You are on page 1of 13

1

1. Pendahuluan

1.1 Baja Karbon Sedang (Medium Carbon Steel)

Baja karbon sedang merupakan baja karbon dengan persentase kandungan

karbon pada besi sebesar 0,3% C – 0,59% C. Baja karbon ini memiliki kelebihan bila

dibandingkan dengan baja karbon rendah, baja karbon sedang memiliki sifat mekanis

yang lebih kuat dengan tingkat kekerasan yang lebih tinggi dari pada baja karbon

rendah. Besarnya kandungan karbon yang terdapat dalam besi memungkinkan baja

untuk dapat dikeraskan dengan memberikan perlakuan panas (heat treatment) yang

sesuai. Baja karbon sedang biasanya digunakan untuk pembuatan poros, rel kereta

api, roda gigi, baut, pegas, dan komponen mesin lainnya [1].

1.2 Baja AISI 5140

Baja AISI 5140 merupakan merupakan spesifikasi baja dengan 4 angka

menunjukkan jenis bajanya. Baja AISI 5140 yaitu salah satu medium alloy steel yang

dikategorikan lagi pada uji komposisinya. AISI kepanjangan dari American Iron and

Steel Institude. Baja ini termasuk baja karbon sedang, aplikasinya antara lain

digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut, komponen mesin yang

membutuhkan kekuatan tinggi dan lain-lain. Komposisi Kimia Baja 5140 menurut

Standar AISI yaitu [2]:


2

Element Weight (%)

C 0.37-0.45

Si 0.17-0.37

Mn 0.50-0.80

Cr 0.80-1.10

S 0.01

P 0.21

Ni 0.12

Fe 96.94 - 97.82

Tabel 1 Komposisi Baja AISI 5140

Baja AISI 5140 memliki struktur mikro seperti pada gambar 1

Gambar 1 Struktur Mikro Baja AISI 5140[2]


3

1.3 Metode SEM (Scanning Electron Microscope)

Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang

didesain untuk menyelidiki permukaan dari objek solid secara langsung. SEM

memiliki perbesaran 10 – 3000000x, depth of field 4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1

– 10 nm. Kombinasi dari perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi

yang baik, kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi kristalografi

membuat SEM banyak digunakan untuk keperluan penelitian dan industri. Adapun

fungsi utama dari SEM antara lain dapat digunakan untuk mengetahui informasi-

informasi mengenai [3]:

1. Topografi, yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya (kekerasan, sifat

memantulkan cahaya, dan sebagainya).

2. Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek

(kekuatan, cacat pada Integrated Circuit (IC) dan chip, dan sebagainya).

3. Komposisi, yaitu data kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung di

dalam objek (titik lebur, kereaktifan, kekerasan, dan sebagainya).

4. Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari

butir-butir di dalam objek yang diamati (konduktifitas, sifat elektrik,

kekuatan, dan sebagainya).

Prinsip kerja SEM yaitu bermula dari electron beam yang dihasilkan oleh

sebuah filamen pada electron gun. Pada umumnya electron gun yang digunakan

adalah tungsten hairpin gun dengan filamen berupa lilitan tungsten yang berfungsi

sebagai katoda. Tegangan diberikan kepada lilitan yang mengakibatkan terjadinya


4

pemanasan. Anoda kemudian akan membentuk gaya yang dapat menarik elektron

melaju menuju ke anoda. Kemudian electron beam difokuskan ke suatu titik pada

permukaan sampel dengan menggunakan dua buah condenser lens. Condenser

lens kedua (atau biasa disebut dengan lensa objektif) memfokuskan beam dengan

diameter yang sangat kecil, yaitu sekitar 10-20 nm. Hamburan elektron,

baik Secondary Electron (SE) atau Back Scattered Electron (BSE) dari permukaan

sampel akan dideteksi oleh detektor dan dimunculkan dalam bentuk gambar pada

layar CRT[3].

1.4 Metode TEM (Transmission Electron Microscope)

Transmission Electron Microscope (TEM) adalah sebuah instrument atau

alatyang dipakai dalam teknik penggambaran (imaging) dari sebuah struktur mikro,

dimanasebuah sinar electron ditransmisikan menembus specimen yang sangat tipis.

Gambar tersebut diperbesar dan terfokus pada sebuah sensor penangkap gambar

(imaging device), seperti : layar fluorescent, lapisan fotografi, atau terdeteksi oleh

sebuah sensorseperti kamera CCD[3].

