You are on page 1of 91

PENGARUH PENERAPAN METODE MIND MAP

TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM KELAS VIII DI SMP YANURI TEGAL ALUR
KALIDERES JAKARTA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi


Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : AHMAD
IRFAN
1111011000106

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015


ABSTRAK
Ahmad Irfan. NIM 1111011000106. Pengaruh Penerapan Metode Mind Map
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII di SMP
YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Mind
Map terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP YANURI
Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas VIII-A dan kelas VIII-B SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.
Kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Map
dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Puzzle.
Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang
digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui proses
uji validitas, terdapat 28 soal yang valid dengan realibitas 0,74 dan termasuk
kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam
penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda),
untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t”
pada taraf signifikansi 5%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh
penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini
ditunjukan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai Thitung >
Ttabel yaitu 2,396>1,671 dengan taraf signifikasi 0,05. Selain itu di lihat hasil
perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Map
(nilai rata-rata 85,6) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 82,5). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Mind Map
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.

Kata Kunci: Metode Mind Map, Hasil Belajar, PAI.


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Mind
Map terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP YANURI
Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat. Metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas VIII-A dan kelas VIII-B SMP YANURI Tegal Alur Kalideres Jakarta Barat.
Kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode Mind Map
dan kelas VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Puzzle.
Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar yang
digunakan sebanyak 40 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui proses
uji validitas, terdapat 28 soal yang valid dengan realibitas 0,74 dan termasuk
kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan dalam
penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda),
untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t”
pada taraf signifikansi 5%. Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh
penggunaan metode mind map terhadap hasil belajar PAI siswa. Hal ini
ditunjukan dari hasil pengujian dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai Thitung >
Ttabel yaitu 2,396>1,671 dengan taraf signifikasi 0,05. Selain itu di lihat hasil
perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Map
(nilai rata-rata 85,6) menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol yang menggunakan metode Puzzle (nilai rata-rata 82,5). Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di Mind Map
berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa.

Kata Kunci: Metode Mind Map, Hasil Belajar, PAI.

ii
ABSTRACT
Ahmad Irfan. NIM 1111011000106. Effect of the Application Mind Mapping
Method on Learning Outcomes of Islamic Education in Eight Grade in the
YANURI Junior High School Tegal Alur Kalideres West Jakarta.

The goal from this research is for.knowing the effect of the application mind
mapping method on learning outcomes of Islamic education in eight grade in the
YANURI junior high school, Tegal alur, Kalideres, west Jakarta. The method used
is the quasi-experimental method. In this research, the subjects were students of
class VIII (A&B) Junior high school YANURI Tegal Alur Kalideres in West
Jakarta. Class of VIII B as experiment class by using Mind Map method and VIII-
A as a control class by using the Puzzle method. The instrument used is the
achievement test. The question of achievement test used are forty multiple choice
questions and after going through the process of validity testing, there are 28
question are valid with the reliability of 0.74 and include the higher category or
in other words, these instruments fit for use in research. Data analysis technique
using statistical methods test "t" (different test), to test the hypothesis of research
carried out consultations on distribution table "t" at significance level of 5%. The
findings of this research is the effect of the application mind mapping method on
learning outcomes of Islamic education. This is shown from the results of testing
by using t-test values obtained T count> T table i.e. 2.396> 1.671 with
significance level of 0.05. moreover, if viewed the calculation results of post test
experimental class by using Mind Map method ( average value 85,6 ) showed
more higher values than the control class that used the Puzzle method( averge
value 82,5 ). From this research can be concluded that mind map method effect on
learning outcomes in Islamic education student.

Keyword : Method Mind Map, Result Learning, PAI

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahi rabibbil-a’aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT yang


telah memberikan banyak rahmat, nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma shali ‘alaa
sayyidina Muhammad wa ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam
tidak lupa saya kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, makhuk mulia
yang penuh cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia dan membawa kita
pada jalan yang di ridhai Allah SWT. Terimakasih yang teramat banyak kepada
kedua orang tua tercinta Ayahanda Khaerudin dan Ibunda Suminah, atas
segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan
penulis kebaikan, arti cinta, makna kehidupan dan yang telah mendidik penulis
dengan kasih sayang.

Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah


dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi, maka
penulis mengucapkan terima kasih juga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Marhamah Saleh. Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Heny Narendrany Hidayati. M.Pd. Dosen pembimbing yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.
5. Bapak Muh, Magfur, S.Ag. Kepala Sekolah SMP YANURI Tegal Alur,
Kalideres, Jakarta Barat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di SMP YANURI Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.

iv
6. Ibu Dra, Manerah. Guru PAI SMP YANURI Tegal Alur, Kalideres,
Jakarta Barat yang telah memberikan saran dan pengarahan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran.
7. Kakak-kakakku tersayang yaitu Suyanto, Muhammad Yassin, Muhammad
Yusuf, Muhammad Syarifudin, Ahmad Qoim serta seluruh keluarga yang
telah memberikan dukungan dan mendoakan kepada penulis selama ini.
8. Sahabat-sahabat ku CMPS Abdul Aziz, Ahmad Syauqi, Ahmad Widadi,
Akmal Nurullah, Ali Zuhdan, Arfin Syadzi, Firman Faisal, M. Haikal
Alyusdi, Wiguna Miharja dan Ade Esa Nur Iskandar dan serta Sahabat
PAI Angkatan 2011 yang senantiasa membantu dalam menyelesaikan
penelitian.
9. Adik-adik SMP YANURI Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat yang telah
mendukung proses berjalannya penelitian.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mudah-
mudahan segala bimbingan, dan bantuan, dan doa yang telah diberikan mendapat
imbalan dari Allah SWT. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi seluruh pembaca.

Jakarta, 8 Juli 2015

Ahmad Irfan

iv
DAFTAR ISI SURAT
PERNYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR
PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ABSTRAK ......................................................................................... i
ABSTRACT....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................... iii


DAFTAR ISI....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................ 1
B. Identifikasi Masalah...................................................... 6
C. Pembatasan Masalah..................................................... 7
D. Perumusan Masalah...................................................... 7
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.................... 7
1. Tujuan Penelitian.................................................... 7
2. Manfaat Penelitian.................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori............................................................................. 9
1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam............... 9
a. Pendidikan Agama Islam.............................................. 9
1) Pengertian PAI.......................................................
2) Tujuan PAI.............................................................
3) Fungsi PAI..............................................................
4) Karakteristik PAI...................................................
5) Ruang Lingkup PAI di SMP .................................
6) Sumber PAI............................................................
b. Hasil Belajar PAI.......................................................... 23
1) Pengertian hasil belajar............................................ 23
2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar................. 27
3) Hasil Belajar PAI…................................................. 28
2. Hakikat Pembelajaran Mind Map......................................... 29
a. Pengertian Pembelajaran........................................... 29
b. Pembelajaran Mind Map........................................... 30
c. Tujuan Mind Map...................................................... 30
d. Kelebihan Mind Map................................................. 31
e. Kelemahan Mind Map................................................31
f. Langkah-langkah penerapan Mind Map dalam
pembelajaran.............................................................. 31
3. Hakikat pembelajaran Puzzle................................................ 31
a. Pengertian Pembelajaran............................................ 31
b. Pembelajaran Puzzle...................................................
32 c. Tujuan Puzzle.............................................................
33 d. Kelebihan
Puzzle........................................................ 33 e.
Kelemahan Puzzle...................................................... 33 f.
Langkah-langkah penerapan Puzzle dalam
pembelajaran...............................................................34
B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................... 34
C. Kerangka Berfikir....................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian.................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 38
B. Metode dan Desain Penelitian..................................................... 38
C. Populasi dan Sampel.................................................................... 40
D. Variabel Penelitian.......................................................................40
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 41

vii
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 41
G. Uji Coba Instrumen......................................................................42
1. Uji Validitas........................................................................... 42
2. Uji Reliabilitas....................................................................... 43
3. Tingkat Kesukaran................................................................ 44
4. Daya Pembeda....................................................................... 44
H. Prosedur Penelitian...................................................................... 44
I. Teknik Analisis Data....................................................................45
1. Uji Normalitas........................................................................45
2. Uji Homogenitas.................................................................... 46
3. Uji Hipotesis......................................................................... 47
J. Hipotesis Statistik ....................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi dan Analisis Data....................................................... 49
B. Langkah- langkah perlakuan dalam penelitian........................... 51
C. Data Hasil Belajar PAI Siswa .................................................... 53
D. Pengujian Persyaratan Analisis................................................... 63
E. Pengujian Hipotesis Pembahasan Hasil Penelitian...................... 65
F. Keterbatasan Penelitian.............................................................. 66
G. Gambar Penelitian...................................................................... 67

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


A. Kesimpulan................................................................................. 70
B. Implikasi...................................................................................... 70
C. Saran............................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. x
LAMPIRAN – LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas eksperimen .....................53

Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre-test kelas kontrol ............................55

Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-test kelas eksperimen.....................58

Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post-test kelas kontrol............................61

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel penilaian dalam ranah kognitif ............................................24


Tabel 3.1 Tabel desain penelitian pre-tes dan post tes kontrol group design 38
Tabel 3.2 Tabel matrik variable ................................................................... 40
Tabel 3.3 Tabel kisi-kisi Intrument test ....................................................... 42
Tabel 4.1 Tabel klarifikasi tingkat kesukaran butir soal............................... 49
Tabel 4.2 Tabel tingkat daya pembeda..........................................................50
Tabel 4.3 Tabel langkah-langkah penelitian pada setiap kelompok ............ 50
Tabel 4.4 Tabel nilai hasil pre-tes eksperimen............................................. 52
Tabel 4.5 Tabel distribusi hasil nilai pre-tes eksperimen..............................52
Tabel 4.6 Tabel nilai hasil pre-tes kontrol.................................................... 53
Tabel 4.7 Tabel distribusi hasil nilai pre-tes kontrol.....................................55
Tabel 4.8 Tabel nilai hasil post-tes eksperimen............................................ 56
Tabel 4.9 Tabel distribusi hasil nilai post-tes eksperimen.............................57
Tabel 4.10 Tabel nilai hasil post-tes kontrol....................................................59
Tabel 4.11 Tabel distribusi hasil nilai post-test kontrol...................................60
Tabel 4.12 Tabel hasil uji normalitas pre-tes eksperimen dan kontrol............62
Tabel 4.13 Tabel hasil uji normalitas post-tes eksperimen dan kontrol.......... 62
Tabel 4.14 Tabel hasil uji homogenitas...........................................................63
Tabel 4.15 Tabel hasil uji homogenitas post-tes............................................. 63

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum 2013 disusun untuk menyempurnakan kurikulum
sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif berdasarkan nilai-nilai agama
dan budaya bangsa. Berkaitan dengan ini, pemerintah telah melakukan
penyesuaian beberapa mata pelajaran yang antara lain adalah mata
pelajaran agama Islam menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi
1
Pekerti. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan mata
pelajaran yang harus dipelajari oleh setiap siswa mulai dari tingkat dasar
sampai perguruan tinggi.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
2
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Skinner berpendapat yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya
menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya
3
menurun.
Dari definisi diatas Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis dan
jenjang pendidikan. Ini mempunyai arti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar
yang dialami siswa, baik ketika didalam lingkungan sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya pemahaman
yang benar menganai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan

1
Buku Guru Agama Islam dan Budi Pekerti (Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia,2014),h.4.
2
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2011), h,13.
3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2010).h,69.

1
1

manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.


Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan
kurang bermutunya hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
Menurut Abd. Rahman Shaleh Pendidikan Agama Islam ialah segala
sesuatu yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang
4
merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.
Menurut Ahmad D.Marinba “tujuan terakhir pendidikan Islam ialah
terbentuknya kepribadian muslim” yang dimaksud dengan kepribadian
muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah
laku luarnya kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan
kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri
5
kepada-Nya.
Jadi, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam rangka
membentuk karakteristik serta spiritual seorang siswa perlu mendapatkan
perhatian khusus dalam penyelenggaraannya, karena dengan kemampuan-
kemampuan tersebut siswa membentengi diri mereka dari tantangan
kehidupan modern di era globalisasi serta selalu meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Kemampuan siswa menyelesaikan permasalahan dirinya dan
lingkungannya merupakan bukti nyata bahwa lembaga pendidikan telah
berhasil menjalankan fungsinya.
Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap akhlak siswa
dalam kehidupan di masyarakat, karena setelah lulus dari lembaga
pendidikan, siswa akan kembali ke masyarakat. Dengan adanya mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat membantu siswa dalam
berinteraksi baik kepada Allah maupun dengan manusia serta makhluk
ciptaan Allah SWT.

4
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,1991),h.111.
5
Ibid,h.113.
Materi yang terdapat pada mata pelajaran PAI sangat beragam dan
tidak semua materi dapat diterangkan dengan cara berceramah dengan
waktu yang singkat dua jam pelajaran perminggu. Dalam proses belajar
mengajar, penggunaan metode pengajaran yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap ketercapain tujuan pembelajaran. Semua metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru-guru
Pendidikan Agama Islam cenderung hanya mengaktifkan salah satu sisi
otak siswa saja. Pada hakekatnya otak manusia terbagi menjadi dua, yaitu
otak kanan dan otak kiri. Idealnya guru mampu mengaktifkan seluruh
belahan otak siswa.
Penulis ingin meneliti pengaruh penerapan metode Mind Map karena
beberapa faktor, antara lain hasil belajar Pendidikan Agama Islam kurang
memuaskan. Oleh karena itu dengan metode Mind Map diharapkan hasil
belajar siswa meningkat. Nilai siswa merupakan tolak ukur bagi guru
apakah materi yang diajarkan sudah diterima oleh siswa atau belum. Nilai
menjadi ukuran guru apakah siswa sudah paham dengan materi yang
diajarkan atau belum paham sama sekali. Faktor lainnya yaitu pencapain
hasil belajar belum sesuai dengan target KKM yang diharapkan, KKM
atau Kriteria Ketuntasan Minimal merupakan batas nilai yang harus
dicapai siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jika siswa
belum mencapai KKM guru akan mengadakan remedial atau memperbaiki
kemampuan belajar siswa. Tujuan remedial yaitu membantu siswa untuk
mencapai nilai KKM.
Pelajaran PAI menjadi mata pelajaran inti/pokok bagi siswa di
sekolah. PAI merupakan mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh
setiap siswa. Pada umumnya guru menggunakan metode konvensional,
kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI. Masih banyak
guru/tenaga pendidik menggunakan metode konvensional atau cara
sederhana seperti ceramah. Metode ceramah adalah cara penyajian
pelajaran, yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan
lisan secara langsung di hadapan peserta didik. Metode ceramah sering
digunakan, karena biayanya cukup murah dan mudah dilakukan,
memungkinkan banyaknya materi yang dapat disampaikan. Adapun
kekurangan metode ceramah cenderung membuat siswa kurang aktif,
6
kreatif, dan materi yang disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru.
Guru hanya menerangkan dan siswa mendengarkan materi yang dijelaskan
oleh guru, diperlukan usaha-usaha untuk memperbaiki mutu/kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran
yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat
dari pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik
dalam belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah
satu faktor eksternal yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran harus mampu membuat siswa aktif dengan
menerapkan berbagai metode pembelajaran aktif guna meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Faktor internal dalam belajar meliputi bakat, minat,
motivasi, dan kemampuan peserta didik. Kemampuan awal merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang
ada akan berpengaruh terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan
guru di dalam kelas, dengan demikian guru diharapkan dapat memilih
metode yang baik dan tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan
dengan baik dan efektif.
Kondisi di SMP YANURI Tegal Alur, Jakarta Barat, masih sering
dijumpai adanya permasalahan yang berkaitan dengan metode

6
Abuddin Nata, Presektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,(Jakarta: kencana prenada
media group,2009) h,181-182.
pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Selama ini
dalam proses kegiatan belajar mengajar siswa sangat pasif, siswa tidak
menghiraukan materi yang disampaikan bahkan ada beberapa siswa yang
bercanda dengan temannya. Sering kali guru terjebak dengan cara-
cara
konvensional yaitu berpusat pada guru (teacher centered) yang hanya
berorientasi pada pencapaian aspek-aspek kognitif yang mengandalkan
metode ceramah dalam pembelajarannya sehingga menyebabkan
kejenuhan, membosankan, dan siswa tertekan karena harus mendengarkan
guru bercerita beberapa jam tanpa memperhatikan siswa terlibat dalam
proses pembelajaran, ditambah lagi sarana prasarana yang kurang
memadai, media pembelajaran yang tidak tepat, dan lingkungan di luar
sekolah siswa yang kurang mendukung sehingga menyebabkan minat dan
hasil belajar siswa rendah.
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran
yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu starategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran aktif. Belajar
aktif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar
mereka dalam kelompok. Selama belajar aktif, siswa akan memiliki
ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti keterampilan mengambar, keterampilan memberikan
penjelasan
sebagainya.kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan lain
Terkait dengan berbagai macam-macam metode pembelajaran aktif
yang ada. Penulis ingin menggunakan metode Mind Map (Peta Pikiran).
Metode Mind Map adalah metode yang digunakan oleh guru untuk
menjelaskan materi pembelajaran, siswa dilibatkan dalam proses belajar
aktif yaitu membaca, memahami, mengambar dan menuangkan materi
pembelajaran kedalam kertas dengan pensil berwarna agar lebih menarik.
Mind Map mempunyai karakteristik yaitu metode yang berkaitan
dengan gambar, untuk mempermudah siswa memahami pelajaran. Alat-
alat yang dibutuhkan cukup sederhana diantaranya kertas putih polos,
spidol berwarna cerah, gunting, pensil dan yang lain. Siswa bebas
menggambar sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
Tujuan dari Mind Map adalah mengembangkan kemampuan
menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal,
mengembangkan kemampuan mensistesis dan mengintegrasikan informasi
atau ide menjadi satu, serta mengembangkan kemampuan berfikir secara
heliostik untuk melihat keseluruhan materi yang diajarkan.
Dengan berbagai alasan yang dijelaskan di atas penulis memilih judul
“Pengaruh Penerapan Metode Mind Map Terhadap Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam kelas VIII di SMP Yayasan Nurul Iman,
Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat”

B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa
masalah diidentifikasikan, sebagai berikut:

1. Umumnya guru Pendidikan Agama Islam masih menggunakan metode


yang sederhana dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. Rendahnya perhatian dan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAI.
3. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI yang diperoleh masih
banyak yang di bawah Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah
ditentukan.
4. Pembelajaran yang berlaku pada guru selama ini hanya mengaktifkan
belahan otak kiri kurang mengaktifkan belahan otak kanan siswa.
5. Siswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki
potensi dan pengetahuan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengatasi masih belum optimalnya hasil belajar Pendidikan
Agama Islam dan rendahnya perhatian siswa belajar Pendidikan Agama
Islam, peneliti ingin memberi solusi melalui uji coba metode yang lebih
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar siswa dengan Mind Map.
1. Pembelajaran aktif Mind Map yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah cara siswa dilibatkan untuk membaca, memahami, menggambar
dan menuangkan materi pelajaran dalam bentuk peta konsep sesuai
dengan kemampuan dan kreativitas masing-masing siswa.
2. Sedangkan hasil belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar
pada bidang studi Pendidikan Agama Islam pada mata pelajaran
Aqidah Akhlak kelas VIII Tahun Ajaran 2014-2015 SMP YANURI di
lihat dari hasil.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI
antara kelas menggunakan metode Mind Map dengan kelas yang
menggunakan metode Puzzle?
2. Apakah terdapat pengaruh metode Mind Map terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh yang signifikan penerapan metode Mind Map pada
pelajaran Aqidah Akhlak terhadap hasil belajarnya.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini antara lain:
a. Memberikan dampak positif pada siswa agar lebih bersemangat
dalam belajar Pendidikan Agama Islam.
b. Memberikan salah satu alternatif pemebelajaran aktif kepada guru
khususnya guru agama sehingga metode Mind Map ini dapat
diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
c. Bagi masyarakat yang mempunyai perhatian terhadap dunia
pendidikan diharapkan dapat membangkitkan kesadaran mereka
untuk ikut serta dalam mewujudkan pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Pendidikan Agama Islam
1) Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengarahan atau
latihan dengan memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama
lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
1
masyarakat untuk mewujudkan kesatuan nasional.
Menurut Abd.Rahman Shaleh Pendidikan Agama Islam ialah
segala sesuatu yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian
2
anak yang merupakan dan sesuai dengan ajaran Islam.
Menurut Usman Said Pendidikan Agama Islam ialah segala
usaha untuk terbentuknya atau membimbing/menuntun rohani
3
jasmani seseorang menurut ajaran Islam.
Dari pengertian tersebut dapat ditentukan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:
a) PAI sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan
sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan.

1
Akmal Hawi, Komptensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,2013)h.19.
2
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,1991), h.111.
3
Ibid. h. 110.

9
1

c) Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan


keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama Islam dari peserta didik.
2) Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu
kegiatan. Tujuan itulah yang menentukan kegiatan dan apa yang
hendak dicapai dalam suatu kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan
berakhir bila tujuannya telah tercapai.
Tujuan pendidikan Agama Islam bukanlah semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan
juga pengamalan serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan
sekaligus menjadi pegangan hidup.
Kemudian secara umum pendidikan Agama Islam bertujuan
untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang
mencerminkan ajaran-ajaran Islam dan bertakwa kepada Allah.
Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan
Islam adalah “untuk membentuk manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt, selama hidupnya, dan matipun tetap
4
dalam keadaan muslim”
Pendapat ini didasari firman Allah Swt, dalam surat Ali Imran
ayat 102 sebagai berikut:

         


      

 
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan
sebenarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan Muslim(Q.S Ali-Imran:102).

Menurut M. Athiyah al-Abrasyi “pembentukan moral yang


tinggi adalah tujuan-tujuan utama dari pendidikan Islam.

4
Akmal Hawi,Op.cit,h.20.
Menurut Abd. Rahman Sholeh,” tujuan Pendidikan Agama
Islam ialah memberikan bantuan kepada manusia yang belum
dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhai
Allah SWT. Sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat
5
atas kuasanya sendiri.
Menurut Ahmad D.Marinba. “tujuan terakhir pendidikan Islam
ialah terbentuknya kepribadian muslim” yang dimaksud dengan
kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek-
aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya kegiatan-kegiatan
jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan
6
pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya. Pendapat
tersebut sesuai dengan firman Allah Al-Qur‟an Adz-Dzariyat ayat
56 sebagai berikut:

    


   

dan Aku (Allah) tidak diciptakan jin dan manusia kecuali


hanya untuk mengabdi kepada-Ku” (Q.S Adz-Dzariyat:56).

