You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok mungkin sudah merupakan hal yang biasa kita lihat dalam lingkungan
kita. Tidak hanya orang dewasa yang dapat mengkonsumsi rokok, tetapi anak usia
sekolah pun sudah mulai banyak menghisap rokok. Hal ini sungguh memprihatinkan
karena bahaya dari rokok tersebut yang dapat menimbulkan berbagai penyakit apalagi
jika racun dalam rokok tersebut ditimbun sejak usia dini. Perlu kita sadari bahwa
menghisap rokok secara rutin dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan mulai
dari yang kecil sampai fatal seperti kanker paru, impotensi dan sebagainya yang sering
kita lihat dalam iklan rokok.

Tingginya angka merokok pada masyarakat akan menjadikan kanker paru sebagai
salah satu masalah kesehatan di Indonesia, seperti masalah keganasan lainnya.
Peningkatan angka kesakitan penyakit keganasan, seperti penyakit kanker dapat dilihat
dari hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang pada 1972 memperlihatkan
angka kematian karena kanker masih sekitar 1,01 % menjadi 4,5 % pada 19901. Data
yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan
yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan,
bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya prognosis penyakit ini
mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika penyakitnya
masih berada dalam stadium awal penyakit.

Biasanya orang mulai menyadari adanya kelainan pada saat menderita batuk
disertai dengan darah segar. Gejala tersebut merupakan akibat dari kanker paru. Di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Kanker Paru beserta akibat yang ditimbulkannya

1
seperti batuk darah, penurunan berat badan dan sebagainya. Semoga makalah ini dapat
menjadi himbauan untuk orang –orang agar menyadari bahaya – bahaya merokok.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah “Kanker Paru” ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui definisi kanker paru


2. Untuk memahami berbagai gejala klinik yang dapat ditimbulkan oleh penyakit
kanker paru
3. Membahas bagaimana kanker paru dapat tumbuh dan menyebabkan gejala
4. Mengetahui berbagai penyebab yang dapat menyebabkan kanker paru
5. Mengetahui berbagai pemeriksaan untuk mendiagnosis kanker paru sejak dini
6. Mengetahui berbagai komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh kanker paru
7. Memahami pengobatan – pengobatan yang dapat diberikan pada pasien
kanker paru berupa medikamentosa maupun non medikamentosa
8. Mengetahui berbagai cara pencegahan agar tidak terkena kanker paru.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batuk Darah

Batuk darah merupakan suatu gejala atau tanda dari suatu penyakit infeksi.
Volume darah yang dibatukkan bervariasi dan dahak bercampur darah dalam jumlah
minimal hingga masif, tergantung laju perdarahan dan lokasi perdarahan. Batuk darah
atau hemoptisis adalah ekspektorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah
laring, atau perdarahan yang keluar melalui saluran napas bawah laring. Batuk darah
lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar sehingga etiologi harus
dicari melalui pemeriksaan yang lebih teliti. Batuk darah masif dapat diklasifikasikan
berdasarkan volume darah yang dikeluarkan pada periode tertentu. Batuk darah masif
memerlukan penanganan segera karena dapat mengganggu pertukaran gas di paru dan
dapat mengganggun kestabilan hemodinamik penderita sehingga bila tidak ditangani
dengan baik dapat mengancam jiwa.

Pembagian derajat batuk darah berdasarkan volumenya :


• Pursel: Derajat 1: bloodstreak
Derajat 2: 1 – 30 ml / 24 jam
Derajat 3: 30 – 150 ml / 24 jam
Derajat 4: 150 – 500 ml / 24 jam
Massive : > 500 ml / 24 jam
• Johnson: Single hemoptysis: < 7 hari
Repeated hemoptysis: > 7 hari
• Frank hemoptysis: darah saja

3
Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai
saluran – saluran kecil alveoli paru – paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh
darah. Umumnya penyebab terjadinya perdarahan sehingga terjadi batuk darah adalah
karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya ikut
sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh
adanya reflek batuk.
Hal – hal yang sering menyebabkan terjadinya batuk darah antara lain :
- Adanya infeksi saluran pernapasan. Di Indonesia, penyakit TBC merupakan
penyebab batuk darah karena infeksi yang paling sering (30%). Diikuti
dengan pneumonia dan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan jamur
(penyakit ini lebih sering diderita oleh orang yang mengalami penurunan
system kekebalan tubuh seperti penderita AIDS)

- KANKER (15%)

- Penyebab lainnya seperti ada trauma saluran pernapasan. Hal ini terutama
lebih sering pada anak –anak yang secara tidak sengaja menelan benda –
benda tajam.

