Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Odontoma didefinisikan sebagai segala macam tumor yang berasal dari sel-sel odontogenik
yang dianggap sebagai malformasi hamartoma daripada neoplasma sejati dan secara umum
terjadi tanpa gejala. WHO mendefinisikan sebuah lesi sebagai odontoma kompleks ketika
jaringan gigi yang terkalsifikasi mengalami penyusunan menjadi massa tidak teratur yang
tidak memiliki kemiripan dengan gigi yang belum sempurna. Odontoma compound: terdiri
dari semua jaringan odontogenik dengan pola teratur yang mengakibatkan terbentuknya
jaringan yang mirip dengan struktur gigi, namun tanpa kesamaan morfologis dengan gigi
normal. Artikel ini bertujuan untuk melaporkan dua kasus yaitu odontoma kompleks tererupsi
dalam rongga mulut dan odontoma compound pada gigi impaksi. Artikel ini juga bertujuan
untuk melaporkan pendekatan intra oral untuk pengangkatan odontoma kompleks atau
compound berukuran kecil atau besar yang menunjukkan hasil lebih baik daripada
pendekatan ekstra oral.
1. Pendahuluan
Istilah odontoma pertama kali dicetuskan oleh Paul Broca pada tahun 1867. Odontoma
merupakan hamartoma odontogenik dan biasanya dianggap sebagai kelainan pertumbuhan.
Odontoma kompleks secara umum cenderung lebih sering terjadi pada rahang atas anterior.
Ketika sebuah odontoma tumbuh, kedua sel epitel memperlihatkan diferensiasi sempurna
dengan hasil ameloblas fungsional dan odontoblas membentuk email dan dentin. Odontoma
adalah tumor jinak odontogenik yang terdiri dari email, dentin, sementum, dan jaringan
pulpa. 22% kejadian segala jenis tumor odontogenic merupakan odontoma. Odontoma
ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan non agresif. Selama proses pertumbuhan
tumor, enamel dan dentin dapat diendapkan sedemikian rupa yang mengakibatkan
tumbuhnya struktur yang menunjukkan kemiripan anatomi dengan gigi normal, yaitu lesi
yang diklasifikasikan sebagai odontoma compound. Akan tetapi, ketika jaringan gigi
membentuk massa tidak teratur sederhana yang terjadi dengan pola yang tidak teratur pula,
hal ini dideskripsikan sebagai odontoma kompleks. Odontoma compound lebih sering terjadi
daripada odontoma kompleks. Odontoma compound terdiri dari struktur menyerupai gigi
yang secara radiografis terlihat seperti opak. Odontoma kompleks terdiri atas sebuah
campuran jaringan odontogenic tanpa organisasi susunan gigi. Secara klinis, tiga jenis
odontoma dibahas dalam artikel ini: sentral (intraoseus) odontoma, periferal (ekstraoseus
atau jaringan halus) odontoma, dan erupsi odontoma. Odontoma sering diasosiasikan dengan
gigi impaksi dan kegagalan gigi permanen untuk erupsi. Odontoma secara umum terlihat
berukuran kecil, tunggal, atau dengan banyak lesi radiopak terdeteksi selama pemeriksaan
radiografi rutin yang bisa jadi mengakibatkan gangguan erupsi gigi, seperti impaksi,
keterlambatan erupsi, atau retensi gigi sulung. Walaupun jarang, ada kemungkinan terjadinya
erupsi spontan odontoma dalam rongga mulut yang mengakibatkan rasa sakit dan inflamasi
pada jaringan halus yang berdekatan dan dapat disalah artikan sebagai lesi tulang.
2. Studi Kasus
2.1 Kasus 1
Seorang pasien laki-laki berusia 15 tahun dilaporkan dengan keluhan deformitas wajah dan
nyeri pada daerah kiri bawah gigi belakang selama 3 bulan. Rasa nyeri menyerang secara
spontan, mereda, berselang, tidak menyebar, memburuk saat mengunyah dan berkurang
dengan sendirinya setelah beberapa menit. Riwayat gigi dan medisnya tidak signifikan.
