You are on page 1of 16

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT DAN MESIN PERTANIAN II

()

Oleh :

Nama : Muhammad Hafaz


NPM : 240110150038
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 3 November 2017
Waktu / Shift : 10.00-12.00 WIB / A2
Asisten Dosen : 1. Rakka Putri Ranati
2. Winada Putranto

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sebuah industri, mesin merupakan peralatan yang sangat vital
dimana mesin-mesin tersebut mmenentukan kualitas dan optimalitas suatu industri.
Untuk dapat bersaing dalam pemasaran produk, dan untuk dapat memperoleh
keuntungan yang layak, industri harus bekerja secara efekif dan efisien. Cara kerja
demikian hanya dapat dicapai bila industri tersebut didukung oleh sistem
manajemen yang baik dan juga bantuan mesin dan alat penunjang produksi yang
tepat. Proses pencampuran merupakan proses yang penting dilakukan dalam
industri, bahkan mesin pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan
pangan maupun non pangan mulai dari pencampuran yang sederhana sampai
pencampuran yang rumit seperti pada industri farmasi. Mesin pencampur dapat
digolongkan dalam kategori mesin pengolah dalam suatu industri yang menunjang
proses pengolahan bahan menjadi produk.
Banyak contoh pencampuran dalam dunia industri pangan, seperti
pencampuran susu dengan coklat, tepung dengan gula, larutan gula dengan
konsentrat buah-buahan, atau CO2 dengan air, dan kegiatan pencampuran
melibatkan berbagai jenis alat pencampur. Derajat keseragaman pencampuran
diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran, jika komponen yang
dicampur telah terdistribusi melalui komponen lain secara random, maka dikatakan
pencampuran telah berlangsung dengan baik.
Oleh karena itu praktikan perlu melakukan proses pencampuran degan
benar. Hal tersebut dimaksud agar mendapatkan hasil yang maksimal dan
mandapatkan tujuan dari proses produksi yaitu menlakukan proses produksi
seminimal mungkin dan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui jenis mixer, cara kerja dan bagian-bagian mixer yang digunakan
pada berbagai pencampuran.
2. Mampu menggambarkan dan membandingkan pada aliran turbulen yang
terjadi pada saat pencampuran menggunakan beberapa jenis pengaduk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mixer
Alat pembuatan roti dan kue, Anda pasti harus membuat adonan tercampur
agar dapat mengembang dengan sempurna ketika dipanggang dalam oven. Jika
adonan rumahan yang bersifat sedikit bisa lakukan dengan hanya menggunakan
pengaduk manual. Pastinya usaha kuliner Anda akan berkembang dan sangat
kesulitan bagi Anda untuk memproses adonan yang jumlahnya berliter-liter atau
berkilo-kilo. Maka dari itu, kami memberikan Anda rekomendasi mesin pengaduk
adonan yang mampu mengaduk adonan roti maupun kue yang Anda buat secara
maksimal dengan hasil yang berkualitas. Anda akan mendapatkan berbagai manfaat
dengan menggunakan mesin pengaduk adonan yakni : Proses pengadukan adonan
lebih cepat karena mesin pengaduk adonan secara otomatis membantu dalam
mengaduk secara konstan. Kecepatan pengadukan juga dapat sesuaikan.
Dengan waktu yang lebih cepat dan dapat mengaduk berbagai macam
adonan kue dan roti dalam jumlah besar. Dengan ini hasil produksi Anda akan
semakin meningkat dan omset yang Anda hasilkan akan semakin berkembang
pesat. Pengunaan mesin mixer ini dapat menghemat waktu dan tentunya dapat
menghemat energi karena dengan menggunakan alat pengaduk adonan, Anda tak
perlu lagi harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengocok adonan roti dan kue
setiap harinya. Sehingga Anda dapat menggunakan waktu dan tenaga Anda untuk
bekerja menemukan cara agar roti dan kue Anda dapat menarik pengunjung untuk
membeli. (Surya, 2010)
2.2 Pencampuran Bahan

Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan


dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk
yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-padat, padat-padat, maupun cair-
gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak lebih banyak disebut fase kontinu
dan yang lebih sedikit disebut fase dispersi.

Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida


dan perpindahan bahan, karena pencampuran bahan akan ada bila terjadi gerakan
atau perpindahan bahan yang akan dicampur baik secara horizontal ataupun
vertikal. Ada dua jenis pencampuran, yaitu pencampuran sebagai proses terminal
sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai, dan pencampuran
merupakan proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses lainnya seperti
pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia. Aliran yang terjadi di dalam bahan
diperkirakan berupa seperti pada gambar berikut sehingga pencampuran akan
terjadi dengan cepat dan teratur.

Pada proses pencampuran diharapkan tercapai suatu derajat keseragaman


tertentu. Derajat keseragaman ini berbeda-beda tergantung pada tujuan
pencampuran yaitu keseragaman dalam konsentrasi satu macam bahan atau lebih,
keseragaman suhu, atau keseragaman fisik tepung. Pencampuran ini dapat terjadi
antara bahan solid-solid, solid-liquid, solid-gas, liquid-liquid, liquid-gas, dan gas-
gas (Handoko, 1992).

Bahan cair diaduk untuk mencapai beberapa maksud, diantaranya:


a. Menyuspensikan partikel padatan.
b. Menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur.
c. Mendispersikan gas dalam bentuk gelembung halus.
d. Mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur.
e. Meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas.
Pengadukan bahan cair umumnya dilakukan dalam suatu bejana, biasanya
berbentuk silinder, yang memiliki sumbu vertikal. Bagian atas dari bejana bisa
terbuka terhadap udara atau dapat juga tertutup. Dasar bejana pada umumnya
dicekungkan, artinya tidak rata, agar tidak dihindari adanya sudut atau bagian yang
tidak bisa dipenetrasi oleh aliran fluida. Sebuah pengaduk (impeller) terakit pada
sumbu yang menggantung ke atas. Sumbu ini digerakkan oleh motor listrik yang
kadang-kadang langsung dihubungkan ke sumbu tetapi lebih sering melalui kotak
gear pengurang kecepatan. Perlengkapan tambahan seperti jalur masuk atau keluar
bahan, coil pemanas, jaket atau termometer rendam atau alat pengukur suhu lainnya
merupakan komponen tetap alat pencampur bahan cair ini (Handoko,1992)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

1. Breaker glass untuk mengukur volume bahan.

2. Dough beaters untuk membantu proses pencampuran.

3. Dough hooks untuk membantu proses pencampuran.

4. Hand mixer sebagai alat pencampur.


6. Stand mixer sebagai alat pencampur.

7. Stick blender sebagai alat pencampur.

8. Wadah sebagai tempat pencampuran.

9. Timbangan untuk menimbang berat bahan.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

1. Air (200ml)

2. Kacang hijau (300g)

3. Minyak goreng (200ml)

4. Tepung terigu (300g)

3.2 Prosedur

Prosedur praktikum kali ini adalah:

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Mengidentifikasikan bagian mixer, menggambarnya dalam 2 dimensi.
3. Membagi kelompok praktikum menjadi empat kelompok. Masing-masing
kelompok melakukan percobaan yang sama, tetapi bahan, jenis dough, dan
jenis mixer yang berbeda.
Tabel 1. Pembagian Kelompok
Jenis Jenis
Kelompok Bahan
Dough Mixer

Kacang hijau (300g) + Air (200ml) Beaters Standing


1
2 Tepung terigu (300g) + Air (200ml) Hooks Standing
Kacang hijau (300g) + Minyak
3 Beaters Hand
(200ml)
Tepung terigu (300g) + Minyak
4 Beaters Hand
(200ml)
5 Tomat ceri (150g) + Air (100ml) - Stick

4. Mengatur letak mixer dan memasang dough sesuai dengan kelompok yang
tertulis pada tabel.
5. Memasukkan bahan sesuai dengan kelompok yang tertulis pada tabel.
6. Menyalakan mixer dengan kecepatan 1 sampai 5 masing-masing dalam
waktu 2 menit, kemudian dilanjutkan kecepatan 5 dengan menekan tombol
turbo selama 1 menit.
7. Mengamati pola dan arah aliran yang terjadi pada bahan dengan masing-
masing kecepatan.
8. Menggambarkan aliran turbulen yang telah diamati sebelumnya.
9. Membandingkan hasil gambar aliran pada masing-masing bahan, jenis
dough, dan jenis mixer yang berbeda.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Gambar Alat dan Spesifikasi

