You are on page 1of 3

TINJAUAN PUSTAKA

Diagnosis dan Tatalaksana Ruptur Uretra


Christopher Kusumajaya
Departemen Ilmu Bedah,
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Ruptur uretra merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan urologi karena adanya trauma lain yang lebih mengancam nyawa. Pemeriksaan
radiologi memiliki peran penting dalam diagnosis. Penatalaksanaan yang terlambat dan tidak tepat akan mengurangi kualitas hidup dan
meningkatkan mortalitas.

Kata kunci: Kateterisasi, ruptur uretra, trauma, trauma urogenital

ABSTRACT
enitourinary trauma is often overlooked in the setting of acute trauma; other more life-threatening injuries often take precedence for immediate
management. Radiology imaging plays a key role in diagnosis. Rapid diagnosis and appropriate management is crucial in limiting mortality and
morbidity. Christopher Kusumajaya. Diagnosis and Management of Urethral Rupture.

Keywords: Catheterization, genitourinary trauma, trauma, urethral rupture

EPIDEMIOLOGI KLASIFIKASI PATOFISIOLOGI


Cedera saluran kemih memiliki proporsi 10% Klasifikasi sesuai dengan anatomi dan Trauma dengan fraktur pelvis sebagian
dari seluruh kasus trauma.1 Trauma uretra derajatnya. Secara anatomi uretra dibagi besar disertai trauma uretra posterior.5,6 Pada
mencakup 4% dari seluruh trauma saluran menjadi 2 bagian, yaitu uretra posterior dan kasus trauma uretra posterior, uretra pars
kemih, terutama disebabkan fraktur pelvis anterior. Disebut trauma uretra posterior jika membranasea atau pars prostatika merupakan
pada kecelakaan lalu lintas dan kasus jatuh terjadi proksimal dari membran perineal pada bagian prostat yang ruptur. Fraktur pelvis
dari ketinggian. Lebih panjangnya uretra uretra prostatika atau uretra membranasea, menembus lantai pelvis dan sfingter volunter,
pada laki-laki, menyebabkan kasus trauma sedangkan trauma uretra anterior melingkupi dan robekan ligamen puboprostatik akan
uretra lebih sering pada laki-laki. Sejumlah uretra bulbar dan pendulosa sampai ke fosa merobek uretra membranosa dari apeks
65% kasus merupakan ruptur komplit dan navikularis.1 prostat.6 Kemudian akan terbentuk hematoma
35% inkomplit.1,2 Trauma saluran kemih di retropubis dan perivesika.1
bawah dapat membahayakan jiwa ataupun Menurut derajatnya, ruptur uretra dibagi
berdampak pada kualitas hidup.1 Pemeriksaan menjadi ruptur inkomplit dan ruptur komplit. Pada kasus straddle injury terjadi trauma
yang efektif dan efisien, serta penatalaksanaan Klasifikasi oldman digunakan untuk tumpul daerah perineum, bagian uretra
yang cepat dan tepat penting untuk menentukan derajat trauma uretra.3 yang ruptur adalah uretra pars bulbosa,7
menurunkan mortalitas dan morbiditas. karena tekanan objek dari luar menyebabkan