Berpedoman dari beberapa pendapat diatas, maka penulis


menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk
membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas,
terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggungjawab terhadap dirinya
dan masyarakat guna tercapainya kebahagian dunia dan akhirat.
3) Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama merupakan masalah yang abstrak, tetapi
dampak/pengaruhnya akan tampak dalam kehidupan yang konkret.
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt. yang ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama
5
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta.1991), h.112
6
Op.Cit. h.113
kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan
oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuiakan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
agama Islam.
d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan siswa dalam
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau bahaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
umum, sistem dan fungsionalnya.
g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya dan bagi orang lain.
4) Karakteristik Pendidikan Agama Islam
a) Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan,
yakni sisi keyakinan dan sisi pengetahuan.
b) Pendidikan Agama Islam bersifat dektrinal, memihak, dan
tidak netral.
c) Pendidikan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang
menekankan pada pembentukan hati nurani dan pemahaman
sifat-sifat ilahiyyah yang jelas dan pasti.
d) PendidikanAgama Islam bersifat fungsional.
e) Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk meyempurnakan
bekal keagaman peserta didik.
f) Pendidikan Agama Islam diberikan secara komprehensif.
5) Ruang Lingkup PAI di SMP
Ruang lingkup pendidikan agama Islam di SMP meliputi
keserasian dalam keseimbangan antara :
a) Hubungan manusia dengan Allah
b) Hubungan manusia sesama manusia
c) Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan
Adapun runag lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam di
SMP terfokus pada aspek ;
a) Keimanan
b) Al-quran dan Hadist
c) Akhlak
d) Fiqih/ Ibadah
e) Tarikh dan Kebudayaan Islam
6) Sumber Pendidikan Agama Islam
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia sumber adalah asal
sesuatu. Sumber ajaran Islam adalah asal ajaran Islam (termasuk
sumber agama Islam di dalamnya), Allah telah menetapkan sumber
ajaran Islam yang wajib diikuti oleh setiap muslim. Ketetapan
Allah itu terdapat dalam surat an-Nisa ayat 59 sebagai berikut:
      
    
 

      


    

     
    

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah


Rasul(Nya) dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu
berilainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunahnya), jika kamu benar-
bear beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu
lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.S An-Nisa:59).

Di kalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran


Islam yang utama adalah al-Qur‟an dan sunnah. Sedangkan
penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk memahami al-
Qur‟an dan sunnah.
a) Al-Qur‟an
(1) Pengertian Al-Qur‟an
Pengertian al-Qur‟an secara etimologi adalah bacaan.
Kata dasarnya qa-ra-a, yang artinya membaca. Al-Qur‟an
bukan hanya untuk dibaca, akan tetapi isinya harus
diamalkan. Oleh karena itu al-Qur‟an dinamakan kitab,
yang ditetapkan atau diwajibkan untuk dilaksanakan.
Adapun pengertian dari segi istilah, para ahli memberikan
7
definisi sebagai berikut:
Al-Qur‟an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam
pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang
diakui kebenaranya oleh penelitian ilmiah, al-Quran adalah
kitab suci yeng memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama
benar dengan yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit

7
Muhammad Alim, Pendidkan Agama Islam,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006) h.171.
selama 22 tahun 2 bulan 22 hati, mula-mula di Mekkah
8
kemudian di Madinah.
Menurut Manna‟ al-Qaththan, yang dikutip oleh
Muhammad Alim, dalam bukunya pendidikan Agama
Islam, al-Qur‟an adalah kalamulah yang diturunkan kepada
Muhammad SAW. Dan membacanya adalah ibadah.
Pengertian demikian senada dengan yang diberikan al-
Zarqani. Menurutnya al-Qur‟an adalah lafal yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dari permulaan
surat al-Fatihah sampai akhir surat al-Nas.

(2) Otentisitas Al-Qur‟an


Al-Qur‟an diturunkan secara berangsur-angsur dalam
waktu kurang lebih 23 tahun. Menurut beberapa riwayat,
Rasulullah SAW hidup di Mekah selama 13 tahun,
kemudian hijrah ke Madinah dan bermukim di kota ini
hingga akhir hayatnya, yakni selama 10 tahun. Ibn Abbas
mengatakan Rasulullah diangkat sebagai Nabi dan Rasul
dalam usia 40 tahun.
Ayat-ayat al-Qur‟an yang diturunkan selama lebih
kurang 23 tahun ini dapat dibedakan antara ayat-ayat yang
diturunkan ketika Nabi Muhammad masih tinggal di
Mekkah (sebelum hijrah) dengan ayat yang turun setelah
Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Di dalam
kepustakaan, ayat-ayat yang turun tatkala Nabi
Muhammad masih berdiam di Mekkah disebut ayat-ayat
Makkiyah, sedangkan ayat-ayat yang turun sesudah Nabi
Muhammad pindah ke Madinah dinamakan ayat-ayat
Madaniyah. Ciri-cirinya adalah:

8
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Jaya,2008) h.93.
(a) Ayat-ayat Makkiyah umumnya pendek-pendek, merupakan
19/30 dari seluruh isi Al-Qur‟an, terdiri dari 86 surat, 4780
ayat. Ayat-ayat Madaniyah pada umumnya panjang-
panjang, merupakan 11/30 dari seluruh isi al-Qur‟an, terdiri
28 surat,1456 ayat.
(b) Ayat-ayat Makkiyah dimulai dengan kata-kata ya
ayyuhannas (hai manusia) sedang ayat-ayat Madaniyah
dimulai dengan kata-kata ya ayyuhallazinaamanu (hai
orang-orang yang beriman)
(c) Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya mengenai tauhid yakni
keyakinan pada Kemaha Esaan Allah, hari kiamat, akhlak
dan kisah-kisah umat manusia dimasa lalu, sedangkan ayat-
ayat Madaniyyah memuat soal-soal hukum, keadilan,
masyarakat dan sebaganya.
(d) Ayat-ayat Makkiyah diturunkan selama 12 tahun 13 hari,
sedang ayat-ayat Madaniyyah selama 10 tahun, 2 bulan 9
hari.
(3) Isi kandungan al-Qur‟an
Isi kandungan al-Qur‟an, pada garis besarnya
mengandung pokok-pokok ajaran sebagai berikut:
(a) Prinsip-prinsip akidah (keimanan)
(b) Prinsip-prinsip syariah
(c) Janji dan ancaman
(d) Ilmu pengetahuan
(e) Sejarah dan kisah-kisah masa lalu
(4) Fungsi dan Peran al-Qur‟an
Fungsi al-Qur‟an dalam kehidupan manusia yang
utama dan esensial adalah sebagai berikut:
(a) Petunjuk kepada umat manusia ke jalan yang baik dan
benar agar manusia memperoleh kebahagiaan dalam
menjalani hidupnya.
(b) Keterangan-keterangan, yaitu untuk memberikan
keterangan, dalil-dalil, penjelasan-penjelasan secara
terperinci tentang batas-batas yang ditentukan Allah,
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan,
keterangan mana yang halal dan haram, dan lain-lain.
(c) Al-Qur‟an sebagai kabar gembira dengan memberikan
harapan-harapan masa depan bagi orang-orang
beriman, tunduk, dan patuh kepada aturan Allah,
berupa janji Allah dalam bentuk kesenangan dan
kenikmatan yang tiada tara.
(d) Pemisah, yaitu menjadi garis pemisah untuk
membedakan antara yang hak dan yang batil, antara
yang benar dan yang salah.
(e) Rahmat, yaitu karunia untuk umat manusia, yang akan
memberikan kenikmatan hidup jasmaniah dan rohaniah.
Sedangkan menurut S.H Nasr yang dikutip oleh
Muhammad Daud Ali, al-Qur‟an mempunyai tiga jenis
petunjuk bagi manusia. Pentunjuk itu adalah pertama ajaran
tentang susunan alam semesta dan posisi manusia
didalamnya. Kedua, al-Quran berisi tentang ringkasan
sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci,
para nabi sepanjang zaman dan cobaan yang menimpa
mereka. Ketiga, al-Quran berisi sesuatu yang sulit
dijelaskan dalam bahasa modern. Ayat-ayat al-Quran,
karena merupakan firman Allah, mengandung kekuatan
9
yang berbeda dari apa yang kita pelajari secara rasional.

9
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Jaya,2008) h.103-
104.
b) As-sunnah
(1) Pengertian Sunnah
Sunnah atau hadist adalah sumber kedua ajaran Islam.
Sunnah secara harfiah berarti suatu sarana, suatu jalan,
aturan, dan cara untuk berbuat atau cara hidup. Ia juga
berarti metode atau contoh. Dalam persetujuan yang berasal
10
dari Nabi Muhammad SAW.
Ada tiga jenis sunnah. Pertama adalah qawl atau
perkataan Nabi SAW. Kedua adalah fi’li atau tindakan atau
perbuatan Nabi SAW. Ketiga adalah taqrir atau sikap diam
Rasulullah sebagai persetujuan dari tindakan atau amal
perbuatan orang lain.
(2) Sunnah sebagai sumber ajaran Islam
Al-Hadist adalah sumber kedua agama dalam ajaran
Islam. Apa yang dijelaskan dalam al-Quran dirinci atau
diperjelas oleh Rasulullah dengan sunah beliau. Karena itu,
sunah Rasulullah yang kini terdapat dalam al-Hadist
merupakan penafsiran serta penjelasan otentik, (sah, dapat
dipercaya sepenuhnya) tentang al-Quran.

      


    

  
     
Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan
menerangkan
Kami turunkanpada umat manusia
kepadamu Al Quran,apa agar
yang kamu
telah
diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan.

10
Muhammad Alim, Op.Cit. h.188.
Sunnah adalah sumber ajaran Islam yang kedua setelah
sumber al-Qur‟an. Bagi seorang muslim yang telah beriman
kepada al-Qur‟an, maka harus percaya kepada Assunah
sebagai sumber ajaran Islam. Dalil yang menerangkan
tentang hal tersebut, banyak diisyaratkan al-Qur‟an antara
lain:

11
(a) Setiap muslim harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

   


    

  
    Hai orang-orang
yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu
mendengar (perintah-perintah-Nya).

(b) Kepatuhan kepada Rasul berarti patuh dan cinta kepada


12
Allah.

    


  

     
   Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-
dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

11
Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur’an Per Kata dilengkapi dengan Asbabul Nuzul & Terjemah
(Jakarta: Maghfirah Pustaka,2010),QS.Al-Anfal,8:20.h.179-180.
12
Ibid. h.54.
(c) Berhukum terhadap Sunnah adalah tanda orang
13
beriman.

      


  

      


     
 
  Maka demi Tuhanmu,
mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara
yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.

(3) Fungsi Sunah terhadap Al-Qur‟an


Ada tiga fungsi assunah terhadap al-Qur‟an dalam
pandangan ahli-ahli ushul, sebagaimana dijelaskan
Muhammad „Ajjad al-Khathib yang dikutip oleh
Muhammad Alim:
(a) Mendukung atau menjelaskan suatu ketentuan yang
dibawa al-Qur‟an.
(b) Memperjelas atau merinci (menafsirkan) apa yang telah
digariskan dalam al-Qur‟an.
(c) Menetapkan hukum yang tidak terdapat di dalam al-
Qur‟an.
c) Ijtihad
(1) Pengertian Ijtihad
Ijtihad ialah mencurahkan segala tenaga (pikiran) untuk
menemukan hukum agama (syara’), melalui salah satu dalil
14
syara’ dan dengan cara tertentu.

