You are on page 1of 10

Minggu, 04 Juli 2010

KONSEP ASI EKSKLUSIF

Dr. Suparyanto, M.Kes

KONSEP ASI EKSKLUSIF

 Akhir-akhir ini, kebanyakan wanita di Indonesia, khususnya para ibu muda, gencar
menggalakkan ASI Eksklusif. Tentunya, hal ini merupakan kecenderungan yang
sangat positif, karena kebutuhan makanan bayi pada 6 bulan pertama setelah kelahiran
memang diperoleh dari ASI. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa pemberian ASI
Eksklusif masih belum maksimal. Bahkan, sebagian ayah belum mengetahui
pengertian ASI Eksklusif, padahal ia adalah figur utama yang memberi dukungan
kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif bagi bayinya (Dwi Sunar
Prasetyono:2009).

Pengertian ASI Eksklusif

 Adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk,
madu, air, gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan
(Sulityawati:2009)
 Sedangkan menurut (Dwi Sunar Prasetyono:2009) sesungguhnya yang dimaksud
dengan pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat.

Pengelompokkan ASI

ASI stadium I

 ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi
oleh kelenjar payudara dari hari ke 1 sampai hari ke 4. Kolostrum berwarna kuning
keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum
merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga
mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI.

ASI stadium II

 ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini diproduksi pada hari ke 4 sampai hari ke
10. Komposisi protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi
dan jumlah volume ASI semakin meningkat.
ASI stadium III

 ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke 10 sampai
seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai berumur 6 bulan (Purwanti: 2004).

Manfaat ASI Eksklusif

 Menurut (Dwi Sunar Prasetyono:2009) menyusui bayi mendatangkan keuntungan


bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara.

Manfaat ASI Bagi Bayi

 Ketika bayi berusia 6-12 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Setelah berumur 1 tahun, meskipun ASI
hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, pemberian ASI tetap dianjurkan.
 Para dokter menyepakati bahwa pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi
lambung dan usus, sembelit, serta alergi.
 Bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit ketimbang bayi yang tidak
memperoleh ASI.
 ASI selalu siap sedia ketika bayi menginginkannya.
 Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan kepadanya.
 Bayi yang lahir prematur lebih cepat tumbuh jika diberi ASI.
 IQ pada bayi yang memperoleh ASI lebih tinggi 7-9 poin ketimbang bayi yang tidak
diberi ASI.

Manfaat ASI Bagi Ibu

 Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali
ke masa prakehamilan, serta mengurangi risiko perdarahan.
 Lemak disekitar panggul dan pada yang ditimbun pada masa kehamilan berpindah ke
dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.
 Risiko terkena kanker rahim dan kanker payudara lebih rendah.
 Menyusui bayi lebih menghemat waktu.
 ASI lebih praktis.
 ASI lebih murah.
 ASI selalu bebas kuman.
 ASI dalam payudara tidak pernah basi.

Manfaat ASI Bagi Keluarga

 Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula dan
peralatannya.
 Jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedkit biaya guna perawatan
kesehatan dan menghemat waktu keluarga.
 Penjarangan kehamilan lantaran efek kontrasepsi MAL dari ASI eksklusif.
 Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.
 Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, dan lain sebagainya ketika
bepergian.

Manfaat ASI Bagi Negara

 Menghemat devisa negara lantaran tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan
lainnya.
 Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
 Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit.
 Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian.
 Melindungi lingkungan lantaran tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar
untuk merebus air, dan peralatannya.
 ASI merupakan sumber daya yang terus menerus diproduksi.

