Professional Documents
Culture Documents
Sebagai Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan
Olahraga (Kemenpora).
d) Lisa Lukitawati
Sebagai Direktur dari CV Rifa Medika
e) Andi Zulkarnain Anwar alias Andi Zulkarnain Mallarengeng alias Choel
Sebagai Presiden Direktur PR FOX Indonesia.
f) Anas Urbaningrum
Sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat tahun 2009.
g) Muhammad Nazaruddin
Muhammad Nazaruddin dipilih sebagai anggota Banggar DPR periode 2009-2014
dari Fraksi Partai Demokrat dan pada tahun 2010 diangkat Bendahara Umum Partai
Demokrat.
2. Pelaku Lainnya Kasus Hambalang
a) PT Metaphora Solusi Global (PT MSG)
Perusahaan yang bergerak dibidang arsitektur dan memenangkan konsep masterplan
dari proyek Hambalang.
b) Mahyuddin NS
Menjabat sebagai ketua komisi X DPR RI. Ia juga pernah menjabat
c) Angelina Sondakh
Anggota DPR RI periode 2004-2009 dan 2009-2014 sebagai Badan Anggaran
(Banggar) dari partai Demokrat.
d) Mirwan Amir
Anggota DPR untuk periode 2009-2014 sebagai anggota Banggar.
e) Wayan Koster
Sebagai anggota komisi X dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
f) Kahar Muzakir
Anggota DPRD komisi X wilayah Sumatera Selatan II yang menangani masalah
Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian dan Kebudayaan.
g) Juhaeeni Alie
Sebagai anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat.
h) Mardiyana Indra Wati
Suhita Whini Setyahuni - 120301174200059
Akuntansi Forensik – Analisis Kasus Hambalang
Maksi 38-A
Sebagai anggota komisi X DPR RI dan anggota Kelompok Kerja (Pokja) Proyek
Hambalang.
i) Saul Paulus David Nelwan
Seorang pengusaha dalam kasus hambalang hanya menjadi saksi karena meminta
uang Rp 600 juta dari PT Adhi Karya atas perintah dari Wafid Muharam.
j) Ida Bagus Wirahadi
Anggota dari Fraksi Partai Amanat Nasional
k) Poniran
PT Adhi Karya
Pihak konstruksi BUMN untuk proyek Hambalang dengan pihak yang
terkait :
a. Teuku Bagus Mukhamad Noor (sebagai Kepala Divisi Konstruksi Jakarta I)
b. M Arief Taufiqurahman (sebagai Manajer Pemasaran sekaligus Fasilitator dari Teuku
Bagus Mokhamad Noor)
c. Muhammad Tamzil (Fasilitator dari Teuku Bagus Mokhamad Noor dan M Arief
Taufiqurahman)
d. Indrajaja Manopol ( Sebagai Direktor Operasi)
PT Wijaya Karya (Wika)
Perusahaan BUMN yang bergerak dibidang konstruksi yang bekerja sama (KSO) dengan PT
Adhi Karya.
a. Mohammad Fakhruddin.
Sebagai staf khusus Menpora
b. Mahfud Suroso
Direktur PT Dutasari Citralaras
c. PT Grup Permai
Perusahaan milik M Nazaruddin
d. PT Global Daya Manunggal (GDM)
Perusahaan subkontraktor untuk pekerjaan struktur, arsitektur asrama junior putra-
putri dan Gedung Olah Raga (GOR) Serbaguna.
e. PT Duta Graha Indah (DGI)
Perusahaan milik Nazaruddin yang bergerak dibidang konstruksi.
Suhita Whini Setyahuni - 120301174200059
Akuntansi Forensik – Analisis Kasus Hambalang
Maksi 38-A
Selaku Kepala Dinas Tata Bangunan dan Permukiman Kabupaten Bogor yang
membantu Bupati Bogor dalam menerbitkan Site Plan atas rencana pembangunan
P3SON berlokasi di Desa Hambalang.
5. Achmad A Ardiwinata alias AAA
Selaku PPK kegiatan studi Amdan tahun 2007.
6. Inisal DN
Selaku Direktur PT CKS
b. Dalam proses sertifikasi tanah
1. Joyo Winoto alias JW
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait sertifikasi tanah Hambalang.
Menandatangani SK Hak Pakai untuk Kemenpora atas tanah Hambalang.
2. Managam Manurum alias MM
Selaku Sestama sekaligus Plt Deputi II BPN Memerintahkan LAW untuk
menyerahkan SK Hak Pakai kepada orang yang tidak berhak menerima dan tidak
menandatangani RPD mutakhir meskipun merubah RPD dengan memasukkan
pernyataan pelepasan hak.
