Professional Documents
Culture Documents
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6781
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: mlailatul2@gmail.com
195
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
PENDAHULUAN
196
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
Pekalongan, 2014). Jika dilihat dari batas mencegah dari gigitan nyamuk (kebiasaan
wilayah, Kelurahan Kuripan Yosorejo keluar malam, menggunakan kelambu,
berbatasan langsung dengan dua Kelurahan menggunakan obat nyamuk, menggantung
endemis filariasis (Mf rate tertinggi di Kota pakaian, mengenakan baju lengan panjang
Pekalongan pada tahun 2012) bahkan dan celana panjang) dan pengelolaan
mendapatkan perhatian dari Dinkes Kota lingkungan serta perubahan lingkungan
Pekalongan dan WHO yaitu Kelurahan meliputi keberadaan kawat kasa, genangan
Jenggot (Mf rate; 5%) dan Kelurahan air (got/SPAL), semak-semak dan tanaman
Kertoharjo Yosorejo (Mf rate; 2%), yang air.
memiliki risiko terjadi penularan filariasis Penelitian dilaksanakan di Kelurahan
dan jumlah kasus filariasis tinggi seperti Kuripan Yosorejo RW I-V atau Kuripan
kedua wilayah endemis tersebut. Lor selama 10 hari sejak tanggal 9-19 Juni
Pada tahun 2015 Kelurahan Kuripan 2015. Jumlah informan adalah 14 orang
Yosorejo melaksanakan Program Eliminasi terdiri dari informan utama yaitu2 Petugas
Filariasis tahap akhir dan perlu dilakukan P2PL Puskesmas Pekalongan Selatan dan
evaluasidari aspek perilaku dan perubahan triangulasi terdiri dari Kepala Kelurahan
lingkungan atau evaluasi keluaran (outcome) Kuripan Yosorejo RW I-V, 2 TPE (Tenaga
Program Eliminasi Filariasis. Karena Pelaksana Eliminasi), 6 warga masyarakat
evaluasi yang sudah dilakukan hanya Kelurahan Kuripan Yosorejo RW I-V, 1
meliputi cakupan POMP setiap tahun Petugas P2P-PL Dinkes Kota Pekalongan,
setelah pengobatan massal, survei cakupan Ketua RT 06 RW 01 dan 1 orang warga RT
POMP tahun pertama dan evaluasi 06 RW 01.
prevalensi Mf rate sebelum dan sesudah Instrumen penelitian ini adalah
POMP tahun ketiga dan kelima.Dari hasil peneliti sendiri dibantu dengan alat
evaluasi keluaran (outcome) ini dapat pengumpul data yaitu panduan wawancara
dijadikan penilaian apakah program mendalam, panduan FGD (focus group
eliminasi filariasis tahun 2011 – 2015 discussion), pandaun observasi, alat perekam
dilaksanakan sesuai rencana, mampu (HP), laptop dan kamera. Teknik
mengubah perilaku praktik pencegahan pengambilan data dilakukan dengan
filariasis meliputi perilaku minum obat, wawancara mendalam, FGD, observasi dan
perilaku pencegahan dari gigitan nyamuk dokumentasi.
dan pengelolaan lingkungan,serta Analisi data penelitian dilakukan saat
mengubah lingkungan di Kelurahan pengumpulan data berlangsung dan setelah
Kuripan Yosorejo setelah pelaksanaan pengumpulan data, terdiri dari (1) reduksi
program Eliminasi Filariasis tahun 2011- data yaitu setelah data hasil wawancara
2015. mendalam, FGD, observasi dan
dokumentasi terkumpulkan, peneliti
METODE PENELITIAN memilah hal-hal pokok, memfokuskan data,
menyederhanakan data untuk kemudian
Jenis penelitian ini merupakan disesuaikan dengan polanya (2) penyajian
penelitian kualitatif. Fokus dalam penelitian data yaitu data hasil penelitian disajikan
ini adalah evaluasi program eliminasi dalam bentuk narasi (kalimat) dilengkapi
filariasis dari aspek perilaku meliputi dengan gambar dan tabel (3)
perilaku minum obat filariasis, perilaku conclusiondrawing atau verification yaitu
197
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
198
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
199
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
200
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
201
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
tertular filariasis karena penggunaan kawat rumahnya tidak memiliki habitat nyamuk
kasa pada ventilasi rumah efektif (genangan air). Pada penelitian Santoso
menghalangi nyamuk untuk masuk ke (2011) juga menunjukkan hal yang sama
dalam rumah sehingga terhindar dari bahwa keberadaan genangan air (pada
gigitan nyamuk. penampungan air limbah rumah tangga
Hal ini sesuai dengan penelitian yang terbuka, got/SPAL terbuka) di sekitar
dilakukan Juriastuti, Kartika, Djaja dan rumah responden dapat berisiko
Susanna (2010), bahwa orang yang tidak menularkan filariasis, karena genangan air
memiliki kawat kasa di rumahnya berisiko digunakan nyamuk vektor filariasis sebagai
7,2 kali lebih besar menderita filariasis tempat berkembangbiak.