- Penggunaan obat – obatan tertentu seperti obat pembekuan darah.

2.2 Dasar Diagnosis

Secara umum pendekatan cara diagnosis penyakit kanker paru berupa


anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

2.2.1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan dengan wawancara pada penderita atau pekerja mengenai
riwayat pekerjaan, pajanan, dan riwayat penyakit. Selain itu, anamnesis dapat dari data
pajanan dan MSDS. Riwayat merokok merupakan hal yang penting untuk diketahui
karena

4
kebiasaan merokok berkontribusi besar dalam timbulnya penyakit kanker paru.

2.2.2. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan melihat tanda-tanda yang umum seperti
batuk yang retentif, suara napas yang mendecit, dan juga cyanosis di bagian lidah dan
membran mukosa akibat pengaruh sekunder polisitemia. Dari postur, penderita memiliki
kecenderungan overweight. Sedangkan melihat dari usia, kebanyakan penderita berumur
45-60 tahun. Penderita bronkitis kronik juga mengalami perubahan pada jantung berupa
pembesaran jantung, cor pulmonal.

Pemeriksaan fisik yang dapat digunakan untuk mengukur paru-paru antara lain
adalah uji fungsi paru adalah tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan paru-paru
dalam melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Tes ini dilakukan menggunakan alat-alat khusus dan di dalamnya terdapat beberapa
tes, di antaranya:

a. Spirometri
Pengukuran dilakukan menggunakan spirometer. Spirometri merupakan salah satu
evaluasi paru yang sederhana. Fungsi dari spirometri sendiri antara lain untuk
menentukan seberapa baik menerima, menahan, dan menggunakan udara, untuk
memonitor penyakit paru, untuk memonitor keefektifan dari sebuah pengobatan,
untuk menentukan tingkat keparahan sebuah penyakit paru, untuk menentukan
apakah penyakit paru tersebut restriktif (penurunan laju udara) atau obstruktif
(gangguan laju udara).

b. Pengukuran peak flow rate


Peak flow rate (PFR) adalah kecepatan maksimum aliran ekspirasi selama ekshalasi
paksa (WHO, 1992). Uji yang dilakukan mengukur seberapa cepat seseorang dapat
meniupkan udara keluar dari paru-paru. Pada penderita asma atau beberapa
penyakit paru lainnya, besar jalan udara di dalam paru-paru akan semakin mengecil.

5
Hal ini akan menyebabkan melambatnya kecepatan udara yang meninggalkan paru-
paru. Evaluasi ini penting untuk mengevaluasi pengontrolan dari sebuah penyakit.

c. Arterial blood gas (ABG)


Tes darah ini merupakan tes yang digunakan untuk melihat kemampuan paru-paru
menyediakan darah dengan oksigen dan menghilangkan karbon dioksida, dan untuk
mengukur pH darah.

d. Pulse oximetry
Pengukuran dilakukan menggunakan oksimeter. Oksimeter berfungsi untuk
mengukur kadar oksigen di dalam darah.

2.2.3. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes darah CBC (complete blood count)


Pengukuran ini digunakan untuk melihat kenaikan jumlah sel darah merah jika
terdapat hipoksemia kronik. Jumlah sel darah putih akan meningkat jika terdapat infeksi
pada pasien pneumonia.
Identifikasi pasien COPD yang mengalami polycythaemia sangatlah penting karena
hal ini merupakan faktor predisposi kejadian-kejadian yang berhubungan dengan
vaskular.

b. X-ray Dada adalah langkah diagnostik pertama yang paling umum jika gejala-gejala
kanker paru baru mana saja hadir. Prosedur x-ray dada seringkali melibatkan suatu
gambaran dari belakang ke depan dada dan juga gambaran dari sisi.
Terutama, benjolan-benjolan yang mengapur dalam paru-paru atau tumor-tumor jinak
yang disebut hamartomas mungkin teridentifikasi pada suatu x-ray dada dan menirukan
kanker paru.