Kiat Memperbanyak Pasokan ASI

 Menurut (Jane Moody,dkk:2006) kekhawatiran besar yang muncul di minggu-minggu


dan bulan-bulan awal menyusui adalah:”Apakah bayi saya mendapatkan cukup
susu?” atau “Apakah ia mengalami kenaikan berat yang cukup?”.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, kiatnya antara lain:

1. Makan sebanyak yang anda butuhkan untuk memuaskan rasa lapar. Sering makan
selama 24 jam dan makan makanan kecil ketika bayi menyusu.
2. Minum untuk memuaskan dahaga, tetapi jangan memaksakan diri untuk minum lebih
banyak dari yang anda inginkan, karena ini justru bisa mengurangi pasokan air susu.
3. Memeriksa posisi bayi di payudara anda. Jika terasa nyeri, carilah bantuan.
4. Hubungi konselor menyusui dan mintalah bantuannya.
5. Meluangkan waktu untuk memusatkan perhatian dan memberi respons terhadap
kebutuhan mengisap dari bayi: menyusui berdasarkan permintaan bayi.
6. Berikan pula sesi menyusu yang tidak diminta oleh bayi. Mungkin ada baiknya
membangunkan bayi untuk menyusu di malam hari jika ia sudah tidur terlalu lama.
7. Kurangi sumber isapan lainnya: termasuk dot atau botol berisi sari buah atau air.
8. Untuk sementara waktu jangan mengadakan pesta-pesta besar dirumah anda.
9. Pilah-pilah tugas rumah tangga dan terimalah semua bantuan yang ditawarkan.
10. Jangan gunakan perisai puting atau memberikan susu formula, karena ini akan
mengganggu pasokan air susu anda.
11. Matikan telepon selama beberapa jam dan istirahat.
12. Jika ini bukan anak pertama anda, mintalah bantuan dari teman atau anggota keluarga.
13. Memompa keluar air susu untuk meningkatkan rangsangan pada payudara.

Faktor Terkait Pemberian ASI Eksklusif


Menurut (Dwi Sunar Prasetyono:2009) ibu perlu mengetahui berbagai aspek yang
mengharuskannya untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi sejak 6 bulan pertama
kelahirannya.

Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:

Aspek pemahaman dan Pola pikir

 Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan pertama


kelahiran bayi dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh
para ibu mengenai segala nilai plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI.
Selain itu, kebiasaan para ibu yang bekerja, terutama yang tinggal di perkotaan, juga
turut mendukung rendahnya tingkat ibu menyusui. Adapun mitos tentang pemberian
ASI bagi bayi, misalnya ibu yang menyusui anaknya dapat menurunkan kondisi fisik
dirinya merupakan suatu mitos yang sulit diterima oleh akal sehat.

Aspek Gizi

 ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6 bulan pertama
kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada bayi, yang sering disebut
kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan, terutama Ig A yang berfungsi
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare.

 Kadar protein yang dikandung dalam kolostrum lebih tinggi daripada ASI matang
atau mature. Adapun kandungan lemak dan laktosanya (gula darah) lebih rendah
daripada ASI mature. Kolostrum juga mengandung vitamin, seperti vitamin A, B6,
B12, C, D, dan K, serta mineral, terutama zat besi dan kalsium sebagai zat
pembentukan tulang. Sama halnya dengan ASI mature, kolostrum juga mengandung
enzim-enzim pencernaan yang belum mampu diproduksi oleh tubuh bayi, seperti
protease (untuk menguraikan protein), lipase (untuk menguraikan lemak), dan amilase
(untuk menguraikan karbohidrat). Itulah yang membuat kolostrum mudah sekali
dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang belum sempurna. Jadi dapat disimpulkan
bahwa menyusui pada sejam pertama setelah kelahiran bayi, yang dilanjutkan dengan
menyusui secara eksklusif selama 6 bulan, akan menyelamatkan lebih dari satu juta
bayi.

Aspek Pendidikan

 Memberikan ASI eksklusif kepada bayi pada awal kehidupannya (ketika otak masih
bersifat plastis) merupakan hal yang sangat penting. Komposisi ASI yang sarat nutrisi
lengkap, termasuk DHA dan AA, harus diketahui oleh semua ibu hamil dan
menyusui, sehingga bayi mendapatkan nutrisi terbaik sejak awal kehidupannya.