ETIOLOGI Tabel. Klasifikasi trauma uretra menurut oldman2


Trauma uretra dapat disebabkan trauma Tipe Deskripsi Temuan pada Uretrografi Retrograd
tumpul, trauma tajam, atau trauma iatrogenik.3 1 Uretra posterior teregang, masih intak Elongasi uretra posterior tanpa ekstravasasi
Pada 20% kasus fraktur penis juga dapat 2 Uretra posterior ruptur parsial atau komplit, di atas Ekstravasasi kontras pada uretra posterior tidak sampai
ditemukan ruptur uretra, terutama uretra diafragma urogenital leher buli atau diafragma urogenital
3 Ruptur parsial atau komplit dari uretra melewati Ekstravasasi kontras pada uretra membranosa sampai
bagian pendulosa.4,5 Trauma tajam paling diafragma urogenital, uretra posterior dan anterior atas dan bawah diafragma urogenital, leher buli intak
sering disebabkan oleh luka tembak dan terkena (jenis tersering, >2/3 kasus)
luka tusuk. Tercatat 75% kasus fraktur pelvis 4 Cedera leher buli dengan ekstensi hingga uretra Ekstravasasi kontras ekstraperitoneal dari uretra
proksimal proksimal dan leher buli. Kontras mencapai fascial
disertai ruptur uretra.5 Trauma iatrogenik planes ekstraperitoneal di pelvis dan perineum
tersering pada instrumentasi endoskopi dan 4a Ruptur basal buli tanpa uretra posterior Ekstravasasi kontras dari dasar buli sampai di bawah
pemasangan kateter uretra. Penyebab trauma uretra posterior, menyerupai cedera uretra
uretra lainnya adalah perilaku seksual, fraktur 5 Uretra anterior ruptur parsial atau komplit Ekstravasasi kontras dari uretra anterior di bawah
diafragma urogenital
penis, dan stimulasi intralumen uretra.2,4
Alamat Korespondensi email: topherjaya@yahoo.com