3. Binsar Simbolon alias BS
Selaku Direktur Pengaturan dan Pengadaan Tanah Pemerintah BPN memerintahkan
staf untuk menyisipkan surat pernyataan Probosutedjo yang diduga palsu dalam RPD.
4. Erna Widayati alias EW
Selaku staf pengolah data Deputi II BPN atas perintah Kasie, Kasubdit, dan Direktur
menyisipkan surat pernyataan Probosutedjo yang diduga palsu, dalam RPD sehingga
SK Hak Pakai dapat ditandatangani.
5. Luki Ambar Winarti alias LAW
Selaku Kabagian Persuratan BPN menyerahkan SK Hak Pakai kepada orang yang
tidak berhak menerima.
c. Dalam proses persetujuan kontrak tahun jamak dan penyusunan anggaran
1) Agus DW Martowardojo
Selaku Menteri Keuangan
2) Anny Ratnawati alias AR
Selaku Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan
Suhita Whini Setyahuni - 120301174200059
Akuntansi Forensik – Analisis Kasus Hambalang
Maksi 38-A
Selaku staf PT CCM memasukkan dokumen prakualifikasi dan mengisi daftar hadir
pemasukkan dokumen prakualifikasi atas nama perusahaan-perusahaan pendamping.
14) Malemteta Ginting alias MG
Selaku staf PT CCM sekaligus Team Leader Manajemen Konstruksi menerima hasil
evaluasi rekanan konstruksi dari KS dan menyerahkan hasilnya kepada Panitia
Pengadaan untuk dibuatkan Berita Acara.
15) Teguh Suhanta alias TS
Selaku PT Adhi Karya mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi prakualifikasi
dokumen penawaran pekerjaan konstruksi yang memenangkan PT AK
15) Kushadi alias KS
Selaku staf PT Adhi Karya bersama Da membawa dokumen penawaran peserta lelang
konstruksi untuk dievaluasi di Hotel Aston, dan kemudian memberikan hasil
evaluasinya kepada MG.
e. Dalam proses pencairan uang muka
R Isnanta alias RI
Selaku Kabag Keuangan Kemenpora menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM)
sebesar Rp 217.137.547.103 untuk pembayaran uang mukan oleh KPPN melalui
SP2D kepada rekanan pelaksana meskipun pekerjaan belum dilaksanakan oleh
rekanan dan bukti pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan belum diverifikasi oleh
pejabat yang berwenang.
f. Dalam proses pelaksanaan pembangunan konstruksi
R Isnanta alias RI
Selaku pantia Pemeriksa/Penerima Pengadaan Barang/Jasa pada Pembangunan
Lanjutan P3SON Hambalang melalaikan kewajibannya memeriksa pekerjaan fisik
dan infrastruktur proyek untuk pembayaran tahun 2010.
B. FRAUD PRINCIPLE
B.1 Fraud Triangle
Unsur fraud triangle yang terdapat dalam kasus Hambalang adalah :
Pressure : Desakan dari keluarga dan rekan-rekan terdekat Menpora, Andi
Mallarangeng, serta pola pikir bahwa mempunyai posisi atau jabatan dalam
pemerintahan seharusnya digunakan untuk memperkaya diri (self-interest) . Hal ini
Suhita Whini Setyahuni - 120301174200059
Akuntansi Forensik – Analisis Kasus Hambalang
Maksi 38-A
Mallarangeng, sudah satu tahun menjabat Menpora tapi belum dapat apa-apa. Maksud ucapan
Choel diperjelas oleh Mohammad Fakhruddin staf khusus Menpora yang menanyakan ke
Wafid tentang kesiapan memberi fee sebesar 18% kepada Choel untuk pekerjaan
pembangunan proyek Hambalang," Selanjutnya, dilakukan pertemuan di ruangan Menpora
yang dihadiri Wafid, Deddy, Choel, Fakhruddin dan Arief dari PT Adhi Karya.
Bribery (Penyuapan)
Kecurangan lelang (bid rigging) kecurangan yang dilakukan dengan berbagai cara untuk
memenangkan penyedia barang/jasa tertentu yang dilatarbelakangi akan adanya pemberian
sesuatu yang bernilai dari penyedia yang dimenangkan. Hal ini dapat dilihat dari skema fraud
yang dilakukan oleh PT Adhi Karya yang menggelontorkan dana terima kasih senilai Rp 100
miliar, karena telah dimenangkan dalam pemilihan vendor P3SON. Biaya Proses perizinan
dan sertifikai tanah melalui proses suap ke Pemkab Bogor sebesar Rp10 Miliar.