Pemeriksaan ekstra oral mengungkapkan deformitas wajah pada sisi kiri bawah wajah, tidak
lembut, keras seperti tulang, dengan permukaan halus dan mandibula biasa. Pembengkakan
meluas dari bagian kiri mandibula ke daerah ramus, kecuali perbatasan bawah mandibula.
Tonjolan pembengkakan berukuran 3 cm. Pemeriksaan intraoral mengungkapkan massa
coklat kekuningan berbentuk ireguler, kurang lebih berdimensi maksimum 3 cm pada area
molar kiri. Premolar kedua dan semua molar permanen tidak ditemui. Mukosa disekitarnya
meradang. Pada palpasi, massa berwarna coklat mempunyai konsistensi sekeras tulang dan
ditutupi kalkulus. Plat Buccal dan lingual kortikal meluas. Hasil radiografi panoramik
mengungkapan area yang terlihat radiopak dan radiolusen kurang lebih berbentuk persegi
dengan diameter maksimum 3,5 cm pada area mandibular molar kiri, struktur internalnya
sebagian besar radiopak memperlihatkan massa ireguler jaringan kalsifikasi dengan tingkat
radiolusensi yang bervariasi. Mandibular molar pertama dan premolar terimpaksi serta molar
kedua dan ketiga tidak ditemukan. Perbatasan bawah rahang bawah sangat tipis dan utuh.
Odontoma kompleks terdiagnos, pasien diberi tindakan anastesi umum, pemotongan
intraoral horizontal dan pemotongan anterior vertical diberikan pada mukosa alveolar,
odontoma dienukleasi bersamaan dengan molar pertama, penutupan primer dilakukan dan
proses penyembuhan berjalan dengan lancar (Gambar 1-5).
2.2 Kasus 2
Seorang pria dilaporkan dengan rasa nyeri dan pembengkakan di sisi kanan rahang bawah.
O/E menunjukkan molar pertama kanan hilang, pembengkakan yang lunak terdapat pada RT
mukosa buccal. OPG terlihat berukuran sekitas 2 cm x 1 cm. pasien didiagnosa odontoma
kompleks dan odontoma dihilangkan dengan pendekatan intraoral dengan anastesi lokal
(Gambar 6-8).
Gambar 1. Foto pra operasi menunjukkan sisi kiri wajah yang tidak simetris
Gambar 2. Foto pra operasi radiograf menunjukkan odontoma dengan gigi impaksi
2.3 Kasus 3
Seorang pasien laki-laki berusia 18 tahun dilaporkan dengan keluhan hilangnya pada rahang
atas kiri tengah gigi seri dan pembengkakan, tidak ada riwayat nyeri pembengkakan dll. OPG
mengungkap gigi seri tengah terimpaksi dengan struktur radiopak, gigi impaksi bersamaan
dengan struktur yang mennyerupai gigi diangkat secara intraoral dengan anastesi lokal,
histopatologi mengkonfirmasi adanya odontoma compound (Gambar 9-13).
2.4 Kasus 4
Seorang wanita usia 24 tahun dilaporkan ke departemen bedah mulut dan maksilofasial
dengan keluhan gigi yang hukang pada sisi kanan bawah daerah posterior. O/E seperti
struktur gigi kecil terlihat. OPG mengungkap beberapa struktur menyerupai gigi dikelilingi
oleh batas radiolusen dengan RT impaksi premolar pertama impaksi, odontoma compound
terdiagnosa. Pasien diberi tindakan anastesi lokal, secara intraoral, flap tiga sisi dinaikkan, 10
struktur menyerupai gigi dicabut. Premolar pertama impaksi dicabut. Luka dijahit (Gambar
14-16).
3. Hasil
Diantara 4 kasus, dua orang pria berusia dibawah 20 tahun, salah satunya dengan erupsi
odontoma kompleks berukuran sekitar 3 cm x 5 cm dengan impaksi molar pertama, premolar
kedua, hilangnya kedua dan ketiga molar dari radiograf dan satunya lagi mempunyai
odontoma compound kecil berukuran 2 cm x 2cm.