dibandingkan dengan yang menggunakan 3) Semak-semak
kawat kasa pada ventilasi rumah. Penelitian Berdasarkan penelitian, sebagian
ini juga didukung penelitian lainya oleh besar semak-semak di Kelurahan Kuripan
Febrianto, Maharani dan Widiarti (2008) Yosorejo merupakan semak-semak terurus
bahwa pemasangan kawat kasa pada dan dilakukan pembersihan setiap kegiatan
ventilasi rumah sebagai proteksi terhadap Jum’at bersih atau dilakukan pembersihan
gigitan nyamuk akan melindungi 7 kali dari mandiri oleh masyarakat jika sudah terlihat
risiko tertular filariasis. lebat.Sehingga dapat mengurangi risiko
2) Genangan air (got/SPAL) tertular filariasis karena sudah mengurangi
Hasil penelitian menunjukkan tidak tempat istirahat vektor nyamuk
terdapat genangan air pada got/SPAL di filariasis.Karena vektor filariasis biasanya
Kelurahan Kuripan Yosorejo RW I-V, membutuhkan tempat yang lembab dan
sebagian besar got/SPAL tertutup.Adapun basah di luar rumah sebagai tempat
got/SPAL terbuka sebagai irigasi air hujan istirahat pada siang hari.
untuk mengantisipasi banjir ketika musim Penelitian Sipayung, Wahjuni, Devy
hujan.Genangan air pada got/SPAL (2014) menyatakan bahwa orang dengan
digunakan sebagai tempat kondisi lingkungan biologi sekitar
perkembangbiakan vektor filariasis (Culex rumahnya terdapat semak-semak sebagai
sp), vektor ini memiliki kesukaan tempat resting place nyamuk akan
berkembangbiak pada genangan air meningkatkan risiko tertular filariasis 5,481
kotor.Sehingga penting adanya lebih besar dibandingkan yang tidak ada.
pengontrolan pada got/SPAL terbuka agar Penting kiranya untuk dilakukan
tidak terjadi genangan air karena tersumbat pembersihan rutin untuk mengurangi
sampah yang menghambat aliranya. kelebatan semak-semak sehingga tidak
Karena keberadaan genangan air pada dijadikan sebagai resting place nyamuk
got/SPAL terbuka di sekitar rumah dapat vektor filariasis.
meningkatkan risiko tertular filariasis. 4) Tanaman air
Hasil ini sejalan dengan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Windiastuti, Suhartono dan Nurjazuli tidak terdapat tanaman air di sekitar rumah
(2013) yang menunjukkan bahwa informan. Penemuan ini berbeda dengan
keberadaan habitat nyamuk (genangan air) hasil observasi pra penelitian, peneliti
di sekitar rumah responden memiliki risiko menemukan kolam air pada salah satu
menderita filariasis 8,707 kali lebih besar rumah warga Kelurahan Kuripan Yosorejo
dibandingkan dengan responden yang RW I-V gang 7yang difungsikan sebagai
202
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
tempat untuk menampung limbah rumah kebiasaan, kondisi rumah serta anggota
tangga dan terdapat tanaman air. Karena keluarga. Aspek lingkungan sudah cukup
musim kemarau, air yang ada di kolam baik akan tetapi tidak mengalami
tersebut hilang dan jika musim hujan akan perubahan dikarenakan masyarakat
muncul kembali beserta tanaman eceng menyesuaikan kebiasaan, kondisi rumah
gondok.Meskipun demikian, penting serta anggota keluarga.
kiranya untuk dilakukan pembersihan
tanaman air dan pembuatan saluran air UCAPAN TERIMAKASIH
limbah ke got/SPAL kelurahan untuk
mengurangi perkembangbiakan nyamuk di Ucapan terima kasih kami sampaikan
tempat tersebut. kepada Dekan Fakultas Ilmu
Penelitian Agustiantiningsih (2013) KeolahragaanProf. Dr. Tandiyo Rahayu,
menunjukkan bahwa praktik pencegahan M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan
filariasis dapat dilakukan dengan Masyarakat Irwan Budiono, S.KM,
membersihkan tempat – tempat perindukan M.Kes.(Epid), dosen pembimbing skripsi
nyamuk vektor filariasis di sekitar rumah. Eram Tunggul Pawenang, S.KM,M.Kes.,
Salah satunya adalah tanaman air serta Petugas P2P-PL Dinkes Kota
(ganggang dan lumut), sehingga menjadi Pekalongan, Petugas P2PL Puskesmas
tempat yang tidak baik untuk Pekalongan Selatan dan seluruh informan
perkembangan nyamuk.Ini berbeda dengan yang terlibat dalam penelitian ini.
penelitian Syuhada, Nurjazuli dan Endah
(2012) bahwa tanaman air tidak menjadi DAFTAR PUSTAKA
salah satu faktor risiko filariasis (p=0,534).