TEM memiliki kemampuan untuk menghasilkan gambar dengan resolusi yang

jauh lebih tinggi dari mikroskop cahaya. Ini memungkinkan pengguna dari TEM

untuk menganalisa sebuah struktur secara detail, bahkan meneliti struktur yang amat

kecil seperti sekumpulan atom yang berjajar, yang ukurannya seribu kali lebih kecil

dari objekyang dapat diamati pada mikroskop cahaya. TEM dapat membantu sebuah

metode analisis pada bidang riset dan penelitian, baik secara ilmu fisik maupun ilmu
5

biologi. Aplikasi penggunaan TEM dapat ditemui pada riset tentang sel kanker, ilmu

tentan gvirus (virologi), dan ilmu pengetahuan material seperti penelitian tentang

semikonduktor[3].

Pada perbesaran yang kecil, contrast pada gambar TEM bergantung

padaabsorpsi (tingkat penyerapan) sinar electron pada material, ketebalan dan

komposisi dari material tersebut. Pada perbesaran yang tinggi, interaksi gelombang

yang komplek memengaruhi intensitas dari gambar yang dihasilkan. Kemampuan lain

yang dimilikioleh TEM adalah dapat mengidentifikasikan komposisi kimia dari

specimen, orientasi kristal, struktur elektronik, dan fasa saat sampel terinduksi oleh

electron seperti pada absorpsi normal saat proses imaging[3].

2. Metode Penelitian

2.1 Sampel yang Digunakan

Baja AISI 5140 dengan koposisi:

1. C = 0.37-0.45%

2. Si = 0.17-0.37%

3. Mn = 0.50-0.80%

4. Cr = 0.80-1.10%

5. S = 0.01%

6. P = 0.21%

7. Ni = 0.12%

8. Fe = 96.94 - 97.82%
6

2.1 Prosedur

1. Baja AISI 5140 di buat menjadi 3 sampel dengan ukuran 11.5×25.5mm

2. Sampel 1 di panaskan sampai temperature austenite ( 840⁰C) selama 40 menit

Kemudian di quenching didalam minyak untuk mendapatkan martensite

3. Sampel 2 mengulang proses seperti sampel 1 sebanyak 3x, yaitu cyclic

quenching

4. Sampel 3 tidak di berikan perlakuan panas

5. Semua Sampel di tahan pada suhu 600⁰ C selama 5 menit

6. Kemudia dilakukan warm deformation YJ-450 Four-Pillar Hydraulic

Machine.

7. Lalu di amati struktur mikronya menggunakan JSM-7001F Scanning Electron

Microscopy(SEM) dan JEM-2100(HR) High Resolution Transmission

Electron Microscopy (TEM)

3. Hasil dan Pembahasan

Struktur mikro dari uji SEM sampel baja AISI 5140 original state dengan

holding di temperatur 600℃ selama 5 menit pada gambar 2.


7

Gambar 2 Struktur Mikro Sampel Baja AISI 5140 Original State dengan Holding di

suhu 600o C (SEM) [2]

Struktur mikro dari uji SEM sampel baja AISI 5140 one time quenching state

dengan holding di temperatur 600o C selama 5 menit pada gambar 3

Gambar 3 Struktur Mikro Sampel Baja AISI 5140 One Time Quenching State

dengan Holding di suhu 600o C (SEM) [2]


8

Struktur mikro dari uji SEM sampel baja AISI 5140 three times quenching

state dengan holding di temperatur 600o C selama 5 menit pada gambar 4

Gambar 4 Struktur Mikro Sampel Baja AISI 5140 Three Times Quenching state

dengan Holding di suhu 600o C (SEM) [2]

Banyak butiran lath martensit yang dihasilkan dalam butir austenit selama

quenching, dan struktur pada suhu kamar dari baja AISI 5140 dengan di quenching

adalah lath martensit. Dalam Tempering dengan 600 ℃, dekomposisi dari lath

martensit, precipitation of carbide dan pengurangan ketahanan deformasi yang

bermanfaat untuk deformasi plastik. Dalam proses upsetting setelah temper pada 600

℃ selama 5 menit, ada dua mekanisme utama penyempurnaan butir. Di satu sisi, the

original grains diratakan, ditekuk dan dihancurkan sehingga dapat menghaluskan

butiran sampel. Di sisi lain, deformasi meningkatkan kemungkinan rekristalisasi

dinamis untuk lebih menyempurnakan ukuran butir.