2 kasus berusia antara 20 dan 50 tahun, seorang pasien wanita berusia 24 tahun dengan
odontoma compound dan pasien laki-laki berusia 45 tahun dengan odontoma kompleks.
Semua pasien didiagnosa dengan pemeriksaan radiografik.
Pasien odontoma compound asimptomatik (tidak ada gejala), sedangkan pasien odontoma
kompleks mengeluh rasa nyeri dan pembengkakan, keduanya terjadi di dalam rongga mulut.
Diantara 4 pasien, satu berjenis kelamin perempuan dan ketiga lainnya ada laki-laki.
Tiga lesi terdapat pada daerah mandibula posterior, dua odontoma kompleks dan 1
odontoma compound, sedangkan satu odontoma compound terletak pada daerah maksilari
anterior.
Dua odontoma berada di sisi kana (1 kompleks, 1 compound), satu odontoma kompleks besar
di sisi kiri mandibula, dan satu odontoma compound terdapat pada daerah maksilari anterior.
Semua odontoma, berukuran besar maupun kecil dirawat dengan pendekatan intra oral.
Penyembuhan terlihat pada tindakan primer dan berjalan dengan lancar.
Tiga kasus ditangani dengan anastesi lokal dan satu lesi besar diangkat dengan anastesi umum
Gambar 9. Foto pra operasi menunjukkan gigi seri tengah yang hilang
Gambar 10. I.O.P.A memperlihatkan gigi seri impaksi dengan odontoma
Gambar 11. OPG menunjukkan gigi seri tengah impaksi dan odontoma
Gambar 12. Menunjukkan pembukaan intra operatif pada gigi seri tengah
Gambar 14. OPG menunjukkan odontoma (beberapa seperti struktur gigi normal) dan gigi
impaksi
Tidak ada predileksi gender untuk odontoma namun, terdapat kontroversi yang cukup besar
mengenai distribusi gender. Beberapa penelitian menunjukkan odontoma secara umum lebih
sering terjadi pada wanita daripada laki-laki, yang lain menganggap lesi-lesi ini terdistribusi
secara kurang lebih sama pada kedua gender. Iatrous et. al. dan Yadav et. al. menunjukkan
prediksi kejadian pada laki-laki yang mirip dengan penelitian ini dimana perbandingan laki-
laki dan wanita adalah 3:1
Beberapa kasus menunjukkan bahwa mayoritas odontoma terdiagnosa pada 2 dekade awal
hidup seseorang, mirip dengan penelitian ini dimana tiga pasien didiagnosa diusia 20 dan 30-
an, odontoma dapat ditemui dalam usia berapapun namun, kurang dari 10% ditemukan pada
usia lebih dari 40 tahun, sama dengan kasus dalam penelitian ini yaitu usia 45 tahun.
Beberapa penelitian lain melaporkan korelasi antara usia pasien dan tipe odontoma
menunjukkan lesi compound lebih sering ditemui pada pasien usia muda, yang didukung oleh
penelitian ini. Odontoma compound ditemui pada dua pasien berusia antara 18 hingga 24
tahun.
Beberapa studi kasus mendokumentasikan bahwa mayoritas keseluruhan odontoma lebih
sering terjadi pada sisi kanan rahang, juga didukung oleh riset ini dengan dua pasien
odontoma terletak pada sisi kanan, satu di sisi kiri mandibula posterior dan satu di daerah
anterior.
Odontoma besar diasosiasikan dengan gangguan lokal seperti keterlambatan erupsi gigi
permanen dan pertumbuhan lesi kista, kista destigerous. Kasus yang jarang terjadi ialah
odontoma dapat membentuk jaringan lesi halus atau perifer dimana mereka muncul di luar
tulang alveolar dan mungkin mengelupas atau mengerupsi. Kasus pertama pada erupsi
odontoma dijelaskan pada tahun 1980 oleh Rumel et.al.