13
Ahmad Hatta, Tafsir Al-Qur’an Per Kata dilengkapi dengan Asbabul Nuzul & Terjemah
(Jakarta: Maghfirah Pustaka,2010), QS. An-Nisa,4:65.h.88-89.
Menurut Ibrahim Hosen yang dikutip oleh Muhammad
Alim ijtihad berarti pengerahan segala kesanggupan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit. Menurutnya konsepsi ini
sangat keliru bila kata ijtihad diterapkan pada pengertian
sesuatu yang mudah atau ringan, misalnya, dikatakan orang
itu berijtihad dalam mengangkat tongkat merupakan suatu
pekerjaan mudah atau ringan yang dapat dilakukan oleh
siapapun tanpa harus mengerahkan segala
15
kesanggupannya.
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan
pengertian ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh yang
dilakukan seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang memenuhi syarat, mencari,
menentukan hukum yang belum jelas dan tidak terdapat
dalam al-Quran dan Sunnah.
(2) Kedudukan Ijtihad sebagai sumber ajaran Islam
Berbeda dengan al-Qur‟an dan assunnah, ijtihad dalam
kapasitasnya sebagai sumber ajaran Islam terikat dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
(a) Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat
melahirkan keputusan yang bersifat mutlak, sebab
ijtihad sebagai produk manusia yang relative, maka
keputusan suatu ijtihad pun adalah relative.
(b) Suatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin
berlaku bagi seseorang tapi tidak berlaku bagi orang
lain.
(c) Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan dan
atau pengurangan ibadah mahdhah (ritual khusus,

14
M. Ali Hasan.,Perbandingan Mazhab,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), h. 33.
15
Muhammad Alim, Op.Cit. h.194-195.
ibadah yang termasuk paket dari Rasulullah, semisal
shalat).
(d) Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-
Qur‟an maupun assunnah.
(e) Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan
faktor-faktor motivasi, akibat, kemaslahatan bagi umat,
kemaslahatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri
dan jiwa dari ajaran Islam.
(3) Syarat-syarat Berijtihad
Di antara banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh
orang yang akan melakukan ijtihad, sebagaimana disebutkan
oleh para ulama dalam kitab ushul fiqih, yang terpenting ialah :
a) Memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang ayat-ayat Al-
Qur‟an yang berhubungan dengan masalah hukum, dalam
arti mampu membahas ayat-ayat tersebut untuk menggali
hukum.
b) Memiliki pengetahuan yang luas tentang hadist-hadist Nabi
SAW.
c) Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai ilmu
kebahasannya, seperti nahwa, sharaf, ma’ani, bayan, badi’,
agar dapat menafsirkan ayat-ayat al-Qur‟an atau sunah
dengan cara yang benar.
d) Mengetahui kaidah-kaidah ilmu ushul fiqh yang seluas-
luasnya, karena ilmu ini menjadi dasar berijtihad.
e) Mengetahui ilmu logika, agar dapat menghasilkan
kesimpulan yang benar tentang hukum, dan sanggup
mempertanggungjawabkannya.
f) Mengetahui soal-soal ijma’, supaya tidak timbul pendapat
yang bertentangan dengan hasil ijma’.
g) Mengetahui hadis yang dibatalkan karena sesuatu yang
lebih kuat dalam al-Qur‟an.
(4) Qiyas
Adalah menetapkan suatu hukum yang tidak ditetapkan
dalam al-Qur‟an dan hadis, dengan cara dianalogikan kepada
suatu hukum yang telah diterangkan al-Qur‟an atau hadis
16
karena memiliki sebab yang sama.
(5) Ijma’
Adalah kesepakatan ulama-ulama Islam dalam menentukan
17
suatu keputusan hukum atas masalah ijtihadiyah. Ketika Ali
bin Abi Thalib mengemukakan pada Rasulullah tentang
kemungkinan adanya suatu masalah yang tidak dibicarakan
oleh al-Quran maupun hadist, maka Rasul menyatakan,
kumpulkan orang-orang yang berilmu kemudian jadikan
persoalan tersebut sebagai bahan musyawarah.
(6) Istihsan
Yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu persoalan
ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam,
seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain. Para ulama,
istihsan disebut juga qiyas khafi ( analogi samar) atau disebut
sebagai pengalihan hukum yang diperoleh dengan jalan kepada
hukum lain atas pertimbangan kemaslahatan umum. Apabila
dihadapkan kepada keharusan memilih salah satu diantara dua
persoalan yang sama-sama jelek, maka harus diambil yang
lebih ringan kejelekanya.
(7) Mashalilhul Mursalah
Yaitu menetapkan hukum terhadap suatu persoalan atas
pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan
tujuan syariat Islam, yaitu untuk memelihara kelestarian dan
keselamatan agama (hak untuk beragama), jiwa (hak untuk

16
Muhammad Alim, Ibid. h.199.
17
Ibid. h.199.
hidup), akal (hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan), harta
(hak untuk memiliki dan memanfaatkan harta), dan keturunan
(hak untuk mengembangkan keturunan).
b. Hasil Belajar PAI
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari bahasa belanda “ prestatie” atau
dalam bahasa Indonesia menjadai prestasi yang berarti hasil
usaha. Prestasi selalu di kaitkan dengan kegiatan tertentu,
seperti yang dikemukakan oleh Abdullah bahwa dalam setiap
proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan
dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang. Sedangkan
menurut Suryadinata bahwa hasil belajar termasuk dalam
kelompok atribut kognitif, yang merespons hasil pengukuranya
tergolong pendapat, yaitu respon yang dapat dinyatakan benar
atau salah.
Penilaian dalam pembelajaran juga meliputi tiga aspek,
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk di
dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Ranah afektif
mencakup watak perilaku, seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai. Sementara ranah psikomotor mencakup
18
imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi.
Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat
dipastikan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
tersebut berupa terjadinya perubahan dan peningkatan terhadap
beberapa aspek atau kawasan (domain) belajar yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Interpretasi terhadap tiga

18
Kunandar, Guru Profesional implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.2007), h. 385.
aspek sasaran belajar tersebut berdasarkan teori Taksonomi
Bloom yaitu:
a) Kognitif
Ranah kognitif terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, megaplikasikan, menganalisis, melakukan sintesis,
19
dan mengevaluasi. Kemampuan mengetahui artinya
kemapuan mengetahui fakta, konsep, prinsip dan skill.
Kemampuan memahami, artinya kemapuan mengerti tentang
hubungan sebab akibat, dan penarikan kesimpulan.
Kemampuan mengaplikasikan sesuatu, artinya menggunakan
pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapakan
pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan menganalisis, artinya menentukan bagian-
bagian dari suatu masalah, dan penyelesaian atau gagasan serta
menunjukkan hubungan anatar bagian itu. Kemampuan
sintesis, artinya menggabungkan berbagai informasi menjadi
satu kesimpulan dan konsep, meramu atau merangkai berbagai
gagasan menjadi sesuatu hal yang baru. Kemampuan evaluasi,
artinya mempertimbangkan dan menilai benar salah, baik
buruk, bermanfaat tak bermanfaat.
Ranah kogntif Revisi Taksonomi Bloom
2.1 Tabel Taksonomi Bloom Revisi
Taksonomi C1 C2 C3 C4 C5 C6
Blom lama (Pengetahua (Pemahama (Aplikasi) (Analisi) (Sintesis) (Evaluasi
n) n) )
Taksonomi C1 C2 C3 C4 C5 C6
Bloom (Mengingat) (Memaham (Mengapila (Memaha (Mengeval (Mencipt
revisi i) sikan) mi) uasi) a)

19
Kunandar, Ibid. h. 385.
b) Afektif
Ranah afektif (affective domain) menurut tasonomi Kratwohl,
Bloom dan kawan-kawan.
(1) Penerimaan (receiving)
(2) Partisipasi (responding)
(3) Penilaian/penentuan sikap (valuing)
(4) Organisasi (organization)
(5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value
20
complex).
Ranah afektif terkait dengan kemampuan menerima,
21
merespons, menilai, mengorganisasi, dan memiliki karakter.
Kemampuan menerima, artinya kemampuan menerima fenomena
dan stimulus (rangsangan) atau kemampuan menunjukkan
perhatian yang terkontrol dan terseleksi. Kemampuan merespons,
artinya kemampuan menunjukkan perhatian yang aktif,
kemampuan melakukan sesuatu, dan kemampuan menanggapi.
Kemampuan menilai, artinya menunjukkan konsistensi
perilaku yang mengandung nilai, mempunyai motivasi untuk
berprilaku sesuai dengan nilai-nilai. Kemampuan mengorganisasi,
artinya nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem,
menentukkan hubungan antar nilai, menetapkan nilai yang
dominan dan diterima. Dan kemampuan memiliki karakter, artinya
suatu nilai telah menjadi karakternya atau nilai-nilai tertentu telah
mendapat tempat dalam dirinya dan mewarnai kehidupanya.
c) Psikomotorik
Kompetensi siswa dalam ranah psikomotorik menyangkut
kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan
persepsi, gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan

20
Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo:1991), h.150.
21
Kunandar, Op.Cit. h. 386.
22
indah, dan kreatif. Kemampuan gerakan refleks, artinya respons
terhadap stimulus tanpa sadar. Kemampuan melakukan gerakan
dasar, artinya gerakan yang muncul tanpa latihan, tetapi dapat
diperluas melalui praktik.
Ranah psikomotorik (pychomotoric domain) menurut
klasifikasi Simpson:
(1) Persepsi (perception)
(2) Kesiapan (set)
(3) Gerakan terbimbing (guided response)
(4) Gerakan yang terbiasa (mechanical
response) (5) Gerakan yang kompleks (complex
response) (6) Penyesuaian pola gerakan
(adjustment)
23
(7) Kreativitas (creativity)
Kemampuan melakukan gerakan persepsi, artinya gerakan
lebih halus dibanding gerakan refleks dan dasar karena sudah
dibantu kemampuan perseptual. Kemampuan melakukan gerakan
kemampuan fisik, artinya gerakan yang lebih efisien dan
berkembang melalui kematangan dan belajar. Kemampuan
melakukan gerakan terampil, artinya gerakan yang dapat
mengontrol berbagai tingkatan gerakan, gerakan yang sulit, rumit,
kompleks dengan tangkas dan cekatan. Kemampuan gerakan indah
dan kreatif, artinya gerakan untuk mengomunikasikan perasaan,
gerakan terampil yang efisien dan indah. Tes penilaian hasil
24
belajar siswa bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
mengadakan program remidial bagi siswa yang belum
menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.

22
Ibid. h. 388.
23
Winkel, Op.Cit. h.150.
24
Kunandar, Op.Cit. h. 391.
(2) Sumatif, yaitu dapat menegtahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran, menentukkan angka nilai sebagai
bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan
bealajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
(3) Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa
(psikologis, fisik dan lingkungan) yang mengalami kesulitan
belajar.
(4) Seleksi dan penempatan, yaitu hasil penilaian dapat dijadikan
dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan
minat dan kemampuanya.
2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a) Kematangan/pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf
pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya dalam arti
potensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang untuk itu.
b) Kecerdasan dan inteligensi
Selain kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari
sesuatu dengan baik ditentukan juga oleh taraf kecerdasan.
c) Latihan dan Ulangan
Karena terlatih sering kali mengulangi sesuatu, maka
kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi
makin dikuasi dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa latihan
pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi
hilang atau berkurang.
d) Motivasi
Motivasi merupakan pendorong suatu organisme untuk
melakukan sesuatu.
e) Keadaan Keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam juga
mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai di
mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.
f) Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru
mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya juga
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai.
g) Motivasi sosial
Karena belajar itu suatu proses yang timbul dari dalam,
maka memotivasi memegang peranan penting. Jika guru atau
orang tua dapat memberikan motivasi yang baik pada nak-anak,
maka timbullah dorogan dan hasrat untuk belajar lebih baik.
h) Lingkungan dan kesempatan
Pengaruh lingkungan dan kesempatan untuk belajar juga
dapat mempengaruhi belajarnya.
3) Hasil belajar Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar merupakan suatu bentuk pengakuan terhadap hasil
belajar. Suatu hasil belajar dapat dikategorikan memiliki prestasi
jika hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat
dilakukan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya
sebagai berikut: Pertama, peningkatkan aktivitas dan kreativitas
peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Kreativitas dapat dikembangkan dalam memberi kepercayaan,
komunikasi yang baik, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat.
Kedua, peningkatan disiplin sekolah, yaitu suatu keadaan tertib
dimana guru, staf sekolahan, dan peserta didik yang tergabung
dalam sekolah, tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan
dengan senang hati. Ketiga, peningkatan motivasi belajar. Motivasi
adalah pendorong atau penarik menyebabkan adanya tingkah laku
kearah suatu tujuan tertentu. Guru memberikan motivasi kepada
siswa akan mendorong siswa untuk belajar secara maksimal untuk
mencapai hasil yang maksimal.
2. Hakikat Pembelajaran Mind Map
a. Pengertian Mind Map
1) Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua
lapisan masyarakat. Bagi para belajar atau mahasiswa kata
“belajar” merupakan kata yang tidak asing. Bahkan sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan
mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Menurut Slameto yang dikutip oleh Syaiful Bahri
Djamarah, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
25
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2) Pengertian Pembelajaran Mind Map
Mind Map Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi
tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang
26
dipelajari, atau merencanakan tugas baru.
Mind Map adalah alat pilihan untuk membantu siswa
menajamkan ingatan. Mind map dapat bekerja dengan baik
karena ia menggunakan kedua pemain utama dari siswa :
Imajinasi dan Asosiasi.
Strategi ini adalah meminta siswa mensinstesis atau
membuat satu gambar atau diagram tentang konsep-konsep
utama yang saling berhubungan, yang ditandai dengan garis
panah, dan di setiap garis panah ditulis level yang