Tanaman air digunakan untuk melindungi Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Nuha Medika
kehidupan larva dari sinar matahari,
serangan predator, tempat perindukan Agustiantiningsih, D. 2013. Praktik Pencegahan
nyamuk vektor Mansonia di daerah rawa- Filariasis. Unnes Journal of Public Health. 8 (2):
rawa, sedangkan vektor Culex 190-197
quinquefasciatus di perairan tercemar.
Amelia, R. 2014. Analisis Faktor Risiko Kejadian
Penyakit Filariasis. Unnes Journal of Public
SIMPULAN Health. 3 (1): 1-12
Berdasarkan penelitian yang Ardias, Setiani, O., dan Hanani, Y. 2012. Faktor
Lingkungan dan Perilaku Masyarakat yang
dilakukan dapat disimpulkan
Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di
bahwapelaksanaan program Eliminasi Kabupaten Sambas. Jurnal Kesehatan
Filariasis di Kota Pekalongan Tahun 2011- Lingkungan Indonesia. 11 (2): 199-207
2015 khususnya di Kelurahan Kuripan
Yosorejo sudah baik dan sesuai peraturan Dinkes Kota Pekalongan. 2014.Buku Saku Kesehatan
Kota Pekalongan Tahun 2013. Pekalongan:
yang berlaku. Aspek perilaku praktik
Dinas Kesehatan Kota Pekalongan
pencegahan filariasis pada masyarakat yang
berubah adalah perilaku minum obat Dirjen P2PL.2008.Pedoman Program Eliminasi
filariasis, sedangkan perilaku mencegah Filariasis Di Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
gigitan nyamuk dan pengelolaan
lingkungan menyesuaikan dengan
203
Lailatul Munawwaroh dan Eram Tunggul Pawenang / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
Juriastuti, P., Kartika, M., Djaja, I.M., dan Susanna, Santoso. 2011. Hubungan Kondisi Lingkungan
D.2010. Faktor Risiko Kejadian Filariasis Di dengan Kasus Filariasis di Masyarakat
Kelurahan Jati Sampurna.MEKARA (Analisis Lanjut Hasil Riskesdas 2007).
KESEHATAN. 14 (1): 31-36 Aspirator. 3 (1): 1-7
Kemenkes RI. 2014.Profil Kesehatan Indonesia Tahun Sipayung, M., Wahjuni, C.U., dan Devy, S.R.. 2014.
2013.Jakarta Pengaruh Lingkungan Biologi dan Upaya
Pelayanan Kesehatan Terhadap Kejadian
Mardiana, Lestari, E.W., dan Perwitasari, D. 2011. Filariasis Limfatik di Kabupaten Sarmi. Jurnal
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Berkala Epidemiologi. 2 (2): 263-273
Filariasis di Indonesia (Data Riskesdas 2007).
Jurnal Ekologi Kesehatan. 10 (2): 83-92 Syuhada, Nurjazuli dan Endah, N., 2012. Studi
Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku
Ompungsu, S.M., Tuti, S. Dan Hasugian, A.R. 2008. Masyarakat sebagai Faktor Risiko Kejadian
Endemisitas Filariasis dengan Lama Filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto
Pengobatan Massal Berbeda. Majalah Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan
Kedokteran Indonesia. 58 (11): 413-420 Lingkungan Indonesia. 11 (1): 95-101
Paiting,Y.S.,Setiani, O., dan Sulistyani.2012.Faktor Uloli, R., Soeyoko dan Sumarni. 2008. Analisis
Risiko Lingkungan dan Kebiasaan Penduduk Faktor-faktor Risiko Kejadian Filariasis.Berita
Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis di Kedokteran Masyarakat. 24 (1): 44-50
Districk Windesi Kepulauan Yapen Provinsi
Papua.Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Windiastuti,I.A., Suhartono dan Nurjazuli.
11 (1):76-81 2013.Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah,
Sosial Ekonomi dan Perilaku Masyarakat
Ramadhani, T., dan Yunianto, B. 2009. Aktivitas dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan
Menggigit Nyamuk Culex quinquefasciatus di Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Jurnal
Daerah Endemis Filariasis Limfatik Kesehatan Lingkungan Indonesia. 12(1):51-57
Kelurahan Pabean Kota Pekalongan Provinsi
Jawa Tengah. Aspirator. 1 (1): 11-15
204