6
c. CT (computerized axial tomography scan, atau CAT scan) scans mungkin
dilaksanakan pada dada, perut, dan/atau otak untuk memeriksa kedua-duanya tumor yang
menyebar dan tumor primer. Suatu CT scan dada mungkin dipesan ketika x-rays negatif
atau tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang luas atau lokasi dari suatu tumor
Suatu keuntungan dari CT scans adalah bahwa mereka lebih sensitif daripada x-rays dada
standar dalam mendeteksi benjolan-benjolan paru

d. Magnetic resonance imaging (MRI) scans mungkin diusulkan jika detil yang tepat
tentang suatu lokasi tumor diperlukan. Teknik MRI menggunakan kemagnetan,
gelombang-gelombang radio, dan sebuah komputer untuk menghasilkan gambar-
gambar dari struktur-struktur tubuh

e. Positron emission tomography (PET) scanning adalah suatu teknik penggambaran


khusus yang menggunakan unsur-unsur radioaktif yang pendek umur untuk
menghasilkan gambar-gambar berwarna tiga dimensi dari unsur-unsur yang berfungsi
didalam tubuh
PET scans dapat memastikan apakah suatu jaringan tumor tumbuh secara aktif dan dapat
membantu dalam memastikan tipe dari sel-sel dalam suatu tumor tertentu.

f. Bronkoskopi: Dokter memasukkan tabung tipis bercahaya (bronkoskop) melalui


hidung atau mulut ke dalam paru-paru. Dokter mengambil sampel sel dengan jarum,
sikat atau alat lain. Dokter juga bisa membersihkan bagian itu dengan air, untuk
mengumpulkan sel dalam air.

g. Sitologi dahak (sputum): Dahak (sputum) dikeluarkan dari paru-paru.


Laboratorium akan mengambil sampel dahak (sputum) untuk memeriksa apakah ada
sel-sel kanker.

7
h. Thoracentesis: Dokter menggunakan jarum panjang untuk mengeluarkan cairan
(cairan pleural) dari dada. Laboratorium akan memeriksa cairan untuk mencari
apakah ada sel-sel kanker.

Gambar 1.1 Pengenalan Awal Kanker Paru

2.2.4 Metode Surveilans

a. Pekerja
Surveilans merupakan suatu kegiatan yang sistemik untuk mengumpulkan,
membandingkan, menganalisis dan mengintepretasikan data; mendesiminasikan
informasi kepada yang membutuhkan untuk melakukan aksi. Tujuan dari surveilans
adalah untuk melakukan deteksi dini terhadap suatu penyakit. Surveilans kesehatan paru

8
pada pekerja dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat diagnosis seperti
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari pemeriksaan tersebut
dapat dideteksi gangguan respirasi berupa batuk, berdahak, dan sesak menggunakan
kuesioner standar dan pemeriksaan fisik; deteksi gangguan fungsi paru menggunakan tes
spirometri; deteksi kelainan anatomi termasuk fibrosis jaringan paru melalui foto toraks.

Hasil dari surveilans pada pekerja kemudian akan digunakan untuk melakukan
pengendalian. Pengendalian pada penderita bronkitis kronik berupa program promosi,
pencegahan, dan pengendalian.

b. Lingkungan

Surveilans di lingkungan kerja dapat dilakukan melalui tiga tahap rekognisi, evaluasi,
dan pengendalian. Surveilans di lingkungan mengukur variabel-variabel apa saja yang
berkontribusi pada timbulnya kasus kanker paru seperti asap rokok serta iritan-iritan lain
yang terdapat d tempat kerja sesuai dengan karakteristik tempat kerjanya. Bila surveilans
di lingkungan telah dilakukan maka bandingkan hasilnya dengan standar yang ada
(misalnya TLV). Hasil tersebut penting untuk melihat apakah pajanan yang diterima
pekerja besar dan berkontribusi menimbulkan kanker paru. Bila pajanan telah melewati
ambang batas maka harus segera dilakukan pengendalian dapat berupa eliminasi,
substitusi, minimisasi, engineering control, administrative control, dan PPE

9
2.3 Kanker Paru (Working Diagnosis)

a.) Definisi

Kanker Paru-paru, seperti semua kanker-kanker, berakibat dari suatu kelainan


pada unit dasar kehidupan tubuh yaitu sel. Secara normal, tubuh memelihara suatu sistim
dari pemeriksaan-pemeriksaan (checks) dan keseimbangan-keseimbangan (balances)
pada pertumbuhan sel-sel sehingga sel-sel membelah untuk menghasilkan sel-sel baru
hanya jika diperlukan. Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances ini pada
pertumbuhan sel berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel yang
tidak terkontrol yang pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal sebagai suatu
tumor.

Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau ganas; ketika kita berbicara "kanker", kita
merujuk pada tumor-tumor yang dipertimbangkan sebagai ganas.
Karena kanker paru-paru cenderung untuk menyebar, atau metastasize, sangat awal
dalam perjalanannya, ia adalah suatu kanker yang sangat mengancam nyawa dan satu
dari kanker-kanker yang paling sulit dirawat. Karena kanker paru-paru dapat menyebar
ke organ mana saja didalam tubuh, organ-organ tertentu — terutama kelenjar adrenal,
hati, otak, dan tulang — adalah tempat-tempat yang paling umum untuk kanker paru-paru
menyebar.

b.) Penyebab

Merokok

Kejadian kanker paru-paru adalah sangat terkait dengan merokok, dengan kira-kira 90%
dari kanker-kanker paru-paru timbul sebagai akibat dari penggunaan tembakau. Risiko
kanker paru-paru meningkat dengan jumlah rokok-rokok yang dihisap melalui waktu;

10
Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia, banyak darinya
telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau karsinogenik. Dua karsinogenik-
karsinogenik utama didalam asap tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai
nitrosamines dan polycyclic aromatic hydrocarbons.

• Asbestosis

Serat-serat asbes (asbestos fibers) adalah serat-serat silikat (silicate fibers) yang dapat
menetap untuk seumur hidup dalam jaringan paru seiring dengan paparan pada asbes-
asbes. Tempat kerja adalah suatu sumber paparan pada serat-serat asbes yang umum,
Sekarang, penggunaan asbes dibatasi atau dilarang pada banyak negara-negara, termasuk
Amerika. Kedua-duanya kanker paru dan mesothelioma (suatu tipe kanker dari pleura
atau dari lapisan rongga perut yang disebut peritoneum) dikaitkan dengan paparan pada
asbes-asbes

Radon Gas
Radon gas adalah suatu penyebab kanker paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12%
dari kematian-kematian kanker paru diakibatkan oleh radon gas, atau 15,000 sampai
22,000 kematian-kematian yang berhubungan dengan kanker paru setiap tahun di
Amerika, membuat radon penyebab utama kedua dari kanker paru di Amerika

Penyakit-Penyakit Paru
Kehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic obstructive pulmonary
disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko yang meningkat sedikit (empat sampai
enam kali risiko dari seorang bukan perokok) untuk mengembangkan kanker paru bahkan
setelah efek-efek dari menghisap rokok serentak telah ditiadakan

11
Polusi Udara
Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat pembangkit tenaga
(listrik) dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan kanker paru pada individu-
individu yang terpapar.

c.) Epidemiologi

Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru yaitu stadium lanjutan dari Tumor Paru
dan bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Dari jumlah
insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australasia, dan Timur Jauh berada pada
tingkat pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian
mencapai lebih dari 580 ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi masalah
besar di dunia kedokteran.

Kanker paru sulit terdeteksi dan tanpa gejala pada tahap awal. Sel kanker yang
tidak terkendali dalam jaringan paru melakukan reproduksi liar sehingga menyebabkan
tumbuhnya tumor yang menghambat dan menghentikan fungsi paru-paru sebagaimana
mestinya. Besarnya ukuran paru-paru menyebabkan kanker tumbuh bertahun-tahun tak
terdeteksi dan tanpa gejala. penyakit ini baru bisa dideteksi setelah kanker mencapai
stadium lanjut.

d.) Faktor Resiko


• Laki-laki,
• Usia lebih dari 40 tahun
• Perokok
• Tinggal/bekerja di lingkungan yang mengandung zat karsinogen atau polusi
• Paparan industri / lingkungan kerja tertentu
• Perempuan perokok pasif

12
• Riwayat pernah mendapat kanker organ lain atau anggota keluarga dekat yang
menderita kanker paru (masih dalam penelitian).
• Tuberkulosis paru (scar cancer), angka kejadiannya saanat kecil.