25
Syaiful Bahri Djamarah,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT Rineka Cipta. 2011).cet.3.h. 13
26
Melvin L.Silberman. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,(Bandung: Nusamedia
&Nuansa Cendekia,2013), h.200
membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama
27
itu.
Dari beberapa pengertian diatas yang dimaksud metode
Mind Map (peta pikiran) menurut penulis adalah cara/teknik
yang digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran
dengan cara siswa dilibatkan untuk membaca, memahami,
mengambar dan menuangkan materi pelajaran dalam bentuk
peta konsep sesuai dengan kemampuan dan kreativitas masing-
masing siswa.

3) Tujuan pokok Mind Map


a) Mengembangkan kemampuan menggambarkan
kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal,
b) Mengembangkan kemampuan mensinstesis dan
mengintegrasikan informasi atau ide menjadi satu,
c) Mengembangkan kemampuan berfikir secara heliostik
untuk melihat keseluruhan dan bagian-bagian,
d) Mengembangkan kecakapan, strategi dan kebiasaan belajar,
e) Belajar konsep-konsep dan teori-teori mata pelajaran,
f) Belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata
pelajaran,
g) Mengembangkan satu keterbukaan terhadap ide baru,
h) Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan
28
kemandirian.

4) Kelebihan Mind Map


a) Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
b) Siswa lebih aktif dengan metode Mind Map daripada
ceramah
27
Hisyam zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif Di
Perguruan Tinggi, (Yogyakarta:CTSD,2002), h.170.
28
Ibid. h.171-172.
c) Memudahkan guru dalam menjelaskan materi pelajaran
5) Kelemahan Mind Map
a) Guru tidak menjelaskan materi secara lengkap.
b) Siswa saling mengadalkan satu sama lain
6) Langkah-langkah Mind Map
a) Siswa memlih topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa
kemungkinannya antara lain:
(1) Sebuah masalah atau isu yang anda ingin siswa
membuatkan gambaran penanganannya,
(2) Sebuah konsep atau ketrampilan yang telah anda
ajarkan.
(3) Sebuah tugas yang mesti direncanakan penyelesaianya
oleh siswa.
(4) Contoh : materi iman kepada Kitab-kitab Allah, Shalat
Sunah dan Sujud.
b) Siswa membuat sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa
dengan menggunakan warna, gambar, atau simbol.
c) Siswa menyediakan kertas, spidol dan materi sumber lain
yang menurut anda akan membantu siswa menciptakan peta
pikiran yang semarak dan cerah.
d) Sediakan waktu yang cukup bagi siswa untuk mnyusun peta
pikiran mereka.
e) Guru memerintahkan kepada siswa setelah selesai membuat
29
Mind Map berpresentasi didepan kelas.

3. Hakikat Pembelajaran Puzzle


a) Pengertian Pembelajaran
Menurut Skinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono
Belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka

29
Hisyam zaini, Bermawy Munthe dan sekar ayu Aryani.) Op.Cit. h.200-201.
responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
maka responsnya menurun.
Menurut Gagne yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono
Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi,
menjadi kapabilitas baru.
Dari berbagai pendapat belajar menurut tokoh-tokoh di
atas, belajar menurut penulis adalah proses yang dilakukan
secara terus-menerus dengan lingkungan belajar, dan
mengalami perubahan sikap pada diri siswa baik kognitif,
afektif ataupun psikomotorik.
b) Pembelajaran Puzzle
Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk teka-teki
silang akan mengundang minat dan partisipasi siswa. Teka-teki
30
silang bisa diisi secara perseorangan atau kelompok.
Teka-teki dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran
yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar
yang sedang berlangsung. Bahkan strategi ini dapat melibatkan
31
partisipasi siswa secara aktif semenjak awal.
c) Tujuan Puzzle
1) Mengembangkan kecakapan,strategi dan kebiasaan
belajar,
2) Belajar konsep-konsep dan teori-teori mata pelajaran,
3) Belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata
pelajaran,
4) Mengembangkan satu keterbukaan terhadap ide baru,
5) Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan
32
kemandirian.

30
Hisyam zaini, Bermawy Munthe dan sekar ayu Aryani),Ibid, h.200-201.
31
Ibid. h.68.
32
Ibid. h.171-172.
d) Kelebihan Puzzle
1) Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
2) Memudahkan guru dalam menjelaskan materi pelajaran
3) Siswa lebih aktif dengan metode Puzzle daripada ceramah
e) Kelemahan Puzzle
1) Siswa saling mengadalkan satu sama lain
2) Guru mengetahui siswa yang kurang aktif
f) Langkah-langkah Penerapan Puzzle dalam pembelajaran
1) Menjelaskan beberapa istilah atau nama- nama kunci yang
berkaitan dengan pelajaran pelajara yang telah diajarkan.
2) Susunlah teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan
sebanyak mungkin unsur pelajaran. (Catatan: jika terlalu
sulit untuk membuat teka-teki silang, diselangi dengan
item-item yang menyenangkan, yang tidak berkaaitan
dengan pelajaran).
3) Buatlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda:
Gunakan jenis yang berikut ini:
(a) Definisi singkat, (“sebuah tes untuk menentukan
reliabilitas”)
(b) Sebuah kategori yang cocok dengan unsurnya,
(c) Sebuah contoh (“... undang-undang adalah contohnya”)
(d) Lawan kata (“lawan kata dari demokrasi”)
4) Bagikan teka-teki kepada peserta didik, baik secara
perseorangan maupun secara kelompok.
5) Tentukan batasan waktunya. Berikan penghargaan kepada
individu atau tim yang paing banyak memiliki jawaban
benar.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut:

Sugesti Fitriani (105016100529) Pengaruh Model Pembelajaran


Aktif Menggunakan Mind Map Terhadap hasil Belajar Biologi Pada
Konsep Keanekaragaman Hayati. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2010. Hasil peneltian bahwa tedapat pengaruh model
pembelajaran aktif menggunakan Mind Map terhadap hasil belajar
biologi pada konsep keanekaragaman hayati yang signifikan.

Ika Eriyati (06017000495) Pengaruh strategi belajar peta konsep


terhadap ketuntasan belajar Matematika siswa SMP. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah dijelaskan kelompok siswa eksperimen yang
pembelajaranya menggunakan strategi belajar peta konsep lebih tinggi
dari pada skor rata-rata akhir siswa kelompok kontrol yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
Indra Bagea (106017000525) Penerapan Pendekatan Peta Pikiran
Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Representasi Matematika
Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayattullah Jakarta. 2006. Berdasarkan
hasil analisis dan penelitian, dapat disimpulkan bahwa: kemampuan
representasi matenatika kelompok siswa menggunakan metode peta
pikiran lebih tinggi daripada kelompok siswa yang menggunakan
metode konvensional. Hal ini terlihat dari perbandingan kemampuan
represantasi matematika dengan menggunakan metode peta pikiran
lebih besar.
C. Kerangka Berfikir
Menurut Ahmad D.Marinba. “tujuan terakhir pendidikan Islam
ialah terbentuknya kepribadian muslim” yang dimaksud dengan
kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya
yakni baik tingkah laku luarnya kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun
filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada
33
Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa
perubahan tingkah laku, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang
kemudian akan diukur dari nilai hasil belajar siswa di sekolah tersebut.
Jadi, hasil belajar siswa yang dimaksud merupakan pengetahuan
yang dicapai siswa dari pembelajaran setelah mengalami proses
pengajaran di sekolah dari hasil tes atau ujian yang diberikan setelah
melewati proses belajar pada akhir rumusan tertentu.
Untuk mencapai hasil belajar siswa yang memuaskan seharusnya
guru memiliki variasi-variasi dalam pembelajaran sehingga
pembelajaran tidak terlalu monoton yang nantinya akan berpengaruh
pada siswa.
Dalam pembelajaran agama Islam, siswa harus berbuat dan
menentukan sendiri agar terlihat langsung dalam pembelajaran. Salah
satu pembelajaran yang sejalan dengan itu adalah pembelajaran aktif
yaitu metode Mind Map.
Menurut Melvin L.Silberman dalam buku Active Learning 101
Cara Belajar Siswa Aktif, Mind Map adalah Pemetaan pikiran
merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan,
34
mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru.

Dari sini kita dapat mengetahui adanya keunggulan metode Mind


Map antara lain:
1. Metode Mind Map lebih mendorong motivasi belajar siswa yang
berdampak pada hasil belajarnya.
2. Suasana belajar lebih menyenangkan daripada dengan metode
ceramah.
33
Ibid. h.113
34
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.Op.Cit, h.200
3. Terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa.
4. Mendorong siswa untuk lebih menguasai keterampilan sosial.
5. Lebih mengasah keterampilan siswa baik kognitif maupun
emosional.
Dapat dilihat dari manfaat dan keuntungan dari metode Mind Map
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Setelah mengkaji teori-teori metode Mind Map dan hasil belajar
serta keterkaitan teoritis peneliti berasumsi bahwa “diduga terdapat
pengaruh terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan metode Mind Map”.
Berdasarkan uraian di atas, diharapkan bahwa penerapan
pembelajaran Agama Islam dengan pendekatan Mind Map dapat
meningkatkan hasil belajar pendidikan Agama Islam siswa.

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini akan menjawab pertanyaan penilaian secara
kuantitatif. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak Terdapat Pengaruh Metode Peta Pikiran (Mind Map)


Terhadap Hasil Pendidikan Agama Islam Belajar Siswa.

Ha : Terdapat Pengaruh Metode Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap


Hasil Pendidikan Agama Islam Belajar Siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP YANURI. Bertepat di Jl.
Toram Dalam II Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Waktu
pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester genap pada bulan
April– Mei Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah Quasi
Ekperimen. Ekperimen ini juga disebut eksperimen semu. Tujuanya
adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui
eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan dan
1
manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan.

Suatu penelitian eksperimen biasanya melibatkan dua kelonpok,


satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen biasanya menerima suatu yang baru, suatu perlakuan di
bawah penyelidikan. Sementara itu, kelompok kontrol biasanya
2
menerima suatu perlakuan yang berbeda.

Pola eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah


rancangan penelitian kelompok pre-test dan post-test. Metode ini
bermaksud untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab
akibat dari perlakuan yang telah dilakukan, dan bermaksud untuk
menguji adanya perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut.