 Terkait hal itu, perlu diketahui bahwa 80% kecerdasan anak ditentukan saat anak
berumur 0-6 bulan dengan pemberian ASI guna membangun sel-sel saraf.

Aspek Imunologik
 Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti-infeksi yang bersih dan bebas
kontaminasi. Kadar IgA dalam kolostrum cukup tinggi, zat ini berfungsi
melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
 Laktoferin bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri), yang
berpengaruh terhadap faktor pertumbuhan Laktobasilus bifidus yang cepat tumbuh
dan berkembang biak dalam saluran pencernaan bayi yang mendapatkan ASI.
Lysosim yang diproduksi makrofag berfungsi melindungi bayi dari bakteri E.coli dan
salmonella, serta virus

Aspek Psikologis

 Saat menyusui, terjalinlah ikatan psikologis antara ibu dan bayi, yang tidak diperoleh
dari pemberian susu formula. Proses ini disebut perlekatan (bonding). Secara
psikologis, menyusui mengandung tiga hal penting.
 Pertama, menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu
menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi.
 Kedua, interaksi antara ibu dan bayi. Kasih sayang ibu dapat memberikan rasa aman
dan tenang, sehingga bayi bisa lebih agresif menyusui.
 Ketiga, kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu memberikan rasa
aman dan puas.

Aspek Kecerdasan

 Para ahli gizi sependapat bahwa ASI mengandung DHA dan AA yang dibutuhkan
bagi perkembangan otak. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama setelah
kelahiran bayi mempunyai dua dampak positif.
 Pertama, dengan asupan gizi yang optimal, ASI dapat membantu perkembangan
sistem saraf otak yang berperan meningkatkan kecerdasan bayi.
 Kedua, berdasarkan hasil penelitian di Denmark, bahwa bayi yang diberi ASI hingga
lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas.
 Inilah yang diungkapkan oleh seorang konsultan neonatology RSCM di Jakarta, Prof.
Rulina Suradi, Sp.A(K) IBCLC.

Aspek Neurologis

 Dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait aktivitas menelan,
mengisap, dan bernafas semakin sempurna.

Aspek Biaya

 Ditinjau dari sudut biaya, maka dapat disimpulkan bahwa menyusui secara eksklusif
dapat mengurangi biaya tambahan, yang diperlukan untuk membeli susu formula
beserta peralatannya.

Aspek Penundaan Kehamilan


 Menyusui secara eksklusif dapat menunda datang bulan dan kehamilan, sehingga
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dikenal sebagai metode
amnore laktasi (MAL).

Faktor Lain Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Pengaruh sosial budaya yang negatif

 Kebiasaan membuang kolostrum (cairan yang keluar pertama dari susu ibu setelah
melahirkan) karena kolostrum dianggap kotor disebabkan karena warnanya kekuning-
kuningan, padahal kolostrum memberikan zat kekebalan tubuh bayi terhadap berbagai
penyakit.
 Memberikan ASI diselingi atau ditambah minuman atau makanan lain pada waktu
bayi baru lahir beberapa hari. Cara ini tidak tepat karena pemberian makanan atau
minuman selain ASI akan menyebabkan bayi kenyang sehingga mengurangi
keluarnya ASI. Selain itu, bayi menjadi malas menyusui karena sudah mendapat
minuman atau makanan tersebut terlebih dahulu.
 Berbagai tahayul untuk berpantangan makanan yang seharusnya tidakk dimakan oleh
ibu yang sedang menyusui seperti ikan dengan anggapan ASI akan berbau amis
sehingga bayi tidak menyukainya. Anggapan tersebut tidak tepat karena ikan
mengandung banyak ptotein dan akan mempengaruhi rasa pada ASI.

