Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
karena itu, dampak tersebut diatasi dengan dibuat gigi tiruan sebagai
diri, aktivitas sosial pasien, dan kualitas hidup pasien (Haryanto, 1995). Gigi
tiruan diklasifikasikan menjadi dua yaitu gigi tiruan lepasan dan cekat. Gigi
tiruan lepasan meliputi sebagian dan penuh. Gigi tiruan lepasan dapat
dipasang dan dilepas sendiri oleh pasien, sedangkan gigi tiruan cekat tidak
penduduk telah kehilangan seluruh gigi aslinya. Dari jumlah itu yang
menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga kesehatan gigi adalah hanya
sebesar 29,6%. Dari data tersebut terlihat bahwa masih sedikit penduduk
1
2. Tujuan Penulisan
3. Manfaat Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang
pada rahang atas atau rahang bawah, dapat dilepas dan dipasang oleh pasien.
dan mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat (Seal
Beberapa akibat kehilangan gigi adalah migrasi dan rotasi gigi yang
b. Gigi yang masih tersisa dalam keadaan baik dan memenuhi syarat
3
b. Umur lanjut
1) Kelas I
Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih
ada dan berada pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End
2) Kelas II
3) Kelas III
Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada
bagian posterior
4) Kelas IV
modifikasi
4
karena itu, Applegate memodifikasi klasifikasi Keneddy menjadi
Applegate-Kennedy.
dicabut
2) Bila gigi M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak termasuk
dalam klasifikasi
3) Bila gigi M3 masih ada dan akan digunakan sebagai pengganti, gigi
dalam klasifikasi
tidak bergigi
1) Kelas I yaitu daerah tanpa gigi terletak pada bagian posterior dari
5
2) Kelas II yaitu daerah tanpa gigi terletak pada bagian posterior dari
gigi yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi rahang (unilateral
free end)
3) Kelas III yaitu daerah tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih
gigi tiruan
4) Kelas IV yaitu daerah tidak bergigi terletak pada bagian anterior dan
3P dan seterusnya).
6
3) Tooth and mucosa supported : dukungan kombinasi berupa gigi asli
dan mukosa
a. Retainer.
7
b. Cengkram kawat gingival
penahan bola.
b. Basis
end)
c. Konektor
Konektor pada gigi tiruan tiap rahangnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu,
8
2) Konektor minor (minor connector), adalah konektor tambahan pada
lainnya.
d. Sandaran
e. Anasir gigi
a. Retensi
b. Stabilisasi
9
c. Estetika
2) Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk setiap pasien meliputi
10
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
b. Usia : 18 Tahun
2. Pemeriksaan Subjektif
paska pencabutan
penyakit sistemik
f. SH : Pelajar
3. Pemeriksaan Objektif
a. Ekstra oral
3) Pupil : Simetris
4) Tragus : Simetris
11
7) Sendi rahang : Kliking sendi temporomandibular
b. Intra oral
1) Pemeriksaan umum
mobilitas normal
e) Gigitan : Normal
g) Vestibulum
h) Prosesus Alveolaris
Rahang Atas :
1) Bentuk : Ovoid
4) Ketinggian : Tinggi
Rahang Bawah :
1) Bentuk : Ovoid
4) Ketinggian : Tinggi
12
i) Frenulum
j) Palatum
1) Bentuk : Ovoid
2) Kedalaman : Sedang
kecil.
n) Lainnya :-
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Sikap Mental
Filosofis
13
6. Model studi
7. Diagnosa
8. Rencana perawatan
14
a. Jenis dukungan : Dukungan gigi
c. Retainer :
Direct retainer berupa cengkram half jackson pada gigi 35, 37, 45, dan
3) Pencetakan
2011)
15
4) Model kerja
dilakukan sebagai:
dikeluarkan.
6) Klamer
lepasan yaitu,
sebelah.
16
7) Lempeng dan galangan gigit
8) Penetapan gigit
rahang. Pada gigi tiruan sebagian lepasan dengan tinggi gigit yang
ada kontak antara galangan dan gigi lawan, kemudian catat kontak
serta gigi antagonis. Sehingga diperoleh oklusi gigi yang baik antar
gigi asli dengan anasir gigi tiruan atau antar anasir gigi tiruan
17
10) Kontur akhir
a) Retensi
penyangga.
b) Stabilisasi
c) Oklusi
Pengasahan pada gigi tidak boleh mengurangi tinggi cusp gigi dan
18
14) Insersi
b) Pada malam hari gigi tiruan dilepas agar jaringan otot bawahnya
lembut. Apabila tidak ada keluhan dan sudah terbiasa, maka boleh
secara bersamaan.
15) Kontrol
seperti rasa sakit atau longgarnya gigi tiruan tersebut (Tamin dkk.,
2012).
19
DAFTAR PUSTAKA
20