Sejauh pengetahuan kami, hanya 20 kasus didokumentasikan dalam literatur. Dari 20 kasus
odontoma erupsi yang dilaporkan, 9 kasus adalah odontoma compound, 11 lainnya ialah
odontoma kompleks. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri, inflmasi jaringan lunak yang
berdekatan, atau infeksi yang berhubungan dengan supurasi. Mekanisme odontoma erupsi
dapat dikatakan berbeda dari erupsi gigi dikarenakan kurangnya ligament periodontal dan
akar pada odontoma. Oleh sebab itu, gaya atau tenaga yang dibutuhkan untuk memindahkan
odontoma tidak berkaitan dengan kontraktilitas fibroblast, selayaknya kasus pada gigi.
Meskipun tidak ada pembentukan akar pada odontoma, membesarnya ukuran odontoma
dapat mengakibatkan sekuestrasi tulang yang ada diatasnya, sehingga terjadi pergerakan
oklusal atau erupsi. Membesarnya ukuran odontoma seiring berjalannya waktu juga dapat
menghasilkan gaya yang cukup untuk mengakibatkan resorpsi tulang. Hal ini mirip dengan
dua kasus dalam penelitian ini dimana erupsi terjadi pada rongga mulut pada daerah posterior
dan ditandai dengan inflamasi dan rasa nyeri.
Walaupun secara umum odontoma tanpa bergejala, indikasi klinis dapat disertai dengan
retensi dari gigi desidui, tidak adanya erupsi gigi permanen, rasa nyeri, perluasan tulang
kortikal dan perpindahan gigi. Dalam hal ini, rasa nyeri dan tidak adanya gigi dapat terlihat.
Adanya rasa nyeri dapat disebabkan oleh infeksi sekunder (dikarenakan odontoma terjadi
sangat dekat engan mukosa alveolar) yang mana dapat terjadi karena pergantian tulang oleh
sejumlah jaringan keras avascular.
Kompleks odontoma lebih sering terjadi pada gigi yang tidak erupsi, bertentangan dengan apa
yang ditemukan dalam odontoma kompleks dan compound yang diasosiasikan dengan gigi
yang tidak erupsi.
Penemuan sering terjadi dikarenakan oleh pemeriksaan radiografi dalam kasus gigi permanen
yang tidak erupsi atau gigi desidui yang bertahan, yang mirip dengan penelitian ini yaitu gigi
terimpaksi muncul pada 3 dari 4 kasus.
Etiologi odontoma belum diketahui namun factor genetic dan penyebab dari lingkungan
seperti trauma dan infeksi telah dikemukakan. Lopez Areal menyimpulkan bahwa luka atau
cedera yang terjadi pada masa kecil kemungkinan besar akan menyebabkan odontoma.
Hitchin berpendapat bahwa odontoma diperoleh melalui keturunan dikarenakan mutasi gen
atau interferensi pascakelahiran dengan kontrol genetis pertumbuhan gigi.
Perawatan meliputi enukleasi odontoma sempurna secara intraoral kecil maupun besar,
seluruh pasien menunjukkan penyembuhan yang baik, berkebalikan dengan Vibhasingh et.
al. yang mengangkat sebuah odontoma besar dengan pendekatan submandibular
5. Simpulan
Odontoma dapat menjadi salah satu penyebab rasa nyeri orofacial dan pembengkakan. Ada
asosiasi era antara odontoma gigi permanen terimpaksi yang ditunjukkan dalam ketiga kasus
di atas. Selalu ada resiko kerusakan tulang yang dapat menyebabkan fraktur patologis jika lesi
tidak ditangani. Pendekatan intraoral lebih baik daripada ekstraoral dalam proses
pengangkatan odontoma kecil/besar, dengana begitu mencegah terjadinya bekas luka yang
tidak diinginkan oleh para remaja untuk alasan kecantikan. Maka dari itu, peneliti
merekomendasikan pendekatan intraoral untuk menghilangkan odontoma berukuran kecil
maupun besar.