Dalam penelitian ini bermaksud untuk meneliti apakah ada


pengaruh dari penerapan metode Mind Map terhadap hasil belajar

1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2011).h.74
2
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan kualitatif, (Jakarta: PT Rajagrafingo
Persada, 2008).h. 69.

38
1

bidang studi Pendidikan Agama Islam yang terdapat di kelas


Eksperimen.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Two


Group Pre-test dan Pos-test Design. Rancangan tersebut terdiri dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen diberi Pre-test awal (T1) lalu diterapkan


perlakuan (XE) dalam jangka waktu tertentu dan kemudian dilakukan
pengukuran yang kedua dengan menggunakan Post-test sebagai test
akhir (T2) untuk mengetahui pengaruh metode Mind Map terhadap
hasil belajar Pendidikan Agama Islam.

Pada kelompok kontrol diberi Pre-test sebagai test awal (T1) lalu
diterapkan perlakuan (Xk) dalam jangka waktu tertentu dan kemudian
dilakukan pengukuran yang kedua kalinya dengan menggunakan Post-
test sebagai test akhir (T2) untuk mengetahui pengaruh metode Puzzle
terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Adapun rancangan
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel.3.1

Pre-Test and post test control group design

Kelas Pre-test Treatment Post-test


Ekperimen T1 XE T2
Kontrol T1 Xk T2

Keterangan:

T1 = pre-test (tes hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan)

T2 = post test (test hasil belajar sesudah mendapatkan perlakuan)


XE = treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen yaitu menggunakan
metode Mind Map

XK = treatment (perlakuan) pada kelas kontrol yaitu menggunakan metode


puzzle.

Berdasarkan rancangan penelitian, siswa diberikan tes sebanyak 2X


yaitu sebelum pembelajaran dimulai (pre-test) dan setelah semua materi
diajarkan (pos-test). Test untuk mengetahui pemahaman siswa dilakukan
dengan menggunakan instrument test yang sama.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,
peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara
berencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
3
untuk sumber data.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
4
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
juga dibedakan antara populasi target dengan populasi terukur atau
“accessible population”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Yanuri yang
berjumlah 222 siswa dan dibagi menjadi 8 kelas, dan Sampel penelitan
diambil dari populasi. Berdasarkan karakteristik yang telah dijelaskan
maka pemilihan sampel digunakan dengan teknik purposiv sampling.
Purposiv sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan
berdasarkan tujuan, jadi pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
guru, guru memberikan kelas VIII A dan VIII B. Satu kelas akan menjadi

3
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2003) h.53-54.
4
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2014). Cet.14, h.60
kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran mind map dan satu
kelas menjadi kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran puzzle.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
5
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel yang digunakan variabel Independen: variabel ini sering
disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, anticendent. Variabel bebas
adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
6
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Ada dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel
metode mengajar Mind Map sebagai variabel bebas yang dilambangkan
dengan (X) dan variabel hasil belajar PAI sub Akidah Akhlak sebagai
variabel terikat yang dilambangkan dengan (Y). berikut ini tabel variabel
beserta lambangnya.
Tabel.3.2
Matrik Variabel
Variabel Bebas Variabel Terikat
Mind Map (X) Hasil Belajar PAI (Y)

E. Teknik Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Item tes pilihan
ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari
segi objektivitas, realiabilitas, daya pembeda dan bersifat komprehensif
antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau belum berhasil.
Tes diberikan pada kedua kelompok sampel dengan pemberian tes
yang sama, yang dilakukan pada awal (pre-test) dan akhir (post-test)

5
Ibid .h.60
6
Sugiyono,Ibid, Cet.14, h.61.
pokok bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan kisi-
kisi. Bentuk soal berupa pilihan ganda yang memuat aspek-aspek
kemampuan siswa. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda.

F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar PAI sub Akidah Akhlak. Tes adalah suatu alat atau prosedur
yang sistematis, objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-
keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh
7
dikatakan tepat dan cepat. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes objektif dan bersifat komprehensf yang berupa
pilihan ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari
4 alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 soal. Tes hasil belajar
PAI diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari materi PAI
dengan metode Mind Map.
Tabel 3.3

Kisi-kisi Intrument Tes

Standar Kompetensi Materi Indikator No. Butir Jumlah


Kompetensi dasar Soal
13. Perilaku 13.1 Mejelaskan Mejelaskan Menjelaskan 1,3,7,9,33 5
Tercela dendam pengertian pengertian pengertian perilaku
dan munafik perilaku tercela perilaku tercela dendam
dendam dan tercela
munafik dendam dan
munafik
Menjelaskan 2, 20,22,24 4
pengertian perilaku
tercela munafik
Menjelaskan firman 4,12,23,29 4
Allah tentang

7
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pedidikan, (Jakarta: Bina Aksara,1975), h.25.
perilaku tercela
munafik

13.2. Disediakan tanda- 5,8,10,38 4


Menjelaskan ciri tanda orang
-ciri pendendam pendendam
dan munafik

Menunjukan contoh- 6,11,19,30 4


contoh perilaku
tercela dendam

Disedikan contoh 14,15,16,29 5


perilaku tercela ,37
munafik

13.3. Disediakan bahaya 13,26,31, 3


Menghindari perilaku tercela
perilaku dendam
pendendam dan
munafik dalam
kehidupan
sehari-hari.

Disediakan cara 21,25,27,32 4


menghindari ,
perilaku tercela
munafik

Disediakan potongan 17,18,34,35 7


ayat sifat tercela ,36,39,40
munafik

Jumlah 40 40

2. Uji coba Instrumen Tes


Pada instrumen yang digunakan pada penelitian ini, instrumen
yang paling dominan dan paling berpengaruh adalah test. Bentuk test
yang digunakan yaitu berbentuk test objektif, untuk mengetahui
apakah soal-soal yang berupa test objektif tersebut memenuhi syarat
soal yang baik, maka dilakukan pengujian validitas dan reliabiltas.
a. Uji Validitas
Valid, menurut Gronlund dapat diartikan sebagai ketetapan
interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrument evaluasi.
Suatu instrumen evaluasi dikatakan valid, seperti yang diterangkan
oleh Gay dan Johnson, apabila instrument yang digunakan dapat
8
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas, artinya penilaian
berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan
9
menggunakan alat yang dapat dipercaya, tepat dan sahih. Untuk
mengukur validitas tes objektif dengan pilihan ganda, yaitu dengan
10
menggunakan rumus korelasi poin biseral.

Keterangan :
= Angka indeks korelasi poin biseral

Mp = Mean (nilai rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh


peserta tes (testee) yang menjawab betul, yang sedang
dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.
Mt = Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh
peserta tes (testee)
SDt = Deviasi standar total ( Deviasi standar dari skor total )
p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjawab salah
Adapun kriteria pengujiannya ialah:
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
8
Sugiono, Op.cit .h.30-31
9
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi
Guru. ( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada:2007).h. 391.
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan,(Jakarta:PT Grafindo Persada.2012),
cet.24.h.258.
11
Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
b. Uji Reabilitas
Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen yang
digunakan harus reabilitas. Realiabilitas adalah karakter lain dari
hasil evaluasi. Reliabilitas juga diartikan sama dengan konsistensi
12
atau keajegan. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah
13
rumus Spearman-Brown sebagai berikut:

rtotal tes

Contoh penggunaan rumus tersebut misalnya dari hasil tes


diketahui koefisien reliabilitas yang terdiri atas 60 item adalah
0,80. Harga ini menjadi dasar korelasi antara 30 item genap dan 30
item ganjil. Jika formula Spearman-Brown digunakan maka:

rtotal tes = = 0,89

Jadi, r tabel tes setelah dikoreksi adalah 0,89

c. Uji Tingkat Kesukaran


Tingkat kesukaran soal merupakan salah satu analisis
sederhana. Hasil hitungannya merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan
keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Untuk mengetahui apakah
soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, maka
digunakan rumus sebagai berikut:

P=

Keterangan ;
P = indeks kesukaran
B = jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

11
Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2012) h,75
12
Sukardi,Op. Cit. .h.29.
13
Ibid, h. 48
Kriteria untuk indeks tingkat kesukaran adalah sebagai berikut
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
14
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.
d. Pengujian Daya Pembeda
Menurut Suharsimi daya pembeda soal adalah kemampuan
soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan
rendah dan peserta didik yang berkemampuan tinggi. Rumus yang
digunakan untuk daya pembeda adalah:
D= – = PA-PB

Keterangan:

D = daya pembeda

BA = jumlah skor maksimal kelompok atas yang menjawab


soal dengan benar

Bb = jumlah skor maksimal kelompok bawah yang menjawab


soal dengan benar

Ja = jumlah skor maksimal kelompok atas

Jb = jumlah skor maksimal kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda:

D = 0,00< D ≤ 0,20 = jelek (poor)

D = 0,20< D ≤ 0,40 = cukup (satisfactory)

D = 0,40< D ≤ 0,70 = baik (good)

15
D = 0,70< D ≤ 1,00 = baik sekali (excellent).

14
Suharsimi Arikunto, Op. Cit..h.208-210.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan yaitu uji kai kuadrat (chi square). Adapaun prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Menentukan Hipotesis
Ho : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Hi : data sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi
normal
b) Menentukan rata-rata ( X)
c) Menentukan standar deviasi ( Sd )
d) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi espektasi
1) Rumus banyak kelas interval (aturan struges)
K = 1+3,3 log ( n ) dengan n banyak subjek
2) Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
3) Panjang kelas interval (P) =

e) Cari hitung dengan rumus :

f) Cari tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyaknya kelas


(K) – 3 dan taraf kepercayaan 95% dan taraf signifikan α = 5%
Kriteria pengujian :
Jika hitung ≤ tabel, maka Ho diterima
Jika hitung tabel, maka Ho ditolak

15
Ibid. h.213-218.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah “ pengujian untuk mengetahui sama
tidaknya varian-varian dua buah distribusi atau lebih”. Uji
homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan rumus :

Keterangan :
F2 : Homogenitas
: varians terbesar
: varians terkecil
Fhitung< Ftabel maka sampel homogen
Fhitung> Ftabel maka sampel tidak homogeny

3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas, data distribusi normal dan
berdasarkan uji homogenitas, data distribusi homogen. Maka untuk
melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat menggunakan uji parametric dengan uji-t,
yaitu dengan cara sebagai berikut”.
T=

SE =

SEM1 =

SEM2 =

Keterangan :
T : t tes hitungan
M1 : Mean kelompok eksperimen
M2 : Mean kelompok kontrol
SD1 : Simpangan baku kelompok eksperimen
SD2 : Simpangan baku kelompok kontrol
N1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol
SEM1 : Standar eror Mean sampel kelompok eksperimen
SEM2 : Standar eror Mean sampel kelompok kontrol
SEM1-M2 : Standar eror Mean sampel gabungan
a. Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 > µ2
b. Taraf signifikan α = 0,05
Tolak Ho jika thit> ttab
Terima Ho jika thit ≤ ttab

H. Hipotesis Statistik
Ho = µ

Ha =

Keterangan :
Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
PAI dengan menggunakan metode Mind Map.
Ha = terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar PAI
dengan menggunakan metode Mind Map.
= rata-rata hasil belajar PAI yang telah diajarkan dengan metode
mind Map (kelompok eksperimen)
= rata-rata hasil belajar PAI yang telah diajarkan dengan metode
puzzle (kelompok kontrol).
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
Penelitian ini dimulai dengan menguji instrument tes kepada siswa
di luar sampel penelitian yaitu siswa SMP Ar-Rahman Kelas 8A. Hasil
uji instrument tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

1. Hasil Uji Validitas Soal


Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan
program ANATES Ver 4.0.1, dari 40 butir soal yang diberikan terdapat
28 soal yang valid, yakni nomor: 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16,
19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37 dan 40 . Untuk
nomor soal yang tidak valid terdapat 12 butir soal, yakni nomor 1, 4, 5,
12, 17, 18, 24, 27, 30, 35, 38, dan 39.