340 CDK-264/ vol. 45 no. 5 th. 2018


TINJAUAN PUSTAKA

kompresi uretra bulbosa dengan simfisis TATALAKSANA Trauma Tajam


pubis sehingga terjadi kontusio atau laserasi Tatalaksana awal kegawatdaruratan bertujuan Trauma tajam uretra anterior ditatalaksana
dinding uretra.6,8 untuk menstabilkan kondisi pasien dari dengan tindakan operasi secepatnya berupa
keadaan syok karena perdarahan; dapat eksplorasi dan rekonstruksi.11 Eksplorasi segera
DIAGNOSIS berupa resusitasi cairan dan balut tekan dilakukan pada pasien yang stabil, laserasi,
Evaluasi lanjutan untuk mencari cedera pada lokasi perdarahan.5 Pemantauan harus atau luka tusuk kecil yang hanya memerlukan
uretra dianjurkan pada semua pasien trauma dilakukan pada hidrasi agresif. Selanjutnya, penutupan uretra sederhana. Defek sebesar
multipel, terutama yang jika ada darah di drainase urin harus segera dilakukan 2-3 cm di bulbar uretra atau sampai 1,5 cm
meatus, hematom/ekimosis penis/perineal, karena ketidakmampuan berkemih.11 pada uretra pendulosa ditatalaksana dengan
retensi urin, distensi kandung kemih, dan Pemantauan status volume serta drainase anastomosis. Pada defek yang besar atau
riwayat trauma (straddle injury).6,9 Pemeriksaan urin membutuhkan pemasangan kateter yang disertai dengan infeksi (luka gigitan),
fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan uretra, namun pemasangan kateter uretra tatalaksana berupa marsupialisasi dilanjutkan
colok dubur; selain untuk menemukan prostat masih kontoversial mengingat risiko ruptur dengan rekonstruksi dengan graft atau flap
letak tinggi yang menandakan adanya ruptur inkomplit menjadi komplit karena prosedur setelah 3 bulan. Semua pasien dilakukan
uretra, juga dapat menyingkirkan cedera pemasangannya. Diversi dengan kateter kateter suprapubik.5
rektal.9,10 suprapubik lebih disarankan.6
Trauma Uretra Posterior Laki-Laki
Pemeriksaan radiologis uretrografi retrograd
Trauma Tumpul
(RU ) direkomendasikan karena dapat
Pada kasus trauma uretra posterior pada laki-
menunjukkan derajat ruptur uretra, parsial atau
laki, tidak dilakukan tindakan eksplorasi dan
komplit, serta lokasinya, baik anterior maupun
rekonstruksi dengan anastomosis karena
posterior, sehingga dapat menentukan pilihan
tingginya angka striktur, inkontinensia,
tatalaksana akut drainase kandung kemih.5,11
dan impotensi setelah tindakan. Pada
Pemeriksaan RU merupakan pemeriksaan
cedera uretra posterior, penting dibedakan
awal, dilakukan dengan injeksi 20-30 mL
antara ruptur komplit dan inkomplit untuk
materi kontras sambil menahan meatus
menentukan penatalaksanaan berikutnya.
tetap tertutup, kemudian balon kateter
Pada ruptur inkomplit, pemasangan kateter
dikembangkan pada fosa navikularis.6 RU
suprapubik atau uretra merupakan pilihan,
dapat mengidentifikasi lokasi cedera. Ruptur
cedera dapat sembuh sendiri tanpa jaringan
inkomplit ditandai ekstravasasi uretra saat
parut yang signifikan. Pada ruptur komplit
buli terisi penuh, sedangkan ruptur komplit
penatalaksanaan berupa realignment,
ditandai ekstravasasi masif tanpa pengisian
eksplorasi, rekonstruksi, dan pemasangan
buli.9 Ekstravasasi dapat terlihat hanya di
kateter suprapubik. Jangka waktu 3-6 bulan
badan korpus jika fasia Buck s masih intak, dan
dianggap cukup untuk menunda operasi
akan terlihat hingga ke skrotum, perineum,
sambil menunggu terbentuknya jaringan
dan abdomen anterior jika fasia Buck s telah
parut yang stabil dan penyembuhan luka.1
robek.6 Uretroskopi juga dapat menjadi
pilihan yang baik karena berfungsi diagnostik
Tindakan berdasarkan saatnya dibagi menjadi
ataupun terapeutik pada cedera uretra akut.
„ Segera <48 jam setelah trauma
Uretroskopi menjadi pilihan pemeriksaan
„ Primer ditunda 2 hari- 2 minggu setelah
pertama pada kasus fraktur penis dan pada
trauma
pasien perempuan.5
„ Ditunda >3 bulan setelah trauma.5
Gambar 2. (a) Ruptur uretra posterior dan (b) Ruptur
uretra anterior6 Trauma Tajam
Eksplorasi segera melalui retropubis
Trauma Uretra Anterior Laki-Laki dilanjutkan dengan perbaikan primer atau
Trauma Tumpul realignment endoskopik dilakukan setelah
Pada kasus trauma tumpul, penatalaksanaan pasien dalam kondisi stabil, dan pada ruptur
akut hanya dengan sistostomi suprapubik komplit yang disertai cedera leher buli
atau kateterisasi uretra untuk diversi urin.12 atau rektal.12 Stenosis uretra anterior dapat
Uretroplasti segera tidak diindikasikan, karena terbentuk walaupun realignment endoskopik
pada kasus trauma tumpul uretra anterior berhasil.13
sering disertai kontusio spongiosal yang
menyulitkan debridemen dan penilaian Pada pasien tidak stabil atau gagal operasi,
anatomi jaringan sekitar.5 Tindakan uretroplasti EAU dan AUA merekomendasikan diversi
Gambar 1. Ekimosis pada penis, skrotum, dan
dapat dilakukan setelah 3-6 bulan.1 suprapubik dilanjutkan dengan tindakan
perineum4