9

Sementara itu, the high stacking fault energy merupakan faktor penting untuk

menghasilkan dislokasi silang, yang segmen dan memurnikan the original grains. Ini

lebih mudah untuk membentuk dislokasi sempurna dan menghasilkan cross-slip

karena lebar dislokasi yang diperluas dari bahan logam dengan higher stacking fault

energy relatif sempit. Dalam proses cross-slip, batas butir sudut kecil dan batas butir

memutar sub-butir terbentuk karena interaksi dari screw dislocation. Dengan

deformasi yang dilakukan, rotasi batas sub-butir mendorong peningkatan misorientasi

batas butir. Sementara itu, batas butir sudut rendah berubah menjadi batas butir –

butir besar secara bertahap. Sub grains menjadi butir normal akhirnya. Mekanisme

grain-refining dari bahan logam dengan high stacking fault energy dalam warm

deformation adalah bahwa batas-batas dislokasi baru terbentuk terus menerus melalui

dislokasi cross-slip, yang membatasi original grains. Setelah warm deformation,

struktur temperatur ruangan adalah partikel-partikel dispersif karbida yang

didistribusikan dalam matriks ferrite butiran halus halus secara homogen. Seperti

Gambar 5 menunjukkan, ukuran butir telah mencapai tingkat submikron. Dan pada

gambar 6 menunjukan bahwa ukuran butir telah mencapai mikron. Gambar 5

merupakan hasil dari pengujian mikrostruktur TEM pada sampel baja AISI 5140 One

time quenching state dengan temperatur holding at 600℃ selama 5 menit dan

upsetting.
10

Gambar 5 Struktur Mikro Sampel Baja AISI 5140 One Time Quenching State

dengan Holding di suhu 600o C (TEM) [2]

Gambar 6 merupakan hasil dari pengujian mikrostruktur TEM pada sampel baja AISI

5140 three times quenching state dengan temperatur holding at 600℃ selama 5 menit

dan upsetting.

Gambar 6 Struktur Mikro Sampel Baja AISI 5140 Three Times Quenching State

dengan Holding di suhu 600o C (TEM) [2]


11

Sampel baja AISI 5140 three times quenching state telah di quenching

sebanyak tiga kali secara terus menerus dan berulang kali, dimana mirostructure telah

disempurnakan lebih lanjut dalam proses quenching. dalam proses pemanasan,

beberapa butir austenit yang lebih kecil berinti dan tumbuh secara bersamaan ke

dalam interior original grain. Selanjutnya, dalam proses pendinginan, butir-butir

austenit berubah menjadi lath martensit dan butiran asli terurai menjadi beberapa

butir kecil, sehingga laju nukleasi meningkat pada pendinginan berikutnya.

Mengulangi langkah-langkah di atas, mart martensit yang diperoleh oleh former

quenching refined sekali lagi, oleh karena itu butiran halus ultra dapat diperoleh

melalui pendinginan siklik. Seperti Gambar 4 menunjukkan bahwa struktur mikro

menjadi lebuh halus supersaturation degree dari original structure memiliki

pengaruh besar pada penyempurnaan butir dalam proses warm deformation. Dengan

peningkatan penyempurnaan original grain dan homogenitas, tingkat penyempurnaan

butir setelah warm deformation meningkat. Sementara itu, supersaturation yang

relatif lebih tinggi dapat dipertahankan dalam bulan martensit setelah pendinginan

siklik, yang menguntungkan untuk presipitasi karbida secara homogen. Seperti

Gambar 5 dan 6 menunjukkan, ukuran butir dari three times quenching state setelah

deformasi hangat jelas lebih baik daripada ukuran butir dari one times quenching

state setelah deformasi hangat di bawah kondisi yang sama. Ukuran butir dari three

times quenching state setelah deformasi hangat telah mencapai skala nano. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa waktu quenching memiliki pengaruh yang jelas pada

perbaikan butir setelah deformasi hangat dalam proses percobaan keseluruhan.


12

4. Kesimpulan

1. Ukuran butir dari tiga kali quenching state setelah deformasi hangat jelas

lebih baik daripada ukuran butir dari satu kali quenching state setelah

warm deformation di bawah kondisi yang sama.

2. Ukuran butir dari sampel yang menggabungkan cyclic quenching tiga

kali dengan warm deformation telah mencapai skala nano.

3. Quenching times adalah faktor yang signifikan pada tingkat butiran halus

setelah warm deformation.


13

Referensi

[1] Smallman, R. E and R. J Bishop. 1999. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa

Material. Jakarta : Erlangga.

[2] Bo-wen Fan, Jian-min Wang, Guang Rao. 2017. Influence of Heat Treatment

Method on Grain-Refining during Warm Deformation of Medium Carbon

Steel. Key Engineering Materials, ISSN: 1662-9795, Vol. 723, pp 3-7

doi:10.4028.

[3] Elchin Huseynov, Adil Garibov, Ravan Mehdiyeva. 2016. TEM And SEM

Study Of Nano Sio2 Particles Exposed To Influence Of Neutron Flux. Journal

of Materials Research and Technology Volume 5, Issue 3

You might also like