You are on page 1of 4

Pengaruh Mast Cell terhadap Imunitas Protektif Dengue dan Patologi

Imun
Ashley L. St. John

Sel Mast dalam Proteksi dan Patologi Imun menyebabkan kebocoran vaskuler atau
kerusakan jaringan. Potensi MCs untuk
Sel mast/Mast Cells (MCs) adalah sentinel untuk
mempromosikan spektrum outcome penyakit,
patogen. MC terletak di kulit dan mukosa
berkisar dari imunitas protektif hingga patologi
dimana sering terjadi pertemuan dengan
imun, tampak saat peritonitis bacterial,
patogen dan mengelilingi pembuluh darah. MC
sementara MCs dapat melindungi dari atau
meyimpan mediator vasoaktif dan sitokin di
mempromosikan kematian, tergantung
granul, seperti histamin, heparin, protease, dan
keparahan model eksperimental. Hingga saat ini,
TNF. Degranulasi terjadi langsung setelah
kita masih sedikit mengetahui peran MCs saat
aktivasi MC oleh produk yang berasal dari
infeksi viral akut. Walau demikian, bukti telah
patogen atau endogen tertentu menandai
muncul bahwa MCs secara signifikan
infeksi atau peradangan. Sementara aktivasi MC
menmpengaruhi imunitas dan pathogenesis saat
melalui reseptor pengenalan pola, seperti TLRs,
infeksi virus dengue (DENV).
itu saja bukan penyebab cukup untuk
degranulasi, reseptor inisiasi degranulasi telah Immunosurveillance untuk Virus Dengue oleh
diidentifikasi untuk patogen bacterial (contoh, sel Mast
CD48 untuk E. coli, M. tuberculosis). Beberapa
DENV, suatu virus RNA rantai tunggal sense-
virus memicu degranulasi, termasuk dengue,
positif, adalaha nggota dari family Falvivirus dan
melalui reseptor yang masih belum diketahui.
patogen arbociral dengan beban seluruh dunia
MCs juga mengekspresikan reseptor Fc untuk
yang tinggi. Semua keempat serotip DENV dapat
mengikat antibody, seperti FcεR1 yang mengikat
menyebabkan penyakit berkisar dari penyakit
IgE. Pengikatan MC dari IgE, atau sensitisasi
febris ringan (demam dengue) hingga komplikasi
meningkatkan respon degranulasi terhadap
yang mengancam nyawa (Demam berdarah
antigen spesifik IgE bila antibody terdapat,
dengue, DHF), ditandai oleh patologi vascular
seperti yang terjadi saat reinfeksi. MCs juga
berat. Saat infeksi dimulai, nyamuk menginjeksi
secara de novo mensintesis produk, termasuk
virus sementara mengitari secara ekstensif
leukotriene, prostaglandin, sitokin, dan
dibawah kulit untuk mencari makanan darah.
kemokin.
Nyamuk juga menginjeksi saliva, merusak
MCs mempromosikan imunitas protektif jaringan, dan merusak kapiler. DENV
melawan patogen tetapi secara paradoksal, menginfeksi sel Langerhan, dan juga menginfeksi
terbaik ditadai untuk suatu paologi bila subtype DC dan monosit lain. Seperti sel
teraktivasi secara kronis (seperti dalam konteks Langerhans, MCs adalah residen jaringan dan
alergi) atau bila terjadi aktivasi akut yang cukup menemuI DENV saat momen paling awal infeksi,
yang menyebabkan kelebihan sistemik produk sementara interaksi MC dengan DENV berbeda
tersebut (contoh, saat anafilaksis, yang dapat jauh dari antigen-presenting cell (APC) lain yang
beurjung ke syok). Maka, saat tidak terarah, menarget infeksi. MCs mendegranulasi dalam
seperti terhadap antigen lingkungan, atau bila waktu menitan paparan terhadap DENV, diikuti
respon MC berlebih , berkepanjangan, atau oleh produksi sitokin de novo pada jam-jam
sistemik dapat menyakiti penjamu, setelahnya. Deteksi kimase produk MC-spesifik
dan yang berhubungan dengan granul pada infeksi 100%, perbandingannya, hanya
serum pasien DENV dengan infeksi akut juga menginfeksi 3% MCs. Walau demikian, bukti
memepragakan degranulasi MC yang terjadi in mensugesti bahwa internalisasi DENV terjadi
vivo saat perjalanan infeksi klinis signifikan. Titer oleh MCs. Intermediate replikasi, dsRNA, dapat
serum titer terendah pada pasien DHF dengan terbentuk pada MCs, mengaktivasi sensor
kadar kimase tinggi, mensugesti bahwa aktivasi sitosolik intraseluler RIG-1 dan MDA-5 beurjung
MC dapat membatasi infeksi pada manusia. ke produksi sitokin dan kemokin tertentu.
