Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT DAN MESIN PERTANIAN II
()
Oleh :
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui jenis mixer, cara kerja dan bagian-bagian mixer yang digunakan
pada berbagai pencampuran.
2. Mampu menggambarkan dan membandingkan pada aliran turbulen yang
terjadi pada saat pencampuran menggunakan beberapa jenis pengaduk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mixer
Alat pembuatan roti dan kue, Anda pasti harus membuat adonan tercampur
agar dapat mengembang dengan sempurna ketika dipanggang dalam oven. Jika
adonan rumahan yang bersifat sedikit bisa lakukan dengan hanya menggunakan
pengaduk manual. Pastinya usaha kuliner Anda akan berkembang dan sangat
kesulitan bagi Anda untuk memproses adonan yang jumlahnya berliter-liter atau
berkilo-kilo. Maka dari itu, kami memberikan Anda rekomendasi mesin pengaduk
adonan yang mampu mengaduk adonan roti maupun kue yang Anda buat secara
maksimal dengan hasil yang berkualitas. Anda akan mendapatkan berbagai manfaat
dengan menggunakan mesin pengaduk adonan yakni : Proses pengadukan adonan
lebih cepat karena mesin pengaduk adonan secara otomatis membantu dalam
mengaduk secara konstan. Kecepatan pengadukan juga dapat sesuaikan.
Dengan waktu yang lebih cepat dan dapat mengaduk berbagai macam
adonan kue dan roti dalam jumlah besar. Dengan ini hasil produksi Anda akan
semakin meningkat dan omset yang Anda hasilkan akan semakin berkembang
pesat. Pengunaan mesin mixer ini dapat menghemat waktu dan tentunya dapat
menghemat energi karena dengan menggunakan alat pengaduk adonan, Anda tak
perlu lagi harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengocok adonan roti dan kue
setiap harinya. Sehingga Anda dapat menggunakan waktu dan tenaga Anda untuk
bekerja menemukan cara agar roti dan kue Anda dapat menarik pengunjung untuk
membeli. (Surya, 2010)
2.2 Pencampuran Bahan
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
1. Air (200ml)
3.2 Prosedur
4. Mengatur letak mixer dan memasang dough sesuai dengan kelompok yang
tertulis pada tabel.
5. Memasukkan bahan sesuai dengan kelompok yang tertulis pada tabel.
6. Menyalakan mixer dengan kecepatan 1 sampai 5 masing-masing dalam
waktu 2 menit, kemudian dilanjutkan kecepatan 5 dengan menekan tombol
turbo selama 1 menit.
7. Mengamati pola dan arah aliran yang terjadi pada bahan dengan masing-
masing kecepatan.
8. Menggambarkan aliran turbulen yang telah diamati sebelumnya.
9. Membandingkan hasil gambar aliran pada masing-masing bahan, jenis
dough, dan jenis mixer yang berbeda.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
--Belum--
Hand
Standing Mixer Stick Mixer
Mixer
1. Merk : Miyako Sama 1. Merk : Hales
2. Tipe: S dengan 2. Tipe: HL-718
3. Warna: Putih standing mixer, 3. Warna: Putih
4. Adaptor daya : 190 Watt hanya tanpa 4. Adaptor daya : 180
5. Jumlah kecepatan: 5 dudukan. Watt
6. Bowl kapasitas: 3,5 L 5. Jumlah kecepatan : 1
7. Tegangan: 220 VAC
Tepung
2 Terigu+M Beaters Hand
inyak
Tepung
3 Terigu+M Beaters Hand
inyak
Tepung
4 Terigu+M Beaters Hand
inyak
Tepung
5 Terigu+M Beaters Hand
inyak
Tepung
5+
Terigu+M Beaters Hand
Turbo
inyak
1. Tombol pengunci
2. Tombol tingkat kecepatan
3. Tombol turbo
4. Wadah
5. Dough
6. Dudukan
7. Kabel
Keterangan:
1. Tombol Power
2. Pisau/Pengaduk
3. Kabel
4. Pegangan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan akan membahas tentang mesin pencampur
mekanis yaitu mixer. Pada praktikum ini praktikan menggunakan 2 bahan yaitu
kacang hijau, tepung terigu. Pertama praktikan mengaduk bahan yaitu tepung terigu
sebanyak 400 gr ditambah minyak 200ml. dengan sistem pengadukan dengan di
genggam tangan. aliran pencampuran pada kecepatan pertama selama 2 menit yang
diamati oleh praktikan , pencampuran tepung terigu dengan minyak masih susah
dalam bercampur, bahan yang ditarik oleh bahan lebih cepat daripada keluaran
bahan setelah di mixer. Praktikan juga sambil menggerakan mixer tersebut ke
sekeluruh sisi mangkuk mixer. Hal tersebut dilakukan agar kemerataan adonan
yang dibuat mengikat satu sama lain . Jika adonan tidak merata disemua sisi maka
akan berpengaruh ke hasil yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan dan di
kehendaki konsumen. Hal tersebut berpengaruh kepada daya beli konsumen yang
menginginkan makanan yang sesesuai kehendek konsumen kebanyakan. Jika tidak
dilakukan maka produsen tersebut akan merugi. Aliran yang tidak beraturan
membuat adonan yang disekitar pengaduk saja yang tercampur dan disekitarnya
tidak teraduk karena kekentalannya yang berbeda. Ukuran partikel yang kecil dari
tepung terigu yang kecil juga berpengaruh semakin luas permukaan kontak bahan
yang di campur maka semakin kecil partikel serta semakin mudah gerakannya
dalam campuran dengan minyak yang memiiki viskositas yang lebih besar dari air
membuat adonan lebih menyatu dan saling mengikat satu partikel dengan partikel
lainnya. Serta kelarutan bahan yang dicampur ini yang juga mempunyai
karakteristik yang berbeda jika tepung kelarutannya yang lebih mudah terlarut.