Peran petugas

 Peran tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam proses pemberian ASI kepada bayi.
Bidan, perawat atau dokter adalah orang yang mebantu pertama ibu bersalin di tempat
pelayanan kesehatan ataupun di rumah sakit. Petugas kesehatan di kamar bersalin
harus memahami tatalaksana laktasi yang baik dan benar, petugas kesehatan harus
mempunyai sikap yang positif terhadap penyusuan dini. Petugas kesehatan diharapkan
meluangkan waktu untuk memotivasi dan membantu ibu habis bersalin untuk
memberikan ASI eksklusif.

Keluarga

 Seorang ibu yang tidak pernah mendapat nasehat atau penyuluhan tentang ASI dari
keluarga dapat mempengaruhi sikapnya pada saat ibu tersebut harus menyusui sendiri
bayinya. Hubungan yang harmonis akan mempengaruhi lancarnya proses laktasi.
Timbulnya stress pada saat kritis dapat menghentikan produksi ASI.

Masyarakat

 Banyak masyarakat yang mangartikan salah bahwa menyusui dapat merusak payudara
sehingga dapat mengganggu kecantikan ibu dan sebagian beranggapan bahwa
menyusui merupakan perilaku yang kuno. Bila ibu ingin disebut modern ibu yang
menggunakan susu formula (DEPKES RI, 2005).
Informasi

 Kurangnya informasi kepada ibu yang menyusui juga mempengaruhi dalam


pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula
itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu
formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang
tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat
memulangkan bayi (DEPKES RI, 2005).

Kelainan ibu

Kelainan ibu yang sering dijumpai pada saat menyusui adalah:

Puting susu lecet atau puting luka

 Kelainan ini merupakan salah satu kendala dalam proses menyusui. Penyebab yang
paling utama dari puting lecet ini adalah perlekatan yang kurang baik. Bila bayi tidak
melekat dengan baik, bayi akan menarik puting, menggigit dan menggesek kulit
payudara. Sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi terus menyusui akan
merusak kulit puting dan menimbulkan luka maupun retak pada puting. Puting susu
yang lecet dan luka dapat berakibat ibu menghentikan pemberian ASI sebelum
waktunya.

Payudara penuh dan bengkak

 Payudara terasa penuh biasanya terjadi pada beberapa hari setelah persalinan, yaitu
saat ASI sudah mulai diproduksi, dan payudara terasa nyeri berat, keras, tapi ASI
masih dapat mengalir keluar, ibu tidak merasa demam. Bila ibu merasakan payudara
penuh tugas tenaga kesehatan sebaiknya meyakinkan ibu bahwa payudara penuh
mmerupakan suatu hal yang normal dan usahakan ibu menyusui sesering mungkin
sehingga payudara terasa lebih nyaman, rasa berat akan berkurang dan payudara
menjadi lebih baik.

 Payudara bengkak bila payudara tampak merah, mengkilat, dan sangat nyeri, hal ini
terjadi karena bendungan pada pembuluh darah dan limfe, sekresi ASI sudah mulai
banyak, dan ASI tidak dikeluarkan sempurna. Payudara bengkak dapat dicegah
dengan menyusukan bayi segera setelah lahir, menyusui bayi tanpa jadwal, dan
jangan memberi minuman lain pada bayi.

Mastitis dan abses

 Mastitis merupakan reaksi peradangan payudara yang disertai infeksi atau tidak.
Abses payudara merupakan suatu komplikasi dari mastitis berupa kumpulan nanah
yang terlokalisir diantara jaringan payudara. Mastitis memperlihatkan gejala klinis
payudara nampak merah, bengkak keras, terasa panas dan nyeri sekali. Mastitis bisa
terjadi mengenai kedua payudara atau satu payudara. Penyebab mastitis antara lain
karena puting susu lecet atau saluran ASI tersumbat yang tidak ditatalaksana dengan
baik. Mastitis dapat di tatalaksana dengan mengistirahatkan ibu, ASI tetap harus
dikeluarkan, berikan antibiotik, kompres, dan minum obat pengurang rasa sakit.