2. Hasil Uji Reliabilitas Soal


Berdasarkan hasil perhitungan ANATES Ver.4.0.1, diperoleh hasil
bahwa nilai reliabilitas instrumen tes adalah 0,74. Nilai ini termasuk
kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan
dalam penelitian.

3. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

Berdasarkan perhitungan menggunakan program ANATES Ver.


4.0.1, dapat dilihat tingkat kesukaran pada tabel berikut:

50
1

Tabel 4.1
Tingkat Kesukaran Soal

Kategori Nomor Soal Jumlah


soal
Sangat 4 1
Sukar
Sukar 3,15,18,35 4
Sedang 2,13,20,23,24,27,29,39 8
Mudah 7,8,11,16,21,22,25,26,30,31,32,34,36,37 14
Sangat 1,5,6,9,10,12,14,17,19,28,33,38,40 13
Mudah
Jumlah 40 Soal

4. Hasil Uji Daya Pembeda


Berdasarkan perhitungan menggunakan program
ANATES Ver.4.0.1 dapat dilihat tingkat kesukaran pada tabel
berikut:
Tabel 4.2
Daya Pembeda
Kategori Nomor Soal Jumlah
Soal
Jelek 1,5,6,9,10,12,14,16,17,19,28,33,38,40 14
Cukup 2,7,8,11,21,22,25,26,30,31,32,36,37 13
Baik sekali
Baik 3,13,20,23,24,27,29,34,39
4,15,18,35 9 4
Jumlah Item 40 40
B. Langkah- Langkah Perlakuan Pada Setiap Kelompok:
1. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas
Eksperimen(Metode Mind Map)
Untuk kelas eksperimen (Mind Map) peneliti mengambil kelas
VIII B Jumlah siswa di kelas ini adalah 30 orang terdiri dari 8 anak
laki-laki dan 20 anak perempuan. Tingkat kecerdasan di kelas ini
cukup merata, ini dibuktikan dengan nilai individu siswa hasil pre-test
atau tes diawal pertemuan sebelum diberikannya materi. Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Mind
Map, pertama-tama, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-
kelompok kecil, dari 30 siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-
masing kelompok berangotakan 6 siswa diberi tugas untuk membuat
peta pikiran dan menuangkan dalam bentuk gambar di kertas yang
sudah disediakan. Namun sebelum setiap kelompok melakukan
tugasnya masing-masing, guru memberikan soal (pre-test) untuk
dikerjakan terlebih dahulu.
Dalam kelompoknya, setiap anggota harus berperan aktif
berdiskusi, menggambar, dan menuangkan ide-ide di kertas sesuai
dengan kreativitas kelompok masing-masing serta mempersiapakan
untuk menjelaskan hasil diskusi di depan kelas. Semua anggota harus
andil dalam menentukan gambar dan konsep yang akan dibuat oleh
setiap kelompok. Setelah setiap kelompok selesai mempresentasikan
hasil karyanya, guru menambahkan dan menjawab pertanyaan siswa.
Selanjutnya guru memberikan soal (post test) kepada siswa untuk
dikerjakan.
2. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
(Metode Puzzle)
Untuk kelas kontrol, peneliti menggunakan metode Puzzle, peneliti
mengambil kelas VIII A. Jumlah siswa di kelas ini adalah 30 orang,
terdiri dari 12 anak laki-laki dan 18 anak perempuan. Tingkat
kecerdasan di kelas ini cukup merata, ini dibuktikan dengan nilai
individu siswa hasil pre-test atau tes diawal pertemuan sebelum
diberikannya materi. Pada kelas kontrol ini diawali dengan membagi
siswa menjadi 2 kelompok yang di dalamnya terdapat 15 anggota.
Kemudian guru menyampaikan materi secara ringkas dan setelah
materi selesai disampaikan, guru memberikan kesempataan kepada
siswa untuk berdiskusi sesuai dengan tema. Setelah berdikusi selesai
guru membagikan kertas karton yang sudah terdapat kotak Puzzle,
kata-kata yang terdapat pada kertas karton dan clue. Setelah semua
sudah mendapatkan maka guru mengintruksikan agar menyusun dan
menempel kata-kata yang sudah mereka dapat. Setelah selesai maka
kertas karton di tempel dipapan tulis dan dikoreksi bersama-sama.
Setelah semua kegiatan metode selesai guru memberikan post-test
untuk mengetahui hasilnya.
Perlakuan pada setiap kelompok
Tabel 4.3

Perlakuan Metode Mind Map Metode Puzzle


Perlakuan yang Metode Ceramah, Diskusi, Metode Ceramah, Diskusi,
sama Tanya Jawab Tanya Jawab
Materi Perilaku Tercela dendam Perilaku Tercela dendam
dan Munafik dan munafik
Guru Ahmad Irfan Ahmad Irfan
Waktu 14.00-15.30 15.00-16.30
Program Semester Genap Genap
Perlakuan yang  Anak-anak  Anak-anak
berbeda dijelaskan tentang dijelaskan materi
materi perilaku perilaku tercela
tercela dendam dan dendam dan munafik
munafik  Guru memberikan
 Anak-anak dibagi tugas yaitu
menjadi kelompok menyusun puzzle
 Anak-anak
berdiskusi dan
mengerjakan Mind
Map
 Anak-anak
mempersentasikan di
depan Kelas
C. Data Hasil Belajar PAI Siswa
1. Hasil pre-test kelas ekperimen (Mind map) dan kelas control
(Puzzle)
Hasil nilai yang diperoleh dari kelas ekperimen (Mind Map)
dan kelas kontrol ( Puzzle) pelajaran PAI di kelas VIII SMP
YANURI Sebagai berikut:
Tabel 4.4
Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen (Mind Map) VIII B

No Nama Nilai Pre-test


1 Agung Prasetyo 73
2 Anita Widayati 76
3 Aprlia 66
4 Arfan Akbar 70
6 Azat Pratama 80
7 Chika Anandari 83
8 Dika Istuningtias 83
9 Dimas Djundan Pn 73
10 Dwi Saputri 86
11 Erika Eriyati 50
12 Fitriati 76
13 Inka Sukarjo 86
14 Janu Widuri 76
15 Khoirotus Soimah 73
16 Lisa Halimah 60
17 Madina Mariana 80
18 M.Fadly 73
19 Monica Imelda 80
20 M.Rifki D 73
21 Nadilah Sofianah 70
22 Nilam Sari 56
23 Nur’aini 60
24 Putri Aa 86
25 Rachamani Sakinah 80
26 Rani Setiana 70
27 Sopiya Raswi 66
28 Sultan Sp 66
29 Siti Munawiyah 50
30 Ulfa Dwiyanti 76
JUMLAH 2173
RATA-RATA 72,43

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Pre-Test Kelas Eksperimen ( Mind Map)

No Interval Nilai F f.Kom


Tengah
1 50-59 54,5 3 3
2 60-69 64,5 5 8
3 70-79 74,5 13 21
4 80-89 84,5 9 30
Gambar 4.1
Diagram Frekuensi Hasil Pre-Test Kelas Eksperimen

Eksperimen

14

12

10

8
Eksperimen
6

0
50-59 60-69 70-79 80-89

Berdasarkan keterangan table distribusi frekuensi diatas, dapat


diketahui bahwa siswa yang nilai tertinggi hanya 9 orang yaitu
memperoleh nilai pada interval 80-89, sedangkan nilai terendah ada 3
siswa yaitu memperoleh nilai pada interval 50-59 dan siswa yang
berkemampuan sedang ada 13 siswa yaitu memperileh nilai interval 74-79.

Tabel 4.6
Nilai Pre Test Kelas Kontrol (Puzzle ) VIII A

No Nama Nilai pre-test


1 Aga Giatama 73
2 Ahmad Miftahuddin 43
3 Dea Denita 83
4 Della Yuniarsih 53
5 Dinda Rosinta 80
6 Elisa Safitri 83
7 Erika Pujiarti 50
8 Fasya Muhsina Ridwan 80
9 Fitri Handayani 83
10 Fitri Nadiya Hidayati 76
11 Helni Amalia 76
12 Imtinan Thohiroh Kwanti 53
13 Lia Apriliyani 56
14 Mega Wahyu Ningsih 30
15 Miftahul Mualimin 63
16 Muhamad Ali 86
17 Nabila Rahman 70
18 Nadiya Alyasani 73
19 Randa Usman 70
20 Rendy Permana 53
21 Riskiana Dwi Susanti 60
22 Sayyid Fadhielah 60
23 Sechan Firmansyah 60
24 Sinta Oktafianti 50
25 Siti Maysaroh 33
26 Siti Nuraini 76

27 Suhetri 83
28 Violita Oktaviani 40
29 Wira Hasan 76
30 Wirna Ningsih 56
JUMLAH 1928
RATA-RATA 64,26
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test Kelas Kontrol (Puzzle)

NO Kelas Interval Nilai Tengah F f.Kum


1 30-39 34,5 2 2
2 40-49 44,5 2 4
3 50-59 54,5 7 11
4 60-69 64,5 4 15
5 70-79 74,5 8 23
6 80-89 84,5 7 30

Gambar 4.2

Kontrol

4 Kontrol

0
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89

Diagram Frekuensi nilai Pre-test Kelas Kontrol (Puzzle)


Berdasarkan keterangan table distribusi frekuensi diatas, dapat
diketahui bahwa siswa yang nilai tertinggi 10 orang yaitu memperoleh
nilai pada interval 80-89, sedangkan nilai terendah ada 2 siswa yaitu
memperoleh nilai pada interval 30-39 dan siswa yang berkemampuan
sedang ada 11 siswa yaitu memperileh nilai interval 70-79

2. Hasil Post Test Kelas Ekperimen VIII A


Hasil post-test kelas ekperimen (Mind map) dan kelas control
(puzzle)Hasil nilai yang diperoleh dari kelas ekperimen (mind map) dan
kelas control ( puzzle) pelajaran PAI di kelas VIII SMP YANURI
Sebagai berikut:
Tabel 4.8
Nilai Post-test kelas Ekperimen ( Mind Map)VIII B

No Nama Nilai Post test


1 Agung Prasetyo 83
2 Anita Widayati 100
3 Aprlia 83
4 Arfan Akbar 83
5 Azat Pratama 83
6 Chika Anandari 90
7 Dika Istuningtias 83
8 Dimas Djundan Pn 86
9 Dwi Saputri 100
10 Erika Eriyati 90
11 Fitriati 100
12 Inka Sukarjo 90
13 Janu Widuri 86
14 Khoirotus Soimah 90
15 Lisa Halimah 80
16 Madina Mariana 90
17 Maeda Ermala 66
18 M.Fadly 83
19 Monica Imelda 83
20 M.Rifki D 90
21 Nadilah Sofianah 66
22 Nilam Sari 100
23 Nur’aini 76
24 Putri Aa 86
25 Rachamani Sakinah 100
26 Rani Setiana 83
27 Siti Munawiyah 80
28 Sopiya Raswi 80
29 Sultan Sp 80
30 Ulfa Dwiyanti 80
JUMLAH 2570
RATA-RATA 85,6

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test Kelas Ekperimen

No Interval Nilai Tengah F f.Kom


1 60-69 64,5 2 2
2 70-79 74,5 1 3
3 80-89 84,5 16 19
4 90-100 94,5 11 30
Gambar 4.3

Frekuensi Post Test Kelas Eksperimen

Eksperimen

16

14

12

10

8 Eksperimen

0
60-69 70-79 80-89 90-100

Berdasarkan keterangan table distribusi frekuensi diatas, dapat


diketahui bahwa siswa yang nilai tertinggi hanya 11 orang yaitu
memperoleh nilai pada interval 90-100, sedangkan nilai terendah ada 2
siswa yaitu memperoleh nilai pada interval 60-69 dan siswa yang
berkemampuan sedang ada 16 siswa yaitu memperoleh nilai interval
80-89.