Penelitian menggunakan mencit defisien MC Observasi ini mensugesti bahwa replikasi dimulai
menunjukkan bahwa aktivasi MC saat infeksi pada MCs tetapi gagal untuk menghasilkan
DENV sangat membatasi infeksi pada situs partikel virus fungsional. TLR3 juga berkontribusi
infeksi kulit awal dan pada nodus limfe/Lymph terhadap produksi TNF yang dipicu DENV oleh
nodes (LN), situs infeksi sekunder. Karena MCs. Utamanya, tidak ada reseptor ini yang
terdistribusi dis eluruh kulit dimana inokulasi tampak mempengaruhi degranulasi yang dipicu
virus pertama terjadi, dan menyimpan banyak DENV, karena targeting siRNA dari reseptor tidak
mediator modulasi-imun dan vasoaktif yang mengurangi respon degranulasi walaupun
dikeluarkan dalam jangka menitan setelah secara efektif menekan produksi sitokin. DENV
paparan DENV, MCs harus menjadi sel pertama yang teraktivasi-UV juga cukup untuk memicu
yang mampu mendeteksi DENV dan degranulasi MC. Kedua observasi ini
menimbulkan kewaspadaan pertama untuk menekankan bahwa infeksi viral produktif tidak
infeksi. dibutuhkan untuk degranulasi MC dan
mensugesti bahwa degranulasi dalam respon
Respon MC terlokalisir pada kulit mendukung
terhadap DENV mungkin tergantung pada suatu
vasodilatasi, aktivasi endotel, dan rekrutmen
reseptor sel yang belum teridentifikasi.
seluler untuk membantu clearane patogen. Saat
infeksi DENV, suatu program dependen-MC MCs mempunyai kekampuan unik untuk
spesifik virus didominasi oleh rekrutmen sel NK mendeteksi partikel viral intak yang tidak
dan sel T, dengan sel NKT terutama diperkaya dipengaruhi infeksi, tetapi saat infeksi in vivo,
pada kulit yang terinfeksi DENV. Penelitian stimulus aktivasi lain juga dapat mempotensiasi
deplesi pada mencit menunjukkan bahwa sel respon imun innate yang didorong MC terhadap
NK1.1+, seperti MCs mendukung clearance DENV DENV. Sebagai contoh, produk endogen seperti
pada situs infeksi tetapi juga membatasi produk pecahan komplemen dapat memicu
penyebaran terhadap LNs. Pada manusia, sel NK degranulasi MC melalui reseptor komplemen.
teraktivasi juga berhubungan dengan penyakit MCs juga teraktivasi oleh saliva nyamuk, yang
ringan klinis. Pada infeksi lain, MC diinjeksi bersamaan dengan virus saat infeksi
mempromosikan pembengkakan LN, presentasi arboviral jalur alamiah. Histamin MC mendorong
antigen, rekrutmen DC, dan proses lain, maka reaksi wheal dan flare yang tampak di situs
mungkin ad acara lain bahwa kemampuan MCs gigitan nyamuk. Terakhir, karena MCs
untuk mengatur respon imun memfasilitasi mengekspresi banyak reseptor Fc, keberadaan
clearance DENV dari antibody yang ada sebelumnya juga
cenderung mengatur imunitas, seperti yang
Mekanisme aktivasi sel Mast yang dipicu
didiskusikan di bawah.
Dengue
Kontribusi sel Mast terhadap Patologi Vaskuler
Menariknya, MCs sangat resisten terhadap
Dengue
infeksi oleh DENV. Dosis in vitro virus yang dapat
menyebabkan tipe sel perimisif untuk menjadi
Respon MC yang produktif untuk memberishkan ketotifen) membatasi kebocoran pada model
infeksi lokal tidak selalu bermanfaat dalam mencit tipe liar dan immunokompromais dari
tingkat isstemik. Pada manusia, DENV umumnya DENV. Antagonis reseptor leukotriene,
mencapai infeksi sistemik dalam kurun waktu montelukas, juga efektif. Temuan ini
harian setelah gigitan nyamuk, dan saat waktu menghasilkan kemungkinan penggunaan
itu pasien mengalami viremia dan demam. senyawa penstabil MC untuk mengobati patologi
Terdapat peningkatan kecenderungan patologi DENV Pada manusia.