 Abses memperlihatkan gejala klinis berupa tonjolan, kemerahan, panas, bengkak, dan
terasa sangat nyeri. Pada benjolan terasa sangat nyeri dan teraba fluktuasi, suhu tubuh
meningkat. Bila dijumpai keadaan ini, ibu harus istirahat, ASI tetap dikeluarkan,
berikan antibiotik, insisi abses dan kompres atau minum obat pengurang rasa sakit.

Produksi ASI kurang

 Ibu merasa ASInya kurang padahal sebenarnya cukup. Payudara makin sering dihisap
menyebabkan ASI akan makin sering dikeluarkan dan produksi ASI makin
bertambah.

Ada dua hal yang diyakini sebagai tanda ASI kurang, yaitu:

1. Pada bulan pertama berat badan bayi meningkat kurang dari 300 gram (dalam 1
minggu pertama kelahiran bayi berat badan bayi masih boleh turun sampai 10% dan
dalam kurun waktu 2 minggu sudah kembali ke berat badan semula). Sedangkan pada
bulan kedua sampai bulan keenam kurang dari 500 gram perbulan, atau bayi belum
mencapai berat lahirnya pada usia 2 minggu.
2. Bayi mengeluarkan urine (air seni) yang pekat, baunya tajam atau menyengat, dengan
kekerapan kurang dari 6 kali per hari.

Hamil atau kesundulan


Menyusui eksklusif adalah salah satu cara kontrasepsi, sehingga biasanya ibu jarang hamil
lagi selama menyusui maka dianjurkan:

 Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan
makanan tunggal.
 Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih merupakan makanan
utama.
 Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih. Bila menyusui tetap
diteruskan, maka perlu diperhatikan untuk ibu yang menyusui bahwa volume ASI
dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil, puting susu akan lecet, atau ibu
akan mengalami keletihan, rasa ASI berubah kearah kolostrum, dan terjadi kontraksi
rahim karena hormon ibu hamil

Relaksasi

 Relaksasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui ingin mulai
menyusui kembali. Biasanya setelah tidak menyusui beberapa lama, produksi ASI
akan berkurang, dan bayi akan malas menyusui dari ibunya apalagi bila bayi sudah
diberikan minuman melalui botol.
Kondisi bayi

 Bayi yang menderita sakit, sering menangis, bingung puting susu, BBLR, dan
kelainan kongenital ini bisa mengganggu proses menyusui. Kelainan tersebut perlu
ditatalaksana dengan benar agar keadaan tersebut tidak menjadi penghambat dalam
proses menyusui (IDAI, 2008)

Perundangan ASI Eksklusif

 WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes


No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan rekomendasi
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut, dijelaskan
bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal,
bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi
tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan
ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih (Dwi Sunar Prasetyono:2009).

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka


Cipta
2. Depkes RI. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta
3. Moody, Jane, dkk. 2006. Menyusui Cara Mudah, Praktis, & Nyaman. Jakarta: Arcan
4. Nadhiroh, Siti R. 2008. Menanti Perda ASI Eksklusif. Surabaya: FKM-UNAIR
5. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
6. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
7. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
8. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
9. Prasetyono, DS. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press
10. Poerwodarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Alfabeta
11. Purwanti, Sri. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC
12. Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
13. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Kesehatan. Bandung: Alfabeta
14. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta
15. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Perawatan. Jakarta: EGC
16. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Penerbit Andi
17. Suradi R, dkk. 2003. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta: Perkumpulan
Perinatalogi Indonesia
18. Zulfajri, EM. 2001. Kamus Bahasa Indonesia Difa Publizer. Jakarta
19. Wikipedia bahasa Indonesia. http://id.wikipedia.org. diakses tanggal 13-04-2010,
written by Henny Zainal, dr . http://www.petitiononline.com. created by Asosiasi Ibu
Menyusui Indonesia (AIMI). diakses tanggal 03-05-2010
20. . 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
21. . 2008. Bedah ASI Kajian dari Berbagai Sudut Pandangan Ilmiah. Jakarta: IDAI

You might also like