CDK-264/ vol. 45 no. 5 th. 2018 341


TINJAUAN PUSTAKA

uretroplasti.6 Uretroplasti dilakukan tidak lebih PROGNOSIS di Unit awat Daurat. Diagnosis cepat dengan
dari 14 hari setelah trauma untuk mencegah Ruptur uretra parsial dapat ditatalaksana mengingat trias gejala darah di meatus uretra,
diversi suprapubik yang terlalu lama. secara konservatif dengan pemasangan retensi urin akut, dan ketidakmampuan
Uretroplasti dapat dilakukan dalam 2 minggu kateter uretra atau suprapubik dan memiliki berkemih menjadi pedoman untuk
setelah trauma, jika defek pendek dan pasien risiko striktur lebih rendah. Sebaliknya, ruptur pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan
dapat diposisikan litotomi.13 uretra komplit ditatalaksana dengan tindakan radiologis terpilih berupa RU . Penting untuk
operatif berupa realignment endoskopik atau menentukan klasifikasi trauma uretra anterior
Trauma Uretra Perempuan uretroplasti, dan memiliki risiko tinggi striktur atau posterior dan derajat komplit atau
Pada pasien perempuan dengan ruptur uretra.3 Jika terbentuk striktur uretra, harus inkomplit. Tatalaksana akut drainase kandung
uretra, penatalaksanaan setelah keadaan dilakukan uretrotomi atau dilatasi uretra.12 kemih harus segera dilakukan dengan pilihan
stabil. Operasi rekonstruksi retropubis untuk terbaik suprapubik sistostomi karena dapat
uretra, buli, dan lantai pelvis jika cedera leher SIMPULAN mencegah perluasan trauma dan risiko striktur
buli atau uretra proksimal. Jika cedera pada Ruptur uretra merupakan kasus uretra.
uretra bagian distal, operasi penjahitan dapat kegawatdaruratan urologi yang sering
dilakukan transvaginal.5,9 terlewatkan pada kasus-kasus trauma multipel

DAFTAR PUSTAKA
1. aid U , Bayne DB, Harris CR, Alwaal A, McAninch J , Breyer BN. Penetrating trauma to the ureter, bladder, and urethra. Curr Trauma Rep. 2015;1 119-24.
2. Lehnert BE, Sadro C, Monroe E, Moshiri M. Lower male genitourinary trauma A pictorial review. Emerg Radiol. 2014;21(1) 67-74. doi 10.1007/s10140-013-1159-z.
3. Elgammal MA. Straddle injuries to the bulbar urethra Management and outcome in 53 patients. International Braz J Urol. 2009;35(4) 450-8.
4. Chiu HC, Chang CH, Hsieh PF. Isolated urethral rupture related to sexual intercourse in male and literature review. 2015;12(6) 2462-4.
5. Lumen N, Kuehhas FE, Djakovic N, Kitrey ND, Serafetinidis E, Sharma DM, et al. Review of the current management of lower urinary tract injuries by the EAU trauma
guidelines panel. Eururo. 2015;6023 1-5.
6. Bent C, Iyngkaran T, Power N, Matson M, Hajdinjak T, Buchholz N, et al. Urological injuries following trauma. Clinical Radiology 2008;63 1361-71.
7. Srinivasa RN, Akbar SA, Howells A. enitourinary trauma A pictorial essay. Emerg Radiol. 2009;16 21-33.
8. Alwaal A, aid UB, Blaschko SD, Harris CR, aither T , McAninch J , et al. The incidence, causes, mechanism, risk factors, classification, and diagnosis of pelvic
fracture urethral injury. Arab Journal of Urology. 2015;13 2-6.
9. Bryk DJ, hao LC. uidline of guidelines A review of urological trauma guidelines. BJU Int. 2016;117 226-34.
10. Morey AF, Brandes S, Dugi DD, Armstrong JH, Breyer BN, Broghammer JA, et al. Urotrauma AUA guideline. Jurology 2014;192 1-9.
11. Ramchandani P, Buckler PM. Imaging of genitourinary trauma. AJR. 2009;192 1514-23.
12. Summerton DJ, Djakovic N, Kitrey ND, Kuehhas FE, Lumen N, Serafetinidas E, et al. uidelines on urological trauma. Eur Urol. 2012;62(4) 628-39.
13. Mundy AR, Andrich DE. Urethral trauma. BJUI. 2011;108 630-50.

342 CDK-264/ vol. 45 no. 5 th. 2018

You might also like