Orang-orang yang termasuk dalam kelompok atau terpapar pada faktor risiko di
atas dan mempunyai tanda dan gejala respirasi yaitu batuk, sesak napas, nyeri
dada disebut golongan risiko tinggi (GRT) maka sebaiknya segera dirujuk ke
dokter spesialis paru.

e.) Patofisiologi

Sebab-sebab keganasan pada tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor
lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan risiko terjadi
tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat initiation
yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang
lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.
Initiasi agent biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan
beraksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetic (DNA). Keadaan
selanjutnya akibat keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma
dengan terbentuknya formasi tumor. Hal ini dapat berlangsung lama, minggu bahkan
sampai tahunan.

Serangan berulang Faktor Pertumbuhan


Autokrin

Asap Rokok Oksidan, NNK, Mutasi DNA Kanker


Karsinogen lain

Detoks Metabolis Gen Suppresor


Tumor

Ekresi Apoptosis

Tabel 1.1 Patofisiologi Kanker Paru

13
f.) Gambaran Klinik

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukan gejala-gejala klinis. Bila
sudah menampakan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.

Gejala-gejala dapat bersifat :

1. Lokal (tumor tumbuh setempat);


1. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis;
2. Batuk darah;
3. Mengi karena ada obstruksi saluran napas;
4. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru;
5. Atelektasis.
2. Invasi lokal:
1. Nyeri dada;

o Sesak karena cairan pada rongga pleura;


o Invasi ke perikardium -> terjadi tamponade atau aritmia;
o Sindrom vena cara superior;
o Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis);
o Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent;
o Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis
servikalis.
2. Gejala Penyakit Metastasis:
o Pada otak, tulang, hati, adrenal;
o Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis);
3. Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10 % kanker paru, dengan gajala:
o Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
o Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
o Hipertrofi osteoartropati
o Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer

14
o Neuromiopati
o Endoktrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
o Dermatologik : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
o Renal: Syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
4. Asimtomatik dengan kelainan radiology

Gejala-gejala nonspesifik yang terlihat dengan banyak kanker-kanker termasuk


kanker paru meliputi kehilangan berat badan, kelemahan, dan kelelahan. Gejala-
gejala psikologi seperti depresi dan perubahan-perubahan suasana hati adalah juga
umum.

g.) Tipe – Tipe Kanker Paru

Kanker-kanker paru, juga dikenal sebagai suatu bronchogenic carcinomas ("carcinoma"


adalah istilah lain untuk kanker), diklasifikasikan secara luas kedalam dua tipe-tipe:
small cell lung cancers (SCLC) dan non-small cell lung cancers (NSCLC).

1. SCLC meliputi kira-kira 20% dari kanker-kanker paru-paru dan adalah yang
paling agresif dan bertumbuh dengan cepat dari semua kanker-kanker paru-paru.
SCLC dikaitkan sangat kuat dengan merokok, dengan hanya 1% dari tumor-tumor
ini yang terjadi pada bukan perokok. SCLC menyebar secara cepat ke banyak
tempat-tempat didalam tubuh dan paling sering ditemukan setelah mereka telah
menyebar secara ekstensif. Merujuk pada suatu tipe sel khusus seringkali terlihat
pada SCLC, kanker-kanker ini kadangkala disebut oat cell carcinomas.