4.1.1 Gambar Alat

--Belum--

4.1.2 Spesifikasi Alat

Tabel 2. Spesifikasi Alat

Hand
Standing Mixer Stick Mixer
Mixer
1. Merk : Miyako Sama 1. Merk : Hales
2. Tipe: S dengan 2. Tipe: HL-718
3. Warna: Putih standing mixer, 3. Warna: Putih
4. Adaptor daya : 190 Watt hanya tanpa 4. Adaptor daya : 180
5. Jumlah kecepatan: 5 dudukan. Watt
6. Bowl kapasitas: 3,5 L 5. Jumlah kecepatan : 1
7. Tegangan: 220 VAC

4.2 Hasil Pengamatan

4.2.1 Hasil Pengamatan Pencampuran Bahan dengan Menggunakan Stand


Mixer

Tabel 1. Hasil Pengamatan Bahan Tepung Terigu dan Minyak

Kecepatan Bahan Dough Mixer Proses Pencampuran Gambar Aliran


Tepung
1 Terigu+M Beaters Hand
inyak

Tepung
2 Terigu+M Beaters Hand
inyak

Tepung
3 Terigu+M Beaters Hand
inyak

Tepung
4 Terigu+M Beaters Hand
inyak
Tepung
5 Terigu+M Beaters Hand
inyak

Tepung
5+
Terigu+M Beaters Hand
Turbo
inyak

4.3 Sketsa Alat

4.3.1 Sketsa Standing Mixer

Gambar 2. Sketsa Standing Mixer


Keterangan:

1. Tombol pengunci
2. Tombol tingkat kecepatan
3. Tombol turbo
4. Wadah
5. Dough
6. Dudukan
7. Kabel

4.3.2 Sketsa Stick Mixer

Gambar 3. Sketsa Stick Mixer

Keterangan:

