akan semakin banyak loss sehingga
head yang terbaca akan makin kecil.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN DAN HASIL PENGUKURAN
Mengatur posisi pitot pada posisi yang telah ditentukan (1/4L, 1/2L, 3/4L)
Setelah aliran dimulai, melihat beda ketinggian yang ada pada manometer.
f. Pengukuran kuantitas udara yang mengalir per menit pada kondisi intake
Diperoleh melalui perhitungan (pengolahan data).
3.2 Pengukuran
a. Kondisi A
1) Axial fan menyala, centrifugal fan tidak menyala
2) Pasang fan axial exhaust
3) Tutup katup penyekat (tanpa cabang)
4) Pangamatan yang dilakukan :
- Temperature kering dalam saluran (tk)
- Temperatur basah dalam saluran (tb)
- Temperatur kering dalam ruangan (TK)
- Temperature basah dalam ruangan (TB)
5) Ukur kecepatan aliran udara pada titik A1, A2, dan A3 (dalam 2 menit)
6) Ukur beda kenaikan fluida dalam manometer pada titik A1, A2, dan A3, baik untuk
beda tekanan total, static, maupun velocity. Pengukuran ini dilakukan dalam tiga
posisi pitot tube yang berbeda, dengan acuan kepala pitot tube berada di tiga posisi
yaitu : tepi saluran ujung kanan, tepi saluran ujung kiri, dan ditengah saluran.
7) Lakukan juga untuk kondisi katup penyekat dalam keadaan terbuka (dengan
cabang)
b. Kondisi B
1) Axial dan centrifugal fan menyala
2) Pasang fan axial intake
3) Tutup katup penyekat (tanpa cabang)
4) Pangamatan yang dilakukan :
- Temperature kering dalam saluran (tk)
- Temperatur basah dalam saluran (tb)
- Temperatur kering dalam ruangan (TK)
- Temperature basah dalam ruangan (TB)
5) Ukur kecepatan aliran udara pada titik A1, A2, dan A3 (dalam 2 menit)
6) Ukur beda kenaikan fluida dalam manometer pada titik A1, A2, dan A3, baik untuk
beda tekanan total, static, maupun velocity. Pengukuran ini dilakukan dalam tiga
posisi pitot tube yang berbeda, dengan acuan kepala pitot tube berada di tiga posisi
yaitu : tepi saluran ujung kanan, tepi saluran ujung kiri, dan ditengah saluran.
7) Lakukan juga untuk kondisi katup penyekat dalam keadaan terbuka (dengan
cabang)
b. Kondisi B
Temperatur kering : Awal 80.9 ⁰F 27.17 ⁰C
Akhir 81 ⁰F 27.22 ⁰C
Temperatur basah : Awal 70.9 ⁰F 21.61 ⁰C
Akhir 71 ⁰F 21.67 ⁰C
Kelembaban relatif : Awal 61.6 %
Akhir 61.7 %
Jenis Fan : Sentrifugal & Axial Fan (intake)
c. Kondisi Umum
P barometer = 710 mmHg
Massa jenis Spiritus = 789 kg/m3
Kecepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Effisiensi (ƞ) = 80%
Tegangan = 220 Volt
Data dimensi jaringan ventilasi
Lokasi titik Tinggi (cm) Lebar (cm)
1 15 15.4
2 15 15.4
3 24.3 24.3
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Berdasarkan data kecepatan udara dari kondisi A dan B, diketahui bahwa kecepatan udara
pada kondisi B lebih besar daripada kondisi A. Hal ini menunjukkan penggunaan centrifugal fan
dapat menambah kecepatan aliran udara.
Dengan melihat besar head (tekanan) pada titik A1, A2, dan A3, didapatkan bahwa semakin
jauh udara mengalir, besar tekanan semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan udara
dengan permukaan, yang dapat mengurangi tekanan (head loss). Selain itu, ketika udara dialirkan
dalam jaringan dengan cabang, besar kecepatan dan tekanan setelah percabangan lebih kecil
daripada ketika udara dialirkan dalam jaringan tanpa cabang. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
percabangan akan mengurangi kecepatan udara, serta menimbulkan shock loss yang dapat
mengurangi tekanan.
Gaya gesek pada dinding ventilasi (terjadinya friction loss) juga mempengaruhi kecepatan
aliran udara. Hal ini diketahui dari perbedaan kecepatan aliran udara pada posisi anemometer
yang berbeda, dimana kecepatan di bagian tengah lebih besar dibandingkan kecepatan di bagian
tepi ventilasi.
Perbedaan hasil pengamatan yang muncul dalam pengambilan data dengan kondisi yang
sama dapat terjadi akibat faktor ketelitian pembacaan, kesigapan dalam pengambilan data, serta
kurangnya persiapan alat yang dilakukan. Faktor lain yang dapat menyebabkan kurangnya
akurasi data yang didapat adalah kebocoran yang terjadi pada pipa ventilasi, sehingga debit,
kecepatan aliran, dan tekanan udara berkurang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Prinsip ventilasi tambang mengikuti prinsip aliran udara, yaitu mengalir dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Suhu, tekanan, debit udara, dan kecepatan aliran udara memiliki
hubungan yang erat dan sangat berpengaruh terhadap keberjalanan operasi penambangan.
Penambahan auxiliary fan dalam hal ini sentrifugal fan akan menambah kecepatan aliran udara,
sehingga akan mengakibatkan tekanan udara menjadi semakin besar.
Adanya gesekan dengan dinding ventilasi akan mengurangi besar kecepatan udara. Selain
itu, adanya percabangan dalam jaringan ventilasi akan menimbulkan shock loss serta
mengurangi kecepatan aliran udara.
5.2 Saran
Perawatan dan perbaikan alat perlu dilakukan secara rutin, seperti masalah kebocoran
pada pipa. Dalam pengambilan data, diperlukan kecermatan dan ketelitian untuk menghasilkan
data yang akurat. Persiapan alat juga merupakan faktor utama untuk meningkatkan akurasi data.
DAFTAR PUSTAKA
Hartman, Mutmansky, Romani, Wang. 1997. Mine Ventilation and Air Conditioning: Third Edition.
John Wiley & Sons. Inc: Canada.