2. NSCLC adalah kanker-kanker paru yan paling umum, mencakup sekitar 80% dari
semua kanker-kanker paru-paru. NSCLC mempunyai tiga tipe utama yang
dinamakan berdasarkan tipe sel-sel yang yang ditemukan dalam tumor:

15
• Adenocarcinomas adalah tipe NSCLC yang paling umum terlihat di Amerika
dan meliputi sampai 50% dari NSCLC . Dimana adenocarcinomas dikaitkan
dengan merokok seperti kanker-kanker paru lainnya, tipe ini terutama diamati
juga pada bukan perokok yang mengembangkan kanker paru. Kebanyakan
adenocarcinomas timbul pada area-area bagian luar atau sekeliling dari paru-paru.
Bronchioloalveolar carcinoma adalah suatu subtipe dari adenocarcinoma yang
seringkali berkembang pada berbagai tempat-tempat di paru-paru dan menyebar
sepanjang dinding-dinding alveo yang telah ada sebelumnya.
• Squamous cell carcinomas tadinya adalah lebih umum daripada
adenocarcinomas; saat ini, mereka mencakup kira-kira 30% dari NSCLC. Juga
dikenal sebagai epidermoid carcinomas, squamous cell cancers timbul paling
sering di ara pusat dada di bronchi.
• Large cell carcinomas, kadangkala dirujuk sebagai karsinoma-karsinoma yang
tidak dapat dibedakan (undifferentiated carcinomas), adalah tipe NSCLC yang
paling tidak umum.

2.4 Differtential Diagnosis

1.) Tubercolosis Paru

• Definisi
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh
Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob
yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan
parsial tinggi.

16
• Etiologi
TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang
aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar
UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis
dan M. Avium.

• Gejala Klinis

a. Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya
tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman TBC yang masuk.
b. Batuk
Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan
sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah
yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
c.Sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
sudah setengah bagian paru.
d. Nyeri dada
Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
e.Malaise
Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam.

• Pemeriksaan
-Sputum. Pemeriksaan sputum adalah penting untuk menemukan kuman BTA.
Pemeriksaan sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang
telah diberikan. Kriteria sputum BTA positif adalah bila paling tidak ditemukan 3
batang kuman BTA pada satu sediaan

17
- Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah pembesaran kelenjar nilus,
paratrakeal, dan mediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusipieura, kavitas dan
gambaran milier.

2.) Bronkiektasis
• Definisi
kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan
menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus.
suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh
episode pnemonitis berulang dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa (
mis. Neoplasma) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi.

• Etiologi

1. Infeksi

2. Kelainan heriditer atau kelainan kongenital

3. Faktor mekanis yang mempermudah timbulnya infeksi

18
4. Sering penderita mempunyai riwayat pneumoni sebagai komplikasi campak, batuk
rejan, atau penyakit menular lainnya semasa kanak-kanak.

• Gejala Klinis

1. Batuk yang menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari, setelah
tiduran dan berbaring.

2. Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada
gejala sama sekali ( Bronkiektasis ringan )

3. Batuk yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih 200 - 300
cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura,
dan lemah badan kadang-kadang sesak nafas dan sianosis, sputum sering mengandung
bercak darah,dan batuk darah.

4. Ditemukan jari-jari tabuh pada 30-50 % kasus.

• Pemeriksaan

- Pemeriksaan sputum meliputi Volume sputum, warna sputum, sel-sel dan


bakteri dalam sputum. Bila terdapat infeksi volume sputum akan meningkat,
dan menjadi purulen dan mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri.
Biakan sputum dapat menghasilkan flora normal dari nasofaring, streptokokus
pneumoniae, hemofilus influenza, stapilokokus aereus, klebsiela,
aerobakter,proteus, pseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum
berbau busuk menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.
- Biasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang ditemukan adanya
leukositosis menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia
menunjukkan adanya infeksi yang menahun.

19
- Foto Radiologi biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar dan
batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok,kadang-kadang ada
gambaran sarang tawon serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan
udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri, karena mempunyai
diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen
lingual lobus atas kiri dan lobus medius paru kanan.

3.) Bronkitis Kronik

• Definisi

Bronkitis kronis merupakan penyakit saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk
berdahak sedikitnya 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.

• Etiologi

Faktor-fakor penyebab tersering pada Bronkitis kronis adalah: asap rokok (tembakau),
debu dan asap industri, polusi udara.

Disebutkan pula bahwa Bronkitis kronis dapat dipicu oleh paparan berbagai macam
polusi industri dan tambang, diantaranya: batubara, fiber, gas, asap las, semen, dan lain-
lain.

• Gejala Klinis

Keluhan dan gejala-gejala klinis Bronkitis kronis adalah sebagai berikut:

- Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah yang banyak. Dahak makin
banyak dan berwarna kekuningan (purulen) pada serangan akut (eksaserbasi).
Kadang dapat dijumpai batuk darah.

- Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin berat) saat beraktifitas.

20
- Adakalanya terdengar suara mengi (ngik-ngik).

- pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi) terdengar suara krok-krok terutama


saat inspirasi (menarik napas) yang menggambarkan adanya dahak di saluran napas.

2.5 Penatalaksanaan

a.) Non Medikamentosa

• Pembedahan

Pengangkatan tumor secara operasi umumnya dilaksanakan untuk tingkat terbatas


(tingkat I atau kadangkala tingkat II) NSCLC dan adalah pilihan perawatan untuk
kanker yang belum menyebar diluar paru. Kira-kira 10%-35% dari kanker-kanker
paru dapat diangkat secara operasi, namun pengangkatan tidak selalu berakibat
pada suatu penyembuhan, karena tumor-tumor mungkin telah menyebar dan dapat
terjadi kembali pada suatu waktu kemudian.

Prosedur operasi yang dipilih tergantung dari ukuran dan lokasi tumor. Ahli-ahli
bedah harus membuka dinding dada dan mungkin melakukan suatu wedge
resection dari paru (pengangkatan suatu bagian dari satu lobe), suatu lobectomy
(pengangkatan satu lobe), atau suatu pneumonectomy (pengangkatan dari satu
keseluruhan paru). Kadangkala simpul-simpul getah bening pada daerah dari
paru-paru juga diangkat (lymphadenectomy).

21
• Radiasi

Terapi radiasi mungkin dikerjakan sebagai suatu perawatan untuk keduanya


NSCLC dan SCLC. Terapi radiasi menggunakan x-rays berenergi tinggi atau tipe-
tipe radiasi lain untuk membasmi sel-sel kanker yang membelah/membagi

b.) Medikamentosa

• Kemoterapi – Kemoterapi menggunakan obat-obatan anti kanker


untuk mengecilkan/membunuh sel-sel kanker. Obat-obatan ini memasuki
aliran darah dan dapat mempengaruhi sel-sel kanker di seluruh tubuh.

• Terapi Dengan Target Tertentu – terapi dengan target tertentu ini


menggunakan obat-obatan untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran
sel-sel kanker jika pada pasien NSCLC tidak lagi merespon pada
kemoterapi. Obat-obatan ini memasuki aliran darah dan dapat
mempengaruhi sel-sel kanker di seluruh tubuh. Orang dengan kanker paru-
paru bukan sel kecil yang sudah menyebar akan menjalani terapi dengan
target tertentu ini.

2.6 Pencegahan

22
Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat
mencegah kanker paru. Banyak produk-produk, seperti permen karet nikotin, spray-spray
nikotin, atau inhaler-inhaler nikotin, mungkin bermanfaat bagi orang-orang yang
mencoba berhenti merokok. Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga adalah suatu
tindakan pencegahan yang efektif.

Menggunakan suatu kotak tes radon rumah dapat mengidentifikasi dan


mengizinkan koreksi dari tingkat-tingkat radon yang meningkat di rumah, yang juga
dapat menyebabkan kanker-kanker paru. Methode-metode yang mengizinkan deteksi dini
kanker-kanker, seperti helical low-dose CT scan, mungkin juga bermanfaat dalam
mengidentifikasi kanker-kanker kecil yang dapat disembuhkan dengan resection secara
operasi dan pencegahan dari kanker yang menyebar luas dan tidak dapat disembuhkan.

2.7 Prognosis

Prognosis dari kanker paru merujuk pada kesempatan untuk penyembuhan dan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor, kehadiran gejala-gejala, tipe kanker paru, dan
keadaan kesehatan secara keseluruhan dari pasien.

Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan dengan
beberapa kanker-kanker lain. Angka-angka kelangsungan hidup untuk kanker paru
umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-kanker, dengan suatu
angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar 16%
dibandingkan dengan 65% untuk kanker usus besar, 89% untuk kanker payudara, dan
lebih dari 99% untuk kanker prostat.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Batuk disertai keluarnya darah segar, beserta pengurangan berat badan secara
signifikan maupun demam yang tidak menentu merupakan akibat dari kelainan dari sel
paru yang tumbuh dan membelah diri secara tidak terkendali mengakibatkan
terbentuknya suatu massa yang dinamakan tumor paru dan jika bersifat ganas dapat
menjadi kanker paru.