Untuk tepung terigu dengan campurannya air , dapat dilihat bahwa saat mixer
dijalankan air dan tepung terigu di campurkan maka terjadi pencampuran pada
kecepatan pertama yang belum terlalu menyatu , kemudia setelah dinaikan
kecepatannya akan lebih menyatu tetapi keelastisitasnya lebih kecil dibandingkan
dengan minyak maka saat tertarik oleh pengaduk maka akan terjadi putusnya
adonan dengan hasil yang telah di aduk dengan pengaduk.
Kemudian untuk kacang hijau dengan air yang di campur tidak
menghasilkan pencampuran yang maksimal dengan menggunakan mixer hal
tersebut dikarenakan perbdeaan kelarutan bahan padat. Kacang hijau juga memiliki
ukuran partikel yang besar besar yang membuat semakin sulit dalam
pencampurannya dengan bahan lain. Aliran pencampurannya juga sangat tidak
beraturan karena gesekan dengan dengan pengaduk dengan beberapa kecepatan .
pada kecepatan pertama masih sedikita kacang hijau yang loncak keluar mangkuk
kemudian semakin di tambahan kecepatan maka semakin banyak juga kacang hijau
yang terlempar keluar mangkuk , hal tersebut dikarenakan kacang hijau bertekstur
keras. Kemudian kacang hijau yang dilakukan mixer dengan minyak. Pada
percobaan ini juga praktikan tidak melihat adanya indikasi tercampurnya kacang
hijau dengan minyak juga , hamper sama dengan air bahwa berbeda ukuran partakel
yang terlalu besar yang membutuhkan pengecilan ukuran untuk mempermudah
dalam bercampurnya bahan tersebut. Tetapi kacang di campur ini tidak terlalu
banyak kacang hijau yang loncat dari luar mangkuk dikarenakan adanya kekentalan
yang mengikat kacang hijau tetapi tidak sepenuhnya mengikat. Dari percampuran
tersebut sulitnya mengikat dengan campuran liquid karena kelarutan dari kacang
hijau ini juga rendah yang membuat sulitnya kacang ini larut dalam air ataupun
minyak.
Untuk bentuk adonan yang terbentuk dari tepung terigu dengan air pada
kecepatan pertama akan terebntuk adaonan kasar yang masuk ke dalam celah
pengaduk dengan patah patah , setelah mulai kecepatan 3 dan 4 mulai terebntuk
pengikatan antar partikel air dan tepung terigu dan membentuk sepertu bentuk hati
yang semakin cepat semakin kecil ukurannya. Tidak jauh berbeda dengan tepung
terigu dan minyak , perbedaanya hanya pada kekentalan yang terbentuk lebih
mengikat antar parikel . Pada saat melewati pengaduk tidak mengalami patah
adonan. Kemudian untuk kacang juga bentuknya berbeda dikarenakan tidak
menyatu dengan bahan pencampurnya makan pergerakan adonan tidak beraturan
baik air dan minyak.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut
1. Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur maka
semakin mudah gerakannya didalam campuran, maka proses pencampuran
akan semakin baik.
2. Perbedaan ukuran yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan
dalam terciptanya derajat pencampuran yang tinggi
3. Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada
pencampuran, maka akan semakin baik pencampurannya.
6.2. Saran
Adapun saran agar lebih baik untuk praktikum selanjutnya adalah:
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti agar mendapatkan hasil yang sesuai yang
diharapkan.
2. Sebaiknya praktikan memahami dan mempelajari suatu materi sebelum
melaksanakan praktikum.
3. Berhati hati dalam menggunakan alat dalam praktikum dan jagalah
kebersihan laboratorium baik sebelum dan sesudah melaksanakan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Djarot. 1992. Perancangan dan Pengujian Performansi Prototipe Alat
Pengaduk Dodol. Skripsi. FATETA, IPB, Bogor.
Surya, 2010. Mixer . Terdapat pada:
https://www.mesinraya.co.id/mesin-pengaduk-adonan.html. (Diakses pada
tanggal 14 November 2017 pukul 20.22)