1. Tombol Power
2. Pisau/Pengaduk
3. Kabel
4. Pegangan

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan akan membahas tentang mesin pencampur
mekanis yaitu mixer. Pada praktikum ini praktikan menggunakan 2 bahan yaitu
kacang hijau, tepung terigu. Pertama praktikan mengaduk bahan yaitu tepung terigu
sebanyak 400 gr ditambah minyak 200ml. dengan sistem pengadukan dengan di
genggam tangan. aliran pencampuran pada kecepatan pertama selama 2 menit yang
diamati oleh praktikan , pencampuran tepung terigu dengan minyak masih susah
dalam bercampur, bahan yang ditarik oleh bahan lebih cepat daripada keluaran
bahan setelah di mixer. Praktikan juga sambil menggerakan mixer tersebut ke
sekeluruh sisi mangkuk mixer. Hal tersebut dilakukan agar kemerataan adonan
yang dibuat mengikat satu sama lain . Jika adonan tidak merata disemua sisi maka
akan berpengaruh ke hasil yang diperoleh tidak sesuai yang diharapkan dan di
kehendaki konsumen. Hal tersebut berpengaruh kepada daya beli konsumen yang
menginginkan makanan yang sesesuai kehendek konsumen kebanyakan. Jika tidak
dilakukan maka produsen tersebut akan merugi. Aliran yang tidak beraturan
membuat adonan yang disekitar pengaduk saja yang tercampur dan disekitarnya
tidak teraduk karena kekentalannya yang berbeda. Ukuran partikel yang kecil dari
tepung terigu yang kecil juga berpengaruh semakin luas permukaan kontak bahan
yang di campur maka semakin kecil partikel serta semakin mudah gerakannya
dalam campuran dengan minyak yang memiiki viskositas yang lebih besar dari air
membuat adonan lebih menyatu dan saling mengikat satu partikel dengan partikel
lainnya. Serta kelarutan bahan yang dicampur ini yang juga mempunyai
karakteristik yang berbeda jika tepung kelarutannya yang lebih mudah terlarut.
Untuk tepung terigu dengan campurannya air , dapat dilihat bahwa saat mixer
dijalankan air dan tepung terigu di campurkan maka terjadi pencampuran pada
kecepatan pertama yang belum terlalu menyatu , kemudia setelah dinaikan
kecepatannya akan lebih menyatu tetapi keelastisitasnya lebih kecil dibandingkan
dengan minyak maka saat tertarik oleh pengaduk maka akan terjadi putusnya
adonan dengan hasil yang telah di aduk dengan pengaduk.
Kemudian untuk kacang hijau dengan air yang di campur tidak
menghasilkan pencampuran yang maksimal dengan menggunakan mixer hal
tersebut dikarenakan perbdeaan kelarutan bahan padat. Kacang hijau juga memiliki
ukuran partikel yang besar besar yang membuat semakin sulit dalam
pencampurannya dengan bahan lain. Aliran pencampurannya juga sangat tidak
beraturan karena gesekan dengan dengan pengaduk dengan beberapa kecepatan .
pada kecepatan pertama masih sedikita kacang hijau yang loncak keluar mangkuk
kemudian semakin di tambahan kecepatan maka semakin banyak juga kacang hijau
yang terlempar keluar mangkuk , hal tersebut dikarenakan kacang hijau bertekstur
keras. Kemudian kacang hijau yang dilakukan mixer dengan minyak. Pada
percobaan ini juga praktikan tidak melihat adanya indikasi tercampurnya kacang
hijau dengan minyak juga , hamper sama dengan air bahwa berbeda ukuran partakel
yang terlalu besar yang membutuhkan pengecilan ukuran untuk mempermudah
dalam bercampurnya bahan tersebut. Tetapi kacang di campur ini tidak terlalu
banyak kacang hijau yang loncat dari luar mangkuk dikarenakan adanya kekentalan
yang mengikat kacang hijau tetapi tidak sepenuhnya mengikat. Dari percampuran
tersebut sulitnya mengikat dengan campuran liquid karena kelarutan dari kacang
hijau ini juga rendah yang membuat sulitnya kacang ini larut dalam air ataupun
minyak.
Untuk bentuk adonan yang terbentuk dari tepung terigu dengan air pada
kecepatan pertama akan terebntuk adaonan kasar yang masuk ke dalam celah
pengaduk dengan patah patah , setelah mulai kecepatan 3 dan 4 mulai terebntuk
pengikatan antar partikel air dan tepung terigu dan membentuk sepertu bentuk hati
yang semakin cepat semakin kecil ukurannya. Tidak jauh berbeda dengan tepung
terigu dan minyak , perbedaanya hanya pada kekentalan yang terbentuk lebih
mengikat antar parikel . Pada saat melewati pengaduk tidak mengalami patah
adonan. Kemudian untuk kacang juga bentuknya berbeda dikarenakan tidak
menyatu dengan bahan pencampurnya makan pergerakan adonan tidak beraturan
baik air dan minyak.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut
1. Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur maka
semakin mudah gerakannya didalam campuran, maka proses pencampuran
akan semakin baik.
2. Perbedaan ukuran yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan
dalam terciptanya derajat pencampuran yang tinggi
3. Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada
pencampuran, maka akan semakin baik pencampurannya.

6.2. Saran
Adapun saran agar lebih baik untuk praktikum selanjutnya adalah:
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti agar mendapatkan hasil yang sesuai yang
diharapkan.
2. Sebaiknya praktikan memahami dan mempelajari suatu materi sebelum
melaksanakan praktikum.
3. Berhati hati dalam menggunakan alat dalam praktikum dan jagalah
kebersihan laboratorium baik sebelum dan sesudah melaksanakan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Djarot. 1992. Perancangan dan Pengujian Performansi Prototipe Alat
Pengaduk Dodol. Skripsi. FATETA, IPB, Bogor.
Surya, 2010. Mixer . Terdapat pada:
https://www.mesinraya.co.id/mesin-pengaduk-adonan.html. (Diakses pada
tanggal 14 November 2017 pukul 20.22)

You might also like