Faktor resiko terkena kanker paru ini didapat jika mengkonsumsi rokok secara
bertahun – tahun, maupun dari lingkungan dimana jika bekerja di pertambangan terutama
asbes. Memperbesar resiko terkena kanker paru.

Karena kanker paru ini dapat menyebar dan bermetastase ke seluruh tubuh maka
dapat menimbulkan komplikasi ke berbagai organ lain seperti ginjal, otak, hati yang
mengakibatkan kerusakan cukup fatal.

Penatalaksanaan dari kanker paru ini yaitu dengan teknik pembedahan atau
pengangkatan kanker tersebut jika masih dalam stadium awal, dapat juga dengan terapi

24
radiasi, pemberian obat – obat anti kanker (kemoterapi). Tetapi secara umum, prognosis
dari kanker paru cukup buruk. Setidaknya lebih baik mencegahnya dengan cara tidak
merokok dan mulai hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : EGC. 2007

2. Arif N. Batuk darah dalam pulmonologi klinik. Bagian pulmonologi FKUI;


Jakarta :2002, 179-183

3. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N.


Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk
diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta, 2005.

4. Smeltzer and Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
2005

5. Merck. Batuk Darah. Edisi 2005. Tersedia pada URL


http://www.merck.com/mmpe/sec05/ch045/ch045e.html. Diunduh pada tanggal
24 July 2010

6. Jurnal Respirologi. Hemoptysis. Edisi April 2009. Tersedia dari URL


http://jurnalrespirologi.org/jurnal/April09/HEMOPTISIS%20editorial.pdf.
Diunduh pada tanggal 24 July 2010

7. CanHope. Kanker Paru – paru (Lung Cancer). Edisi 2008. Tersedia dari URL
http://www.canhope.com.sg/bahasa_indonesia/education/lung-cancer. Diunduh
pada tanggal 25 July 2010

8. Total Kesehatan Anda. Lung Cancer. Edisi 2010. Tersedia dari URL
http://www.totalkesehatananda.com/lungcancer.html.Diunduh tanggal 25 July10

25
9. NursingBegin. Askep Bronkiektasis. Edisi 2009. Tersedia dari URL
http://nursingbegin.com/askep-bronkiektasis/. Diunduh tanggal 24 July 2010

10. Wordpress. Bronkitis Kronik. Edisi April 2010. Tersedia dari URL
http://cakmoki86.wordpress.com/2010/04/22/bronkitis-kronis/. Diunduh pada
tanggal 24 July 2010

11. Scribd. Tuberkolosis Paru. Edisi 2008. Tersedia dari URL


http://www.scribd.com/doc/20358065/TUBERKULOSIS-PARU. Diunduh pada
tanggal 25 July 2010

DAFTAR ISI

Daftar Isi .............................................................................. 1

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 2
1.2 Tujuan ............................................................................. 3

Bab II Tinjauan Pustaka


2.1 Batuk Darah ............................................................................ 4
2.2 Dasar Diagnosis ........................................................................... 4
2.2.1 Anamnesis ........................................................................... 4
2.2.2 Pemeriksaan Fisik .................................................................. 5
2.2.3 Pemeriksaan Penunjang .......................................................... 6
2.2.4 Metode Surveilan ............................................................... 8

2.3 Kanker paru (Working Diagnosis) ................................................... 10


a. Definisi ............................................................................ 10
b. Penyebab ........................................................................... 10
c. Epidemiologi ........................................................................... 12
d. Faktor Resiko ........................................................................... 12
e Patofisiologi ........................................................................... 13
f Gambaran Klinik ........................................................................... 14
g. Tipe – tipe Kanker Paru ............................................................... 15

2.4 Differential Diagnosis


a. Tuberkolosis Paru ............................................................................ 16
b. Bronkiektasis ............................................................................ 18
c. Bronkitis Kronik ............................................................................ 20

26
2.5 Penatalaksanaan ............................................................................. 21

2.6 Pencegahan ............................................................................. 22


2.7 Prognosis ............................................................................ 23

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan .......................................................................... 24

27

You might also like