Illegal Gratitude (Gratifikasi)
Gratifikasi yang diterima Anas berupa mobil Toyota Harrier dari Nazar.
D. RED FLAG
D.1. Common Red Flags
Common red flags yang berkaitan dengan kasus Hambalang adalah:
a. Anomali dalam menyetujui vendor
Pemilihan PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya tidak sesuai prosedur yang ada yaitu
meliputi:
1. Menggunakan standar penilaian yang berbeda dalam mengevaluasi pra kualifikasi
antara PT Adhi Karya/PT Wijaya Karya dengan rekanan lain.
2. Standar untuk PT Adhi Karya/PT Wijaya menggunakan nilai untuk pekerjaan sebesar
Rp 1,2 triliun sedangkan rekanan lain senilai Rp 262 miliar.
3. Pengumuman lelang dengan infrmasi yang tidak benar dan tidak lengkap.
b. Tidak adanya pengawasan Manajemen untuk persetujuan vendor pihak ketiga.
Penyimpangan dalam penetapan pemenang lelang konstruksi oleh SesKemenpora
telah melampaui wewenangnya dengan menetapkan pemenang lelang untu kpekerjaan
bernilai diatas Rp 50 miliar tanpa memperoleh pelimpahan wewenang dari Menpora
sebagai pejabat yang berwenang menetapkan.
Suhita Whini Setyahuni - 120301174200059
Akuntansi Forensik – Analisis Kasus Hambalang
Maksi 38-A
namun nyatanya DPR menjadi lembaga paling korup berdasarkan survei Global Corruption
Barometer (GCB) yang dirilis Transparency International Indonesia (TII), pada 7 Maret
2017.
F.2.Persepsi Deteksi
Beberapa cara untuk meningkatkan persepsi deteksi meliputi:
Pengawasan (Surveillance)
Idealnya, strategi atau sistem pencegahan melalui mekanisme pengawasan yang efektif itu
mulai bisa diberlakukan sejak proses perencanaan proyek, kelayakan, penghitungan anggaran
proyek, tahap lelang, pelaksanaan atau realisasi proyek hingga tahap memonitor spesifikasi
material proyek. Mekanisme pencegahan sekaligus pengawasan ini sudah bisa diterapkan
berkat dukungan teknologi informasi. Sejumlah perusahaan besar swasta asing menggunakan
teknologi dimaksud sejak perencanaan proyek, kalkulasi anggaran hingga pengontrolan
spesifikasi material proyek. Pada kasus proyek Hambalang yang bermasalah, KPK tentu
menemukan beberapa modus.
Kasus proyek Hambalang mencerminkan lemahnya pengawasan lintas instansi. Lemahnya
koordinasi pengawasan lintas instansi mendorong perilaku tidak peduli pada aspek prudent
(kehati-hatian). Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yakin proyek itu layak
walau tidak didukung penelitian geologi yang kuat. Akibatnya, kendati proyek itu sarat
risiko, anggaran proyeknya disetujui dan dicairkan. Hal ini disebabkan karena adanya kerja
sama dari berbagai pihak, baik DPR, Kementrian, Pemkab, dan swasta untuk melakukan
fraud. Mekanisme fraud yang terjadi menjadi kompleks.
Pada tahap persetujuan dan pencairan anggaran proyek ini, jelas bahwa aspek prudent
diabaikan. Kalau saja pengawasan lintas instansi terkoordinasi dengan efektif, kasus proyek
Hambalang pasti tidak pernah ada.
Surprise Audit
Surprise Audit efektif untuk meningkatkan Persepsi Deteksi. Operasi Tangkap Tangan (OTT)
yang dilakukan KPK akan sangat bermanfaat mencegah sebelum sebuah kejahatan menjadi
besar. OTT KPK dapat sampai ke level Kementrian, dan apabila saat itu KPK datang ke
Kemenpora untuk melakukan audit dadakan, besar kemungkinan kasus Hambalang akan
terungkap lebih cepat.
Suhita Whini Setyahuni - 120301174200059
Akuntansi Forensik – Analisis Kasus Hambalang
Maksi 38-A
antara pejabat yang terkait penyelenggaraan proyek hambalang dengan peserta lelang.
Pemeriksaan ini berguna untuk mencegah terjadinya kolusi didalam lelang sehingga
pemenang lelang ditetapkan dengan cara yang tidak sah.
2. Hasil Audit Reguler Kasus E-KTP