vaskuler seperti memar kulit, bahkan pada kasus
Memori Immunologis Dengue dan Sel Mast
DENV ringan, tetapi pada beberapa pasien,
patologi vaskuler menjadi berat, menghasilkan Terutama pada lokasi dimana DENV dnemik,
kebocoran vaskuler, pengumpulan palsma di resiko mendapat infeksi sekunder dengan
jaringan, dan berpotensi menyebabkan syok serotip lain DENV tinggi. KOntras terhadap
hipovolemik. Gejala ini juga berhubungan infeksi sekunder dengan serotip awal infeksi
dengan aktivasi MC pada konteks klinis yang DENV, yang tidak menyebabkan infeksi
independent, menghasilkan pertanyaan apakah simptomatik, suatu infeksi heterology (atau
MCs berkontribusi juga terhadap patologi transmisi maternal antibody ke bayi) adalah
vaskuler saat infeksi DENV. Sekarang, faktor resiko untuk penyakit DENV berat. Dua
mekanisme yang menyebabkan perubahan teori utama lain pathogenesis dengue yang telah
patofisiologis dipicu DENV masih kontorversial; menemukan dukungan eksperimental relevan
walau demikian, kebocoran vaskuler terutama dalam konteks infeksi sekunder: gangguan
disebabkan karena patologi imun, dibandingkan antigenic original, yang menggambarkan potensi
infeksi langusng sel endotel. Beberapa dari respon sel T spesifitas rendah terhadap
mekanisme telah diajukan untuk menjelaskan tantangan heterology sekunder untuk megnatur
pathogenesis imun saat infeksi DENV, dan satu patologi, dan infeksi yang didorong
yang mempunyai potensi untuk terjadi saat antibody/Antibody-enhanced infection (ADE),
infeksi primer adalah “cytokine storm”. Sel dimana pengikatan DENV/kompleks antibody
terinfeksi seperti monosit, adalah sumber utama non-netralisir oleh sel mempromosikan uptake
sitokin (Contoh, TNF yang dapat DENV dan replikasi.
mempromosikan kebocoran vaskuer). Pada
mencit immunokomromais, TNF secara MCs juga sel efektor dari memori imunologis
signifikan berkontribusi terhadap dini karena karena dapat mengikat subklas multiple
dengue. Selain sitokin dari sel yang terinfeksi, sel antibody melalui reseptor Fc. Mereka
imun sehat juga cenderung berpartisipasi dalam mempunyai respon khusus terhadap stimulus
produksi meningkat mediator infalamsi in vivo. unik dan walaupun terdapat perbedaan jelas
MCs juga mengeluarkan sitokin vasoaktif dan antara respon terhadap tantangan patogen dan
granulnya mengandung protease, yang memicu tantangan dengan antigen yang menggangu,
penguraian tight junction endotel dan dalam konteks infeksi sekunder terhadap DENV,
mengurangi pembekuan darah. Mencit defisien- infeksi viral juga berpean mirip terhadap
MC yang diberi infeksi sistemik DENV tantangan antigen dengan mendukung agregarsi
mempunyai kebocoran vascular yang sangat reseptor Fc pada MCs. Telah ditunjukkan bahwa
lebih sedikit dibandingkan control yang scukup- aktivasi yang dipicu DENV dari MCs disensitiasi
MC. Mendukung komponen dependen MC dari oleh serum post-imun dapat memicu
kebocoran vaskuler yang dipicu DENV, obat yang degranulasi. Interaksi yang diatur antibody
menstabilkan MCs (contoh, kromolin dan/atau antara MCs dan DENV berbeda jauh dari konteks
paparan naif, tetapi kontribus relatif berbagai
subkelas antibody belum sepenuhnya dengna infeksi primer. Temuan ini mensugesti
diinvestigasi. Pertama, paparan MC terhadap bahwa, selain mekanisme ADE untuk menapai
kompleks imun DENV dengan IgG titer virus lebih tinggi saat infeksi sekunder
mempromosikan infeksi, mirip terhadap respon heterology di manusia, antibody juga dapat
ADE yang terjadi dengan monosit. Apakah meningkatkan pengeluaran MC dari produk
peningkatan beban infeksi ini karena suaut kalur peradangan vasoaktif.
endositik yang berubah dan rute infeksi, untuk
Kesimpulan
meningkatkan uptake viral, atau keduanya masih
belum jelas. Kedua, MCs mempunyai sensitivitas Respon terlokaliris MC terhadap DENV pada kulit
meningkat terhadap degranulasi yang dipicu protektif dengan cara mempromosikan
DENV dalam keberadaan IgE spesifik DENV, vasodilatasi dan rekrutmen seluler. Yang
maka konsentrasi lebih rendah virus dibutuhkan membantu clearance viral. Kontras, kebocoran
untuk memicu respon yang dapat dideteksi. yang dipicu MC pada tingkat sistemik dapat
Pada pasien DENV, IgE telah berhubungan berkontribusi terhadap pathogenesis DENV dan
dengan DHF yang berkembang, dan kadar kebocoran vaskuler, keduanya saat infeksi
aktivasi MC (Diukur menggunakan kimase primer dan dapat karena respon MC yang
biomarker) juga lebih tinggi pada pasien DHF meningkat dan/atau infeksi saat infeksi sekunder
yang mengalami infeksi sekunder dibandingkan

You might also like