Tabel 4.10
Nilai Post-test kelas Kontrol ( Puzzle )VIII A

No Nama Nilai post test


1 Aga Giatama 80
2 Ahmad Miftahuddin 70
3 Dea Denita 90
4 Della Yuniarsih 80
5 Dinda Rosinta 86
6 Elisa Safitri 90
7 Erika Pujiarti 56
8 Fasya Muhsina Ridwan 86
9 Fitri Handayani 86
10 Fitri Nadiya Hidaya 90
11 Helni Amalia 83
12 Imtinan Thohiroh Kwanti 66
13 Lia Apriliyani 86
14 Mega Wahyu Ningsih 86
15 Miftahul Mualimin 86
16 Muhamad Ali 80
17 Nabila Rahman 90
18 Nadiya Alyasani 90
19 Randa Usman 83
20 Rian Adi Saputra 90
21 Riskiana Dwi Susanti 86
22 Sayyid Fadhielah 80
23 Sechan Firmansyah 73
24 Sinta Oktafianti 90
25 Siti Maysaroh 83
26 Siti Nuraini 90

27 Suhetri 86
28 Violita Oktaviani 70
29 Wira Hasan 95
30 Wirna Ningsih 70
JUMLAH 2477
RATA-RATA 82,56
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test Kelas Kontrol

NO Kelas Interval Nilai Tengah F f.Kum


1 50-59 54,5 2 2
2 60-69 64,5 1 3
3 70-79 74,5 4 7
4 80-89 84,5 14 21
5 90-99 94,5 9 30

Gambar 4.4

Frekuensi Post-Test Kelas Kontrol

Kontrol

14

12

10

8
Kontro
6 l

0
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Berdasarkan keterangan table distribusi frekuensi di atas, dapat
diketahui bahwa siswa yang nilai sangat baik 9 orang yaitu memperoleh
nilai pada interval 90-99, sedangkan nilai terendah ada 2 siswa yaitu
memperoleh nilai pada interval 50-59 dan siswa yang berkemampuan
baik ada 14 siswa yaitu memperileh nilai interval 80-89.

D. Pengujian Persyaratan Analisis


1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengukur tingkat
normalnya suatu data dalam penelitian. Adapun data yang
dianggap normal adalah L hitung < L tabel. Pada penelitian ini,
uji normalitas akan diproses menggunakan SPSS dan Tabel
Liliefors sehingga hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

a) Hasil Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen Dan


Kontrol
Tabel. 4.12
Uji Normalitas Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Variabel Jumlah Taraf Lhitung Ltabel Keterangan


sampel signifikan (Lh) (Lt)
Pretest 30 0,05 0,142 0,161 Normal
(Eksperimen)
Pretest 30 0,05 0,156 0,161 Normal
(Kontrol)
b) Hasil Uji Normalitas Post-Test Kelas Ekperimen Dan
Kontrol
Tabel 4.13
Uji Normalitas Post-Test kelas Eksperimen dan kontrol

Variabel Jumlah Taraf Lhitung Ltabel Keterangan


sampel signifikan (Lh) (Lt)
Postest 30 0,05 0,159 0,161 Normal
(Eksperimen)
Postest 30 0,05 0,153 0,161 Normal
(Kontrol)

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan adalah Uji-Fisher. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai varians pre-test kelas eksperimen
adalah 0,049 dan varians pre-test kelas kontrol adalah 0,064.
Sehingga diperoleh nilai Fhitung 0,001 dengan taraf signifikan α =
0,05 untuk dk 30 dan dk penyebut = 30 maka didapat Ftabel 1,85
maka karena F hitung pada pretest kelas kontrol dan eksperimen
0,001 < 1,85 dari F tabel maka Ho diterima jadi kedua distribusi
populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen.
Sedangkan diperoleh varians nilai diperoleh nilai varians post-test
kelas kontrol adalah 0,218 dan varians pos-test kelas eksperimen
adalah 0,218. Sehingga diperoleh nilai Fhitung 0,927 dengan taraf
signifikan α = 0,05 untuk dk 30 dan dk penyebut = 30 maka
didapat Ftabel 1,85 maka karena F hitung pada posttest kelas
kontrol dan eksperimen 0,927 < 1,85 dari F tabel maka Ho diterima
jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians yang
sama atau Homogen.
Tabel 4.14
Hasil Uji Homogenitas Pre-test
Varians Taraf F- F- Ket.
signifikan Hitung Tabel
Eksperimen Kontrol 0,001 1,85 Homogen
0,049 0,064 0,05

Tabel 4.15
Hasil Uji Homogenitas Post-test
Varians Taraf F- F- Ket.
signifikan Hitung Tabel
Eksperimen Kontrol 0,927 1,85 Homogen
0,159 0,218 0,05

E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan


1. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas
berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya
adalah pengujian hipotesis dengan uji-t. Dari data hasil penelitian
diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen 85,6 dengan
varians = 4 sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai
rata-rata 82,5 dengan varians = 4.

Ho menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan


antara metode Mind Map dengan hasil belajar dengan
menggunakan uji-t.
Bedasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar PAI dengan
menggunakan uji-t, diperoleh harga t hitung = 2,396 . Dengan taraf
signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (db = 58 ) diperoleh nilai
t tabel = 1,671. Sehingga t hitung berada diluar penerimaan Ho
atau dengan kata lain Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar
siswa yang menggunakan metode pembelajaran aktif Mind Map
lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan metode Puzzle.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya
diperoleh bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternatif
(Ha) yang menyatakan hasil belajar PAI siswa yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran aktif Mind Map lebih tinggi
dari pada siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran
Puzzle pada taraf signifikan α = 0,05.
Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran aktif Mind
Map kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru dalam
menjelaskan dan pada kesimpulan akhir. Siswa kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan
metode Mind Map untuk kelas eksperimen proses pembelajaran
lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang menggunakan
metode Puzzle. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor,
diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode Mind
Map ini tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih
serius, serta mengurangi rasa kejenuhan
Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan di atas, dijelaskan
bahwa Ha diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap hasil belajar PAI siswa dengan menggunakan metode
Mind Map dengan menggunakan metode Puzzle pada bab sifat
tercela dendam dan munafik.

F. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian belum sempurna, dikarenakan
penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya :
1. Instrumen pengumpul data belum dapat mengungkap seluruh aspek
yang diteliti, meskipun sebelumnya telah dievaluasi dan diuji
cobakan.
2. Keterbatasan peneliti dalam memberikan perlakuan penelitian
belum dapat menerapkan metode maupun dalam membuat alat
tulis.
G. Gambar Penelitian
Siswa- siswi sedang mengerjakan soal (Kelas Experimen)

Siswa-siswi Sedang mengerjakan Mind Map ( Kelas Experimen)

Hasil karya siswa-siswi Mind Map


Hasil kelompok Puzzle

Perwakilan Kelompok (Rendy) menjelaskan materi sifat tercela dendam dan


munafik
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode mengajar
Mind Map berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan
dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
yaitu diperoleh nilai thitung= 2,396 lebih besar dari ttabel= 1,671 dengan
taraf signifikasi 0,05. Selain itu dilihat dari hasil perhitungan post test
kelas eksperimen yang menggunakan metode Mind Map (rata-rata
85,6), menunjukan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan metode Puzzle (rata-rata 82,5).
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan strategi
pembelajaran aktif tipe Mind Map terhadap peningkatan hasil belajar
PAI siswa. Dengan demikian temuan ini mengindikasikan bahwa
untuk mendapat hasil belajar yang baik, maka salah satu langkah yang
bisa digunakan guru adalah dengan melakukan pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Mind Map.
Sehingga peserta didik akan lebih memahami materi dan akan lebih
mudah dalam menyerap serta memproses pengetahuan secara efektif.

B. Implikasi
Secara keseluruhan metode Mind Map memberikan pengaruh
lebih besar dari pada pembelajaran Puzzle. Oleh karena pentingnya
metode Mind Map sangat menentukan kualitas hasil belajar, maka
diharapkan dalam pelaksanaan pendidikan metode Mind Map dapat
dijadikan rujukan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah selain
mata pelajaran PAI. Berdasarkan kesimpulan diatas yang menyatakan
bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi

71
72

daripada nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. Dan


mempunyai implikasi sebagai berikut. Pertama, bahwa keterampilan
seorang guru dalam menggunakan metode ketika proses pembelajaran
perlu dikembangkan tidak hanya pada mata pelajaran umum akan
tetapi juga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kedua,
sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pihak sekolah
seharusnya dimanfaatkan secara optimal agar penerapan metode dalam
proses pembelajaran dapat terlaksana dengan mudah.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman dalam proses
belajar mengajar yang terjadi selama penelitian, maka penulis dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Adanya kerjasama dalam hal perizinan pembelajaran Mind Map,
adanya buku sumber untuk menunjang proses pembelajaran, adanya
fasilitas untuk dokumentasi, dan disediakan fasilitas LCD untuk
mempermudah siswa dalam mempresentasikan hasil observasi.
2. Bagi Guru
Guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas, informasi tentang
pembelajaran Mind Map harus lebih jelas dan guru harus lebih
memperhatikan kondisi kelas.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengerti etika dan disiplin dalam pembelajaran
di Mind Map, ketika melakukan tugas kelompok tidak saling
mengandalkan satu sama lain dan adanya dokumentasi ketika proses
pembelajaran di Mind Map.
4. Bagi Peneliti Lain
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode
Mind Map tetapi dalam indikator yang berbeda.
Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta. PT Rineka


Cipta.cet.1.1991.

Ali M. Hasan. Perbandingan Mazhab. Jakarta: PT Remaja


Rosdakarya.2006.

Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. Cet.2. 2011.

Alim, Muhammad. Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian


Muslim. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.cet,1.2011.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigma Baru.


Bandung: PT Rosdakarya.cet.pertama.2011

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara. Edisi revisi.2002

Bahri, Syaiful Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Cet.tiga.2011.

Daud, Ali Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT


RajaGrafindo Persada. 2008.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: PT


Rajagrafingo Persada. 2008.

Hasan, Ali. Perbandingan Mazhab. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.


Cet.1.1995.

Hatta, Ahmad, Tafsir Al-Qur’an Per Kata dilengkapi dengan Asbabul


Nuzul & Terjemah Jakarta: Maghfirah Pustaka.2010.
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.cet.1.2013.

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku Guru


Agama Islam Dan Budi Pekerti.Jakarta: KEMEDIKBUD, 2014

Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta.
PT RajaGrafindo Persada. 2007.

Rahman, Shaleh Abdul. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif


Islam, Jakarta: Prenada Media Group. Cet.4. 2009

Silberman, L. Melvin, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.


Bandung:Nusamedia &Nuansa Cendekia, 2013.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.cet.24.2012

Sugiyono. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan


R&D. Bandung. Alfabeta. Cet.19.2014.

Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasioalnya. Yogyakarta: PT


Bumi Aksara.cet.kelima.2011

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta. PT Bumi Aksara.


2003.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.


Bandung: PT Rosdakarya.cet.16. 2010.

Winkel. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grafindo. 1991.

Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani. Strategi


Pembelajaran Aktif Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta. CTSD
Intitut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga. Cet.1.2002.

You might also like